"Na! Kok malah diam?" Opi sedikit berseru saat melihat Nana melamun.
"Aduh, Mbak! Perutku mulas!" Nana tersadar lalu segera membuat alasan agar tidak mengantarkan makanan itu untuk anak majikannya. Gadis itu segera berlari menuju kamarnya.
Opi menghela nafas panjang sambil geleng-geleng kepala. Sarapan untuk anak majikannya sudah siap.
Kemudian ia segera mengantarkan sarapan itu ke lantai atas di mana kamar anak majikannya berada.
"Den!" Opi berseru saat sampai di depan kamar anak majikannya. Dia tidak bisa mengetuk pintu lantaran kedua tangannya memegang nampan.
Ceklek
Pintu tersebut terbuka dari dalam. "Kok Mbak Opi lagi?!" tanyanya sedikit kesal. Padahal dia berharap kalau Nana yang mengantarkanya.
"Iya, Nana lagi sakit perut," jawan Opi seraya menyerahkan nampan yang berisi dua gelas susu dan beberapa sandwich kepada pria tersebut.
"Sakit perut?!" Pria tersebut terkejut bercampur panik mendengarnya.
"Mungkin hanya masuk angin karena kurang istirahat. Saya permisi, Den," pamit Opi segera beranjak dari sana, kembali turun ke lantai bawah, menuju kamar Nana.
Sampai di dalam kamar Nana, Opi terkejut saat mendengar gadis itu mual dan muntah di kamar mandi.
"Benar tebakanku kalau Nana masuk angin," gumam Opi. Dia segera berinisiatif mengambil minyak angin dan koin di kamarnya yang letaknya di sebelah kamar Nana.
Nana keluar dari kamar mandi dengan keadaan lemas dan wajah sedikit pucat. Opi kembali lagi ke kamar tersebut sambil membawa dua benda di tangannya.
"Kenapa, Na? Masuk angin?" tanya Opi.
"Iya, Mbak. Tolong kerokin punggungku ya," pinta Nana dengan badan yang tergolek di atas tempat tidur.
"Oke! Ini sudah di siapkan semuanya." Opi segera menutup pintu kamar tersebut, dan segera mengeroki punggung Nana.
"Mbak Opi yang terbaik," ucap Nana sambil tersenyum dan meringis sakit saat koin itu menggores punggungnya yang putih dan bersih.
*
*
Setelah di pijat oleh Opi, keadaan Nana sudah lebih baik, hanya saja masih merasa lemas. Opi menyuruh Nana untuk beristirahat lebih dulu.
"Tenang saja, Bu Yuki dan Pak Fahri orangnya baik. Mereka pasti mengerti kalau kamu sedang sakit," ucap Opi kepada Nana yang rebahan di atas tempat tidur.
"Maaf ya, Mbak, sudah merepotkan," jawab Nana tidak enak hati.
"Santai saja, Na. Kamu lebih baik istirahat dulu. Aku yakin kalau kamu masuk angin, karena kita semua 'kan tadi malam kerja keras sudah gitu tidurnya jam 3 pagi," ucap Opi seraya beranjak, berpamitan ke kamarnya karena dia akan membersihkan diri.
"Semoga saja hanya masuk angin biasa." Nana bergumam saat Opi sudah keluar dari kamarnya. Kemudian ia memejamkan kedua matanya dengan erat, dia akan beristirahat seharian itu.
*
*
Siang harinya, rumah mewah tersebut terlihat sangat ramai. Karena keluarga Sora dari Jepang menginap di sana untuk beberapa hari ke depan.
"Mbak Opi, Nana ke mana sejak tadi tidak terlihat?" tanya Yuki kepada Opi.
"Anu, Bu, Nana sedang sakit," jawab Opi.
Semua orang yang di sana, termasuk Haidar langsung menoleh pada Opi.
"Sakit apa?" tanya Haidar.
"Kelelahan saja," jawab Opi.
"Yakin hanya kelelahan saja, Mbak?"
Yuki dan Fahri segera beranjak dari duduknya, mereka merasa cemas dengan keadaan Nana. Haidar yang melihat kedua orang tuanya beranjak pun ingin ikut akan tetapi dia tidak enak hati dengan Sora yang menggelendoti lengannya.
Yuki dan Fahri mengetuk kamar Nana, setelah mendapatkan sahutan mereka berdua baru memasuki kamar tersebut.
***
Nana 😭😭😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Astiti
ceritanya bagus bngtttt maaf jarang komen,...lnjt ya thor bikin novelnya...
2023-12-17
0
Yati Hayati
kasian nana😭
2023-07-10
0
Katherina Ajawaila
nana ngisi tuh, gimana thour kasihan amat mentang2 org susah
2023-06-19
1