"Kenapa kamu berusaha untuk mengambil ponselmu ini? Apakah kamu chat mesra dengan David?!" tuduh Haidar seraya membuka ponsel Nana, dan melihat isi chat Nana dengan David.
Nana menggeleng sebagai jawaban, ia berkaca-kaca, teganya Haidar menunduhnya seperti itu.
Nothing special, saat Haidar sudah membuka isi pesan dari David, namun hal itu cukup membuat dada Haidar terbakar.
"Ponselmu aku sita!" tegas Haidar tidak ingin di bantah.
"Tapi, Den--" Nana sudah meneteskan air mata, kenapa Haidar begitu egois kepadanya, dan hal ini membuat dadanya semakin terasa sakit.
"Tidak ada tapi-tapian, Na! Sudah berulang kali aku katakan jika jangan pernah berhubungan dengan David!" Haidar berkata penuh penekanan.
"Alasannya apa?" Nana berusaha untuk menjadi gadis yang kuat, ia mengusap sudut matanya yang basah. Ia mulai hari ini akan menjadi gadis kuat dan tidak polos lagi.
"Apakah butuh alasan?" jawab Haidar terdengar sangat menjengkelkan. "Kamu adalah milikku Na!" tegas Haidar.
"Jika begitu nikahi aku sekarang juga!" tantang Nana dengan perasaan yang tidak karuan.
Haidar langsung terdiam ketika mendengar ucapan Nana.
"Na, sudah aku katakan jika aku akan menikahimu satu bulan lagi!" Haidar berkata tegas, semakin menajamkan pandangannya.
"Aku tidak yakin," jawab Nana menatap Haidar dengan penuh luka. "Masa depanku sudah hancur, akan tetapi kamu yang menghancurkannya terlihat santai dan seolah tidak merasa bersalah kepadaku. Ya, aku memang hanyalah seorang pembantu, wanita rendahan di matamu, tapi aku juga punya hati dan perasaan!" Nana berderai air mata seraya menepuk dadanya berulang kali.
"Katakan sekarang juga jika kamu tidak bisa menikahiku dan tidak bisa bertanggung jawab atas semua yang sudah terjadi! Katakan sekarang juga!!" sentak Nana di sela isak tangisnya.
Tangis yang terdengar menyayat hati dan pilu.
Haidar membeku, lidahnya terasa kelu. Perasaannya terasa gamang. Di sisi lain ia ingin selalu berada di dekat Nana, akan tetapi di sisi lainnya lagi seolah ada tembok besar yang menghalangi perasannya terhadap Nana. Bukan hanya itu saja, masalah status sosial juga menjadi permasalahannya. Haidar berpikir jika kedua orang tuanya tidak mungkin setuju jika dirinya menikahi Nana yang notabennya adalah seorang pembantu.
Nana mengusap pipinya dengan kasar, kemudian ia merebut ponselnya yang ada di tangan Haidar dengan cepat.
"Terima kasih atas semua janji manismu yang kamu katakan kepadaku! Aku sudah tahu jawabanmu, diammu membuatku mengerti jika kamu tidak bisa menepati janjimu, dan terima kasih sudah menghancurkan aku!" Nana berkata dengan penuh kesakitan dan menahan rasa sesak di dalam dada. Kemudian ia segera keluar dari kamar tersebut meninggalkan Haidar yang mematung di tempat.
"Hai, Nana," sapa Sora kepada Nana yang menuruni tangga dan berpapsan dengannya. "Kamu baik-baik saja?" tanya Sora pelan saat melihat wajah Nana memerah.
"Iya, hanya sedikit merasa lelah," jawab Nana tersenyum tipis.
"Maaf ya, koperku berat ya." Sora merasa tidak enak hati kepada Nana.
"Tidak apa-apa. Mbak Sora," jawab Nana.
"Sora saja." Protes Sora, tidak suka di panggil 'Mbak'.
"Iya, Sora, kalau begitu saya ingin melanjutkan perkerjaanku." Nana segera melanjutkan langkahnya, sedangkan Sora menatap punggung Nana dari tengah tangga.
Nana menuju kamarnya, ia langsung mengunci kamarnya dengan rapat. Mengambil bantal lalu membenamkan wajahnya di bantal tersebut guna meredam tangisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
nurhayati rambe
udah merusak masa depan orang tapi gak jantel tak berani bertanggung jawab,,😶😶
2023-04-26
5
Wati_esha
Haidar bukanlah lelaki baik - baik. Abaikan dia, Nana. Waspadalah padanya!
2023-04-17
2
Wati_esha
Ahhh itu kan cuma alasanmu saja! Jika kamu pria sejati, kamu tak akan merusak seorang wanita baik-baik!
2023-04-17
3