Semua berlalu dengan begitu cepat, hari ini adalah tepat satu bulan di mana Haidar berjanji akan menikahi Nana. Namun, pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda ingin mengakui perbuatan bejatnya kepada Yuki dan Fahri.
Sora masih berada di sana, hubungannya dengan Haidar malah terlihat semakin dekat, dan itu semakin membuat hati Nana terasa sangat sakit. Apalagi saat mendengar jika kedua orang tua Haidar ingin menjodohkannya dengan Sora.
"Ya Tuhan." Nana mengelus dada berulang kali, menahan tangis dan juga berharap Tuhan memberikanya kekuatan lebih.
Nana berada di halaman belakang, ia duduk di tepian kolam renang. Sore hari itu rumah terlihat sepi. Sora sedang berjalan-jalan bersama Yuki, sedangkan Fahri kerja, dan Haidar masih berada di kampusnya, mungkin.
Nana menatap kosong pada riak air kolam yang ada di dekat kakinya. Nana merenungi nasibnya, ia sudah dua hari juga telat datang bulan, dan ia berharap jika dirinya tidak hamil.
"Nana." Suara Haidar yang berat membuyarkan lamunan Nana pada sore hari itu.
Nana menoleh dan menatap Haidar yang berjalan ke arahnya. Ia segera beranjak, ia ingin menghindari pria tersebut, hatinya saat ini sudah hancur lebur, bukan hanya hati, tapi masa depan dan tubuhnya juga ikut hancur.
"Na, bolehkah kita bicara?" tanya Haidar menahan Nana yang ingin beranjak.
"Apa?" tanya Nana dengan datar.
"Na, maafkan aku. Aku--"
"Iya, tidak apa-apa. Orang kaya seperti kamu ini hanya bisa menghancurkan orang kecil ini," ucap Nana segera memotong ucapan Hadiar.
"Na, dengarkan penjelasanku," ucap Haidar dengan nada memohon.
"Tidak ada yang perlu di jelaskan lagi. Karena semua sudah jelas," jawab Nana dengan penuh kegetiran.
"Na." Haidar memegangi salah satu tangan Nana dengan penun kelembutan, akan tetapi Nana sudah tidak mau tertipu dengan rayuan dan ucapan manis pria tersebut.
"Sudah cukup, Den!" Nana menyentakkan tangannya itu dengan keras hingga cekalan tangan itu terlepas. Nana segera masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang penuh luka.
Haidar menatap punggung Nana dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
***
Malam harinya Nana berbicara dengan Yuki dan Fahri di ruang tengah.
"Na, kenapa?" tanya Yuki terkejut saat mendengar Nana ingin berhenti bekerja.
"Gajimu kurang besar? Atau kamu tidak nyaman berada di sini? Atau pekerjaan kamu terasa berat karena harus melayani Haidar dan Sora?" tanya Yuki beruntun dengan raut cemas dan juga merasa bersalah karena memberikan pekerjaan lebih kepada Nana.
"Tidak, Bu. Saya di sini nyaman, ibu dan keluarga baik. Tapi, ada satu hal yang membuat saya ingin berhenti dari sini, yaitu--" ucapan Nana terhenti ketika Haidar berteriak dari lantai atas menuju ruang tengah.
"Kamu tidak boleh berhenti, Na!" teriak Haidar dengan raut wajah yang terlihat menyeramkan. Padahal ia tidak ingin jika Nana mengadukan perbuatannya kepada orang tuanya. Ia sampai saat ini belum siap untuk mengakui semuanya, ia masih belum mempunyai nyali yang besar.
Ya, bisa dibilang jika dirinya adalah seorang pengecut.
"Haidar! Kamu tidak perlu berteriak seperti itu!" tgur Fahri kepada putranya yang kini sudah berada di ruang tamu.
"Tapi, Nana tidak boleh berhenti bekerja!" tegas Haidar, menatap Nana yang menundukkan kepala.
"Kamu dengar sendiri, Na, jika Haidar tidak ingin kamu berhenti bekerja. Jadi, saya mohon dengan sangat jangan berhenti bekerja, dan kami akan menaikkan gajimu dua kali lipat, bagaimana?" ucap Yuki memberikan penawaran.
"Tapi, saya--" ucapan Nana terhenti ketika mendengar ucapan Haidar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
ep_mygTHV
sedih bgt jd nana dah ahh,,,
2023-10-03
1
𝙳𝚘𝚕𝚊 𝙳𝚘𝚕𝚊ᵇᵃˢᵉ
Lelaki seperti haidar cocoknya di buang ke rawa² yang penuh dengan buayaaaa...lelaki pengecut...berani berbuat tetapi tidak berani bertanggungjawab...
2023-07-30
0
nurhayati rambe
emang pengecut kau haidar,,
2023-04-26
1