"Bu, maaf," lirih Nana dengan kedua mata yang berkaca-kaca, dia mendongak lalu menatap Yuki dengan air mata yang sudah tidak terbendung dan akhirnya jatuh membahasi pipinya.
"Astaga, Na!!!" Tubuh Yuki melemas seketika. Dia seolah ingin pingsan namun ia berusaha untuk menjaga kesadarannya.
"Siapa pria itu?!" tanya Yuki lagi menatap tajam Nana. Dia sungguh kecewa dengan gadis belia yang ada di hadapannya ini.
Nana memejamkan kedua matanya dengan erat, lalu menggelengkan kepalanya dengan berulang kali, seolah gadis itu enggan berterus terang dan tidak ingin menyebutkan pria tersebut.
"Apakah pria itu ada di rumah ini?!" Sentak Yuki tertahan, kedua matanya memerah dan berkaca-kaca, bertanda saat ini wanita tersebut sangat emosi.
"Jawab!!!" bentak Yuki lagi, sambari menggoyangkan salah satu pundak Nana dengan kuat.
Nana menjawab dengan anggukan kepalanya, bibirnya tidak kuasa untuk berbicara. Dia sangat ketakutan saat ini.
"Siapa?!" Yuki semakin memojokkan Nana agar mengatakan pria itu sebenarnya.
Nana terisak pilu, lalu bersimpuh di hadapan Yuki. Dia menangis tidak karuan.
Badan Yuki semakin lemas, ia meneteskan air matanya dengan deras.
"Na, jangan bilang kalau pria itu adalah ..."
"Den Haidar, Bu," lirih Nana dengan suara bergetar.
JEDARR!!
Bagai di sambar geledek di tengah malam. Tubuh Yuki ingin limbung ke belakang, akan tetapi dia segera bertumpu di atas tempat tidur dengan salah satu tangannya.
"Na! Jangan bercanda kamu!!!" Yuki berkata dengan nada tidak percaya.
"Bu, saya berani bersumpah jika saya tidak berbohong!" Nana menegakkan badannya lagi seraya mengangkat wajahnya menatap Yuki dengan air mata yang berlinang.
Lalu Nana menjelaskan semua kejadian malam naas itu.
Di mana dirinya terbuai dengan bujuk rayu Haidar, dan tidak lupa menunjukkan pesan singkat yang ada di ponselnya. Pesan singkat dari Haidar beberapa bulan yang lalu, dan sengaja tidak ia hapus. Dan semua itu atas usul David, karena pesan singkat itu adalah bukti yang sangat kuat.
Yuki meneteskan air matanya saat membaca semua pesan singkat yang ada di salah satu room chat di ponsel Nana.
"Ini juga sebagai alasan saya, ingin berhenti bekerja dari beberapa bulan yang lalu," jawab Nana saat Yuki sudah mengembalikan ponselnya.
Yuki terdiam, lalu menyambung satu persatu kejadian saat Nana akan berhenti berhenti bekerja, dan putranya pasti akan sangat marah, melarang Nana untuk berhenti dengan alasan sudah cocok dengan Nana.
Yuki menundukkan kepalanya seraya memijat pangkal hidungnya. Dalam benaknya berpikir. Jika putranya mencintai Nana kenapa mau menerima bertunangan dengan Sora? Apakah ini karena dirinya yang sudah menjodohkannya dengan Sora? Ataukah karena putranya itu memang sengaja mempermainkan gadis desa yang malang ini?
Tanda tanya besar kini bersarang kepala Yuki. Seolah menjadi PR untuk dirinya.
Dia harus mengambil keputusan yang berat, untuk mengetahui semua ini!
"Kemasi semua pakaianmu, Na!" ucap Yuki dengan tegas kepada Nana.
Nana meneteskan air matanya dengan deras, tidak menyangka jika Yuki akan mengusirnya.
"Bu ..."
"Aku bilang kemasi semua barang-barangmu sekarang juga!!" tegas Yuki sekali lagi, dia menatap tajam pada Nana yang terlihat ketakutan.
"Baik, Bu," jawab Nana, tanpa banyak kata, ia segera beranjak dan segera menuju lemari kamarnya, mengambil tas dan segera mengemasi semua pakaiannya.
"Orang kecil hanya bisa menderita di bawah kekuasaan orang kaya! Apalah dayaku sebagai seorang upik abu yang tidak mendapatkan keadilan, meski tersakiti dan tertindas sampai menjadi debu. Aku berdoa semoga Tuhan selalu memberikanku kekuatan dan juga semangat untuk melanjutkan realita kehidupan yang kejam ini." Nana bergumam di dalam hati. Hatinya kini sudah hancur lebur tidak tersisa.
***
Sabar Na😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
neng ade
Sira juga yg udh menggoda Haidar bu .. mereka udh melakukan nya juga tapi Sira udh ga virgin bu
2023-07-11
1
Yuli Silvy
kasihan bget nana
2023-07-05
1
Katherina Ajawaila
di usir Nana y thour
2023-06-19
1