Kecurigaan Yuki

"Aku memang pengecut!" Haidar mengumpati dirinya sendiri saat sudah sampai di dalam kamarnya. Pria tampan yang selalu terlalu terlihat arogan itu mengusap wajahnya dengan kasar. Dia merasa bersalah pada gadis itu. Tapi, nyalinya terlalu ciut untuk mengakui kesalahannya di hadapan keluarganya.

Pria itu tampak tidak tenang, apa lagi saat mendengar jika Nana sering berbalas pesan dengan David. Ada rasa tidak suka di dalam dada.

Rasanya ia ingin memberikan perhitungan pada saudaranya itu agar tidak mendekati Nana lagi.

Tapi, jika dia melakukan hal itu, maka perbuatan bejatnya selama ini pasti akan di ketahui oleh David.

Akan tetapi tanpa Haidar tahu, jika David sudah tahu tentang segala peristiwa yang dia lakukan bersama Nana.

Pria tersebut tampak resah dan gelisah.

*

*

Malam hari telah tiba.

Jam makan malam sudah di mulai. Semua penghuni rumah itu sudah pulang dan berkumpul di meja makan, kecuali Sora yang masih menjalani pemotretan sampai tengah malam nanti.

"Bagaimana sekolahmu, Na?" tanya Yuki pada Nana yang sedang membantu Opi menyiapkan makan malam di meja makan.

"Baik, Bu. Semua lancar," jawab Nana sambil tersenyum tipis.

"Syukurlah. Jika ada kendala masalah biaya kamu katakan kepadaku ya, Na," ucap Yuki lagi.

"Iya, Bu," jawab Nana sekenanya.

Namun tiba-tiba Nana merasa mual saat mencium aroma sup ayam yang terhidang di meja makan.

"Huek ... Maaf, semuanya ..." Nana segera berlari menuju kamar mandi yang ada di dekat dapur.

Semua orang memandang ke arah Nana yang berlari menuju kamar mandi.

"Nana sedang sakit magh, karena makannya tidak teratur." Opi memberikan penjelasan pada tiga majikannya yang duduk di meja makan.

*

*

*

Satu bulan telah berlalu. Nana masih bekerja di kediaman keluarga Coriander. Dan gadis itu masih merasa mual dan muntah hingga menimbulkan kecurigaan di benak Yuki.

Malam hari itu, Yuki berjalan mengendap menuju kamar Nana di saat semua orang sudah tidur. Sampai di depan pintu kamar Nana, ia segera mengetuk pintu kamar tersebut dengan pelan, agar tidak terdengar oleh Opi yang kamarnya letaknya bersebelahan dengan kamar Nana.

Tidak berselang lama pintu kamar tersebut terbuka dari dalam, menampilkan Nana dengan muka bantalnya.

"Bu ..." Nana segera mengusap wajahnya yang mengantuk, dan merapikan rambutnya yang berantakan.

"Maaf, mengganggu tidurmu, Na," ucap Yuki dengan pelan.

"Iya, tidak apa-apa. Apakah Ibu membutuhkan sesuatu?" tanya Nana yang berusaha membuka kedua matanya yang masih mengantuk.

"Tidak, hanya ingin ngobrol sama kamu saja. Boleh masuk ke kamar kamu?" jawab Yuki sekaligus meminta izin masuk ke dalam kamar Nana.

"Iya, silahkan." Nana mempersilahkan masuk Yuki ke dalam kamarnya, meski pun dia merasa bingung dan dia tidak ingin banyak tanya dulu.

Yuki segera masuk ke dalam kamar Nana lalu mendudukkan dirinya di tepian tempat tidur Inoac yang di letakkan di atas lantai.

"Na, aku tidak ingin basa-basi lagi. Kamu satu bulan ini sering mual dan muntah kenapa? Apakah kamu sakit serius?!" Yuki menatap tajam Nana yang duduk di atas lantai tepat di hadapannya.

"Saya juga tidak tahu, Bu," jawab Nana sembari menundukkan kepalanya seraya meremas kedua tangannya bergantian.

"Na, kamu sudah berapa lama tidak haid?" tanya Yuki lagi, dengan jantung yang berdegup tidak karuan, berharap jika apa yang ada di dalam benaknya tidak terjadi.

Nana berpikir beberapa saat, kemudian ia menjawab pertanyaan Yuki. "Sudah hampir dua bulan."

Yuki mengusap dadanya, jantungnya seolah ingin copot saat mendengar jawaban Nana.

"Na, sekarang jujur denganku. Apakah sebelum dua bulan itu kamu pernah melakukan kontak fisik dengan seorang pria?!" cecar Yuki sembari menatap Nana yang menundukkan kepala.

Bibir Nana bergetar, karena saat ini dia sedang di landa ketakutan luar biasa.

Jantungnya berdetak tidak karuan, dan tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, hingga membuat wajahnya semakin memucat.

"Na! Jawab!" Yuki berkata dengan nada menekan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***