"Mbak Opi," ucap Nana pelan kepada temannya.
"Iya, Na?" Opi yang sedang mencuci piring menoleh dan menatap Nana sesaat, kemudian fokus lagi pada pekerjaanya.
"Aku mau tanya, kalau orang yang pernah berhubungan itu bisa hamil?" tanya Nana pelan.
Opi mengernyit karena pertanyaan Nana terasa ambigu, ia pun menghentikan aktivitasnya, fokus menatap Nana. "Kenapa kamu bertanya seperti itu? Dan apa maksud dari berhubungan?" tanya Opi dengan selidik.
Nana secepat kilat mencari alasan yang tepat, "itu, aku mendapat kabar dari Bibi-ku kalau tetanggaku yang masih bersekolah SMA hamil sama pacarnya, jadi bisa hamil itu karena berhubungan badan?"
"Lah iya, kalau sudah berhubungan badan 89 persen bisa hamil," jawab Opi.
"Oh, jadi bisa juga tidak hamil ya?" Nana mengambil kesimpulan. Pengetahuannya tentang **** sangat minim, dan ia terlalu polos karena berasal dari desa.
"Iya, karena yang tidak hamil itu minum pil kontrasepsi atau kandungan si wanitanya sedang tidak subur, maka sekali hubungan terkadang tidak membuahkan hasil," jelas Opi. "Na, ini Kota metropolitan, banyak orang baik tapi ternyata hatinya jahat, kamu harus pandai memilih teman, jangan sampai kamu terjerumus pada hal yang seperti itu. Jaga diri dan jaga kesucianmu untuk suamimu nanti." Opi memberikan nasehat untuk Nana yang super polos itu.
"Iya, Mbak," jawab Nana seraya mengangguk, namun di dalam hatinya menangis perih karena semua sudah terlanjur terjadi.
Opi tersenyum, ia sedikit khawatir jika Nana yang kebangetan polosnya akan di manfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab.
Sesi cuci piring sudah selesai. Nana berlanjut membereskan kamar Haidar berlanjut mencuci pakaian pria tersebut. Setelah semua pekerjaanya selesai, ia kembali ke kamarnya.
Rumah itu terlihat sepi, Yuki dan Fahri sudah berangkat bekerja, dan Haidar pasti juga sudah berangkat kuliah, sedangkan Mbak Opi sedang beristirahat di kamar.
Nana memasuki kamarnya, dan betapa terkejutnya dirinya saat melihat Haidar duduk di tepian tempat tidurnya.
"Den." Nafas Nana tercekat, dan langkahnya terhenti di ambang pintu, ketika melihat pria yang sudah merenggut kesuciannya.
"Na." Haidar beranjak lalu menarik Nana masuk ke dalam kamar, dan segera menutup pintu tersebut.
"Den Haidar mau apa?" tanya Nana takut.
"Kamu sudah meminum Pil Kb itu?" tanya Haidar menatap Nana dengan dalam.
"Sudah, Den," jawab Nana di iringi dengan anggukan kepala.
Haidar tersenyum penuh arti kemudian ia menarik tengkuk Nana, mencium dan ******* bibir Nana dengan sangat rakus.
"Den, jangan lagi!" Nana melepaskan ciuman itu dengan paksa akan tetapi Haidar malah semakin menjadi. Kini tubuhnya terhempas ke atas tempat tidur dengan kasar.
"Jangan menolakku, Na!" Entah kenapa ia tidak bisa menahan diri jika berada di dekat Nana, rasanya ia ingin terus mengulangi malam panas itu di mana dirinyalah yang menjadi pria pertama untuk Nana.
Dan hal itu terjadi lagi. Nana tidak bisa menolaknya, sentuhan dari Haidar berhasil melumpuhkan semua sel syaraf yang ada di tubuhnya, membuatnya terbuai dan menikmati semua kenikmatan yang di berikan oleh Haidar.
Nana rasanya ingin menjerit di dalam hati. Ia menatap Haidar yang sedang memakai celana dan juga kaos setelah puas dengan dirinya.
"Terima kasih, Na," ucap Haidar.
"Aku harap Den Haidar menikahiku.
Apa yang kita lakukan salah, Den," ucap Nana, menahan tangis.
"Jangan khawatir, Na," jawab Haidar, lalu segera keluar dari kamar Nana setelah selesai menuntaskan hasratnya.
Semenjak kejadian siang hari itu, di mana dirinya dan Haidar mengulangi kegiatan panas itu, Nana menjadi sangat takut jika di dekati oleh pria tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
LENY
NANA KAMU GOBLOK BANGET PASTI UJUNGNYA HAMIL DUH BLM TENTU HAIDAR MAU TANGGUNG JAWAB. KAMU CUMA JD PEMUAS NAPSU HAIDAR NAINA
2025-03-03
0
G** Bp
aku kok mlh ga yakin y klu Haidar mau bertanggungjawab..kasihan kamu Na
2024-08-26
1
Agustina Kusuma Dewi
ini lah alhir zaman. seorang budak melahirkan majikan. asthoqfirullah..
2024-07-23
0