Happy reading.....
Malam Hari.
Brakk!
Suara pintu dibuka dengan keras. Melissa yang saat ini sedang tidur langsung terperanjat bangun dari ranjangnya. Dia berlari keluar dari kamarnya. Dia takut ada maling yang masuk ke rumahnya. Namun, begitu Melissa sampai di ruang tengah, betapa terkejutnya dia saat melihat suaminya pulang dalam keadaan mabuk.
Suaminya terlihat begitu kacau, sangat kacau. Wajahnya menunjukkan kemarahan, tangannya sedikit terluka dan mengeluarkan darah. Entah apa yang terjadi pada suaminya itu.
"Mas, apa yang terjadi? Kenapa kau bisa seperti ini?" tanya Melissa tanpa mendekati suaminya.
Danny tidak menjawab pertanyaan istrinya. Dia berjalan sempoyongan ke arah Melissa. Tentu saja Melissa terlihat sedikit takut, apalagi saat ini Danny sedang memegang sebotol minuman beralkohol.
"Sejak kapan kau tahu tentang perselingkuhanku?" tanya Danny dengan langkahnya terus mendekati Melissa.
Sementara itu, Melissa terus melangkah mundur demi menghindari suaminya. "Beberapa hari yang lalu. Kenapa Mas tega khianati pernikahan kita, kenapa? Apakah Mas udah enggak sayang lagi sama aku? Kesalahan apa yang aku lakukan, sampai Mas setega ini dengar tidur bersama Belia, si jalaang itu. KENAPA?!" teriak Melissa.
"Kau tanya kenapa? Kau mau tau, apa yang membuatku berpaling darimu?" Danny menatap tajam Melissa. Matanya terlihat merah karena amarahnya yang kian memuncak.
"Katakan!"
"Ikut aku!" Danny menarik kasar tangan Melissa dan membawanya ke kamar.
Begitu sampai di kamar, Danny langsung melucuti celana Melissa di hadapan cermin. "Lihat itu!" Danny menunjuk ke arah luka kaki Melissa dari pantulan cermin.
"Aku jijik melihat lukamu itu! Kau tau, kau sudah tidak semulus seperti dulu lagi. Setiap aku berhubungan badan denganmu, aku selalu mual melihat luka menjijikanmu itu. Aku sudah lama ingin mengatakan ini. Tapi, aku tidak tega melihatmu menderita. Namun, kali ini aku akan lebih tega lagi padamu. Aku akan memperlakukanmu dengan buruk. Syukurlah, karena kau sudah tahu tentang perselingkuhanku. Jadi, aku tidak perlu repot-repot untuk memberi tahumu. Lihatlah penampilanmu, WANITA CACAT!" pekik Danny.
Bagaikan serasa disambar petir saat ini juga, lututnya terasa lemas. Hatinya hancur berkeping-keping. Bagaimana bisa seorang suami yang seharusnya melindungi, menyayangi dan merawat istrinya, malah tega mengatakan hal yang membuat hati seorang istri terluka. Istri mana yang tahan jika dihina secara terang-terangan oleh suaminya?
Melissa ingin sekali menangis, tapi dia tidak ingin terlihat lemah di depan suaminya. Dia memakai kembali celananya dan menatap Danny dengan tatapan penuh kemarahan. Melissa tersenyum penuh arti.
"Terima kasih, dengan mengatakan ini aku tahu jika kau sudah tidak membutuhkanku lagi. Sekarang aku bisa pergi dari kehidupanmu dengan tenang. Akan kuurus perpisahan kita secepatnya. Akan kupertahankan rumah dan mobil agar jatuh padaku. Akan kupastikan setelah kita bercerai, kau akan keluar dari rumah ini. Aku berjanji, akan kubuat hidupmu dan janda jalaang itu semenderita mungkin!" Janji Melissa dengan suaranya yang bergetar.
"Dasar istri cacat tak tahu diri! Sudah untung kau aku nikahi. Asal kau tahu saja, aku menikahimu karena aku merasa iba padamu. Lagi pula, aku menikah denganmu hanya sebagai pelampiasan saja, karena pada saat itu aku sedang bertengkar dengan Belia. Tapi, dengan bodohnya kau percaya jika aku menikahimu karena cinta. Pria mana yang mau menikah dengan wanita cacat sepertimu, hah?" jelas Danny dengan tertawa puas.
'Tenang, Mel. Kendalikan dirimu!' Melissa mengepalkan kedua tangannya untuk menahan kemarahannya.
"Kau akan menyesal! Akan kupastikan kau bertekuk lutut di kakiku!" Melissa tersenyum kecut.
Kemudian Melissa berjalan melewati Danny dan hendak pergi. Namun, Danny menarik kasar tangan Melissa dan membantingnya. Tidak cukup sampai di situ, Danny mencekik leher Melissa.
"Aku bisa saja membunuhmu malam ini juga! Tapi aku tidak ingin melihatmu mati dengan cepat!" Danny melepaskan cekikannya.
"Kenapa? Bunuh saja aku! Aku lebih baik mati dari pada harus melihat kalian berzina! BUNUH AKU SEKARANG JUGA!" teriak Melissa dengan air mata yang mengalir.
"Aku tidak akan membunuhmu sekarang. Aku akan membuatmu semakin terluka. Akan kubuat cacat di wajahmu agar pria semakin jijik melihatmu!" Danny tersenyum licik.
Prangg!
Dalam hitungan detik, Danny sudah memecahkan botol alkoholnya. Kemudian Danny mengambil pecahan itu dan melukai wajahnya Melissa tanpa ampun. "Aaarrghhh!" teriak Melissa kesakitan.
Darah mulai bercucuran di wajah Melissa yang sobek karena suaminya. Melissa berusaha kabur dari suaminya. Saat ini dia tidak bisa melawan Danny yang sedang dalam pengaruh alkohol.
Melissa mengambil ponselnya, kemudian lari dengan sekuat tenaga. Danny tidak membiarkan Melissa untuk kabur, dia berhasil menarik kaki istrinya sampai terjatuh. Melissa langsung menghubungi Yuxian.
Beruntungnya Yuxian mengangkat teleponnya dengan cepat. "Xian-Ge, tolong aku! Suamiku akan membunuhk--"
Melissa tidak melanjutkan ucapannya, karena Danny menginjak ponsel itu hingga mati. "Sadarlah, Mas! Kau sedang dalam pengaruh alkohol!" Melissa mengingatkan Danny.
Namun, Danny tidak mempedulikan ucapan Melissa. Dia hendak melukai leher Melissa dengan pecahan botol itu. "Aaarrghhh! Sakit!" Melissa terus berteriak kesakitan.
.
.
Di dalam mobil.
Yuxian melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran akan sahabatnya, Melissa. Bagaimana tidak, dia mendengar suara Melissa meminta tolong.
"Takkan kubiarkan jika kau melukai sahabatku, Melissa! Aku tidak akan melepaskanmu, Danny!" Yuxian mengepalkan kedua tangannya. Kemudian Yuxian memukul-mukul stirnya.
Setelah beberapa jam kemudian, Yuxian sampai di depan rumah Melissa. Dia keluar dari mobil dan langsung memasuki rumah sahabatnya yang saat ini pintunya tidak terkunci. Dia tidak melihat Melissa dan Danny.
"Seseorang tolong aku!" teriak Melissa yang berada di kamarnya.
Yuxian berlari dengan membawa sebuah vas bunga untuk dijadikan sebagai senjata. "Aarrgghhh, sakit!"
Brakk!
Yuxian mendobrak pintu kamar Melissa. Dia melihat jelas jika sahabatnya hendak dilukai di bagian bibir tapi, dengan cepat Yuxian memukul kepala bagian belakang Danny dengan vas bunga. Seketika tubuh Danny jatuh tergeletak.
"Gege!" panggil Melissa dengan wajah dipenuhi darah.
Yuxian menangis melihat keadaan sahabatnya. Dia berlari ke arah Melissa. Kemudian Yuxian menggendong tubuh Melissa dan membawanya ke rumah sakit.
Yuxian melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. "Bertahanlah, Mel. Kita akan segera sampai di rumah sakit. Pegang erat-erat tanganku jika kau merasa sakit. Maafkan aku, karena aku datang terlambat." Yuxian memegang yang Melissa.
"Terima kasih sudah datang, Gege." Melissa tetap tersenyum walaupun wajah, leher dan tangannya terasa sangat sakit.
"Dalam keadaan seperti ini pun kamu masih bisa tersenyum. Kenapa kau setegar ini sahabatku?" Yuxian menangis melihat penderitaan Melissa.
"Aku bersyukur karena aku memiliki seorang sahabat yang begitu baik dan tulus sepertimu. Terima kasih karena Gege sudah menemaniku dalam keadaan terpuruk sekalipun."
"Jangan bicara lagi! Wajahmu akan sakit, tidurlah!" Yuxian merasa hatinya sangat terluka. Kata-kata Melissa begitu menyakitkan baginya.
"Jangan menangis, Ge. Aku baik-baik aja. Aku akan baik-baik saja selama kau bersamaku," ucap Melissa seraya menyeka air mata Yuxian dengan tangannya yang dipenuhi darah.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
rhy_vt🌹
wah bener2 si danny, siap2 di penjara lu ya, ckckck ngilu gw bacanya 🤦♀️🤦♀️
2023-03-17
2
Warijah Warijah
Wah Danny benar2 cari mati aja... Syukur Gege cepat datang... semoga CCTV tadak dihapus, jadi untuk bukti Danny menyiksa istrinya...
2023-03-17
2