Happy reading.....
Dalam foto itu, Melissa merasa ada yang sedikit janggal. Pasalnya, dia melihat seorang wanita dari pantulan cermin. Wanita itu yang tengah berdiri dan melihat suaminya. Melissa sangat penasaran dengan wajah selingkuhan suaminya.
Melissa zoom foto itu dan melihatnya dengan teliti. Begitu dia melihatnya, alangkah terkejutnya dia saat menyadari jika selingkuhan suaminya itu adalah Yobelia yang tidak lain adalah mantan kekasih suaminya.
Melissa menjatuhkan ponselnya, hatinya kembali merasa sakit. Dia tidak menyangka jika suaminya masih berhubungan dengan mantannya. Tanpa sadar, air mata menetes di pipinya. Melissa tidak menyadari jika Dokter Luciano sudah memperhatikannya sejak tadi.
"Ada apa? Kamu baik-baik aja?" Dokter Luciano menepikan mobil dan berhenti di pinggir jalan.
Melissa tersadar. Dia segera menyeka air matanya serta mengambil ponsel yang dia jatuhkan. "Eh, enggak apa-apa. Saya sedang membaca novel dan ceritanya cukup sedih. Astaga, kenapa saya malah baper, hehe ..." Melissa berusaha menutupi kesedihannya dengan tawa kecilnya.
Padahal di dalam hatinya, dia menangis. Dia ingin mengeluarkan semua kekesalannya tapi, pria yang sedang bersamanya bukanlah Yuxian, melainkan orang asing yang hanya membantunya saja. Melissa memasukkan ponselnya ke dalam tas.
"Kenapa Dokter menghentikan mobilnya? Apakah kita sudah sampai?" Melissa celingukan melihat ke pinggir jalan. Namun, dia tidak lihat ada rumah.
"Saya takut kamu kenapa-kenapa, makanya saya menepikan mobilnya. Apa kamu baik-baik saja? Apa yang membuatmu menangis adalah suamimu?" tanya Dokter Luciano.
"Bukan. Saya menangis karena sedang membaca novel yang babnya mengandung bawang." Melissa tersenyum.
"Syukurlah jika kamu menangis hanya karena novel." Dokter Luciano tahu jika Melissa tengah berbohong.
Dokter Luciano kembali melajukan mobilnya. Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumahnya, hanya dalam beberapa menit, mereka sudah sampai di rumah Dokter Luciano. Luciano keluar dari mobil, begitupun dengan Melissa.
"Selamat datang di rumahku, Author Melissa." Dokter Luciano menyambut kedatangan Melissa.
"Dokter jangan memanggil saya seperti itu! Saya ingin merahasiaan tentang pekerjaan saya. Saya tidak ingin dikenal banyak orang," ucap Melissa.
"Loh, kenapa? Author itu pekerjaan yang bagus, kenapa harus disembunyikan?"
"Ada alasannya, tapi saya tidak bisa menceritakan alasannya pada Dokter," timpal Melissa.
"Ya sudah, tidak apa-apa. Sekarang ayo kita masuk! Maaf jika rumahnya kecil."
"Jangan terlalu merendah seperti itu, Dok. Rumah ini sangat besar dan mewah."
Dokter Luciano hanya tertawa kecil. Kemudian mereka masuk ke rumah secara bersamaan. Melissa di persilakan duduk. Sementara itu, Dokter Luciano mengambil tas melisa.
Sambil menunggu Dokter Luciano, tiba-tiba Melissa melihat sebuah foto anak kecil yang terpajang. Bagaikan ada sebuah magnet yang menarik Melissa untuk mendekat ke foto anak kecil itu. Dia melihat foto anak kecil dengan durasi yang cukup lama.
"Menggemaskan sekali anak ini, apakah dia anak Dokter Luciano?" puji Melissa disertai senyumannya.
"Dia foto saya waktu kecil, saya belum menikah apalagi punya anak," timpal Dokter Luciano yang saat ini sudah berada di belakang Melissa.
"Maafkan saya, Dok. Saya telah lancang memegang foto ini," ucap Melissa.
"Tidak apa-apa. Mari!" ajak Dokter Luciano untuk membali duduk di sofa.
Melissa berjalan menuju sofa dan duduk berhadapan dengan Dokter Luciano. "Ini tasmu." Dokter Luciano memberikan tasnya pada Melissa.
"Terima kasih, Dok." Melissa mengambilnya.
"Jangan memanggil saya Dokter diluar jam kerja! Panggil saja Luci," ujar Dokter Luciano.
"Saya tidak berani menyebut nama saja."
"Kenapa? Apakah saya terlihat tua?"
"Tidak, bukan seperti itu."
"Kalau boleh saya tahu, berapa usiamu?"
"25, kalau Dokter sendiri?"
"Saya 55 tahun?"
Melissa membulatkan matanya begitu mendengar usia Dokter Luciano. Sulit dipercaya jika usia Dokter Luciano 55 tahun. Sebab, wajah dan tubuhnya masih terlihat muda.
"Lihatlah wajahmu, kamu begitu terkejut mendengar usiaku. Tenanglah, Mel. Saya hanya bercanda. Usia saya 33 tahun," kekeh Dokter Luciano.
"Ternyata Dokter suka bercanda juga, saya pikir usia Dokter beneran 55 tahun," kekeh Melissa.
"Sesekali bolehlah bercanda gurau. Jangan terlalu serius, banyak tertawa juga baik untuk kesehatan. Tapi, tetap ada batasannya. Jangan keseringan ketawa nanti dikira kita kurang obat," timpal Dokter diakhiri dengan gelak tawanya.
"Haha ... Dokter bisa saja." Melissa tertawa mendengar ucapan Dokter Luciano.
Untuk pertama kalinya, Melissa tertawa di depan orang asing seperti Dokter Luciano. Melissa heran dengan dirinya sendiri, bagaimana dia bisa tertawa mendengar ucapan ringan seperti ini. Sudah lama sekali dia tidak tertawa lepas seperti ini.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
momy ervina
thor buat melisa sm dokter luciano
2023-03-15
2