Rencana Belia dan Danny

Happy Reading.....

"Kenapa kau tidak menghubungiku jika kau kecelakaan?"

"Maafkan aku, Xian-Ge. Lain kali aku akan menghubungimu, hehe ..." Melissa cengengesan.

"Kita jalan sekarang atau mau makan dulu?" tawar Yuxian.

"Kita makan dulu aja deh, kebetulan perutku lapar," jawab Melissa, jujur.

"Okay."

Kemudian mereka berdua pun pergi ke salah satu restoran yang tidak jauh dari jalanan yang mereka lewati.

Di kamar Hotel.

Danny dan Yobelia tengah rebahan tanpa mengenakan pakaian. Mereka sama-sama polos hanya tertutup oleh selimut saja. Rupanya mereka baru selesai melakukan hubungan terlarang yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Jika saja Melissa melihat ini, entah akan sehancur dan serapuh apa dirinya. Mungkin Melissa akan langsung menggugat Danny ke pengadilan. Mereka terlihat sama-sama bahagia, enjoy tanpa ada rasa bersalah karena telah menodai sebuah pernikahan yang begitu suci.

"Yang, kenapa sih kamu masih tetap mempertahankan istrimu yang cacat kaki itu? Bukankah kamu juga merasa jijik melihat luka istrimu?" Yobelia mendongak menatap Danny.

"Aku tidak mungkin menceraikan Melissa, jika dia tidak melakukan kesalahan apapun."

"Bagaimana kalau kita jebak aja dia, kita tuduh dia berselingkuh aja, agar ibumu membenci dan menendangnya dari rumah? Dengan begitu, rumah yang kau tinggali tidak akan jatuh ke istrimu?" Yobelia tersenyum licik.

"Bagaimana jika cara ini gagal? Lagian, kau tahu sendiri bukan, kalau istriku itu jarang keluar ruang. Bagaimana ibuku percaya jika dia berselingkuh?''

"Udah, serahkan saja tugas ini padaku. Biarkan aku yang mengurus ini semua. Kamu cukup memenuhi janjimu saja padaku." Yobelia menaik-turunkan alisnya.

"Janji apa?"

"Kau harus menikahiku setelah kau bercerai dengan Melissa, bagaimana?"

"Okay, aku berjanji."

"Aku mencintaimu, Danny," bisik Yobelia diakhiri dengan ciuman menggoda di telinga Danny.

Danny membalas perlakuan Belia dengan mecium bibirnya dengan panas. Suhu tubuh mereka teras panas, mereka sama-sama terhanyut ke dalam permainan gelap itu. Sehingga akhirnya mereka bermain sampai ke tahap akhir.

***

Di Restoran ....

Yuxian tersenyum menatap Melissa yang makannya begitu lahap. Rupanya Melissa tidak pernah berubah sama sekali, dia masih sama seperti dulu, yaitu suka makan banyak. "Xian-Ge, kenapa menatapku seperti itu? Makanlah makananmu, nanti keburu dingin," ucap Melissa dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Kalau mulut penuh itu jangan bicara nanti tersedak," tegur Yuxian.

"Habisnya, Gege liatin aku sampe segitunya. Ya aku 'kan jadi kek gimana gitu," timpal Melissa.

"Aku liatin kamu karena kamu cantik," celetuk Yuxian.

Uhuk!

Melissa tersedak begitu mendengar pujian Yuxian. Dengan cepat Yuxian memberikan segelas minuman kepada Melissa. "Minumlah dulu!" perintah Yuxian.

Melissa menuruti perintah temannya dengan meminumnya sampai habis. "Aku bilang apa barusan? Jangan bicara saat mulut penuh," ujar Yuxian.

"Iya, Gege. Iya, aku enggak akan ulangi lagi." Melissa tersenyum imut.

"Astaga aku lupa." Melissa membulatkan matanya seraya menepuk jidatnya sendiri.

"Apa?"

"Gege aku harus pergi, kamu bayar dulu ya makanan aku, besok aku ganti." Melissa beranjak dari duduknya.

"Mau ke mana? Aku anter ya?" tawar Yuxian.

"Tidak usah, Gege. Aku bisa naik taksi. Gege habiskan makannya, bye." Melissa berlari meninggalkan restoran.

Yuxian menggelengkan kepalanya melihat tingkah Melissa yang selalu seperti ini. Sementara itu, Melissa memesan taksi online yang tak lama kemudian taksi online itu datang. Dengan cepat, Melissa masuk.

"Mbak mau diantar ke mana?" tanya supir taksi.

Melissa merogoh tasnya untuk mengambil kartu nama Tuan Dokter tadi. "Antarkan saya ke Rumah Sakit LS Immanuel!" perintah Melissa pada supir taksi.

"Baik, Mbak." Supir taksi itu segera melajukan mobilnya.

BERSAMBUNG.....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***







Episode sebelumnya

Sebuah Foto

Episode berikutnya