Aku Dan Cintaku

Aku Dan Cintaku

Part 1

Aku terbangun dengan hati yang berdegup kencang. Mimpi yang sama dengan lelaki yang sama. Apa karna aku terlalu mencintainya? Aku bergumam dengan kesunyian ini.

Sayup-sayup terdengar suara ketukan pintu. Aku merapikan baju dan rambutku yang awut-awutan

"Anya. Ayo masuk." Aku melihat Anya dengan mata yang merah. Mungkin dia baru saja menangis.

"Makasih Kei, kamu udah mau nerima aku."

"Minum dulu. Biar kamu lebih tenang." Aku menuangkan minuman untuk Anya. Sepertinya dia sedang ada masalah.

"Kamu kenapa kok tumben pagi-pagi begini kesini?"

"Kei. Aku baru aja diputusin sama Deni." Anya menunduk sedih. "Ternyata selama ini aku diselingkuhi."

"Yang sabar ya. Setidaknya kamu tau kalau dia bukan yang terbaik." Aku tidak tau harus memberi saran seperti apa pada Anya.

"Kamu memang tetanggaku yang paling baik Kei."

Anya dan aku memang tetangga kosan. Sejak aku pindah ke sini, hanya ada Anya yang menemaniku. Bahkan kau sudah menganggapnya seperti Kakakku.

Aku mencoba tersenyum. Bagaimanapun sampai saat ini aku masih belum pernah pacaran. Ingin seperti yang lain tapi masih takut terluka.

"Kei?"

Aku menoleh dan melihat Anya menggenggam bingkai foto. Foto yang selalu aku bawa kemanapun aku pergi.

"Ini kamu sama mama kamu Kei?" tanya Anya dengan semangat. Bahkan mata merahnya langsung hilang begitu saja.

"Iya."

"Cantik banget. Kaya kamu,jadi pengen ketemu sama mama kamu."

Mendengar kata-kata Anya membuat hatiku sedikit terusik. Bagaimanapun, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan mama. Bagiku, Mama sudah sangat tenang di sisi sang pencipta.

"Maaf Anya. Bukannya tidak boleh, tapi mamaku udah tenang disana," aku menunjuk ke atas.

"Aaah. Maaf Kei. Aku nggak tahu. Lagian kamu nggak pernah cerita."

"Nggak apa-apa kok. kamu mau nasi goreng? Aku buatin." Aku mencoba mencari topik pembicaraan yang lebih tenang.

"Makasih Kei. Tapi aku ada urusan di kantor. Lain kali aku kesini lagi." Anya tersenyum dan memelukku.

Aku mengantar Anya sampai diluar. Dia sudah terlihat lebih bahagia. Anya mengenakan helm dan langsung tancap gas untuk ke kantornya.

💞 💞 💞

Aku membersihkan buku-buku yang tergeletak dimeja. Inilah pekerjaanku, walau hanya seorang penjaga toko buku tapi aku cukup bahagia.

"Kei. Kok melamun gitu?" Pertanyaan Mas Naja membuat aku menoleh.

"Nggak melamun kok Mas."

"Mau makan siang bareng?"

Tawaran Mas Maja membuat aku tersipu. Hanya sebuah tawaran tapi jantungku seperti ini. Sejak awal bertemu, aku memang sudah memiliki rasa pada Mas Naja. Walau aku tidak bisa mengungkapkannya.

"Kok pipi kamu merah."

Aku memegangi pipiku dan menggeleng. Malu rasanya seperti ini di depan orang yang aku cintai.

"Jadi makan siang bareng?" Tanya Mas Naja lagi.

"Terima kasih, Mas. Tapi, Nggak usah. Aku udah bawa bekal dari rumah."

Sulit rasanya menolek ntawaran itu, tapi aku juga wanita yang harus menjaga diriku. Sebuah kebiasaan bagiku. Aku selalu membawa bekal untuk bekerja.

"Kalau gitu aku duluan ya."

Aku mengangguk dan membiarkan jantungku berdebar-debar. Walau Mas Naja tidak tahu perasaan ini. Tapi aku merasa malu sendiri. Andai Mas Naja bisa menjadi imam bagiku.

"Pikiranku semakin ngawur," lirihku. Aku kembali membenahi buku-buku itu.

Beberapa pelanggan datang dan membuat aku sedikit sibuk. Banyak juga buku yang harus segera di bawa ke tempat Mas Naja. banyak yang sudah rusak.

"Mbak. Ini berapa?" Seorang wanita cantik dengan rambut panjang menyodorkan beberapa buku dimejaku.

"Ini semuanya jadi 175 ribu." Aku meletakan buku itu dalam kantong kresek.

"Mbak kerja disini udah lama ya?" tanya wanita itu dengan sebuah senyuman.

Aku tersenyum dengan pertanyaan wanita cantik itu. "Baru satu tahun."

Dia mengangguk-anggukan kepalanya, "Pantes aja. Oh ya, Mas Najanya ada?"

"Lagi keluar buat makan siang."

"Minta tolong sampein ke Mas Naja. Windi pengen ketemu." Wanita yang bernama Windi ini meletakan sebuah bingkisan kecil.

"Iya mbak. Nanti aku kasih ke Mas Naja."

Mbak Windi langsung keluar. Entah kenapa hatiku kok sakit. Padahal hanya pelanggan yang menanyakan Mas Naja. Tapi kenapa ada rasa cemburu yang ikut serta di dalam hatiku.

💞 💞 💞

📩 Anya.

Makan bareng yuk?

✉ Me.

Sip.

Aku melihat jam dan memang sudah saatnya toko ditutup. Aku melihat Mas Naja diruanganya tapi tidak ada. Entah kemana perginya. Sejak tadi, dia tidak kembali ke sini.

"Kamu udah mau pulang Kei?"

Aku menoleh kaget melihat Mas Naja ada dibelakangku.

"Mas Naja bikin kaget tau."

Mas Naja tertawa melihat aku cemberut. Rasanya jantungku akan loncat dari tempatnya karena kaget. Mana lampu sudah aku matiin semua.

"Jangan cemberut gitu. Sana kalau mau pulang."

"Iya Mas. Oh ya Mas, ada bingkisan dari Mbak Windi. Katanya pengen ketemu."

Melihat raut wajah Mas Naja yang langsung terlihat bahagia membuat aku sadar kalau Mbak Windi itu orang sepesial. Kenapa aku bisa berharap lebih pada Mas Naja. Seharunya aku tahu posisiku yang sebenarnya.

"Iya terima kasih, Kei."

Aku mengangguk dan pamit untuk pulang. Pikiranku masih saja tertuju dengan Windi. Dia wanita yang cantik dan anggun. Sementara aku hanya gadis lusuh yang mencintai pangeran.

💞 💞 💞

To be continued

Terpopuler

Comments

greyleeknow

greyleeknow

mampir juga di novel ku



galak2 sayang



mohon dukungan ny

2020-03-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!