Part 12

Aku menatap diriku yang sudah memakai gaun dan riasan. Aku kembali memantapkan hati ini. Bagaimanapun semua keluarga sudag percaya padaku dan Mas Naja.

"Kamu akan keluar setelah Mas Naja selesai mengucap ijab kabul". Anya berbisik padaku.

Aku hanya mengangguk. Sudah beberapa kali Anya memberiku penjelasan. Hatiku juga sekarang berdegup dengan kencang.

"SAH". suara serentak itu membuat aku langsung menoleh pada Anya.

"Saatnya kamu keluar sayang". Anya menggandengku untuk keluar dan bertemu dengan semuanya.

Pernikahan ini digelar cukup mewah karna orang tua Mas Naja yang merencanakanya.

Semua sorot mata kini menatap diriku. Aku merasa jalanku sangat susah. Rasa gugup ini membuatku tidak nyaman.

"Cium tangan suamimu sayang"  ucap ibu lirih saat aku sudah berhadapan dengan Mas Naja.

Aku melakukan apa yang dioerintahkan ibu. Mas Naja juga mencium keningku didepan semua orang.

"Kamu cantik". Ucap Mas Naja disela tamu yang sedang memberi ucapan selamat.

"Trimakasih Mas".

Aku berubah sangat takut ketika melihat Mas Rendra mendekat kearah kami.

"Mas". Aku menggenggam tangan Mas Naja sangat kuat.

"Kenapa?". Tanya Mas Naja.

Aku tidak menjawab. Pandanganku masih tertuju pada Mas Rendra.

Mas Naja mengikuti arah pandanganku dan langsung menutup mataku dengan tanganya.

"Atur nafas. Anggap dia adalah kakak kamu. Sidiq".

Aku menghela nafas beberapa kali. Sampai akhirnya aku dan Mas Rendra saling adu pandang. Tatapan matanya seperti sedang menahan amarah dan kesedihan.

"Kalian bisa istirahat sekarang". Mama Mita memeluk kami.

Sekarang aku harus terbiasa memanggil Mama dan Papa pada orang tua Mas Naja.

"Ayo ke kamar". Mas Naja langsung membopongku.

"Turunin aku Mas. Malu".

Mas Naja tidak menjawab perkataanku dan terus membopongku.

💞 💞 💞

Aku duduk dengan buku yang masih berada ditanganku. Suasana aneh dikamar ini membuat aku tidak tahu harus berbuat apa.

"Bajuku mana?". Tanya Mas Naja.

Aku mendongak dan melihat Mas Naja sedang mencari sesuatu dilemari.

"Bajunya sudah kutaruh dimeja". Aku kembali mencari konsentrasi yang lain. Aku tidak ingin memandang tubuh sixpack itu terus.

"Kamu sudah makan?". Mas Naja mengambil buku yang aku baca.

Aku menggeleng. "Belum. Lagi nunggu Mas".

"Ayo kita cari makan diluar".

Mas Naja menggandengku untuk keluar dari vila. Aku tidak tahu Mas Naja akan membawaku kemana. Di vila juga hanya tinggal aku dan Mas Naja. Yang lain sudah pulang dan kembali keaktivitas seperti sebelumnya.

"Mas. Besok kita pulang kan?". Aku mencoba mencari kata yang tepat untuk meminta pulang.

"Kenapa?. Kamu tidak suka disini?". Tanya Mas Naja.

"Bukan begitu. Disana hanya berdua membuat aku teringat..".

"Ok. Besok kita pulang".

Aku merasa diperhatikan. Sifat Mas Naja padaku sudah semakin membaik. Tidak dingin lagi. Hatikupun semakin berbunga-bunga.

Sampai disebuah tempat makan Mas Naja mengambil temoat disudut. Katanya lebih privat.

"Kamu mau pesan apa?". Mas Naja menyodorkan buku menu Padaku.

"Aku pesen Mi pedes".

"Mi?. Pedas?". Tanya Mas Naja tidak percaya perkataanku.

Aku mengangguk pasti.

"Ini restoran seafood".

Aku melihat kesekeliling dan kami tertawa.

"Aku alergi seafood mas". Kataku.

"Kenapa kamu nggak bilang tadi".

"Aku nggak tahu Mas".

Mas Naja memesankan aku Mi Pedas tanpa seafood. Walau terlihat agak aneh karna makanan disini khusus seafood.

"Kalau sudah selesai kita langsung ke vila aja ya Mas. Aku capek".

"Ok". Mas Naja mengecek ponsel yang tiba-tiba berbunyi.

"kayaknya kita harus tidur dihotel malam ini". Mas Naja langsung putar arah dan mencari sebuah penginapan.

"Jangan tanya alasanya kenapa. Aku ingin kamu lebih tenang". Kata Mas Naja sambil menggenggam tanganku erat.

💞 💞 💞

Aku terbangun dengan tangan Mas Naja yang masih memelukku erat. Bagaimanapun aku sudah menjadi istrinya.

Aku perlahan menyingkirkan tangan itu dan mandi. Aku berniat membuat sarapan untuk kita tapi aku baru sadar kalau bukan di vila.

"Mas. Mau makan apa?". Tanyaku pada Mas Naja yang sudah bangun dengan ponsel ditanganya.

"Order Nasi goreng aja ya". Kata Mas Naja.

"Terserah Mas".

Sebelum pergi dari penginapan itu kami hanya sempat makan dan langsung pulang. Tidak ke vila.

"Barang-barang kita gimana Mas?".

"Biar dibawain sama Pak Danang".

Aku hanya menurut dengan Mas Naja. Setidaknya aku harus bisa bersabar agar tahu alasan Mas Naja menikahiku.

💞 💞 💞

To be continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!