Aku terbangun dikasur. Padahal seingatku aku tidur disofa karna Mas Naja terlihat sangat lelah tadi malam.
Aku melihat Mas Naja yang masih terlelap. Aku pun berniat membuatkan sarapan untuk Mas Naja.
"Aku ingin nasi goreng". Kata Mas Naja disela tidurnya.
Aku tertawa kecil dan bergegas untuk membuatkan nasi goreng. Setelah selesai memasak aku membersihkan diriku untuk mengunjungi Bapak dan Ibu. Sudah lama aku tidak kesana.
"Mas sarapanya di meja. Aku mau pergi dulu". Aku mengambil tas tanganku dan bergegas keluar karna Kak Sidiq sudah menunggu.
"Mau kemana?". Teriak Mas Naja.
"Jalan-jalan sama Kak Sidiq".
"Ok".
Biasanya juga tidak peduli aku mau kemana. Setidaknya perhatianya yang sedikit itu mampu membuat aku tetap bertahan.
"Sudah?". Tanya Kak Sidiq saat aku masuk ke mobil.
"Tentu. Dia?". Aku melihat ke belakang mobil dan melihat Anya masih terlelap dengan selimut dan bantalnya.
"Semalam dia menginap dirumahku". Kak Sidiq menjalankan mobilnya tidak terlalu cepat.
"Kalian benar-benar melakukanya?". Tanyaku aneh.
"Memang kamu belum melakukanya?". Pertanyaan Kak Sidiq membuat aku tersedak.
Pertanyaan aneh macam apa itu. Aku memang belum melakukan hal itu. Padahal aku sudah menikah. Sedangkan mereka kan belum menikah.
"Kamu benar belum melakukannya?". Tanya Kak Sidiq lagi.
"Apa perlu aku memceritakanya?".
"Harus". Jawaban yang sungguh aneh.
"Rahasia".
Aku merasa malu dengan diriku sendiri.
💞 💞 💞
Aku turun dibarengi Anya. Dengan wajah baru bangun tidur Anya memelukku.
"Kamu jangan gini dong". Aku melepaskan pelukanya.
"Ini dimana?". Tanya Anya yang masih mengucek matanya seperti anak kecil.
"Disurga". Jawab Kak Sidiq yang langsung memeluknya.
"Kalian itu". Melihat mereka aku merasa risih sendiri.
Aku langsung masuk kerumah dan melihat Ibu Bapak sedang sarapan.
"Kamu pulang?". Tanya Ibu yang langsung menyambutku dengan pelukan.
Aku membalas pelukanya. Aku sangat merindukan pelukan hangat ini yang mampu membuat aku tenang.
"Mana Naja?". Tanya Bapak.
"Mas Naja lagi ada urusan dikantor". Jawabku asal-asalan.
"Kemarin kalian terlihat sangat mesra waktu kesini". Kata Ibu.
Kemarin?. Aku bertanya pada diriku sendiri. Sejak menikah aku belum kesini lagi.
"Apa kamu sedang bertengkar dengan Naja?". Tanya Bapak lagi.
"Tidak kok Pak. Aku ganti baju dulu ya bu".
Apa Sela yang dibawa kesini sama Mas Naja. Tapi untuk apa. Padahal Mas Naja bisa membawaku kan.
💞 💞 💞
Kami sedang berkumpul dihalaman belakang memakan buah-buahan yang dipetik dari kebun.Suara mobil membuat aku menoleh.
"Mas Naja".
"Kok kamu nggak ngajak aku". Mas Naja menghampiriku dan memelukku.
Aneh rasanya diperlakukan seperti ini sama Mas Naja.
"Aku kira kalian sedang bertengkar". ucap Bapak.
"Tidaklah Pak. Dia istri yang paling baik buat aku".
Aku tersenyum aneh sekarang. Tidam tahu harus bagaimana menanggapi situasi ini.
"Ya sudah masuk dan istirahat dulu". Kali ini ibu yang menyahut.
"Tentu Bu". Mas Naja menggandengku masuk.
Anya dan Kak Sidiq hanya tertawa cekikikan.
"Kok Mas kesini?". Tanyaku saat kami sudah dikamar.
"Aku kesini hanya mau bilang kalau nanti malam kamu jangan pulang dulu".
"Maksud Mas apa?".
"Kamu tahu kan Shela akan datang".
Aku sadar. Mungkin Mas Naja tidak ingin terganggu dengan adanya diriku.
"Aku tidak akan pulang. Aku akan menginap dirumah Mas Rendra".
"Kenapa harus dia?". Tanya Mas Naja dengan wajah yang langsung merah padam.
"Karna dia yang selama ini ada untukku".
"Kamu selingkuh?".
Pertanyaan macam apa itu. Dia yang selingkuh kenapa aku yang dituduh.
"Berkaca dulu. Aku tidak mungkin menyukai Kakak suamiku sendiri".
"Lalu kenapa harus Kak Rendra".
"Urus saja Shelamu itu".
Aku keluar dari kamar dan kembali ke halaman belakang. Kembali dengan topeng kebahagiaan.
"Dimana Naja?". Tanya Kak Sidiq.
"Tidur".
💞 💞 💞
Aku sudah sampai ditempat acara dengan Mas Rendra. Banyak orang yang menatap kami dan menyapa Mas Rendra.
"Apa orang tua kita datang?". Tanyaku berbisik pada Mas Rendra.
"Tidak. Ini hanya acara biasa".
Kita duduk disebuah sofa panjang. Beberapa kali aku mencari Mas Naja dan Shela namun tidak ada yang dari mereka.
"Halo". Ucap Richard yang langsung bergabung bersama kami.
"Minum?". Aku menawarkan debuah minuman pada Richard.
Kami hanya bercerita tentang Mas Rendra dan Richard bertemu. Aku hanya pendengar setia disini. Sampai aku lihat Mas Naja dan Shela masuk. Mereka berjalan kearah kami. Kurasa Shela tidak tahu kalau ada Richard.
"Halo. Shela, Naja". Sapaku dan langsung kupeluk dirinya.
Kali ini Mas Naja menatapku bingung. Baru kali ini aku memanggilnya hanya dengan Naja tanpa embel-embel Mas.
"Shela?". Wajah Richard langsung berubah saat melihat Shela.
Kali ini aku berhasil membuat Shela blingsatan.
"Kalian baru sampai?". Tanya Mas Rendra.
Richard tiba-tiba menarik Shela dan membawanya keluar.
"Shela". Teriak Mas Naja.
Hatiku terluka. Ternyata Mas Naja tetap memilih Shela. Bukan aku.
"Ayo Kei. Kita temui tamu yang lain".
"Mari Mas".
Tanganku dicekal Mas Naja.
"Kenapa kamu mau iku?". Tanya Mas Rendra.
"Sudah aku bilang. Aku akn menjadi teman Mas Rendra malam ini". Kataku ketus.
"Kamu tidak memilihku. Suamimu". Kata Mas Naja sambil menatap tajam padaku.
"Kamu juga tidak memilih Kei". Jawab Mas Rendra.
Mas Naja terdiam. Aku melepaskan cekalan tanganya dan memilih untuk pergi. Bagaimanapun aku lebih memilih sendirian.
💞 💞 💞
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments