Kemarin Aku sempat cerita pada Anya dan hasilnya sama. Aku harus memenangkan hati Mas Naja. Apapun alasanya nanti. Sebenarnya jika Anya mau mendengar isi hatiku. Aku lebih baik mengikhlaskan Mas Naja.
"Apa aku perlu tanya Ibu ya?".
Aku mencoba mengurungkan niatku untuk memberi tahu ibu. Karna Mas Naja sudah sangat baik pada keluargaku. Mungkin jika mereka tahu mereka akan membenci Mas Naja.
✉ Me.
-aku harus apa sekarang?.
📩 Mas Rendra
-Coba lebih perhatian dengan Naja. Kamu kan sudah lama tidak bertemu denganya.
Apa perlu aku keapartemen itu. Tapi Shela.
📩 Mas Rendra.
-naja itu suamimu. Kamu yang punya hak
Benar juga kata Mas Rendra. Kali ini aku harus mengesampingkan egoku. Aku akan menemui Mas Naja apapun hasilnya.
💥 💥 💥
Sampai didepan pintu apartemen. Aku beberapa kali mengatur nafasku. Aku belum siap dengan apa yang akan aku lihat saat aku membuka pintu ini.
"Mas Naja". Aku memanggil Mas Naja. namun tidak ada jawaban.
Sepertinya tidak ada orang. Aku sudah berkeliling namun nihil.
"Masak". Aku akan masak untuk Mas Naja. Setidaknya hanya ini yang bisa aku lakukan sekarang.
Beberapa bahan makanan sudah aku siapkan nasi juga sudah matang. Aku langsung memulai masak.
"Sudah siap". Aku menata semua makanan diatas meja. Tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah Shela dengan Mas Naja.
Aku hampir berteriak melihat mereka saling rangkul seperti itu. Aku kembali mengatur nafasku dan tersenyum.
"Sudah pulang Mas?". Tanyaku.
Mencona baik-baik saja itu sulit. Bahkan sangat sulit.
"Kamu kok disini?". Tanya Mas Naja dengan raut wajah kaget.
"Aku kan istrimu. Setidaknya, aku berkewajiban menyiapkan segalanya untukmu". Masih dengan senyum yang aku buat.
"Aku juga bisa kok". Shela mencoba menyela perkataanku.
"Kamu siapa?. Hanya selingkuhan". Nadaku kini kubuat seketus mungkin.
"Kamu". Shela mungkin akan menamparku jika Mas Naja tidak menangkap tanganya.
"Kenapa Shela?". Tanyaku yang melihat wajahnya yang menahan amarah.
Wajah Shela semakin merah saja. Sampai akhirnya dia menyentak tangan Mas Naja dan langsung keluar daari apartemen itu.
"Kenapa kamu kesini Kei?".
"Makanan sudah siap Mas. Baju juga sudah aku siapkan di meja kamar. Oh ya, sudah aku siapkan air hangat juga". Aku melepas celemek yang kupakai.
"Dan aku kesini. Karna aku bukan Shela". Setelah mengatakan itu aku langsung keluar untuk kembali keapartemenku.
💥 💥 💥
Aku langsung menghempaskan tubuhku dikasur. Lelah, sangat lelah hampir saja aku gagal. Untungnya jantungku masih kuat untuk menahan degupan amarah.
"Kamu hebat juga".
Aku langsung berdiri dan melihat Mas Rendra baru keluar dari kamar mandi.
"Kok Mas...".
"Ini apartemen yang dulu aku siapkan untuk Shela. Aku tahu passwordnya".
"semuanya tentang Shela". Aku menghela nafas pelan.
"Aku kesini hanya mampir. Dan kamu sangat hebat hari ini".
"Thanks you Mr".
Mas Rendra keluar dari apartemen itu dan meninggalkan sebuah amplop dimeja makan.
Fotoku saat menahan tangis melihat Shela dan Mas Naja bermesraan.
💥 💥 💥
"Kamu lama banget Kei?". Anya yang memang sudah lama menungguku hanya mengomel tidak jelas.
"Aku boleh numpang tidur nanti malam?". Tanyaku to the point.
"Ada apa kok mau nginep mendadak".
"Butuh temen curhat". Kataku sambil memasukan kentang goreng kemulut Anya.
"Maaf ya. Bukanya nggak boleh. Mas Sidiq juga mau dateng nanti malam." Dengan wajah yang memelas kali ini Anya menatapku.
"Jadi kalian?".
"Ya. Kami pacaran". Jawabnya sungguh enteng.
"Kamu tetap kaya dulu. Suka gonta ganti pasangan". Aku memcoba menasehati Anya.
"Setidaknya suamiku nanti tidak selingkuh".
Kali ini jawaban Anya membuat aku ingin *** mulutnya. Tapi bagaimanapun dia sahabat dan juga teman curhatku.
"Kamu ini. Udah tahu aku kesusahan juga".
"Ya maaf Kei".
"Ya udah deh. Aku duluan ya". Aku mengambil tasku dan akan pergi ketoko buku.
"Kemana?". Tanya Anya.
"Mencari kehidupan". Aku tidak menoleh sedikitpun pada Anya.
💥 💥 💥
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments