Part 14

Hari ini hari ulang tahun Mas Rendra semua anggota keluarga dan kolega juga hadir. Mas Naja sudah bilang kalau aku tidak usah ikut. Tapi bagaimanapun aku sudah jadi adik Mas Rendra.

"Kamu yakin tidak apa-apa?". Mas Naja kembali bertanya padaku.

"Tidak apa-apa. Jika memang Mas Rendra akan menyakitiku. Aku akan datang ke Mas Naja".

Wajah khawatir dan takut membuat aku bingung dengan keputusanku. Walau Mas Naja sudah menjelaskan. Aku masih harus mencari tahu kenapa Mas Rendra begitu benci pada Shela.

"Ayo masuk". Mas Naja menggandeng tanganku dan masuk keaula. Banyak yang menyapa Mas Naja dan bertanya tentangku tapi Mas Naja hanya berkata seperlunya saja.

"Mas. Aku mau duduk disana". Aku mengatakannya pada Mas Naja. Sedikit lelah kakiku memakai sepatu hak.

"Nanti aku susul".

Aku berjalan dan mengambil beberapa makanan ringan.

"Sayang kamu sudah datang?". Aku menoleh melihat Mama dan Papa yang sekarang duduk disampingku.

"Mana Naja?". Tanya Papa.

"Sedang menemui temanya Pa".

"Hallo Pa, Ma".

"Selamat ulang tahun sayang". Ucap Mama sambil memeluk Mas Rendra.

"Selamat ulang tahun Mas". Ucapku sambil bersalaman dengan Mas Rendra.

"Pa. Gimana kabar?". Tanya Mas Rendra yang duduk disebelahku.

"Baik. Kamu sendiri".

"Sangat baik pa". Mereka tertawa dengan bahagia.

"Aku boleh bicara sama Kei kan Pa?".

"Terserah Kei saja".

Aku hanya tersenyum dan mengangguk mendengar ajakan Mas Rendra.

"Duluan Ma, Pa". Ucap Mas Rendra.

Aku mengikutinya dari belakang dan sampai disebuah ruangan dengan beberapa gambar didinding. Sebuah lukisan Mas Rendra dan Shela terpajang disana dengan pakaian pernikahan.

"Kamu pasti ingin bertanya kenapa aku membawamu".

Aku hanya mengangguk.

"Apa kamu bahagia dengan Naja".

"Tentu". Jawabku sekenanya.

"Apa Naja baik padamu".

"Iya".

Mas Rendra menyodorkan sebuah kursi padaku. Aku duduk dan bingung. Semua yang ada disana memiliki gambar Shela.

"Apa Naja mengatakan sesuatu tentang aku dan Shela?".

"Kata Mas Naja. Shela istri Mas Rendra". Kataku. Memang itu yang aku dengar dari Mas Naja.

"Istri?".

Aku kembali mengangguk.

Mas Rendra mengeleng. Dan menatapku dengan tajam. Perasaan takut itu kembali muncul.

"Kamu kira. Aku yang membunuh Shela?". Tanya Mas Rendra dengan teriakan.

Aku menggeleng keras. Bagaimanapun aku harus menenangkan Mas Rendra untuk saat ini.

"Mas Rendra sangat mencintai Shela. Mana mungkin membunuh".

Perlahan wajahnya berubah sangat sedih. Dia berjalan kearahku dengan gontai. Tiba-tiba Mas Rendra memelukku.

"Hanya kamu yang percaya padaku. Aku tidak membunuh Shela. Sampai saat ini aku masih mencintainya".

Pelukan itu lepas dan Mas Rendra memberikan sebuah foto untukku.

Disana terlihat Shela dan Mas Naja yang saling berpelukan dan bermesraan. Aku menoleh dan melihat kearah Mas Rendra.

"Maaf kalau selama ini aku mengira kamu Shela. Cintaku sampai saat ini hanya untuknya".

"Maaf Mas. Maaf kalau aku membuat Mas Rendra teringat Shela".

"Kamu dan Shela sangat berbeda. Aku tahu itu". Mas Rendra kembali mengambil foto itu dan mengajakku keluar.

Kami kembali berbaur dengan yang lain. Aku kembali dengan Mas Naja yang baru selesai berbincang dengan temanya.

💞 💞 💞

Pagi ini tubuhku terasa sangat lelah. Hampir tidak tidur karna memikirkan Mas Naja dan Mas Rendra. Aku tidak tahu mana yang harus kupercaya. Aku hanya akan percaya jika sudah menemukan bukti yang sesungguhnya.

"Kamu pagi-pagi kok ngelamun". Suara Mas Naja membuat aku kaget.

"Kenapa?". Tanyanya lagi.

Aku menggeleng. "Tidak apa-apa Mas. Nasi gorengnya sudah di meja".

"Makasih ya". Hari ini aku nggak akan pulang.

"Kenapa Mas?". Tidak biasanya Mas Naja sampai menginap dikantor.

"Ada yang harus aku urus. Kamu bisa jalan kok".

Aku mengangguk dan menyiapkan baju untuk Mas Naja ke kantor.

"Nanti aku mau kerumah Anya ya Mas". Aku sudah menyiapkan baju dan tas Mas Naja.

"Iya. Mau nginap".

"Nggak. Nanti sore aku pulang kok".

"Ya udah. Aku kabari lagi nanti. Aku berangkat dulu ya". Mas Naja mencium keningku dan langsung berlalu.

💞 💞 💞

Sebenarnya aku tidak ada janji dengan Anya. Aku akan bertemu Kak Sidiq. Setahuku dia bekerja di kantor detektif. Mungkin aku akan tahu tentang Shela.

"Disini Kei". Kak Sidiq melambaikan tanganya.

Aku duduk dan sudah dipesankan minuman oleh Kak Sidiq.

"Ada apa kamu mencariku?". Tanya Kak Sidiq.

"Aku ingin tahu orang ini". Aku menyodorkan foto Shela yang kuambil dari lemari Mas Naja.

"Ini kan kamu?".

"Bukan aku. Ini Shela. Aku mau tau orang ini Kak".

Aku bercerita panjang lebar pada Kak Sidiq dan Kak Sidiq hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Tolong ya Kak". Aku kali ini memohon.

"Ok. Itung-itung aku minta maaf karna tidak datang diacara pernikahanmu". Katanya kemudian.

"Trimakasih ya Kak." Aku meminum minumanku dan pamit pada Kak Sidiq.

"Mau aku antar?".

"Tidak usah Mas. Aku ada urusan lain".

Aku langsung keluar dan mencari taxsi untuk pulang. Aku tidak ingin Mas Naja curiga padaku.

💞 💞 💞

To be continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!