Part 11

Aku mengerjapkan mataku. Tatapan beberapa orang membuat aku bingung. Banyak pertanyaan yang mereka lontarkan padaku. Paman, Bibi, Bapak dan Ibupun menanyakan hal yang sama.

"Mohon keluar dulu. Saya akan memeriksanya".

Aku menoleh keasal suara. Lelaki paruh baya yang memakai pakaian serba putih.

Aku hanya mampu mengangguk dan menggeleng saat orang itu memeriksaku.

"Mas Naja. Mungkin hanya ini yang bisa saya bantu". Orang itu membenahi barang-barangnya.

"Perlahan rasa trauma yang dialami akan hilang".

"Trimakasih dok".

Kini tinggal aku dan Mas Naja dikamar yang aku tempati.

"Kamu darimana saja?". Pertanyaan Mas Naja membuat aku lebih tenang.

"Aku... Aku". Mengingat kejadian saat Mas Rendra mencekikku membuat aku bergidik ngeri.

"Jangan cerita dulu. Tenangkan dulu hati kamu".

Aku mengangguk pelan.

"Kamu istirahat dulu. Aku akan keluar".

Aku menangkap tangan Mas Naja.

"Jangan pergi. Aku masih takut".

Mas Naja manatapku dan tersenyum. Dia kembali duduk disampingku.

💞 💞 💞

Aku terbangun dengan tangan Mas Naha yang tetap menggenggam tanganku.

Aku menatap wajah itu. Sempat aku merasa sangat senang dan nyaman berada disampingnya. Tapi jika teringat kalau hubungan ini hanya hubungan palsu yang bisa berakhir kapan saja. Membuat aku kecewa.

"Kamu sudah bangun?". Tanya Mas Naja.

"Maaf ya Mas, jadi tidur kayak gini".

"Nggak apa-apa. Kamu juga calon istri aku".

Mendengar itu membuat aku tersenyum bahagia. Setidaknya sampai sekarang Mas Naja tetap menganggapku calon istrinya.

"Aku mau bersih-bersih dulu. Kamu juga". Kata Mas Naja yang beranjak dari duduknya.

"Setelah itu kita makan".

Sejenak aku merasa sedikit takut diruangab itu sendiri. Aku mencoba tetap tenang dan menghapus semua rasa takutku.

💞 💞 💞

Aku turun semua orang sedang mendekorasi rumah ini dari taman sampai ruang tamu. Semuanya.

"Kamu sudah baikan?". Tanya Ibu dan Tante Mita serentak.

"Aku sudah baik-baik saja".

"Naja sudah menunggu kamu di mobil". Tante Mita memberi tahuku.

"Hati-hati. Jangan sampai kemalaman. Besok kalian akan menikah". ucap ibu yang memang selalu memperhatikan diriku.

Aku mengangguk dan langsung menuju tempat parkir. Aku melihat Mas Naja sedang bermain dengan ponselnya. Wajahnya terlihat sangat memesona.

Baru aku melangkah seseorang menarikku. Aku melihat Mas Rendra yang menyeretku.

Aku mencoba meminta tolong. "Mas Naja. Tolong Mas". Aku mencoba berteriak sampai akhirnya Mas Rendra mengeluarkan pisau kecil.

Aku langsung mundur beberapa langkah. Semakin aku mundur Mas Rendra semakin mendekat.

"Jangan Mas. Aku calon istri adikmu Mas". Aku tidak tahu harus bagaimana sekarang.

"Kamu Shelaku. Shela kesayanganku". Pisau itu hampir mengenai wajahku.

"Kamu kenapa lagi Kak. Dia milikku". Suara itu. Mas Naja.

Aku menghela nafas. Mas Rendra langsung menoleh dan mengacungkan pisaunya pada Mas Naja.

"Cukup Kak Rendra. Dia bukan Shela". Mas Naja menghampiriku dan langsung menggandengku pergi.

Aku masih sedikit takut. Mas Naja mencoba menenangkanku dimobil.

"Sekarang kita jalan-jalan. Aku akan ceritakan semuanya".

"Aku mau istirahat aja Mas".

Mas Naja langsung memelukku. Aku ingin meluapkan semuanya tapi aku tidak bisa.

💞 💞 💞

Aku duduk dan memandang keluar jendela. Hamparan pemandanganyang sangat indah. Namun sayang aku tidak bisa menikmatinya. Aku tidak tahu harus bagaimana mendengar cerita Mas Naja membuat aku menimang lagi pilihanku.

"Ini minum dulu". Anya menyodorkan secangkir kopi.

"Aku akan meminumnya nanti". aku masih sibuk dengan semua pikiranku.

"Jangan terlalu larut dengan pikiranmu. Setidaknya kamu masih memiliki Mas Naja yang akan membantumu".

Aku menoleh. "Kamu tahukan pernikahan ini hanya main-main".

"Tapi menurutku bukan main-main". Anya kembali menyodorkan cangkir itu. Masih dengan senyuman Anya.

Aku menerimanya dan meminum sedikit.

"Jika dia main-main. Dia tidak akan memberi tahu semua keluarga".

"Benar juga". Aku kembali meminum kopiku.

Pikiranku kembali jauh melayang. Apa ada maksud tertentu dari Mas Naja.

"Aku tidak ingin kakakku mengulangu hal yang sama".

Aku kembali teringat dengan perkataan Mas Naja.

"Mungkin aku harus percaya dengan Mas Naja". Ucapku lirih.

"Betul. Aku akan kebawah dan membantu mereka". Anya langsung keluar dan meninggalkanku sendiri.

💞 💞 💞

"Kamu harus siap. Kamu akan jadi ratu besok". Ibu mengusap-usap kepalaku.

"Tapi bu".

"Jangan ada tapi. Ibumu dan Bapakmu sudah percaya dengan Naja. Aku pun sudah percaya padanya".

Aku kini tidur dipangkuan ibuku. Aku sudah memantapkan hatiku. Entah bagaimana nanti. Aku akan percaya dengan apa yang dikatakan Mas Naja.

"Sekarang kamu tidur. Nanti kesiangan".

Aku mengangguk dan merebahkan diri dikasur. Aku akan bermimpi indah kali ini.

💞 💞 💞

To be continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!