"Dek "
"Ya bang, hari ini abang senaaaang kali rasanya."
"Kenapa bang..?"
"Kamu masih ingat, kebun kita yang di jual ibu?"
"Sudahlah bang, jangan mengungkit luka lama lagi."
"Bukan mengungkit, abang kok merasa semua kesabaran abang hari itu sekarang sudah berbuah manis."
"Maksud abang?"
"Sekarang kita sudah punya kebun sendiri dek!"
"Sstttttthhh... Jangan keras keras bang, jangan jangan yang punya rumah ini nguping, kita cuma berjarak papan lapuk ini dengan mereka."
"Ah..... biar saja, toh abang tidak mencuri kok!"
Haris merasa keberatan.
"Iya tetap saja kita harus rendah hati, kan abang sendiri yang minta begitu sama adek."
"Baiklah, adek tahu kita susah punya kebun sawit yang sudah berbuah pasir 2 hektar!".
"A...Apa.?
"Ssttth.. jangan keras keras! kebun pak Samsul yang dekat rumah si marni, itu sudah milik kita sekarang, dan tadi siang abang sudah pesan sama abang Dame buat bangun rumah keramik yanh kamu minta persis di barisan si marni sma si dedek, jalan yang bias kita lewati kalau mau ke sawah dan kebun."
"Benar bang?, wah ngak bisa macam macam lagilah dia."
"Memangnya kenapa dek?"
"Ishh... sebenarnya banyak hal yang buat sakit hati di kampung ini bang, tapi adek ngak mau cerita takut abang makin susah pikirannya, si Marni itu bang jabir kali mulutnya itu, kalau di pancuran ngomongnya tinggi kali suka nyindir, ehm ehem hhmmm.... yang bukan asli kelahiran kampung sini, kalau yang punya kampung ini datang di geser ya sediakan tempatnya tahu diri kali numpang, gitu itu bang ngomongnya, kadang seringkali mau kucakar aja mulutnyaitu."
"Hi..hi...hi..hih...oh si Marni begitu orangnya ya dek? maulah sakit perut dia kalau tahu kebun itu punya kita sekarang."
"Iya bang sakit perut sakit gigi dan sakit hati lagi tambahnya, coba besok aku kesana , mau lihat apa tanggapannya? ha ha aha hahahh."
"Besok kita mau beli kereta dulu dek, sekalian belanja, sudah lama abang ngak naik kereta sejak berhenti mengajar dari sekolah, masih ingat abang masa masa mengajar di sekolah kereta inventaris jadi kaki abang, beberapa tahun ini cuma goyang lutut jalan kaki terus."
"Abang mau beli kereta apa bang?"
"Kereta matic ajalah dek yang model Vario gitu yakan, kabarnya sekitar 22 -23 jutaan harganya kalau Cash."
"Eh.... masih banyak uang abang?
"Uang kita lho dek namanya, bukan uang abang aja, kau harus bisa habiskan sisanya yang 78 juta lagi, kalau ngak uangnya diminta kembali berapapun sisanya."
"Jadi abang terima uangnya?"
"Sudah dek, nih uangnya, tadinya uangnya Rp 500 juta, itulah abang belikan kebun Rp 200 juta, biaya bangun rumah Rp 200 juta dan sisanya ini sekarang Rp 100 juta, pusing abang mau ngabisinya, waktunya tinggal besok."
"Oalah bang bang, ngabisi duitlah paling mudah, itu kak Mar sudah pusing dia mau nyari orang yang mau beli sawahnya, katanya mau buat biaya pendidikan anaknya ke luar kota."
oh ya..? berapa katanya dek?"
"Kalau ngak salah tadi dia bilang di pancuran 60 juta bang,dia janji ngasi komisi satu juta bagi siapa aja yang bisa cari pembelinya bang kan lumayan, berarti kita cuma bayar 59 juta!"
"Oh kita ngak boleh nawar nawar, berapa katanya ya sudah segitu kita bayar.
kereta 22 juta, sawah 60 juta, berarti 82 juta, berarti ada 18 juta lagi mau adek habiskan, bisa habiskan itu satu hari buat di belanjakan?"
"Jangankan segitu bang Rp 100 juta lagipun bisa adek habiskan, buat belanja satu juta rasanya sudah cukup bang, kan kita sudah punya kebun nih punya penghasilan, jadi selebihnya adek mau beli perhiasan emas deh sama ini si kecil belum ada antingnya."
"Wah.... adek abang memang pinter deh, cantik lagi orangnya, kok jadi pengen nyium ya abang dek..!"
"Ngak usahlah bang."
"Kenapa."
"Pasti abang ngak cuma nyium aja, bakalan merambat ke yang lain lainlah tuh nanti.."
"Eheeem ngak apalah dek, namanya istri yakan..?"
"Hmmmmmm... ehemm... ehem...."
Pemilik rumah batuk, berdehem.
"Ha.. ha. ha... ha... hahahhh."
"Sstttttth.... kode itu bang, jangan ribut nanti yang punya rumah ngamok lagi...hi..hi..hih."
"Ya sudah, sinilah.. diam diam aja kita wkwkwkw."
Sepasang suami istri itu begitu ceria, telah begitu lama mereka lupa akan arti kelapangan hidup.
Selamat malam Haris ... selamat malam Diana, Author do'akan semoga kedepannya kebahagiaan senantiasa meliputi hidup kalian berdua.....Aamiin...!
Malam itu begitu gelap desa yang dibalut oleh pepohonan dan juga awan gunung yang memang dekat dengan desa menyelimuti desa itu dengan hawa yang sejuk menusuk tulang.
Kini hanya terdengar suara jangkrik yang berisik dan suara tempat tidur Haris yang berderik
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Black Bear
medàn kli author nya
2025-02-12
1
Mamat Stone
Semangat Thor 😁
2024-10-17
1
Aldo Marvel
batak sekali bah novel nya 🗿
2024-09-21
1