Chapter _18 : Keluarga harus saling dukung

Melihat postingan saudara laki laki Diana yang dua hari ini beredar di media sosial yakni postingan tentang pembangunan rumah dan 'raun' dengan mobil barunya, kedua saudara perempuan Diana yang tinggal agak jauh dari desa itu tak tahan lagi, dan tepat di malam harinya keduanya telah datang bersama suami dan anaknya masing masing.

"Rumah yang memang terbilang kecil itu semakin sesak, ante Diana kita jalan jalanlah ke pantai, imel belum pernah naik mobil barunya."

Yunita salah seorang kakak perempuan diana berucap seolah sedang menirukan suara putrinya.

"Iya bilanglah sama om nya, ante mana bisa bawa mobil.

Kapan bang, imel dibawa juga naik mobil barunya?"

"Aduh imel kalau ke pantai om belum sempat lho nak, ini masih banyak urusan rumahpun belum siap, nanti kita jalan jalannya selesai pembangunan rumah kakek aja ya nak!

Tapi om janji besok malam kita ke pasar malam deh, tadi waktu pulang dari pekan Om sama kakek lihat ada pasar malam tuh di pekan."

"Iya tante... om janji ya."

Jawab imel dengan muka yang berseri."

"Ayah sama ibu kok ngak ngasih tahu yunita sama kak butet sih, kalau lagi bangun rumah.?"

"Ya rencananya tadinya mau buat kejutan sih yun, eh kelen sudah nongol aja."

Ucap ayahnya dengan ramah.

"Baiklah semuanya kita makaaaaaaaann.....!

Butet putri tertua berseru nyaring, lalu keluarga itupun makan layaknya sebuah keluarga yang harmonis, mata diana berembun dan dia mencari wajah suaminya, setelah melihatnya Haris mengangguk pelan, Haris bisa merasakan rasa haru yang kini mengisi relung hati istrinya, andai hanya ada mereka dia pasti sudah membelai manja istrinya tersebut tetapi disini banyak orang, dia hanya mengangguk dengan senyum khasnya, yang manis untuk menguatkan hati istrinya.

Cerita malam itu di dominasi oleh ayah Diana yang bicara banyak hal, mulai dari Haris membeli kebun sawit, sawah membangun dua rumah dan membeli mobil baru seharga 712 juta lima ratus ribu rupiah, dia begitu membanggakan menantunya yang kini naik posisi sebagai menantu nomor satu plus kesayangan itu, Haris memilih untuk duduk di atas kursi dan menutup wajahnya dengan handuk kecil yang basah, dia merasa canggung sebab sebelumya dia tidak bergaul baik dengan kedua kakak ipar maupun kedua suami mereka, yang kini duduk diluar menunggu dia keluar berharap bisa menjalin hubungan yang baik dengannya, karena segala rencana sudah ada di kepala kedua kakak dari istrinya itu.

Tiba tiba tangan lembut yang biasa menghilangkan penat dan lelahnya setelah seharian bekerja upahan, memijat lembut bahu dan tengkuk sampai ke dahinya, dia sangat hafal gerakan istrinya yang sangat dia sukai tersebut.

"Bang abang lelah bang?"

Suara lembut bidadari surga yang di utus Tuhan untuk mendampinginya menjalani kehidupan dunianya itu, menyapanya dengan hangat."

"Ah kepala abang sedikit pusing dek, mungkin karena sewaktu menyelam di sungai tadi abang sempat tersedak tanpa sengaja minum air sungai, tapi sekarang sudah mendingan kok....he.. he..heheh."

"Abang ngak marahkan sama suami kak yuni sama kak butet..?"

Diana sebenarnya bisa merasakan apa yang di rasakan oleh seaminya, sebab bagaimanapun keduanya berperan besar dalam membuat ayahnya, menjauhi dan membenci Haris suami tercintanya itu.

"Ngak kok dek, selesai ini abang akan kesana beramah tamah dengan mereka."

"Terima kasih ya bang sudah buat Diana merasa bahagia dan membuat kita memiliki tempat yang baik di hati ayah dan ibu."

Ucap Diana sambil menangis berucap pelan ke telinga Haris yang seolah tampak seperti mencium suaminya itu.

Haris membuka handuk kecil di wajahnya, dia tidak perduli lagi dia membelai wajah istrinya, dan semua yang ada disana melihat itu.

Sebelumnya kalau dia berbuat seperti itu pasti akan terjadi perang dunia ke lima. tapi berbeda kalau yang berbuat demikian adalah orang yang berduit hal itu bukan.sesuatu yang salah lagi, beda saat dia miskin dulu, dia menarik nafasnya saja sudah banyak yang keberatan.

"Ihh... abang ini apaan sih, ada ayah sama semuanya lho." Diana segera mengatakan itu khawatir suaminya jadi lupa diri."

"Ha....ha...hah aku cuma berterima kasih pada istriku masa tidak boleh?"

"Duh ante sama oom nya imel sudah seperti orang yang lagi honeymoon aja, sana dong temani abangmu, cerita apa kek gitu?"

"Iya kak Nit, ini juga mau kesana tadi sempat pusing, tapi hilang deh sudah di kusuk sama mamanya nurul hehe.."

Haris menjawab sambil beranjak keluar rumah, dia harus sempurnakan kebahagiaan di hati istrinya dengan meladeni kedua abang iparnya ini.

Diana melihat punggung suaminya yang berlalu dari hadapannya yang sambil lewat menyentuh hidungnya, dia tahu apa yang ada di hati suaminya ini, tetapi semua suaminya relakan demi kebahagiannya.

Diana sangat kagum dengan pribadi suami tercintanya itu, kini dia semakin khawatir kalau semua kebaikan suaminya ini harus dia bayar dengan sesuatu yang tidak sanggup dia tanggung suatu hari, untuk sesaat hatinya begitu takut, perkembangan kekayaan yang begitu pesat ini dia khawatir akan mengambil suaminya dari hidupnya,.

Diana berpikir realistis, sejak saat ini siapa wanita yang tidak akan tertarik pada suaminya dan tidak akan mencoba menggodanya dengan pesona yang mereka miliki?

Dia berdo'a semoga hari itu tidak akan pernah hadir dalam hidupnya.

"Halo bang ben, aku sempat pusing tadi untung adek abang datang ngusuk jadi berkurang sakitnya, apa cerita? gimana kabar kerjaan bang, abang Roni juga gimana kabarnya?"

"Ah.... biasalah Ris"

"Iya kau yang sukses nih Ris."

"Alaaaa bang, Harispun karena bantuan saudaranya ini."

"Kalau begitu bantu juga dong kita sebagai saudaramu ini Ris"

Kedua orang yang tak tahu malu itu langsung melancarkan aksinya.

Roni suami yunita adalah seorang yang sebenarnya cuma orang biasa, tetapi karena mendapat warisan kebun dari orang tuanya, dia merasa lebih tinggi derajatnya selama ini dari Haris yang tidak punya apa apa.

Adapun Beni suami Butet adalah seorang supir mobil angkutan umum antar desa yang tergolong lebih berduit dibandingkan Haris sebelumnya.

"Om bantu Nisa sama ayah dan ibu dong, mobil ayah sduah di tarik toke ngak boleh lagi dibawa."

"Duarrrrr..."

Semua orang terkejut dengan keberanian dan kepolosan Nisa.

"Iya Beni ... Butet ...!mobil kelen sudah ditarik pemiliknya?" Tanya mertua Haris penuh selidik.

"Iya yah kalau tidak biasanya kan kami akan bawa mobil itu kemari!"

"Pantesan ayah juga heran, jadi apa kerja si Beni beberapa hari ini?"

"Ngak adalah yah, masih nyari nyari sambil nyerap."

Haris berpikir hebatnya dunia ini, saat dia memiliki mobil pribadinya yang baru, kakak iparnya justru kehilangan mobil yang merupakan mata pencaharian mereka, dimana mobil ini pulalah yang dahulu mereka selalu banggakan kepada Haris dan mertuanya, namun Haris sudah bertekad semua sudah selesai sampai disini.

Semua apa yang pernah orang orang ini timpakan padanya telah dibalas dengan kebaikan oleh pemilik kehidupan, karenanya dia tidak akan berdendam atau akan merasa bahagia, atas derita mereka yang masih merupakan saudaranya ini.

Haris menarik dengan lembut Nisa yang tadinya berada di pangkuan ayahnya kepangkuannya

"Jadi Nisa si puteri om yang cantik ini tadi minta bantu apa sama oom?"

"Bantu cariin mobil dong om, siapa tahu teman om punya mobil sewa."

Mendengar kepolosan Nisa semua orang tertawa.

"Kalau om yang beli mobil sewa baru , mau ngak Nisa bayar setorannya sama oom?"

"Mau om, kapan om beli mobilnya?"

"Tiga hari ini aturannya akan sampai"

"Yeiiii.... yeiiii.... yeiiii.... Nisa akan punya mobil baru yeiii...yeiii.."

"Beneran kau ris jangan buat kakak jadi harap harapan dong."

"Benerlah kak masa Haris bohong, kan kakak sama abang saat ini ngak ada penghasilan, kita sesama keluarga kan harus saling dukung."

Butet berlari ke arah Haris dan tanpa ragu memeluk san menciumnya di depan suaminya, adalah hal wajar dalam kebiasan mereka seorang kakak memeluk adik iparnya, tetapi akan berbeda dan sangat terlarang kalau seorang abang yang berbuat itu kepada adik iparnya.

"Ris .... maafkan kakak sama abangmu ya Ris selama ini kakak sudah jahat sama kelen tapi kamu malah membalas semuanya dengan kebaikan...hu..uuuu...uuuu."

Butet meraung menangis menyesali kebodohannya di masa lalu.

"Sudahlah kak ngak enak di dengar tetangga, nanti mereka pikir ada apa, kakak ngak jahat kok, semua yang kakak sebutkan selama ini adalah perhatian dari seorang kakak yang ingin adiknya beroleh yang terbaik, cuma barangkali masih salah dalam penyampaiannya sja, Haris ngak ingat semua itu yang Haris tahu kakak Butet sekeluarga adalah keluarga Haris juga."

"Abang juga minta maaf ya Ris."

"Iya bang ngak apa apa kok."

"Lho mama kok nangis, om mau beliin mobil kok nangis?"

Dengan polosnya Nisa berbicara sesuai isi kepalanya yang masih kecil, yang membuat semua orang menjadi tenang kembali.

Namun baru saja suasana menjadi tenang seorang anak kecil yang lain lagi berbicara

"Kak Nisa sudah di beliin mobil Imel dibeliin apa om?"

"Waduhh... ucap semua orang, Imel cucu kakek kak Nisa dibeli mobil kredit karena ngak ada kerja, adek imel kan punya kebun."

Si kakek coba menengahi.

" Sudah cocoklah itu yang Imel bilang, om jangan teleng setidaknya Imel juga dapat yang seharga dengan yang kakak Nisa dapat."

Yunita tampil menambah bahan bakar.

"Yah.... kak Nisa dapat mobil sewa baru yang akan jadi milik Nisa sendiri bukan kredit yah, jadi nanti sebagai bayarannya om cuma mau lihat nama Nisa di depan kaca mobil itu dengan tulisan Nisa puteri cantik Om Haris,oke..!

"Oke om .." sahut Nisa.

"Buat Imel karena bidang ayahnya adalah berkebun, maka Imel bisa beli kebun sawit atau sawah atau apalah disini yang seharga dengan mobil kakak Nisa, gimana imel mau?"

Belum sempat Imel menjawab ibunya Yunita sudah seperti banteng yang berlari langsung memeluk dan menciumi Haris sambil menangis,

"kakak juga minta maaf ya Ris", ucapnya tulus berlinangan air mata.

" Ngak apa apa kok kak." Kata Haris

Yunita terus menciumi Haris karena merasa telah bersalah selama ini, seolah dia ingin mengobati semua luka di tubuh adiknya yang disebabkan oleh perbuatannya ini, namun Diana yang sekarang melihat suaminya lebih tampan dari biasanya menjadi keberatan.

"Woi..... woi...kelen nangis nangis bukannya suami kelen, kelen cium malah suami aku pulak, habislah nanti suami ku itu ucapnya dengan kesal yang nyata terlihat di wajahnya."

Melihat itu ibunya tertawa keras sambil memegang perut karena merasa lucu melihat puterinya cemburu.

Tawa itu disambut oleh tawa semua orang termasuk Haris, malam itu mereka melewati semuanya dengan pemuh kebahagiaan.

Terpopuler

Comments

nggambleh

nggambleh

berasa di siantar medan🤔😁

2024-09-18

4

ibnu391

ibnu391

gue yang baca gue yang malu🤐🤐🤐

2023-07-25

0

Kurnia Ramadhan

Kurnia Ramadhan

medan kali logatnya soor kali aku

2023-07-22

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1_ Hari yang malang
2 Chapter 2_Perlakuan yang tidak adil
3 Chapter _3 : Akhir yang buruk
4 Chapter _4 : Pukulan telak
5 Chapter _5 : Pindah kampung
6 Chapter _6 :. Sistem Kekayaan
7 Chapter _7 : Perintah kosongkan rumah
8 Chapter _8 : Rumah berkeramik
9 Chapter _9 : Membeli kebun
10 Chapter _10 : Transaksi berhasil
11 Chapter _11 : Merasa dipaksa habiskan uang
12 Chapter _12 : Perbincangan jelang tidur
13 Chapter _13 : Perubahan Haris
14 Chapter _14 : Misi pertama
15 Chapter _15 : Tamu terhormat
16 Chapter _16 : Bukan Haris yang biasa
17 Chapter _17 : Mobil baru
18 Chapter _18 : Keluarga harus saling dukung
19 Chapter _19 : Mengunjungi Teman seperjuangan
20 Chapter _20 : Suasana baru
21 Chapter _21 : Hati yang terusik
22 Chapter _22 : Mimpi buruk
23 Chapter _23 : Misi yang menggugah perasaan
24 Chapter _24 : Kesombongan yang tercabut
25 Chapter _25 : Penampilan yang tidak meyakinkan
26 Chapter _26 : Corporate owner baru
27 Chapter _27 : Direktur Haris
28 Chapter _28 : Level berbeda
29 Chapter _29 : Misi baru
30 Chapter _30 : Pembayaran lahan
31 Chapter _31 : Keseruan warga
32 Chapter _32 : Uang yang menyatukan hati
33 Chapter _33 : jurus duda rondo kelana?
34 Chapter _34 : Amukan petani cabai
35 Chapter _35 : Fungsi uang yang semestinya
36 Chapter _36 : Pesanan di luar misi
37 Chapter _37 : Masih saja di rendahkan
38 Chapter _38 : Hal yang tidak biasa
39 Chapter _39 : Menawar ke atas.
40 Chapter _40 : Membahagiakan keluarga dan orang terdekat
41 Chapter _41 : Terbakarnya rumah dan kebun Haris
42 Chapter _42 : Pulang
43 Chapter _43 : Menjemput bahagia dengan membahagiakan orang lain
44 Chapter _44 : Akhir dari masalah
45 Chapter _45 : Pak Slamet yang baik
46 Chapter _46 : Sahabat sepenanggungan
47 Chapter _47 : Niat yang tersampaikan
48 Chapter _48 : Pendatang melarat
49 Chapter _49 : Membalas budi baik
50 Chapter _50 : Adik angkat
51 Chapter _51 : Candu berbuat kebaikan
52 Chapter _52 : Cinta buta sang GM
53 Chapter _53 : Realita kehidupan
54 Chapter _54 : Daki dunia
55 Chapter _55 : Hampir saja
56 Chapter _56 : Kesepakatan dua wanita
57 Chapter _57 : Kabar yang mengejutkan
58 Chapter _58 : Duduk permasalahan
59 Chapter _59 : Pembebasan Jhon
60 Chapter _60 : Penyerangan desa
61 Chapter _61 : Penyerangan desa 2
62 Chapter _62 : Sejenak melupakan masalah
63 Chapter _63 : Rajanya Ikan sungai
64 Chapter _64 : Makin rumit
65 Chapter _65 : Saling pengertian
66 Chapter _66 : Mulai menerima
67 Chapter _67 : Sosok yang nemikat hati semua orang
68 Chapter _68 : Rahasia kecil yang terbongkar
69 Chapter _69 : Pernikahan sederhana
70 Chapter _70 : Misi sudah sukses
71 Chapter _71 : Posesif
72 Chapter _72 : Wanita tak pernah salah
73 Chapter _73 : Haris tak boleh disinggung
74 Chapter _74 : Bahagia bersama keluarga
75 Chapter _75 : Papa dan mama di tekan
76 Chapter _76 : Diana tetap yang paling utama
77 Chapter _77 : Ujian 1 Triliun
78 Chapter _78 : Hanya masalah kecil
79 Chapter _79 : Kebahagiaan pak Wicaksono
80 Chapter _80 : Peristiwa keramat
81 Chapter _81 : Tidak seperti bos lain
82 Chapter _82 : Canda yang serius
83 Chapter _83 : Menjenguk si Jhon.
84 Chapter _84 : Sikap dingin Haris
85 Chapter _85 : Perhatian pada bawahan
86 Chapter _86 : Bertukar posisi
87 Chapter _87 : Situasi di perkebunan
88 Chapter _88 : Mandor 'tengil'
89 Chapter _89 : penyerangan terhadap Haris
90 Chapter _90 : Uang bukan apa-apa bagi Haris
91 Chapter _91 : Pendekatan Haris
92 Chapter _92 : Pabrik pengalengan ikan
93 Chapter _93 : Keinginan untuk makmur.
94 Chapter _94 : Seorang master
95 Chapter _95 : Kerajaan bisnis
96 Chapter _96 : Keheranan Diana dan Kirana.
97 Chapter _97 : Suratan hidup yang indah.
98 Chapter _98 : Dunia ini luas.
99 Chapter _99 : Hidup terlalu indah untuk disia siakan.
100 Chapter _100 : Sikap yang selalu ingin membantu orang lain.
101 Chapter _101 : Bos besar.
102 Chapter _102 : Sosok yang penuh pengertian
103 Chapter _103 : Masalah di kantor Ekspedisi
104 Chapter _104 : Master VS Master
105 Chapter _105 : Tetap lebih kuat
106 Chapter _106 : Marlon si pria kasar
107 Chapter _107 : Mitra bisnis strategis
108 Chapter _108 : Pimpinan yang pengecut
109 Chapter _109 : Bersembunyi
110 Chapter _110 : Melacak Marlon
111 Chapter _111 : Lolosnya Marlon
112 Chapter _112 : Kerinduan teman lama.
113 Chapter _113 : Baku tembak di wilayah pantai Timur.
114 Chapter _114 : Malaikat yang menyamar
115 Chapter _115 : Kabar yang kurang sedap
116 Chapter _116 : Malam kebersamaan
117 Chapter _117 : Kekhawatiran Papa mertua dan kerjasama baru
118 Chapter _118 : Tidak bisa semua orang suka pada kita.
119 Chapter _119 : Kunjungan mendadak Manager Sudharta
120 Chapter _120 : Tembakan dokter Shasmita
121 Chapter _121 : Peristiwa yang mengguncang
122 Chapter _122 : makanan yang dibubuhi racun
123 Chapter _123 : Menanti tabib Maksum
124 Chapter _124 : Tibanya sosok yang ditunggu
125 Chapter _125 : PT. Haris Kirana Diana Shipyard
126 Chapter _126 : Gelombang kunjungan warga
127 Chapter _127 : Membludaknya pengunjung
128 Chapter _128 : Pembicaraan yang berat
129 Chapter _129 : Keahlian pengobatan
130 Chapter _130 : pengobatan akupuntur kuno
131 Chapter _131 : Hikmah sebuah musibah
132 Ide menulis
133 Chapter _132 : Meninjau SPBU di Kota P
134 Chapter _133 : Sikap hangat yang menyentuh
135 Chapter _134 : Musyawarah singkat keluarga Haris
136 Chapter _135 : Calon mertua Nando dan Erik.
137 Chapter _136 : Pernikahan adik dan pengawal Haris
138 Chapter _137 : Indahnya kehidupan Haris
139 Chapter _138 : Wahana waterboom
140 Chapter _139 : Keseruan dan juga komitmen Diana dan Kirana
141 Chapter _140 : Teman sejati tak mengenal pembedaan status
142 Chapter _141 : Perubahan dalam diri Shasmita
143 Chapter _142 : Perkembangan situasi di hari pernikahan.
144 Chapter _143 : Suasana pesta pernikahan
145 Chapter _144 : Rentetan Ucapan salam
146 Chapter _145 : Menggoda madu pengantin baru
147 Chapter _146 : Hasil pengobatan yang luar biasa
148 Chapter _147 : Hari yang indah bagi Shasmita dan Haris
149 Chapter _148 : Kegembiraan ketiga anak petani.
150 Chapter _149 : Hadirnya Haris dalam kehidupan keluarga Nurdin.
151 Chapter _150 : Kesepakatan Istri Haris
152 Chapter _151 : Malam yang penuh rencana
153 Chapter_152 : Status baru Linda di sekolah
154 Chapter _153 : Pengganggu istri Haris
155 Chapter _154 : Terungkapnya identitas penyerang istri Haris
156 Chapter _155 : Hotel di daerah perbukitan
157 Chapter _156 : Haris membahagiakan keluarga Nurdin
158 Chapter _157 : Ancaman yang sangat serius
159 Chapter _158 : Kenyataan pahit
160 Chapter _159 : Terus berbuat baik saat ada peluang
161 Chapter _160 : Bapaknya orang-orang miskin.
162 Chapter _161 : Pengobatan terakhir Pak Drajat
163 Chapter _162 : Pertemuan yang tak terduga
164 Chapter _163 : Hubungan baik yang semakin dekat
165 Chapter _164 : Kemudahan urusan orang yang baik
166 PENGUMUMAN
167 SIMAK NOVEL BARU AKU YA SOBAT YANG BAIK HATI...
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Chapter 1_ Hari yang malang
2
Chapter 2_Perlakuan yang tidak adil
3
Chapter _3 : Akhir yang buruk
4
Chapter _4 : Pukulan telak
5
Chapter _5 : Pindah kampung
6
Chapter _6 :. Sistem Kekayaan
7
Chapter _7 : Perintah kosongkan rumah
8
Chapter _8 : Rumah berkeramik
9
Chapter _9 : Membeli kebun
10
Chapter _10 : Transaksi berhasil
11
Chapter _11 : Merasa dipaksa habiskan uang
12
Chapter _12 : Perbincangan jelang tidur
13
Chapter _13 : Perubahan Haris
14
Chapter _14 : Misi pertama
15
Chapter _15 : Tamu terhormat
16
Chapter _16 : Bukan Haris yang biasa
17
Chapter _17 : Mobil baru
18
Chapter _18 : Keluarga harus saling dukung
19
Chapter _19 : Mengunjungi Teman seperjuangan
20
Chapter _20 : Suasana baru
21
Chapter _21 : Hati yang terusik
22
Chapter _22 : Mimpi buruk
23
Chapter _23 : Misi yang menggugah perasaan
24
Chapter _24 : Kesombongan yang tercabut
25
Chapter _25 : Penampilan yang tidak meyakinkan
26
Chapter _26 : Corporate owner baru
27
Chapter _27 : Direktur Haris
28
Chapter _28 : Level berbeda
29
Chapter _29 : Misi baru
30
Chapter _30 : Pembayaran lahan
31
Chapter _31 : Keseruan warga
32
Chapter _32 : Uang yang menyatukan hati
33
Chapter _33 : jurus duda rondo kelana?
34
Chapter _34 : Amukan petani cabai
35
Chapter _35 : Fungsi uang yang semestinya
36
Chapter _36 : Pesanan di luar misi
37
Chapter _37 : Masih saja di rendahkan
38
Chapter _38 : Hal yang tidak biasa
39
Chapter _39 : Menawar ke atas.
40
Chapter _40 : Membahagiakan keluarga dan orang terdekat
41
Chapter _41 : Terbakarnya rumah dan kebun Haris
42
Chapter _42 : Pulang
43
Chapter _43 : Menjemput bahagia dengan membahagiakan orang lain
44
Chapter _44 : Akhir dari masalah
45
Chapter _45 : Pak Slamet yang baik
46
Chapter _46 : Sahabat sepenanggungan
47
Chapter _47 : Niat yang tersampaikan
48
Chapter _48 : Pendatang melarat
49
Chapter _49 : Membalas budi baik
50
Chapter _50 : Adik angkat
51
Chapter _51 : Candu berbuat kebaikan
52
Chapter _52 : Cinta buta sang GM
53
Chapter _53 : Realita kehidupan
54
Chapter _54 : Daki dunia
55
Chapter _55 : Hampir saja
56
Chapter _56 : Kesepakatan dua wanita
57
Chapter _57 : Kabar yang mengejutkan
58
Chapter _58 : Duduk permasalahan
59
Chapter _59 : Pembebasan Jhon
60
Chapter _60 : Penyerangan desa
61
Chapter _61 : Penyerangan desa 2
62
Chapter _62 : Sejenak melupakan masalah
63
Chapter _63 : Rajanya Ikan sungai
64
Chapter _64 : Makin rumit
65
Chapter _65 : Saling pengertian
66
Chapter _66 : Mulai menerima
67
Chapter _67 : Sosok yang nemikat hati semua orang
68
Chapter _68 : Rahasia kecil yang terbongkar
69
Chapter _69 : Pernikahan sederhana
70
Chapter _70 : Misi sudah sukses
71
Chapter _71 : Posesif
72
Chapter _72 : Wanita tak pernah salah
73
Chapter _73 : Haris tak boleh disinggung
74
Chapter _74 : Bahagia bersama keluarga
75
Chapter _75 : Papa dan mama di tekan
76
Chapter _76 : Diana tetap yang paling utama
77
Chapter _77 : Ujian 1 Triliun
78
Chapter _78 : Hanya masalah kecil
79
Chapter _79 : Kebahagiaan pak Wicaksono
80
Chapter _80 : Peristiwa keramat
81
Chapter _81 : Tidak seperti bos lain
82
Chapter _82 : Canda yang serius
83
Chapter _83 : Menjenguk si Jhon.
84
Chapter _84 : Sikap dingin Haris
85
Chapter _85 : Perhatian pada bawahan
86
Chapter _86 : Bertukar posisi
87
Chapter _87 : Situasi di perkebunan
88
Chapter _88 : Mandor 'tengil'
89
Chapter _89 : penyerangan terhadap Haris
90
Chapter _90 : Uang bukan apa-apa bagi Haris
91
Chapter _91 : Pendekatan Haris
92
Chapter _92 : Pabrik pengalengan ikan
93
Chapter _93 : Keinginan untuk makmur.
94
Chapter _94 : Seorang master
95
Chapter _95 : Kerajaan bisnis
96
Chapter _96 : Keheranan Diana dan Kirana.
97
Chapter _97 : Suratan hidup yang indah.
98
Chapter _98 : Dunia ini luas.
99
Chapter _99 : Hidup terlalu indah untuk disia siakan.
100
Chapter _100 : Sikap yang selalu ingin membantu orang lain.
101
Chapter _101 : Bos besar.
102
Chapter _102 : Sosok yang penuh pengertian
103
Chapter _103 : Masalah di kantor Ekspedisi
104
Chapter _104 : Master VS Master
105
Chapter _105 : Tetap lebih kuat
106
Chapter _106 : Marlon si pria kasar
107
Chapter _107 : Mitra bisnis strategis
108
Chapter _108 : Pimpinan yang pengecut
109
Chapter _109 : Bersembunyi
110
Chapter _110 : Melacak Marlon
111
Chapter _111 : Lolosnya Marlon
112
Chapter _112 : Kerinduan teman lama.
113
Chapter _113 : Baku tembak di wilayah pantai Timur.
114
Chapter _114 : Malaikat yang menyamar
115
Chapter _115 : Kabar yang kurang sedap
116
Chapter _116 : Malam kebersamaan
117
Chapter _117 : Kekhawatiran Papa mertua dan kerjasama baru
118
Chapter _118 : Tidak bisa semua orang suka pada kita.
119
Chapter _119 : Kunjungan mendadak Manager Sudharta
120
Chapter _120 : Tembakan dokter Shasmita
121
Chapter _121 : Peristiwa yang mengguncang
122
Chapter _122 : makanan yang dibubuhi racun
123
Chapter _123 : Menanti tabib Maksum
124
Chapter _124 : Tibanya sosok yang ditunggu
125
Chapter _125 : PT. Haris Kirana Diana Shipyard
126
Chapter _126 : Gelombang kunjungan warga
127
Chapter _127 : Membludaknya pengunjung
128
Chapter _128 : Pembicaraan yang berat
129
Chapter _129 : Keahlian pengobatan
130
Chapter _130 : pengobatan akupuntur kuno
131
Chapter _131 : Hikmah sebuah musibah
132
Ide menulis
133
Chapter _132 : Meninjau SPBU di Kota P
134
Chapter _133 : Sikap hangat yang menyentuh
135
Chapter _134 : Musyawarah singkat keluarga Haris
136
Chapter _135 : Calon mertua Nando dan Erik.
137
Chapter _136 : Pernikahan adik dan pengawal Haris
138
Chapter _137 : Indahnya kehidupan Haris
139
Chapter _138 : Wahana waterboom
140
Chapter _139 : Keseruan dan juga komitmen Diana dan Kirana
141
Chapter _140 : Teman sejati tak mengenal pembedaan status
142
Chapter _141 : Perubahan dalam diri Shasmita
143
Chapter _142 : Perkembangan situasi di hari pernikahan.
144
Chapter _143 : Suasana pesta pernikahan
145
Chapter _144 : Rentetan Ucapan salam
146
Chapter _145 : Menggoda madu pengantin baru
147
Chapter _146 : Hasil pengobatan yang luar biasa
148
Chapter _147 : Hari yang indah bagi Shasmita dan Haris
149
Chapter _148 : Kegembiraan ketiga anak petani.
150
Chapter _149 : Hadirnya Haris dalam kehidupan keluarga Nurdin.
151
Chapter _150 : Kesepakatan Istri Haris
152
Chapter _151 : Malam yang penuh rencana
153
Chapter_152 : Status baru Linda di sekolah
154
Chapter _153 : Pengganggu istri Haris
155
Chapter _154 : Terungkapnya identitas penyerang istri Haris
156
Chapter _155 : Hotel di daerah perbukitan
157
Chapter _156 : Haris membahagiakan keluarga Nurdin
158
Chapter _157 : Ancaman yang sangat serius
159
Chapter _158 : Kenyataan pahit
160
Chapter _159 : Terus berbuat baik saat ada peluang
161
Chapter _160 : Bapaknya orang-orang miskin.
162
Chapter _161 : Pengobatan terakhir Pak Drajat
163
Chapter _162 : Pertemuan yang tak terduga
164
Chapter _163 : Hubungan baik yang semakin dekat
165
Chapter _164 : Kemudahan urusan orang yang baik
166
PENGUMUMAN
167
SIMAK NOVEL BARU AKU YA SOBAT YANG BAIK HATI...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!