Chapter _3 : Akhir yang buruk

Merasa kecewa atas perlakuan tersebut, Haris segera berangkat dengan perasan yang begitu dongkol.

Sesampainya disana dia memasuki area teras rumah ketua yayasan, lalu duduk di sofa yang ada diluar, sambil menanti pak tua itu keluar dari rumahnya, setelah dia mengucapkan salam sebelumnya.

Tampak dari depan rumah yayasan yang memang berhadapan dengan kantor sekolah , beberapa orang sedang melihat ke arahnya dengan raut wajah yang penuh tanda tanya.

"Memanggil guru kok seperti memanggil murid bermasalah.

Dimana letak pendidikan yang tinggi itu diterapkan."

Haris masih begitu dongkol.

Dia berusaha menenangkan dirinya sendiri untuk beberapa saat, barulah hatinya yang dongkol itu perlahan berangsur membaik.

Sempat termenung beberapa saat, tiba tiba dia segera dikejutkan oleh suara ketua yayasan yang meninggi dan setengah membentak mengatakan.

"Bagaimana sih kamu, masih mau kerja ngak?

"Ada apa ya pak? saya kurang tahu duduk permasalahannya apa.!

"Ada apa ada apa... itu anak anak berkeliaran kesana kemari ngak ada gurunya."

"Oh kalau itu saya tidak tahu pak, karena memang saya tidak ada jadwal mengajar hari ini, di tambah tadi malam saya menjaga hukuman anak anak sampai shubuh di pagi hari.

Anak anak itu dihukum karena mereka keluar kompleks dan semua itu atas perintah pak kepala sekolah pak, makanya pagi ini saya begitu ngantuk sehingga pergi tidur.

Sebelumnya di malam malam yang lewat, saya juga tidak bisà tidu pak, sedangkan di pagi harinya saya juga harus masuk mengajar pak.

"Kalau sudah tidak mau mengajar bilang."

"Maksudnya bagaimana ya pak?"

"Maksudnya kamu dipecat...!!!!"

"Baiklah pak terima kasih atas semuanya selama ini, mohon maaf kalau saya ada salah selama ini permisi."

Haris pulang kembali ke rumahnya dan dia mengatakan semuanya kepada istrinya, segera setelahnya mereka berkemas.

Tanpa ada kata perpisahan ataupun pelepasan yang baik dan layak, Haris beserta keluarga kecilnya pergi dari sana, tanpa ada satupun yang mengucapkan kata perpisahan.

"Kejj sekali perbuatan orang orang ini ya bang? Adek sedih lho bang, tak ada artinya semua apa yang kita perjuangkan selama ini."

"Biarlah dek, orang orang itu sedang mabuk akan kekuasaannya dan menindas kita yang lemah, berdo'a saja agar keadaan kita akan lebih baik kedepannya."

"Iya bang, semoga dengan perginya kita dari tempat itu, hidup kita akan lebih baik dimasa depan."

Setelah keluar dari sekolah untuk beberapa saat Haris dan istrinya tinggal bersama orang tua Diana, namun tidak butuh waktu lama agar hubungan itu rusak.

Di dunia ini tidak banyak mertua yang bisa sabar dan tahan, dengan anak menantu yang tidak punya duit.

Ketiadaan harta dunia adalah dosa yang sangat besar dalam pandangan dunia hedonis, kebijaksanaan dan kearifan pemikiran tidak akan berarti apa apa jika seseorang miskin.

Seperti sebuah ungkapan yang walqupun itu sangat menohok memang, tetapi hal itu bisa dilihat dalam kenyataan, yakni bahwa " kentut si kaya lebih disukai daripada, ucapan bijak si miskin".

Semua yang Haris lakukan akan selalu salah di mata mereka

"Dia tidak tahu tahu apapun soal bertani, apapun."

Ayah mertua Haris protes pada Diana yang mana menurutnya Haris sangat bodoh dan lamban dalam hal bertani.

"Sabarlah pak, namanya juga masih belajar."

"Elleh belajar apa?

Apakah mulut harus belajar untuk makan?

Hari hari dalam kehidupan Haris bersama mertua, bukan lagi sesuatu yang bisa di toleransi.

Semua saudara dari pihak keluarga Diana, tak terkecuali kakak dan adik ipar Haris bahkan mulai tidak menjaga dalam bertutur kata.

Hanya sikap manis dan pengertian istrinya yang menjadi obat penawar dari semua itu.

Pada akhirnya beberapa hal akhirnya memaksa mereka, harus menyewa sebuah rumah sendiri berupa gubuk namun masih di kampung itu.

Suatu hari Haris pergi ke kebun yang beberapa tahun belakangan dia usahakan, begitu bahagia hatinya saat tiba disana mendapati daun pohon karetnya telah begitu rimbun.

Cabang dan ranting yang kecil dari satu pohon, telah bertemu pada pohon lainnya.

"Ahh... akhirnya tidak lama lagi pohon karetku ini akan besar dan aku akan bisa menyadari getah karet dari kebunku sendiri, sehingga tidak perlu memberi bahagian pendapatannya pada orang lain."

Haris tersenyum puas, betapa senang hatinya dan begitu riang, sehingga rasa lelahnya dalam membawa dan menanam bibit pohon karet, ke lahan kebun yang cukup jauh dari perkampungan ini sejak dahulunya, seolah terobati dan terbayar sudah.

Matanya merasa sejuk melihat warna hijau daun karet, yang terhampar di atas areal seluas dua hektar tersebut.

"Hmm.... perutku rasanya sudah minta di isi."

Haris membuka bekal nasi bontot yang sedari tadi dia bawa dari desanya, rasa lelah berjalan sejauh tiga jam lebih perjalanan telah membuat perutnya meminta di isi.

Sebab sejak pagi dia belum makan, kecuali sarapan segelas teh manis dan dua goreng panas di warung kopi yang ada di desanya.

Tentu energi yang dihasilkan oleh sarapan semacam itu, sudah habis dipakai untuk perjalanan naik turun gunung yang curam, selama tiga jam lebih jarak perjalanan tersebut.

Nasi terasa begitu lezat meski lauk hanya seadanya, begitulah keadilan tuhan ada kalanya seseorang diberi bendanya tetapi tidak rasanya, disisi lain tuhan tidak memberi kepada seseorang bendanya tapi diberikan rasanya.

Misalnya ayam rasanya akan menjadi biasa biasa saja, bagi orang yang sering makan ayam, tetapi akan berbeda bagi orang yang jarang jarang makan ayam.

Artinya orang yang betul betul tahu lezatnya rasa ayam, adalah mereka yang jarang makan ayam, tetapi memang merasa suka makan ayam.

Perasaan yang sama tidak akan bisa di rasakan oleh orang yang saban hari makan ayam, yah begitulah keadilan tuhan boleh jadi bagi seseorang diberi bendanya tetapi tidak rasanya.

Setelah selesai makan Haris menyulut api rokoknya, sebelumnya dia bukanlah orang yang aktif merokok, tetapi suasana pekerjaan di hutan semacam itu, dimana ada begitu banyak nyamuk membuat merokok adalah semacam suatu hal yang wajib.

"Haaaahhhh banyak sekali nyamuk di hutan ini, dulu sewaktu mengajar aku tidak akan di kerumuni nyamuk sebanyak ini, tetapi pikiranku disana di bebani dan di tekan begitu kuat, sedangkan disini aku bebas berbuat apapun yang aku suka dan pikiranku tidak akan begitu lelah."

Sekilas ingatan akan masa lalu melintas dalam ingatan Haris.

Merokok di kebun ini memang cukup baik, selain bisa mengusir nyamuk, suasana terasa menjadi ramai.

Asap khas yang dihasilkan rokok ini juga bisa menunjukkan keberadaan seorang manusia, sehingga beberapa hewan seperti ular dan sebagainya akan menjauh.

Setelah tadi sempat teringat akan masa masanya dahulu saat mengajar, kini Haris memikirkan hal yang lain pula, yakni sesuatu tentang rokok yang masih berada dalam genggamannya.

Dengan keberadaannya yang sendirian, di kebun yang masih di kelilingi oleh hutan tersebut.

Haris mengingat sebahagian orang orang tua dikampungnya, yang entah serius atau bercanda mengatakan, bahwa setan yang ada di hutan juga akan menjauh kalau asap rokok mengepul.

Jadi kalau setelah seorang petani merokok, lalu masih ada yang berkata bagi sebatang dong, maka dipastikan itu bukan setan.

"He... he .. he.."

Haris tertawa sendiri saat mengingat ucapan orang tua di kampungnya itu.

Sewaktu masih menikmati rokoknya lamunan Haris telah sampai pula jauh ke depan, dia melihat seolah dia sudah memikul getah karet yang begitu berat di pundaknya.

Baru saja dia tersenyum membayangkan keadaan itu, tiba tiba suara yang sangat kasar yang ditimbulkan oleh dedaunan kering yang seolah dikais oleh sesuatu di bawah, begitu mengejutkan dan membuyarkan lamunannya.

Terpopuler

Comments

Don T

Don T

nice quote👍👍

2023-10-08

2

Bunda

Bunda

Lnjut thor

2023-05-10

0

Harman LokeST

Harman LokeST

seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss Haris

2023-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1_ Hari yang malang
2 Chapter 2_Perlakuan yang tidak adil
3 Chapter _3 : Akhir yang buruk
4 Chapter _4 : Pukulan telak
5 Chapter _5 : Pindah kampung
6 Chapter _6 :. Sistem Kekayaan
7 Chapter _7 : Perintah kosongkan rumah
8 Chapter _8 : Rumah berkeramik
9 Chapter _9 : Membeli kebun
10 Chapter _10 : Transaksi berhasil
11 Chapter _11 : Merasa dipaksa habiskan uang
12 Chapter _12 : Perbincangan jelang tidur
13 Chapter _13 : Perubahan Haris
14 Chapter _14 : Misi pertama
15 Chapter _15 : Tamu terhormat
16 Chapter _16 : Bukan Haris yang biasa
17 Chapter _17 : Mobil baru
18 Chapter _18 : Keluarga harus saling dukung
19 Chapter _19 : Mengunjungi Teman seperjuangan
20 Chapter _20 : Suasana baru
21 Chapter _21 : Hati yang terusik
22 Chapter _22 : Mimpi buruk
23 Chapter _23 : Misi yang menggugah perasaan
24 Chapter _24 : Kesombongan yang tercabut
25 Chapter _25 : Penampilan yang tidak meyakinkan
26 Chapter _26 : Corporate owner baru
27 Chapter _27 : Direktur Haris
28 Chapter _28 : Level berbeda
29 Chapter _29 : Misi baru
30 Chapter _30 : Pembayaran lahan
31 Chapter _31 : Keseruan warga
32 Chapter _32 : Uang yang menyatukan hati
33 Chapter _33 : jurus duda rondo kelana?
34 Chapter _34 : Amukan petani cabai
35 Chapter _35 : Fungsi uang yang semestinya
36 Chapter _36 : Pesanan di luar misi
37 Chapter _37 : Masih saja di rendahkan
38 Chapter _38 : Hal yang tidak biasa
39 Chapter _39 : Menawar ke atas.
40 Chapter _40 : Membahagiakan keluarga dan orang terdekat
41 Chapter _41 : Terbakarnya rumah dan kebun Haris
42 Chapter _42 : Pulang
43 Chapter _43 : Menjemput bahagia dengan membahagiakan orang lain
44 Chapter _44 : Akhir dari masalah
45 Chapter _45 : Pak Slamet yang baik
46 Chapter _46 : Sahabat sepenanggungan
47 Chapter _47 : Niat yang tersampaikan
48 Chapter _48 : Pendatang melarat
49 Chapter _49 : Membalas budi baik
50 Chapter _50 : Adik angkat
51 Chapter _51 : Candu berbuat kebaikan
52 Chapter _52 : Cinta buta sang GM
53 Chapter _53 : Realita kehidupan
54 Chapter _54 : Daki dunia
55 Chapter _55 : Hampir saja
56 Chapter _56 : Kesepakatan dua wanita
57 Chapter _57 : Kabar yang mengejutkan
58 Chapter _58 : Duduk permasalahan
59 Chapter _59 : Pembebasan Jhon
60 Chapter _60 : Penyerangan desa
61 Chapter _61 : Penyerangan desa 2
62 Chapter _62 : Sejenak melupakan masalah
63 Chapter _63 : Rajanya Ikan sungai
64 Chapter _64 : Makin rumit
65 Chapter _65 : Saling pengertian
66 Chapter _66 : Mulai menerima
67 Chapter _67 : Sosok yang nemikat hati semua orang
68 Chapter _68 : Rahasia kecil yang terbongkar
69 Chapter _69 : Pernikahan sederhana
70 Chapter _70 : Misi sudah sukses
71 Chapter _71 : Posesif
72 Chapter _72 : Wanita tak pernah salah
73 Chapter _73 : Haris tak boleh disinggung
74 Chapter _74 : Bahagia bersama keluarga
75 Chapter _75 : Papa dan mama di tekan
76 Chapter _76 : Diana tetap yang paling utama
77 Chapter _77 : Ujian 1 Triliun
78 Chapter _78 : Hanya masalah kecil
79 Chapter _79 : Kebahagiaan pak Wicaksono
80 Chapter _80 : Peristiwa keramat
81 Chapter _81 : Tidak seperti bos lain
82 Chapter _82 : Canda yang serius
83 Chapter _83 : Menjenguk si Jhon.
84 Chapter _84 : Sikap dingin Haris
85 Chapter _85 : Perhatian pada bawahan
86 Chapter _86 : Bertukar posisi
87 Chapter _87 : Situasi di perkebunan
88 Chapter _88 : Mandor 'tengil'
89 Chapter _89 : penyerangan terhadap Haris
90 Chapter _90 : Uang bukan apa-apa bagi Haris
91 Chapter _91 : Pendekatan Haris
92 Chapter _92 : Pabrik pengalengan ikan
93 Chapter _93 : Keinginan untuk makmur.
94 Chapter _94 : Seorang master
95 Chapter _95 : Kerajaan bisnis
96 Chapter _96 : Keheranan Diana dan Kirana.
97 Chapter _97 : Suratan hidup yang indah.
98 Chapter _98 : Dunia ini luas.
99 Chapter _99 : Hidup terlalu indah untuk disia siakan.
100 Chapter _100 : Sikap yang selalu ingin membantu orang lain.
101 Chapter _101 : Bos besar.
102 Chapter _102 : Sosok yang penuh pengertian
103 Chapter _103 : Masalah di kantor Ekspedisi
104 Chapter _104 : Master VS Master
105 Chapter _105 : Tetap lebih kuat
106 Chapter _106 : Marlon si pria kasar
107 Chapter _107 : Mitra bisnis strategis
108 Chapter _108 : Pimpinan yang pengecut
109 Chapter _109 : Bersembunyi
110 Chapter _110 : Melacak Marlon
111 Chapter _111 : Lolosnya Marlon
112 Chapter _112 : Kerinduan teman lama.
113 Chapter _113 : Baku tembak di wilayah pantai Timur.
114 Chapter _114 : Malaikat yang menyamar
115 Chapter _115 : Kabar yang kurang sedap
116 Chapter _116 : Malam kebersamaan
117 Chapter _117 : Kekhawatiran Papa mertua dan kerjasama baru
118 Chapter _118 : Tidak bisa semua orang suka pada kita.
119 Chapter _119 : Kunjungan mendadak Manager Sudharta
120 Chapter _120 : Tembakan dokter Shasmita
121 Chapter _121 : Peristiwa yang mengguncang
122 Chapter _122 : makanan yang dibubuhi racun
123 Chapter _123 : Menanti tabib Maksum
124 Chapter _124 : Tibanya sosok yang ditunggu
125 Chapter _125 : PT. Haris Kirana Diana Shipyard
126 Chapter _126 : Gelombang kunjungan warga
127 Chapter _127 : Membludaknya pengunjung
128 Chapter _128 : Pembicaraan yang berat
129 Chapter _129 : Keahlian pengobatan
130 Chapter _130 : pengobatan akupuntur kuno
131 Chapter _131 : Hikmah sebuah musibah
132 Ide menulis
133 Chapter _132 : Meninjau SPBU di Kota P
134 Chapter _133 : Sikap hangat yang menyentuh
135 Chapter _134 : Musyawarah singkat keluarga Haris
136 Chapter _135 : Calon mertua Nando dan Erik.
137 Chapter _136 : Pernikahan adik dan pengawal Haris
138 Chapter _137 : Indahnya kehidupan Haris
139 Chapter _138 : Wahana waterboom
140 Chapter _139 : Keseruan dan juga komitmen Diana dan Kirana
141 Chapter _140 : Teman sejati tak mengenal pembedaan status
142 Chapter _141 : Perubahan dalam diri Shasmita
143 Chapter _142 : Perkembangan situasi di hari pernikahan.
144 Chapter _143 : Suasana pesta pernikahan
145 Chapter _144 : Rentetan Ucapan salam
146 Chapter _145 : Menggoda madu pengantin baru
147 Chapter _146 : Hasil pengobatan yang luar biasa
148 Chapter _147 : Hari yang indah bagi Shasmita dan Haris
149 Chapter _148 : Kegembiraan ketiga anak petani.
150 Chapter _149 : Hadirnya Haris dalam kehidupan keluarga Nurdin.
151 Chapter _150 : Kesepakatan Istri Haris
152 Chapter _151 : Malam yang penuh rencana
153 Chapter_152 : Status baru Linda di sekolah
154 Chapter _153 : Pengganggu istri Haris
155 Chapter _154 : Terungkapnya identitas penyerang istri Haris
156 Chapter _155 : Hotel di daerah perbukitan
157 Chapter _156 : Haris membahagiakan keluarga Nurdin
158 Chapter _157 : Ancaman yang sangat serius
159 Chapter _158 : Kenyataan pahit
160 Chapter _159 : Terus berbuat baik saat ada peluang
161 Chapter _160 : Bapaknya orang-orang miskin.
162 Chapter _161 : Pengobatan terakhir Pak Drajat
163 Chapter _162 : Pertemuan yang tak terduga
164 Chapter _163 : Hubungan baik yang semakin dekat
165 Chapter _164 : Kemudahan urusan orang yang baik
166 PENGUMUMAN
167 SIMAK NOVEL BARU AKU YA SOBAT YANG BAIK HATI...
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Chapter 1_ Hari yang malang
2
Chapter 2_Perlakuan yang tidak adil
3
Chapter _3 : Akhir yang buruk
4
Chapter _4 : Pukulan telak
5
Chapter _5 : Pindah kampung
6
Chapter _6 :. Sistem Kekayaan
7
Chapter _7 : Perintah kosongkan rumah
8
Chapter _8 : Rumah berkeramik
9
Chapter _9 : Membeli kebun
10
Chapter _10 : Transaksi berhasil
11
Chapter _11 : Merasa dipaksa habiskan uang
12
Chapter _12 : Perbincangan jelang tidur
13
Chapter _13 : Perubahan Haris
14
Chapter _14 : Misi pertama
15
Chapter _15 : Tamu terhormat
16
Chapter _16 : Bukan Haris yang biasa
17
Chapter _17 : Mobil baru
18
Chapter _18 : Keluarga harus saling dukung
19
Chapter _19 : Mengunjungi Teman seperjuangan
20
Chapter _20 : Suasana baru
21
Chapter _21 : Hati yang terusik
22
Chapter _22 : Mimpi buruk
23
Chapter _23 : Misi yang menggugah perasaan
24
Chapter _24 : Kesombongan yang tercabut
25
Chapter _25 : Penampilan yang tidak meyakinkan
26
Chapter _26 : Corporate owner baru
27
Chapter _27 : Direktur Haris
28
Chapter _28 : Level berbeda
29
Chapter _29 : Misi baru
30
Chapter _30 : Pembayaran lahan
31
Chapter _31 : Keseruan warga
32
Chapter _32 : Uang yang menyatukan hati
33
Chapter _33 : jurus duda rondo kelana?
34
Chapter _34 : Amukan petani cabai
35
Chapter _35 : Fungsi uang yang semestinya
36
Chapter _36 : Pesanan di luar misi
37
Chapter _37 : Masih saja di rendahkan
38
Chapter _38 : Hal yang tidak biasa
39
Chapter _39 : Menawar ke atas.
40
Chapter _40 : Membahagiakan keluarga dan orang terdekat
41
Chapter _41 : Terbakarnya rumah dan kebun Haris
42
Chapter _42 : Pulang
43
Chapter _43 : Menjemput bahagia dengan membahagiakan orang lain
44
Chapter _44 : Akhir dari masalah
45
Chapter _45 : Pak Slamet yang baik
46
Chapter _46 : Sahabat sepenanggungan
47
Chapter _47 : Niat yang tersampaikan
48
Chapter _48 : Pendatang melarat
49
Chapter _49 : Membalas budi baik
50
Chapter _50 : Adik angkat
51
Chapter _51 : Candu berbuat kebaikan
52
Chapter _52 : Cinta buta sang GM
53
Chapter _53 : Realita kehidupan
54
Chapter _54 : Daki dunia
55
Chapter _55 : Hampir saja
56
Chapter _56 : Kesepakatan dua wanita
57
Chapter _57 : Kabar yang mengejutkan
58
Chapter _58 : Duduk permasalahan
59
Chapter _59 : Pembebasan Jhon
60
Chapter _60 : Penyerangan desa
61
Chapter _61 : Penyerangan desa 2
62
Chapter _62 : Sejenak melupakan masalah
63
Chapter _63 : Rajanya Ikan sungai
64
Chapter _64 : Makin rumit
65
Chapter _65 : Saling pengertian
66
Chapter _66 : Mulai menerima
67
Chapter _67 : Sosok yang nemikat hati semua orang
68
Chapter _68 : Rahasia kecil yang terbongkar
69
Chapter _69 : Pernikahan sederhana
70
Chapter _70 : Misi sudah sukses
71
Chapter _71 : Posesif
72
Chapter _72 : Wanita tak pernah salah
73
Chapter _73 : Haris tak boleh disinggung
74
Chapter _74 : Bahagia bersama keluarga
75
Chapter _75 : Papa dan mama di tekan
76
Chapter _76 : Diana tetap yang paling utama
77
Chapter _77 : Ujian 1 Triliun
78
Chapter _78 : Hanya masalah kecil
79
Chapter _79 : Kebahagiaan pak Wicaksono
80
Chapter _80 : Peristiwa keramat
81
Chapter _81 : Tidak seperti bos lain
82
Chapter _82 : Canda yang serius
83
Chapter _83 : Menjenguk si Jhon.
84
Chapter _84 : Sikap dingin Haris
85
Chapter _85 : Perhatian pada bawahan
86
Chapter _86 : Bertukar posisi
87
Chapter _87 : Situasi di perkebunan
88
Chapter _88 : Mandor 'tengil'
89
Chapter _89 : penyerangan terhadap Haris
90
Chapter _90 : Uang bukan apa-apa bagi Haris
91
Chapter _91 : Pendekatan Haris
92
Chapter _92 : Pabrik pengalengan ikan
93
Chapter _93 : Keinginan untuk makmur.
94
Chapter _94 : Seorang master
95
Chapter _95 : Kerajaan bisnis
96
Chapter _96 : Keheranan Diana dan Kirana.
97
Chapter _97 : Suratan hidup yang indah.
98
Chapter _98 : Dunia ini luas.
99
Chapter _99 : Hidup terlalu indah untuk disia siakan.
100
Chapter _100 : Sikap yang selalu ingin membantu orang lain.
101
Chapter _101 : Bos besar.
102
Chapter _102 : Sosok yang penuh pengertian
103
Chapter _103 : Masalah di kantor Ekspedisi
104
Chapter _104 : Master VS Master
105
Chapter _105 : Tetap lebih kuat
106
Chapter _106 : Marlon si pria kasar
107
Chapter _107 : Mitra bisnis strategis
108
Chapter _108 : Pimpinan yang pengecut
109
Chapter _109 : Bersembunyi
110
Chapter _110 : Melacak Marlon
111
Chapter _111 : Lolosnya Marlon
112
Chapter _112 : Kerinduan teman lama.
113
Chapter _113 : Baku tembak di wilayah pantai Timur.
114
Chapter _114 : Malaikat yang menyamar
115
Chapter _115 : Kabar yang kurang sedap
116
Chapter _116 : Malam kebersamaan
117
Chapter _117 : Kekhawatiran Papa mertua dan kerjasama baru
118
Chapter _118 : Tidak bisa semua orang suka pada kita.
119
Chapter _119 : Kunjungan mendadak Manager Sudharta
120
Chapter _120 : Tembakan dokter Shasmita
121
Chapter _121 : Peristiwa yang mengguncang
122
Chapter _122 : makanan yang dibubuhi racun
123
Chapter _123 : Menanti tabib Maksum
124
Chapter _124 : Tibanya sosok yang ditunggu
125
Chapter _125 : PT. Haris Kirana Diana Shipyard
126
Chapter _126 : Gelombang kunjungan warga
127
Chapter _127 : Membludaknya pengunjung
128
Chapter _128 : Pembicaraan yang berat
129
Chapter _129 : Keahlian pengobatan
130
Chapter _130 : pengobatan akupuntur kuno
131
Chapter _131 : Hikmah sebuah musibah
132
Ide menulis
133
Chapter _132 : Meninjau SPBU di Kota P
134
Chapter _133 : Sikap hangat yang menyentuh
135
Chapter _134 : Musyawarah singkat keluarga Haris
136
Chapter _135 : Calon mertua Nando dan Erik.
137
Chapter _136 : Pernikahan adik dan pengawal Haris
138
Chapter _137 : Indahnya kehidupan Haris
139
Chapter _138 : Wahana waterboom
140
Chapter _139 : Keseruan dan juga komitmen Diana dan Kirana
141
Chapter _140 : Teman sejati tak mengenal pembedaan status
142
Chapter _141 : Perubahan dalam diri Shasmita
143
Chapter _142 : Perkembangan situasi di hari pernikahan.
144
Chapter _143 : Suasana pesta pernikahan
145
Chapter _144 : Rentetan Ucapan salam
146
Chapter _145 : Menggoda madu pengantin baru
147
Chapter _146 : Hasil pengobatan yang luar biasa
148
Chapter _147 : Hari yang indah bagi Shasmita dan Haris
149
Chapter _148 : Kegembiraan ketiga anak petani.
150
Chapter _149 : Hadirnya Haris dalam kehidupan keluarga Nurdin.
151
Chapter _150 : Kesepakatan Istri Haris
152
Chapter _151 : Malam yang penuh rencana
153
Chapter_152 : Status baru Linda di sekolah
154
Chapter _153 : Pengganggu istri Haris
155
Chapter _154 : Terungkapnya identitas penyerang istri Haris
156
Chapter _155 : Hotel di daerah perbukitan
157
Chapter _156 : Haris membahagiakan keluarga Nurdin
158
Chapter _157 : Ancaman yang sangat serius
159
Chapter _158 : Kenyataan pahit
160
Chapter _159 : Terus berbuat baik saat ada peluang
161
Chapter _160 : Bapaknya orang-orang miskin.
162
Chapter _161 : Pengobatan terakhir Pak Drajat
163
Chapter _162 : Pertemuan yang tak terduga
164
Chapter _163 : Hubungan baik yang semakin dekat
165
Chapter _164 : Kemudahan urusan orang yang baik
166
PENGUMUMAN
167
SIMAK NOVEL BARU AKU YA SOBAT YANG BAIK HATI...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!