Chapter _5 : Pindah kampung

Sesampainya di desa, istrinya Diana bertanya,

"Kok abang pulangnya cepat? Ngak jadi ya bang ke kebunnya?"

"Jadi dek, tapi kebun kita sudah di jual dek."

"Lho kok dijual?

Siapa yang menjual bang?"

"Iya dek susah dijual.

Ibu yang jual dan yang membelinya adalah bang Erwin dek."

"Lho tapikan?

Itu kebun kita bang, kita yang bangun.!"

"Kamu punya suratnya, kalau itu tanah dan kebun kita?

"Nanti aku tanya ibu deh."

"Percuma..! kamu hanya akan menambah kesedihanmu nantinya.

Tadi surat penjualan tanah sudah, bang Erwin tunjukkan pada abang, dia minta bantu di tunjukkan batas batas tanah itu.

Nama ibu sama ayah jelas jelas sudah ada terpampang disana dek, sebagai pihak penjual lengkap dengan tanda tangan saksi dan tanda tangan kepala desa.

Bahkan bang Erwin ngak tahu kalau itu kebun kita.

Selesailah sudah, kalaupun abang Erwin mau menjual itu balik sama kita, kalau kita ceritakan status kebun itu, mau dapat duit dari mana membayarnya? makan aja susah.

Dek abang malaslah tinggal disini lagi, takut ngak bisa nahan diri kalau jumpa, kita pindah aja ya ke kampung abang."

"Iya terserah abanglah, tapikan kita juga ngak punya usaha disana bang."

"Disana masih banyak kebun yang tertinggal, karena pemilknya tinggal di kota dek, jadi ya kita minta untuk kita rawat aja, biasanya itu nanti akan bagi dua hasilnya."

"Aku jadi ngak enakan sama abang."

"Ya sudah mau diapain lagi, ini juga bukan salah adek kok."

"Maaf ya bang hidup kita jadi begini, ibu kok gitu sih.?

Aku ngak nyangka, padahal abangkan tahu sendiri, kalau ibu yang memaksa kita buat mengelola dan membangun itu tanah."

"Abang rasa sejak awal mereka sudah ngak suka sama abang dek, apalagi setelah kita ngak tinggal di sekolah lagi.

Padahal yang memanggil kita untuk tinggal disinikan juga ibu dan ayah?

Tapi ya sudahlah, kamu berkemas saja.

Barang barang kita ngak banyak kok, naik mobil angkutan umum dua kali aja sudah habis, bawanya nyicil aja, besok abang pergi lebih dahulu mencari rumah dulu disana, siapa tahu ada yang murah."

"Iya bang, abang mau makan bang?"

"Nanti sajalah dek, lagi ngak selera"

Keesokan harinya pagi pagi sekali, Haris telah berangkat dari desa istrinya.

Sesampainya di desanya, Haris juga sedang merasa kesulitan untuk mencari rumah, sebab saat itu tidak ada rumah sewa yang kosong sama sekali.

Namun tak lama, seseorang yang tahu Haris sedang mencari rumah, menemuinya saat berada di sebuah warung kopi di desanya.

"Katanya kamu sedang cari rumah Ris ?"

"Iya pak..! Tapi ngak dapat."

"Sudah, kamu tinggal di belakang rumah aja, itu dulunya tempat adikmu tetapi sekarang mereka sudah pindah ke kota P, ikut seseorang untuk kerja upahan jaga kandang, bos mereka memelihara ayam potong, sebab katanya susah dapat kerjaan disini."

"Uang sewanya berapa pak?"

"Udah jangan terlalu dipikirin, nanti nanti aja."

"Nggak begitu dong pak, ya kita jelas jelas aja"

"Iya semestinya gitu jangan dibelakang hari jadi masalah."

Seorang warga yang mendengar pembicaraan itu menimpali.

Akhirnya diputuskan harga oleh pemilik rumah.

Maka sejak saat itu Haris tinggal dan berusaha di desa itu.

Kehidupan tidak juga berubah ke arah yang lebih baik.

Setelah lelah membersihkan sebuah kebun orang lain selama berbulan bulan, si pemilik pada akhirnya akan merasa suka dengan kebun tersebut, akhirnya dibuatlah cara agar Haris hengkang dan angkat kaki dari kebun itu.

Selalu saja begitu, berapa banyakpun kebun yang dia bersihkan, akan berakhir seperti itu.

Mulai dari cara yang paling halus dimana ada yang mengatakan adiknya di PHK dari pekerjaannya , jadi adiknya mau balik kampung karena ngak ada lagi usaha di perantauan, jadi kebun itu mau di buat jadi usaha adiknya dan modus lainnya.

"Jadi begini dek Haris.

Adik abang yang tinggal di kota B baru baru ini di PHK dari perusahaan tempatnya bekerja, kasihan sekali dek Haris, sekarang mereka makanpun sulit, sudahlah rumahnya dikredit, kenderaannya masih belum lunas kreditnya.

Mereka sekarang mau pulang ke kampung ini dek Haris, ongkos kemaripun mereka minta sama abang karena sama sekali nggak punya duit.

PHK nya ngak di kasih pesangon, harus menunggu beberapa bulan lagi kata pihak perusahaan, sedangkan buat makan saja mereka tak punya uang.

Jadi minta maaflah ya Ris, kebunnya balik sama orang abang lagi."

Modus modus seperti itu yang dihadapi oleh Haris, modus itu akan di bumbui ucapan ucapan permintaan maaf, dan praktek jual jual kesedihan, bukannya ngasih upah sebagai ganti tenaga yang sudah keluar.

Nyatanya yang di di PHK tidak juga datang, malah yang punya kebun yang mengambil hasilnya, begitu banyak dan beragam modusnya.

Sebahagian ada juga yang memakai cara kasar, setelah ada hasil kebun yang sudah dibersihkan dan dirawat dengan susah payah itu, semua hasilnya akan di ambil diam diam setelah Haris pulang ke desa di sore hari.

Kalau dilihat dari penampilan padahal orang orang itu kelihatannya sangat religius.

Apalagi perkataannya wahh... manis buangeet.

Pada akhirnya Haris tidak bisa berbuat apa apa, pengerjaan kebun tsb dilakukan hanya dengan atas dasar sama sama percaya, tanpa ada kesepakatan berupa perjanjian hitam di atas putih.

Tidak banyak pilihan yang bisa di buat di desa itu, hidup harus tetap berjalan asap harus mengepul perut harus di isi akhirnya segala halpun harus di lakoni.

Mulai dari buruh tani, menyadap karet kebun orang lain dengan system bagi hasil, jadi kuli panggul hasil pertanian dan berbagai kerja upahan lain nya.

Begitupun Haris dan istrinya tetap bersyukur dan pasangan suami istri itu merasa hidup mereka di luar segala keterbatasan itu tetap bahagia, si istri yang bernama Diana tidak banyak menuntut dan sangat mencintai serta menyayangi suaminya.

Begitupun Haris sebagai suami, rela melakukan apa saja, pekerjaan yang halal meski dgn hasil yang sedikit dan sangat jauh dari kata layak, demi menafkahi istri dan buah hati mereka yang tercinta.

"Dek belajar dari keadaan di hari hari yang lewat abang nggak mau lagilah membersih bersihkan kebun orang yang tinggal.

Sempat beberapa kali masih ada yang menawarkan sama abang, tapi semua abang tolak, abang lihat mereka cuma iri dengan kebun kawannya, yang sudah bersih.

Orang orang itu cuma mau tenaga gratis, dari orang yang susah seperti kita.

Setelah kebunnya bagus dan bersih, kita akan ditendang dari sana dengan segala cara."

"Iya bang, ngak usah lagi bang, bikin nambah dosa, kalaupun ada yang mau pakai perjanjian dengan tanda tangan hitam di atas putih, abang nggak usah mau.

Sama ajakan kalaupun ada perjanjian semacam itu, tapi kalau misal setiap abang pulang orang itu masuk ke kebun di malam hari dan mengambil semua hasilnya, sama aja bohong sia sia kerja keras abang."

"Iya dek, orang orang itu sanggup halalkan segala cara.

Mending abang jadi penyadap karet ajalah."

Akhirnya Haris bekerja sebagai penyadap getah karet, tetapi itupun tidak bisa setiap hari, karena intensitas curah hujan lebih banyak daripada hari cerah di desa itu, yang memang di dominasi oleh pegunungan

Terkadang Haris menunggu dipanggil orang lain sebagai tenaga buruh tani upahan, upahnya selalunya sangat murah tidak sesuai dengan beban kerja, tetapi itupun masih harus disyukuri daripada tidak ada penghasilan sama sekali.

Terlebih lagi kerja upahan begitupun, tidak akan selalunya ada.

Terpopuler

Comments

Hadip rp

Hadip rp

bungul

2025-03-26

0

CucuZeus

CucuZeus

apa urusannya tulisan salah sama pemula ? kalo salah itu diperbaiki bukan masalah pemula atau kawakan , kalo pemula itu cuma menentukan plot cerita dan jalan cerita itu sendiri gimana nanti jadinya !!
ini setiap dikasih tau tulisan salah cuma dibales maaf pemula ga nyambung lah wkwk

2024-10-26

0

Mr. GR

Mr. GR

kelamaan buat dapet sistem nya Thor . Jgn memperlihatkan kebodohan MC nya dong . walau tidak dijelaskan, memang seperti itu cara dunia bekerja. Anda punya Uang, punya kuasa maka anda yg menentukan segalanya .

2023-10-03

4

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1_ Hari yang malang
2 Chapter 2_Perlakuan yang tidak adil
3 Chapter _3 : Akhir yang buruk
4 Chapter _4 : Pukulan telak
5 Chapter _5 : Pindah kampung
6 Chapter _6 :. Sistem Kekayaan
7 Chapter _7 : Perintah kosongkan rumah
8 Chapter _8 : Rumah berkeramik
9 Chapter _9 : Membeli kebun
10 Chapter _10 : Transaksi berhasil
11 Chapter _11 : Merasa dipaksa habiskan uang
12 Chapter _12 : Perbincangan jelang tidur
13 Chapter _13 : Perubahan Haris
14 Chapter _14 : Misi pertama
15 Chapter _15 : Tamu terhormat
16 Chapter _16 : Bukan Haris yang biasa
17 Chapter _17 : Mobil baru
18 Chapter _18 : Keluarga harus saling dukung
19 Chapter _19 : Mengunjungi Teman seperjuangan
20 Chapter _20 : Suasana baru
21 Chapter _21 : Hati yang terusik
22 Chapter _22 : Mimpi buruk
23 Chapter _23 : Misi yang menggugah perasaan
24 Chapter _24 : Kesombongan yang tercabut
25 Chapter _25 : Penampilan yang tidak meyakinkan
26 Chapter _26 : Corporate owner baru
27 Chapter _27 : Direktur Haris
28 Chapter _28 : Level berbeda
29 Chapter _29 : Misi baru
30 Chapter _30 : Pembayaran lahan
31 Chapter _31 : Keseruan warga
32 Chapter _32 : Uang yang menyatukan hati
33 Chapter _33 : jurus duda rondo kelana?
34 Chapter _34 : Amukan petani cabai
35 Chapter _35 : Fungsi uang yang semestinya
36 Chapter _36 : Pesanan di luar misi
37 Chapter _37 : Masih saja di rendahkan
38 Chapter _38 : Hal yang tidak biasa
39 Chapter _39 : Menawar ke atas.
40 Chapter _40 : Membahagiakan keluarga dan orang terdekat
41 Chapter _41 : Terbakarnya rumah dan kebun Haris
42 Chapter _42 : Pulang
43 Chapter _43 : Menjemput bahagia dengan membahagiakan orang lain
44 Chapter _44 : Akhir dari masalah
45 Chapter _45 : Pak Slamet yang baik
46 Chapter _46 : Sahabat sepenanggungan
47 Chapter _47 : Niat yang tersampaikan
48 Chapter _48 : Pendatang melarat
49 Chapter _49 : Membalas budi baik
50 Chapter _50 : Adik angkat
51 Chapter _51 : Candu berbuat kebaikan
52 Chapter _52 : Cinta buta sang GM
53 Chapter _53 : Realita kehidupan
54 Chapter _54 : Daki dunia
55 Chapter _55 : Hampir saja
56 Chapter _56 : Kesepakatan dua wanita
57 Chapter _57 : Kabar yang mengejutkan
58 Chapter _58 : Duduk permasalahan
59 Chapter _59 : Pembebasan Jhon
60 Chapter _60 : Penyerangan desa
61 Chapter _61 : Penyerangan desa 2
62 Chapter _62 : Sejenak melupakan masalah
63 Chapter _63 : Rajanya Ikan sungai
64 Chapter _64 : Makin rumit
65 Chapter _65 : Saling pengertian
66 Chapter _66 : Mulai menerima
67 Chapter _67 : Sosok yang nemikat hati semua orang
68 Chapter _68 : Rahasia kecil yang terbongkar
69 Chapter _69 : Pernikahan sederhana
70 Chapter _70 : Misi sudah sukses
71 Chapter _71 : Posesif
72 Chapter _72 : Wanita tak pernah salah
73 Chapter _73 : Haris tak boleh disinggung
74 Chapter _74 : Bahagia bersama keluarga
75 Chapter _75 : Papa dan mama di tekan
76 Chapter _76 : Diana tetap yang paling utama
77 Chapter _77 : Ujian 1 Triliun
78 Chapter _78 : Hanya masalah kecil
79 Chapter _79 : Kebahagiaan pak Wicaksono
80 Chapter _80 : Peristiwa keramat
81 Chapter _81 : Tidak seperti bos lain
82 Chapter _82 : Canda yang serius
83 Chapter _83 : Menjenguk si Jhon.
84 Chapter _84 : Sikap dingin Haris
85 Chapter _85 : Perhatian pada bawahan
86 Chapter _86 : Bertukar posisi
87 Chapter _87 : Situasi di perkebunan
88 Chapter _88 : Mandor 'tengil'
89 Chapter _89 : penyerangan terhadap Haris
90 Chapter _90 : Uang bukan apa-apa bagi Haris
91 Chapter _91 : Pendekatan Haris
92 Chapter _92 : Pabrik pengalengan ikan
93 Chapter _93 : Keinginan untuk makmur.
94 Chapter _94 : Seorang master
95 Chapter _95 : Kerajaan bisnis
96 Chapter _96 : Keheranan Diana dan Kirana.
97 Chapter _97 : Suratan hidup yang indah.
98 Chapter _98 : Dunia ini luas.
99 Chapter _99 : Hidup terlalu indah untuk disia siakan.
100 Chapter _100 : Sikap yang selalu ingin membantu orang lain.
101 Chapter _101 : Bos besar.
102 Chapter _102 : Sosok yang penuh pengertian
103 Chapter _103 : Masalah di kantor Ekspedisi
104 Chapter _104 : Master VS Master
105 Chapter _105 : Tetap lebih kuat
106 Chapter _106 : Marlon si pria kasar
107 Chapter _107 : Mitra bisnis strategis
108 Chapter _108 : Pimpinan yang pengecut
109 Chapter _109 : Bersembunyi
110 Chapter _110 : Melacak Marlon
111 Chapter _111 : Lolosnya Marlon
112 Chapter _112 : Kerinduan teman lama.
113 Chapter _113 : Baku tembak di wilayah pantai Timur.
114 Chapter _114 : Malaikat yang menyamar
115 Chapter _115 : Kabar yang kurang sedap
116 Chapter _116 : Malam kebersamaan
117 Chapter _117 : Kekhawatiran Papa mertua dan kerjasama baru
118 Chapter _118 : Tidak bisa semua orang suka pada kita.
119 Chapter _119 : Kunjungan mendadak Manager Sudharta
120 Chapter _120 : Tembakan dokter Shasmita
121 Chapter _121 : Peristiwa yang mengguncang
122 Chapter _122 : makanan yang dibubuhi racun
123 Chapter _123 : Menanti tabib Maksum
124 Chapter _124 : Tibanya sosok yang ditunggu
125 Chapter _125 : PT. Haris Kirana Diana Shipyard
126 Chapter _126 : Gelombang kunjungan warga
127 Chapter _127 : Membludaknya pengunjung
128 Chapter _128 : Pembicaraan yang berat
129 Chapter _129 : Keahlian pengobatan
130 Chapter _130 : pengobatan akupuntur kuno
131 Chapter _131 : Hikmah sebuah musibah
132 Ide menulis
133 Chapter _132 : Meninjau SPBU di Kota P
134 Chapter _133 : Sikap hangat yang menyentuh
135 Chapter _134 : Musyawarah singkat keluarga Haris
136 Chapter _135 : Calon mertua Nando dan Erik.
137 Chapter _136 : Pernikahan adik dan pengawal Haris
138 Chapter _137 : Indahnya kehidupan Haris
139 Chapter _138 : Wahana waterboom
140 Chapter _139 : Keseruan dan juga komitmen Diana dan Kirana
141 Chapter _140 : Teman sejati tak mengenal pembedaan status
142 Chapter _141 : Perubahan dalam diri Shasmita
143 Chapter _142 : Perkembangan situasi di hari pernikahan.
144 Chapter _143 : Suasana pesta pernikahan
145 Chapter _144 : Rentetan Ucapan salam
146 Chapter _145 : Menggoda madu pengantin baru
147 Chapter _146 : Hasil pengobatan yang luar biasa
148 Chapter _147 : Hari yang indah bagi Shasmita dan Haris
149 Chapter _148 : Kegembiraan ketiga anak petani.
150 Chapter _149 : Hadirnya Haris dalam kehidupan keluarga Nurdin.
151 Chapter _150 : Kesepakatan Istri Haris
152 Chapter _151 : Malam yang penuh rencana
153 Chapter_152 : Status baru Linda di sekolah
154 Chapter _153 : Pengganggu istri Haris
155 Chapter _154 : Terungkapnya identitas penyerang istri Haris
156 Chapter _155 : Hotel di daerah perbukitan
157 Chapter _156 : Haris membahagiakan keluarga Nurdin
158 Chapter _157 : Ancaman yang sangat serius
159 Chapter _158 : Kenyataan pahit
160 Chapter _159 : Terus berbuat baik saat ada peluang
161 Chapter _160 : Bapaknya orang-orang miskin.
162 Chapter _161 : Pengobatan terakhir Pak Drajat
163 Chapter _162 : Pertemuan yang tak terduga
164 Chapter _163 : Hubungan baik yang semakin dekat
165 Chapter _164 : Kemudahan urusan orang yang baik
166 PENGUMUMAN
167 SIMAK NOVEL BARU AKU YA SOBAT YANG BAIK HATI...
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Chapter 1_ Hari yang malang
2
Chapter 2_Perlakuan yang tidak adil
3
Chapter _3 : Akhir yang buruk
4
Chapter _4 : Pukulan telak
5
Chapter _5 : Pindah kampung
6
Chapter _6 :. Sistem Kekayaan
7
Chapter _7 : Perintah kosongkan rumah
8
Chapter _8 : Rumah berkeramik
9
Chapter _9 : Membeli kebun
10
Chapter _10 : Transaksi berhasil
11
Chapter _11 : Merasa dipaksa habiskan uang
12
Chapter _12 : Perbincangan jelang tidur
13
Chapter _13 : Perubahan Haris
14
Chapter _14 : Misi pertama
15
Chapter _15 : Tamu terhormat
16
Chapter _16 : Bukan Haris yang biasa
17
Chapter _17 : Mobil baru
18
Chapter _18 : Keluarga harus saling dukung
19
Chapter _19 : Mengunjungi Teman seperjuangan
20
Chapter _20 : Suasana baru
21
Chapter _21 : Hati yang terusik
22
Chapter _22 : Mimpi buruk
23
Chapter _23 : Misi yang menggugah perasaan
24
Chapter _24 : Kesombongan yang tercabut
25
Chapter _25 : Penampilan yang tidak meyakinkan
26
Chapter _26 : Corporate owner baru
27
Chapter _27 : Direktur Haris
28
Chapter _28 : Level berbeda
29
Chapter _29 : Misi baru
30
Chapter _30 : Pembayaran lahan
31
Chapter _31 : Keseruan warga
32
Chapter _32 : Uang yang menyatukan hati
33
Chapter _33 : jurus duda rondo kelana?
34
Chapter _34 : Amukan petani cabai
35
Chapter _35 : Fungsi uang yang semestinya
36
Chapter _36 : Pesanan di luar misi
37
Chapter _37 : Masih saja di rendahkan
38
Chapter _38 : Hal yang tidak biasa
39
Chapter _39 : Menawar ke atas.
40
Chapter _40 : Membahagiakan keluarga dan orang terdekat
41
Chapter _41 : Terbakarnya rumah dan kebun Haris
42
Chapter _42 : Pulang
43
Chapter _43 : Menjemput bahagia dengan membahagiakan orang lain
44
Chapter _44 : Akhir dari masalah
45
Chapter _45 : Pak Slamet yang baik
46
Chapter _46 : Sahabat sepenanggungan
47
Chapter _47 : Niat yang tersampaikan
48
Chapter _48 : Pendatang melarat
49
Chapter _49 : Membalas budi baik
50
Chapter _50 : Adik angkat
51
Chapter _51 : Candu berbuat kebaikan
52
Chapter _52 : Cinta buta sang GM
53
Chapter _53 : Realita kehidupan
54
Chapter _54 : Daki dunia
55
Chapter _55 : Hampir saja
56
Chapter _56 : Kesepakatan dua wanita
57
Chapter _57 : Kabar yang mengejutkan
58
Chapter _58 : Duduk permasalahan
59
Chapter _59 : Pembebasan Jhon
60
Chapter _60 : Penyerangan desa
61
Chapter _61 : Penyerangan desa 2
62
Chapter _62 : Sejenak melupakan masalah
63
Chapter _63 : Rajanya Ikan sungai
64
Chapter _64 : Makin rumit
65
Chapter _65 : Saling pengertian
66
Chapter _66 : Mulai menerima
67
Chapter _67 : Sosok yang nemikat hati semua orang
68
Chapter _68 : Rahasia kecil yang terbongkar
69
Chapter _69 : Pernikahan sederhana
70
Chapter _70 : Misi sudah sukses
71
Chapter _71 : Posesif
72
Chapter _72 : Wanita tak pernah salah
73
Chapter _73 : Haris tak boleh disinggung
74
Chapter _74 : Bahagia bersama keluarga
75
Chapter _75 : Papa dan mama di tekan
76
Chapter _76 : Diana tetap yang paling utama
77
Chapter _77 : Ujian 1 Triliun
78
Chapter _78 : Hanya masalah kecil
79
Chapter _79 : Kebahagiaan pak Wicaksono
80
Chapter _80 : Peristiwa keramat
81
Chapter _81 : Tidak seperti bos lain
82
Chapter _82 : Canda yang serius
83
Chapter _83 : Menjenguk si Jhon.
84
Chapter _84 : Sikap dingin Haris
85
Chapter _85 : Perhatian pada bawahan
86
Chapter _86 : Bertukar posisi
87
Chapter _87 : Situasi di perkebunan
88
Chapter _88 : Mandor 'tengil'
89
Chapter _89 : penyerangan terhadap Haris
90
Chapter _90 : Uang bukan apa-apa bagi Haris
91
Chapter _91 : Pendekatan Haris
92
Chapter _92 : Pabrik pengalengan ikan
93
Chapter _93 : Keinginan untuk makmur.
94
Chapter _94 : Seorang master
95
Chapter _95 : Kerajaan bisnis
96
Chapter _96 : Keheranan Diana dan Kirana.
97
Chapter _97 : Suratan hidup yang indah.
98
Chapter _98 : Dunia ini luas.
99
Chapter _99 : Hidup terlalu indah untuk disia siakan.
100
Chapter _100 : Sikap yang selalu ingin membantu orang lain.
101
Chapter _101 : Bos besar.
102
Chapter _102 : Sosok yang penuh pengertian
103
Chapter _103 : Masalah di kantor Ekspedisi
104
Chapter _104 : Master VS Master
105
Chapter _105 : Tetap lebih kuat
106
Chapter _106 : Marlon si pria kasar
107
Chapter _107 : Mitra bisnis strategis
108
Chapter _108 : Pimpinan yang pengecut
109
Chapter _109 : Bersembunyi
110
Chapter _110 : Melacak Marlon
111
Chapter _111 : Lolosnya Marlon
112
Chapter _112 : Kerinduan teman lama.
113
Chapter _113 : Baku tembak di wilayah pantai Timur.
114
Chapter _114 : Malaikat yang menyamar
115
Chapter _115 : Kabar yang kurang sedap
116
Chapter _116 : Malam kebersamaan
117
Chapter _117 : Kekhawatiran Papa mertua dan kerjasama baru
118
Chapter _118 : Tidak bisa semua orang suka pada kita.
119
Chapter _119 : Kunjungan mendadak Manager Sudharta
120
Chapter _120 : Tembakan dokter Shasmita
121
Chapter _121 : Peristiwa yang mengguncang
122
Chapter _122 : makanan yang dibubuhi racun
123
Chapter _123 : Menanti tabib Maksum
124
Chapter _124 : Tibanya sosok yang ditunggu
125
Chapter _125 : PT. Haris Kirana Diana Shipyard
126
Chapter _126 : Gelombang kunjungan warga
127
Chapter _127 : Membludaknya pengunjung
128
Chapter _128 : Pembicaraan yang berat
129
Chapter _129 : Keahlian pengobatan
130
Chapter _130 : pengobatan akupuntur kuno
131
Chapter _131 : Hikmah sebuah musibah
132
Ide menulis
133
Chapter _132 : Meninjau SPBU di Kota P
134
Chapter _133 : Sikap hangat yang menyentuh
135
Chapter _134 : Musyawarah singkat keluarga Haris
136
Chapter _135 : Calon mertua Nando dan Erik.
137
Chapter _136 : Pernikahan adik dan pengawal Haris
138
Chapter _137 : Indahnya kehidupan Haris
139
Chapter _138 : Wahana waterboom
140
Chapter _139 : Keseruan dan juga komitmen Diana dan Kirana
141
Chapter _140 : Teman sejati tak mengenal pembedaan status
142
Chapter _141 : Perubahan dalam diri Shasmita
143
Chapter _142 : Perkembangan situasi di hari pernikahan.
144
Chapter _143 : Suasana pesta pernikahan
145
Chapter _144 : Rentetan Ucapan salam
146
Chapter _145 : Menggoda madu pengantin baru
147
Chapter _146 : Hasil pengobatan yang luar biasa
148
Chapter _147 : Hari yang indah bagi Shasmita dan Haris
149
Chapter _148 : Kegembiraan ketiga anak petani.
150
Chapter _149 : Hadirnya Haris dalam kehidupan keluarga Nurdin.
151
Chapter _150 : Kesepakatan Istri Haris
152
Chapter _151 : Malam yang penuh rencana
153
Chapter_152 : Status baru Linda di sekolah
154
Chapter _153 : Pengganggu istri Haris
155
Chapter _154 : Terungkapnya identitas penyerang istri Haris
156
Chapter _155 : Hotel di daerah perbukitan
157
Chapter _156 : Haris membahagiakan keluarga Nurdin
158
Chapter _157 : Ancaman yang sangat serius
159
Chapter _158 : Kenyataan pahit
160
Chapter _159 : Terus berbuat baik saat ada peluang
161
Chapter _160 : Bapaknya orang-orang miskin.
162
Chapter _161 : Pengobatan terakhir Pak Drajat
163
Chapter _162 : Pertemuan yang tak terduga
164
Chapter _163 : Hubungan baik yang semakin dekat
165
Chapter _164 : Kemudahan urusan orang yang baik
166
PENGUMUMAN
167
SIMAK NOVEL BARU AKU YA SOBAT YANG BAIK HATI...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!