Chapter _19 : Mengunjungi Teman seperjuangan

"Ayo minum kopinya bang."

"Iya dek, oh ya dek abang mungkin hari ini mau pergi melihat rumah kita dulu ya, sudah bagaimana keadaannya, penasaran juga soalnya he he."

"Iya tapi abang jangan lupa pulang kemari nanti sore, kan sudah janji sama imel dan Nisa mau ke Pasar malam....!"

"Oh iya.. hampir abang lupa."

"Hmmmmm... itulah, sekalian abang jangan lupa nanya uang sawit kita, itu hasil pertama lho bang adek pengen megang duitnya."

"Oh ya udah, selanjutnya adek aja yang megang, pokoknya uang sawit adek yang kelola, buat belanja kalau lebih kumpulin beli sawah atau apa gitu disini nanti, selain itu ayah ngak usah di bolehkan ke kebun lagi, kebunnya jauh juga."

"Iya bang.... nanti adek bilangin ayah.

Bang adek takut lho bang, kalau abang nanti di goda sama wanita lain, temen adek bu' Lala kusumah juga bilang sama adek supaya hati hati katanya jangan lupa ngingetin abang biar jangan selingkuh lho bang."

"Dek.....dek.... wanita memang banyak yang cantik, tapi ngak akan ada wanita secantik adek yang mau mendampingi abang mengarungi suka duka kehidupan ini sejak awal, wanita cantik mana yang mau berada dalam posisi kepalanya membawa kayu bakar di musim hujan, hanya untuk uang sepuluh ribu karena tidak ada lagi beras yang mau dimasak?

Cuma adek seorang yang mampu begitu, abang ngak akan lupa semua itu dek, yakinlah kalaupun harus masuk surga kalau adek ngak ikut masuk ke dalamnya abang juga ngak akan mau masuk kesana, tapi abang yakin sepertimana kita di persatukan di dunia ini maka akan seperti itupula kelak di surganya."

"Abang kalau ngomong dalam dalam kali, merinding adek."

"Sejak kita melalui hidup bersama, saat saat itu sampai sekarang, abang tidak akan lupa apalagi moment moment susah seperti saat saat kita berangkat ke kebun dan ketika akan makan siang dengan lauk lontong, ternyata lontongnya sudah basi, sehingga kita cuma makan nasi tok saat itu, masih segar semua itu di ingatan abang, abang ngak akan berpaling hanya karena kecantikan, terima kasih juga sama bu' Lala Kusumah yang baik hati atas pesannya yang begitu bijak, semua itu akan abang ingat kedepannya, ya udahlah dek, buatin nasinya dong biar abang berangkat."

Haris menyelesaikan makan paginya dan segera meluncur dengan mobil barunya, baru saja dia akan membelok di persimpangan jalan menuju desanya, sistemnya berbunyi

"Ding......! tuan mendapatkan misi yang tidak bisa di tolak."

Haris terkejut

"Misi apa itu sistem?"

"Misi datang dan berbaikan dengan pihak yayasan sekolah tempat tuan dahulunya mengajar tuan."

"Deghhh...!"

"Sistem kalau ada orang orang yang belum mau aku temui saat ini, tidak lain adalah mereka itu."

"Misi telah di tetapkan tuan dan menolak akan mengakibatkan kehilangan sistem,"

"Baikah ayo kita jalankan misi ini."

"Tuan sistem sarankan tuan memperbaiki suasana hati tuan terlebih dahulu, sebab bila dalam keadan seperti ini, tuan pasti akan gagal dalam misi, meskipun itu tidak akan menghilangkan sistem, tetap saja tuan akan kehilangan point."

"Memangnya apa point nya sistem?"

"Sebuah ruko lantai dua yang terletak di pinggir jalan besar, di pekan B tuan, dan juga 500 point sistem."

"A... apa 500 point sistem? bukannya itu 500 juta dan gedung lantai dua? wahhhhhhh, kenapa ngak sebelum bangun rumah sih ada misi seperti ini sistem?"

"Makanya perbaiki dahulu perasaan tuan,

kalau soal kenapanya, sistem juga cuma membaca apa yang tertera tuan."

"Ya udahlah sistem, lagian aku ngak dendam kok cuma masih kurang siap saja jumpa sekarang, buat apa dendam? toh kalau tetap disana belum tentu aku mendapatkan kamu sistem."

"Benar tuan."

"Huuuuuuhhhhhh kalau begitu ayo kita jalankan misi ini..! sebaiknya aku harus beli banyak barang nih, sebab disana barangkali masih ada murid atau guru yang sempat mengenal aku saat mengabdi disana."

Haris melewati sekolah tempat dia mengajar dahulunya dan lalu belanja banyak barang, kemudian kembali ke sekolah tersebut.

"Tit..tilt..tit...tit...tit.."

Pintu gerbang yang tertutup perlahan dibuka dan seseorang datang bertanya

"Mau mengunjungi siapa pak?"

"Ah... saya Haris pak, mantan guru disini mau mengunjungi semua teman disini sih sebenarnya."

"Oh baik pak tapi langsung ke bawah aja guru guru lagi rapat di kantor bawah."

"Oke pak, terima kasih pak.. ah ini buat bapak, yah hitung hitung cemilan sambil jaga jaga disini ajalah pak."

"Oh ya pak ... terima kasih"

Petugas penjaga gerbang berterima kasih atas oleh oleh yang diterimanya dan Haris meluncur ke bawah memasuki areal sekolah lebih dalam, sesampainya dibawah ada dataran yang cukup luas dan ada banyak kelas serta beberapa ruang asrama putri di tempat itu, karena para guru masih rapat, Haris memilih keluar dari mobilnya dan melalui jalan menurun dia pergi ke sungai yang menyimpan berjuta kenangan untuknya, tidak terhitung berapa kali dia mandi disana dan menghabiskan beberapa catatan dalam lembaran hidupnya, di tempat ini pula dia menduga gajinya dahulu pernah hanyut."

Ketika masih larut dalam lamunannya menuju masa lalu, dia dikejutkan oleh seseorang yang datang ke sungai.

"Eh... pak Haris....!

"Wah pak Tamam, apa kabar pak..!"

"Jadi benar nih pak Haris?

"iya pak benar saya pak."

"Waduuuuuhh lama ngak jumpa sudah gemukan aja nih pak Haris."

"He..he .hehe masa sih pak?"

"Iya pak Haris, ngomong ngomong kok pak Haris ngak masuk ke kantor.?"

"Tadinya sih niatnya begitu pak Tamam, cuma saya lihat lagi rapat ya sudahlah, saya sambil menunggu, langsung aja datang kemari sambil sambil bernostalgia.ha ha."

"Wah.. kita sebenarnya rekan sesama guru sempat heran dan merasa kehilangan juga dengan kepergian pak Haris, soalnya ngak ada acara perpisahan guru seperti yang biasa kita lakukan, padahal pak Haris kan orang lama disini"

"Begitulah pak, saat itu semuanya serba mendesak hehe.'

"Baik marilah, pak kita ke atas..!"

"Mari pak."

Keduanya berjalan santai dan dari jauh para guru sudah bereaksi atas kedatangan mereka.

"Pak Haris ya pak Tamam.?" tanya seorang guru

"Iya pak"

Jawab pak Tamam setengah berteriak

Guru guru berhamburan dari kantor dan menyambut Haris, semua mereka suka dengan karakter dan perjuangan Haris selama ini namun begitupun cukup disayangkan, nasib Haris tidak sebaik perangainya, setelah cukup lama akhirnya para guru tahu duduk permasalahan yang sebenarnya dan meski menyayangkan tidak ada yang bisa berbuat apa apa untuk masalah itu.

"Teman teman ada yang merasa ngak, kalau pak Haris sekarang tampil beda?"

Seorang guru bertanya

"Iya lebih ganteng kata para guru wanita tambah berisi ucap para guru pria."

Ditengah kebahagiaan itu muncul seorang pemeran antagonis dalam kehidupan ini.

"Pak Haris kalau maksud kedatangan bapak mau mengajar lagi, maaf maaf aja nih ya pak, justru kita rapat ini sedang menghitung dan membagi jam pada seluruh roster mata pelajaran dan tidak ada lagi jam yang kosong."

Mendengar itu sontak semua guru memandang orang yang baru bicara dengan mimik wajah yang tidak suka.

"Jangan khawatir pak, saya tidak akan mengambil jam anda, saya cuma datang mengunjungi anda semua sebagai teman."

Haris menjawab pria itu tanpa menyebutkan namanya.

"Baguslah " pria tersebut menanggapi ucapan Haris barusan.

"Baiklah semuanya, bantu saya mengambil beberapa barang di bagasi mobil itu."

Haris bicara sambil berjalan ke arah mobilnya, Semua temannya takjub melihat Haris mengeluarkan banyak barang dari bagasi mobilnya dan teman temannya membantu mengangkat semua itu ke ruang kantor mereka.

Tak lama berselang kepala sekolah dan ketua yayasan datang dengan mobil yang sama dan langsung masuk ke kantor, melihat itu Haris datang dan menyalam kepala sekolah dan menyalam ketua yayasan, serta mencium tangannya yang sudah keriput karena termakan usia.

"Oh rupanya ada pak Haris.., sudah lama datang pak Haris?"

Kepala sekolah bersikap ramah seolah tidak pernah ada masalah, dia tahu betul kalau pihak sekolah juga sebenarnya bersalah terhadap pak Haris.

"Ah belum lama juga sih pak, baru saja ini jumpa sama teman teman."

"Jadi mobil yang di depan mobil pak Haris.?"

"Iya pak jawab Haris santai"

"Wah sudah sukses dong kalau begitu."

"Ah ngak juga pak, oh ya sebentar pak."

Haris mengambil oleh oleh berupa cindera mata yang memang dia persiapkan khusus buat kepala sekolah dan ayahnya lalu menyerahkannya.

Untuk beberapa saat Haris bicara dan bercerita tentang banyak hal pada mereka yang tidak masuk jam kelas dan kemudian dia pamit dari sana jelang siang dan meluncur menuju desanya untuk melihat rumahnya yang sedang dibangun.

"Ding.....! selamat tuan anda sukses melaksanakan misi, point 500 PS sudah ditambahkan ke point anda sebelumnya yang tersisia 30 point."

"Baik sistem pesankan untukku sebuah unit mobil sewa dikirim selambat lambatnya besok ke rumah mertua."

"Baik tuan sistem akan memprosesnya untuk tuan."

Pembayaran untuk sebuah unit mobil Daihatsu grand Max MB seharga 170 juta telah dipesan dan mrnurut informasi sore ini juga akan sampai.

"Baik sistem bagaimana statusku?"

"Ding...!

Nama pemilik sistem : Tuan Haris

type : sistem kekayaan

Level : 1 ( Satu ).

Inventory : Uang sebanyak 100 juta

kwalitas pikiran : Manusia biasa

kwalitas tubuh : Manusia biasa

Keahlian : mengemudi mobil

Poin Sistem : 359 PS ( Poin sistem)

kekayaan :

Kebun senilai Rp 200 juta

Rumah tahap pembangungan Rp 200 juta

Sawah senilai Rp 60 juta

Kenderaan roda dua Rp 22 juta

Perhiasan senilai Rp 17 juta

Rumah toko 2 lantai senilai 650 juta

Poin sistem dapat di tukarkan menjadi :

* Peningkatan Level sistem

* Uang Rp Satu juta/poin.

* Keahlian

* Kwalitas tubuh dan pikiran.

"Baiklah sistem tingkatkan level sistem ke level dua."

"Baik tuan, sistem akan memproses.. 10...25...50....75....100%.....Ding..! proses selesai tuan.

"Peningkatan sistem menggunakan 100 PS (poin sistem), sisa Poin sistem saat ini adalah 259 Poin sistem."

"Baiklah sistem kau memang yang terbaik"

Haris segera menepi di depan kedai pak maklin dan Haris turun dari mobil dan segera memesan segelas kopi.

"Wah mobil baru nih ris...!"

"Iya pak, punya saudara, dikasih pinjam pakai."

"Enak kalilah hidupmu sekarang Ris", ucap pak maklin .

"Ah semua cuma titipan pak, daki dunianya semua ini."

"Wuiiiihhhhhh sedap kalilah kalau dengar kau ngomong Ris...ha..ha..hahahah."

"Ahhhhhhhhh... nikmatnya kopi ini, lain memang kalau disini sama di tempat lain pak, pantaslah orang bang Damepun mau kopinya dari sini..he he."

"Adaaaaa aja kau Ris, Oh ya dimana kau beberapa hari ini Ris.?"

"Di rumah mertua pak..."

"Oh... patut ngak nampak."

"Aku pergi dulu ya pak mau cek rumah, sekalian mau balik ke rumah mertua lagi nanti, ada acara penting."

"Okelah Ris hati hati kau Ris."

"Iya pak".

Haris membawa masuk mobilnya sekalian menguji halamannya yang akan dibangun garasi mobil nantinya, semua berjalan cukup lancar, dia bercerita beberapa hal pada tukang rumahnya dan Fauzan yang mengetahui keberadaannya memberikan uang sawit berkisar 2 juta lalu kembali kedesa dan rumah mertuanya..

Terpopuler

Comments

The Scorpion's

The Scorpion's

murah amat 2 juta doang sawit

2024-10-27

1

Zainal Patta

Zainal Patta

kenapa tidak tercantum mobil sistem

2024-10-20

0

Muji Yanto

Muji Yanto

kok lupa sma yg ngasih uang 350tibu,,😭

2024-10-01

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1_ Hari yang malang
2 Chapter 2_Perlakuan yang tidak adil
3 Chapter _3 : Akhir yang buruk
4 Chapter _4 : Pukulan telak
5 Chapter _5 : Pindah kampung
6 Chapter _6 :. Sistem Kekayaan
7 Chapter _7 : Perintah kosongkan rumah
8 Chapter _8 : Rumah berkeramik
9 Chapter _9 : Membeli kebun
10 Chapter _10 : Transaksi berhasil
11 Chapter _11 : Merasa dipaksa habiskan uang
12 Chapter _12 : Perbincangan jelang tidur
13 Chapter _13 : Perubahan Haris
14 Chapter _14 : Misi pertama
15 Chapter _15 : Tamu terhormat
16 Chapter _16 : Bukan Haris yang biasa
17 Chapter _17 : Mobil baru
18 Chapter _18 : Keluarga harus saling dukung
19 Chapter _19 : Mengunjungi Teman seperjuangan
20 Chapter _20 : Suasana baru
21 Chapter _21 : Hati yang terusik
22 Chapter _22 : Mimpi buruk
23 Chapter _23 : Misi yang menggugah perasaan
24 Chapter _24 : Kesombongan yang tercabut
25 Chapter _25 : Penampilan yang tidak meyakinkan
26 Chapter _26 : Corporate owner baru
27 Chapter _27 : Direktur Haris
28 Chapter _28 : Level berbeda
29 Chapter _29 : Misi baru
30 Chapter _30 : Pembayaran lahan
31 Chapter _31 : Keseruan warga
32 Chapter _32 : Uang yang menyatukan hati
33 Chapter _33 : jurus duda rondo kelana?
34 Chapter _34 : Amukan petani cabai
35 Chapter _35 : Fungsi uang yang semestinya
36 Chapter _36 : Pesanan di luar misi
37 Chapter _37 : Masih saja di rendahkan
38 Chapter _38 : Hal yang tidak biasa
39 Chapter _39 : Menawar ke atas.
40 Chapter _40 : Membahagiakan keluarga dan orang terdekat
41 Chapter _41 : Terbakarnya rumah dan kebun Haris
42 Chapter _42 : Pulang
43 Chapter _43 : Menjemput bahagia dengan membahagiakan orang lain
44 Chapter _44 : Akhir dari masalah
45 Chapter _45 : Pak Slamet yang baik
46 Chapter _46 : Sahabat sepenanggungan
47 Chapter _47 : Niat yang tersampaikan
48 Chapter _48 : Pendatang melarat
49 Chapter _49 : Membalas budi baik
50 Chapter _50 : Adik angkat
51 Chapter _51 : Candu berbuat kebaikan
52 Chapter _52 : Cinta buta sang GM
53 Chapter _53 : Realita kehidupan
54 Chapter _54 : Daki dunia
55 Chapter _55 : Hampir saja
56 Chapter _56 : Kesepakatan dua wanita
57 Chapter _57 : Kabar yang mengejutkan
58 Chapter _58 : Duduk permasalahan
59 Chapter _59 : Pembebasan Jhon
60 Chapter _60 : Penyerangan desa
61 Chapter _61 : Penyerangan desa 2
62 Chapter _62 : Sejenak melupakan masalah
63 Chapter _63 : Rajanya Ikan sungai
64 Chapter _64 : Makin rumit
65 Chapter _65 : Saling pengertian
66 Chapter _66 : Mulai menerima
67 Chapter _67 : Sosok yang nemikat hati semua orang
68 Chapter _68 : Rahasia kecil yang terbongkar
69 Chapter _69 : Pernikahan sederhana
70 Chapter _70 : Misi sudah sukses
71 Chapter _71 : Posesif
72 Chapter _72 : Wanita tak pernah salah
73 Chapter _73 : Haris tak boleh disinggung
74 Chapter _74 : Bahagia bersama keluarga
75 Chapter _75 : Papa dan mama di tekan
76 Chapter _76 : Diana tetap yang paling utama
77 Chapter _77 : Ujian 1 Triliun
78 Chapter _78 : Hanya masalah kecil
79 Chapter _79 : Kebahagiaan pak Wicaksono
80 Chapter _80 : Peristiwa keramat
81 Chapter _81 : Tidak seperti bos lain
82 Chapter _82 : Canda yang serius
83 Chapter _83 : Menjenguk si Jhon.
84 Chapter _84 : Sikap dingin Haris
85 Chapter _85 : Perhatian pada bawahan
86 Chapter _86 : Bertukar posisi
87 Chapter _87 : Situasi di perkebunan
88 Chapter _88 : Mandor 'tengil'
89 Chapter _89 : penyerangan terhadap Haris
90 Chapter _90 : Uang bukan apa-apa bagi Haris
91 Chapter _91 : Pendekatan Haris
92 Chapter _92 : Pabrik pengalengan ikan
93 Chapter _93 : Keinginan untuk makmur.
94 Chapter _94 : Seorang master
95 Chapter _95 : Kerajaan bisnis
96 Chapter _96 : Keheranan Diana dan Kirana.
97 Chapter _97 : Suratan hidup yang indah.
98 Chapter _98 : Dunia ini luas.
99 Chapter _99 : Hidup terlalu indah untuk disia siakan.
100 Chapter _100 : Sikap yang selalu ingin membantu orang lain.
101 Chapter _101 : Bos besar.
102 Chapter _102 : Sosok yang penuh pengertian
103 Chapter _103 : Masalah di kantor Ekspedisi
104 Chapter _104 : Master VS Master
105 Chapter _105 : Tetap lebih kuat
106 Chapter _106 : Marlon si pria kasar
107 Chapter _107 : Mitra bisnis strategis
108 Chapter _108 : Pimpinan yang pengecut
109 Chapter _109 : Bersembunyi
110 Chapter _110 : Melacak Marlon
111 Chapter _111 : Lolosnya Marlon
112 Chapter _112 : Kerinduan teman lama.
113 Chapter _113 : Baku tembak di wilayah pantai Timur.
114 Chapter _114 : Malaikat yang menyamar
115 Chapter _115 : Kabar yang kurang sedap
116 Chapter _116 : Malam kebersamaan
117 Chapter _117 : Kekhawatiran Papa mertua dan kerjasama baru
118 Chapter _118 : Tidak bisa semua orang suka pada kita.
119 Chapter _119 : Kunjungan mendadak Manager Sudharta
120 Chapter _120 : Tembakan dokter Shasmita
121 Chapter _121 : Peristiwa yang mengguncang
122 Chapter _122 : makanan yang dibubuhi racun
123 Chapter _123 : Menanti tabib Maksum
124 Chapter _124 : Tibanya sosok yang ditunggu
125 Chapter _125 : PT. Haris Kirana Diana Shipyard
126 Chapter _126 : Gelombang kunjungan warga
127 Chapter _127 : Membludaknya pengunjung
128 Chapter _128 : Pembicaraan yang berat
129 Chapter _129 : Keahlian pengobatan
130 Chapter _130 : pengobatan akupuntur kuno
131 Chapter _131 : Hikmah sebuah musibah
132 Ide menulis
133 Chapter _132 : Meninjau SPBU di Kota P
134 Chapter _133 : Sikap hangat yang menyentuh
135 Chapter _134 : Musyawarah singkat keluarga Haris
136 Chapter _135 : Calon mertua Nando dan Erik.
137 Chapter _136 : Pernikahan adik dan pengawal Haris
138 Chapter _137 : Indahnya kehidupan Haris
139 Chapter _138 : Wahana waterboom
140 Chapter _139 : Keseruan dan juga komitmen Diana dan Kirana
141 Chapter _140 : Teman sejati tak mengenal pembedaan status
142 Chapter _141 : Perubahan dalam diri Shasmita
143 Chapter _142 : Perkembangan situasi di hari pernikahan.
144 Chapter _143 : Suasana pesta pernikahan
145 Chapter _144 : Rentetan Ucapan salam
146 Chapter _145 : Menggoda madu pengantin baru
147 Chapter _146 : Hasil pengobatan yang luar biasa
148 Chapter _147 : Hari yang indah bagi Shasmita dan Haris
149 Chapter _148 : Kegembiraan ketiga anak petani.
150 Chapter _149 : Hadirnya Haris dalam kehidupan keluarga Nurdin.
151 Chapter _150 : Kesepakatan Istri Haris
152 Chapter _151 : Malam yang penuh rencana
153 Chapter_152 : Status baru Linda di sekolah
154 Chapter _153 : Pengganggu istri Haris
155 Chapter _154 : Terungkapnya identitas penyerang istri Haris
156 Chapter _155 : Hotel di daerah perbukitan
157 Chapter _156 : Haris membahagiakan keluarga Nurdin
158 Chapter _157 : Ancaman yang sangat serius
159 Chapter _158 : Kenyataan pahit
160 Chapter _159 : Terus berbuat baik saat ada peluang
161 Chapter _160 : Bapaknya orang-orang miskin.
162 Chapter _161 : Pengobatan terakhir Pak Drajat
163 Chapter _162 : Pertemuan yang tak terduga
164 Chapter _163 : Hubungan baik yang semakin dekat
165 Chapter _164 : Kemudahan urusan orang yang baik
166 PENGUMUMAN
167 SIMAK NOVEL BARU AKU YA SOBAT YANG BAIK HATI...
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Chapter 1_ Hari yang malang
2
Chapter 2_Perlakuan yang tidak adil
3
Chapter _3 : Akhir yang buruk
4
Chapter _4 : Pukulan telak
5
Chapter _5 : Pindah kampung
6
Chapter _6 :. Sistem Kekayaan
7
Chapter _7 : Perintah kosongkan rumah
8
Chapter _8 : Rumah berkeramik
9
Chapter _9 : Membeli kebun
10
Chapter _10 : Transaksi berhasil
11
Chapter _11 : Merasa dipaksa habiskan uang
12
Chapter _12 : Perbincangan jelang tidur
13
Chapter _13 : Perubahan Haris
14
Chapter _14 : Misi pertama
15
Chapter _15 : Tamu terhormat
16
Chapter _16 : Bukan Haris yang biasa
17
Chapter _17 : Mobil baru
18
Chapter _18 : Keluarga harus saling dukung
19
Chapter _19 : Mengunjungi Teman seperjuangan
20
Chapter _20 : Suasana baru
21
Chapter _21 : Hati yang terusik
22
Chapter _22 : Mimpi buruk
23
Chapter _23 : Misi yang menggugah perasaan
24
Chapter _24 : Kesombongan yang tercabut
25
Chapter _25 : Penampilan yang tidak meyakinkan
26
Chapter _26 : Corporate owner baru
27
Chapter _27 : Direktur Haris
28
Chapter _28 : Level berbeda
29
Chapter _29 : Misi baru
30
Chapter _30 : Pembayaran lahan
31
Chapter _31 : Keseruan warga
32
Chapter _32 : Uang yang menyatukan hati
33
Chapter _33 : jurus duda rondo kelana?
34
Chapter _34 : Amukan petani cabai
35
Chapter _35 : Fungsi uang yang semestinya
36
Chapter _36 : Pesanan di luar misi
37
Chapter _37 : Masih saja di rendahkan
38
Chapter _38 : Hal yang tidak biasa
39
Chapter _39 : Menawar ke atas.
40
Chapter _40 : Membahagiakan keluarga dan orang terdekat
41
Chapter _41 : Terbakarnya rumah dan kebun Haris
42
Chapter _42 : Pulang
43
Chapter _43 : Menjemput bahagia dengan membahagiakan orang lain
44
Chapter _44 : Akhir dari masalah
45
Chapter _45 : Pak Slamet yang baik
46
Chapter _46 : Sahabat sepenanggungan
47
Chapter _47 : Niat yang tersampaikan
48
Chapter _48 : Pendatang melarat
49
Chapter _49 : Membalas budi baik
50
Chapter _50 : Adik angkat
51
Chapter _51 : Candu berbuat kebaikan
52
Chapter _52 : Cinta buta sang GM
53
Chapter _53 : Realita kehidupan
54
Chapter _54 : Daki dunia
55
Chapter _55 : Hampir saja
56
Chapter _56 : Kesepakatan dua wanita
57
Chapter _57 : Kabar yang mengejutkan
58
Chapter _58 : Duduk permasalahan
59
Chapter _59 : Pembebasan Jhon
60
Chapter _60 : Penyerangan desa
61
Chapter _61 : Penyerangan desa 2
62
Chapter _62 : Sejenak melupakan masalah
63
Chapter _63 : Rajanya Ikan sungai
64
Chapter _64 : Makin rumit
65
Chapter _65 : Saling pengertian
66
Chapter _66 : Mulai menerima
67
Chapter _67 : Sosok yang nemikat hati semua orang
68
Chapter _68 : Rahasia kecil yang terbongkar
69
Chapter _69 : Pernikahan sederhana
70
Chapter _70 : Misi sudah sukses
71
Chapter _71 : Posesif
72
Chapter _72 : Wanita tak pernah salah
73
Chapter _73 : Haris tak boleh disinggung
74
Chapter _74 : Bahagia bersama keluarga
75
Chapter _75 : Papa dan mama di tekan
76
Chapter _76 : Diana tetap yang paling utama
77
Chapter _77 : Ujian 1 Triliun
78
Chapter _78 : Hanya masalah kecil
79
Chapter _79 : Kebahagiaan pak Wicaksono
80
Chapter _80 : Peristiwa keramat
81
Chapter _81 : Tidak seperti bos lain
82
Chapter _82 : Canda yang serius
83
Chapter _83 : Menjenguk si Jhon.
84
Chapter _84 : Sikap dingin Haris
85
Chapter _85 : Perhatian pada bawahan
86
Chapter _86 : Bertukar posisi
87
Chapter _87 : Situasi di perkebunan
88
Chapter _88 : Mandor 'tengil'
89
Chapter _89 : penyerangan terhadap Haris
90
Chapter _90 : Uang bukan apa-apa bagi Haris
91
Chapter _91 : Pendekatan Haris
92
Chapter _92 : Pabrik pengalengan ikan
93
Chapter _93 : Keinginan untuk makmur.
94
Chapter _94 : Seorang master
95
Chapter _95 : Kerajaan bisnis
96
Chapter _96 : Keheranan Diana dan Kirana.
97
Chapter _97 : Suratan hidup yang indah.
98
Chapter _98 : Dunia ini luas.
99
Chapter _99 : Hidup terlalu indah untuk disia siakan.
100
Chapter _100 : Sikap yang selalu ingin membantu orang lain.
101
Chapter _101 : Bos besar.
102
Chapter _102 : Sosok yang penuh pengertian
103
Chapter _103 : Masalah di kantor Ekspedisi
104
Chapter _104 : Master VS Master
105
Chapter _105 : Tetap lebih kuat
106
Chapter _106 : Marlon si pria kasar
107
Chapter _107 : Mitra bisnis strategis
108
Chapter _108 : Pimpinan yang pengecut
109
Chapter _109 : Bersembunyi
110
Chapter _110 : Melacak Marlon
111
Chapter _111 : Lolosnya Marlon
112
Chapter _112 : Kerinduan teman lama.
113
Chapter _113 : Baku tembak di wilayah pantai Timur.
114
Chapter _114 : Malaikat yang menyamar
115
Chapter _115 : Kabar yang kurang sedap
116
Chapter _116 : Malam kebersamaan
117
Chapter _117 : Kekhawatiran Papa mertua dan kerjasama baru
118
Chapter _118 : Tidak bisa semua orang suka pada kita.
119
Chapter _119 : Kunjungan mendadak Manager Sudharta
120
Chapter _120 : Tembakan dokter Shasmita
121
Chapter _121 : Peristiwa yang mengguncang
122
Chapter _122 : makanan yang dibubuhi racun
123
Chapter _123 : Menanti tabib Maksum
124
Chapter _124 : Tibanya sosok yang ditunggu
125
Chapter _125 : PT. Haris Kirana Diana Shipyard
126
Chapter _126 : Gelombang kunjungan warga
127
Chapter _127 : Membludaknya pengunjung
128
Chapter _128 : Pembicaraan yang berat
129
Chapter _129 : Keahlian pengobatan
130
Chapter _130 : pengobatan akupuntur kuno
131
Chapter _131 : Hikmah sebuah musibah
132
Ide menulis
133
Chapter _132 : Meninjau SPBU di Kota P
134
Chapter _133 : Sikap hangat yang menyentuh
135
Chapter _134 : Musyawarah singkat keluarga Haris
136
Chapter _135 : Calon mertua Nando dan Erik.
137
Chapter _136 : Pernikahan adik dan pengawal Haris
138
Chapter _137 : Indahnya kehidupan Haris
139
Chapter _138 : Wahana waterboom
140
Chapter _139 : Keseruan dan juga komitmen Diana dan Kirana
141
Chapter _140 : Teman sejati tak mengenal pembedaan status
142
Chapter _141 : Perubahan dalam diri Shasmita
143
Chapter _142 : Perkembangan situasi di hari pernikahan.
144
Chapter _143 : Suasana pesta pernikahan
145
Chapter _144 : Rentetan Ucapan salam
146
Chapter _145 : Menggoda madu pengantin baru
147
Chapter _146 : Hasil pengobatan yang luar biasa
148
Chapter _147 : Hari yang indah bagi Shasmita dan Haris
149
Chapter _148 : Kegembiraan ketiga anak petani.
150
Chapter _149 : Hadirnya Haris dalam kehidupan keluarga Nurdin.
151
Chapter _150 : Kesepakatan Istri Haris
152
Chapter _151 : Malam yang penuh rencana
153
Chapter_152 : Status baru Linda di sekolah
154
Chapter _153 : Pengganggu istri Haris
155
Chapter _154 : Terungkapnya identitas penyerang istri Haris
156
Chapter _155 : Hotel di daerah perbukitan
157
Chapter _156 : Haris membahagiakan keluarga Nurdin
158
Chapter _157 : Ancaman yang sangat serius
159
Chapter _158 : Kenyataan pahit
160
Chapter _159 : Terus berbuat baik saat ada peluang
161
Chapter _160 : Bapaknya orang-orang miskin.
162
Chapter _161 : Pengobatan terakhir Pak Drajat
163
Chapter _162 : Pertemuan yang tak terduga
164
Chapter _163 : Hubungan baik yang semakin dekat
165
Chapter _164 : Kemudahan urusan orang yang baik
166
PENGUMUMAN
167
SIMAK NOVEL BARU AKU YA SOBAT YANG BAIK HATI...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!