Merasa terkejut dengan suara yang terdengar kasar itu, Haris segera turun kebawah, karena memang posisi letak kebun itu sebahagian lahannya miring dan Haris merasa suara yang terdengar itu berasal dari lahan paling bawah.
Karena khawatir itu adalah hewan buas, sebab areal itu memang masih banyak hutan yang belum di kelola menjadi kebun, Haris mempersiapkan parang dalam genggamannya untuk berjaga jaga.
Sesampainya di bawah dia begitu terkejut, menemukan seseorang yang masih memakai pakaian prajurit tentara, sedang membabat rumput yang hendak menjalar ke atas pohon karet disana.
Menyadari kehadiran Haris, pria itu segera berdiri dan sejenak menghentikan kegiatannya kemudian menyulut api rokoknya dan segera menghampiri si Haris.
Dengan wajah yang ramah dia menyodorkan rokok.
"Eh... kamu ris..!
Haris masih terkejut dengan sosok pria ramah yang merupakan anggota tentara tersebut, orang itu masih kerabat ibu mertuanya dan tinggal di desa lain.
Sangat jarang pria itu pulang karena tugasnya berada di daerah lain, tetapi setiap pulang pasti mampir ke rumah mertuanya dan membawa oleh oleh yang banyak.
Pria itu sendiri cukup ramah kepada Haris.
"Ah... bang Erwin, lagi mencoba parang baru ya bang? kelihatan sekali masih baru."
"He ngak kok ris, cuma mau bersih bersih aja, sekalian memeriksa lokasi kebun ini."
Lalu pria itu mengeluarkan sebuah surat kebun yang masih baru, dengan beberapa tanda tangan orang orang yang dikenalnya sebagai saksi, juga tanda tangan kedua mertuanya, yang tertulis sebagai penjual kebun tersebut.
"Bang Erwin, ini?"
Antara bingung dan percaya Haris bertanya pada Erwin.
"Kebun ini baru abang beli Ris dari bibi, tadinya abang sih ngak mau, tetapi bibi memaksa karena katanya lagi perlu duit buat berobat.
Kamukan tahu sendiri Ris bibi kalau sudah ngomong itu, widiihhh hampir ngak ada titik komanya ha... ha..ha... hahhh.
Tapi hitung hitung sebagai investasi, ya sudah abang beli saja."
"Jedarrrrrrr......"
Haris merasa seperti tersambar petir di siang bolong, tidak disangka hal ini akan terjadi.
Sudah berapa banyak tenaga, biaya dan waktu yang dia keluarkan untuk membangun kebun yang tadinya sudah sangat dia banggakan ini, ternyata hasilnya akan begini.
Dia tidak pernah mengira, kalau mertuanya sanggup menjual tanah yang katanya sudah merupakan bahagian istrinya itu, justru setelah dibangun dengan ditanami pohon karet.
Kebun itu lokasinya bersambung tanpa ada jarak berupa kebun orang lain, pada kebun mertuanya yang berada di atasnya.
Dimana kebun mertuanya merupakan dataran dan sudah di disadap dan menghasilkan getah karet.
"Oh ya Ris, kamu sendiri mau ngapain kemari ? mau menyadap karet yah?"
Haris tidak tahu harus berkata apa lagi, dia hanya termenung tanpa sadar menghadapi kenyataan ini.
"Woi Ris , kau kenapa sih?
Malah bengong, bagaimana kalau kau bantu abang bersihkan rumput rumput dikebun abang ini, nanti abang kasih upahlah jangan takut, walaupun saudara tapi namanya tenaga kawan dipakai, pastilah ada upah lelahnya."
Menyadari kalau dia akan menjadi buruh di kebunnya sendiri membuat Haris terperanjat dan langsung saja berkata
"Ah bang Erwin, sebenarnya aku ada suatu keperluan datang kemari, jadi maafkan aku tidak bisa membantu abang saat ini."
"Oh begitu ya Ris? ya sudahlah kalau begitu, kalau kamu juga ada kegiatan abang tidak akan memaksa kok hehe..
Oh ya..! Ambillah rokoknya Ris, abang mau lanjut membabat lagi nih."
"Eh iya bang.."
Dengan rasa tidak enak hati, dia mengambil satu batang rokok kretek dari bungkusnya lalu pergi naik ke atas, ke lokasi kebun mertuanya.
Sesampainya di atas, Haris rebahan pada pondok peristirahatan, yang ada di kebun itu.
Sekejap pandangannya merasa seolah dunia ini menjadi gelap dan berputar sangat kencang, nafasnya tidak beraturan dan dia lemas menghadapi kenyataan ini.
Setelah beberapa saat berlalu dan merasa cukup baikan, Haris pulang dengan langkah gontai dari arah lain, dia tidak sanggup melewati kebunnya yang telah di jual mertuanya sendiri pada orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Tyas
kasian Haris....
2025-03-13
0
🖤Rindu~Bayangan❤
Sebenarnya mertuanya haris itu ikhlas nggak ngasih lahan untuk haris menantunya terus kalau nggak ikhlas kenapa dikasihkan
2024-09-21
0
🖤Rindu~Bayangan❤
Yang Sabar ya Haris percayalah haris hukum tabur tuai itu ada yang udah tega sama kamu nanti juga dia dapat karmanya sendiri sesuai apa yang orang itu udah perbuat🙏
2024-09-21
0