Setelah surat kebun berada di tangannya, hati Haris sangat penuh dengan luapan emosi dia kembali menuju kebun yang tadi baru daja dia beli seolah tak percaya, dia kembali menatap semua pohon dan buah yang ada,
"Ini semua milikku?"
"Milik keluargaku?"
dia terus bertanya pada dirinya disana.
Sistem :
Tuan..! Anda jangan terlalu heran, ini belum seberapa."
Sistem entahlah, ini adalah hal yang besar dalam hidupku.
Sistem, jelaskan padaku seperti apa cara kerjamu sebagai sistem dan apa kewajiban yang harus aku lakukan?"
Sistem :
Tuan sebenarnya sangat sederhana, anda cukup menjalankan misi yang di tetapkan!
"Bila aku menolak?"
Sistem :
"Sistem akan hilang"
"Kenapa begitu?"
Sistem :
Tuan sistem juga punya saingan yang disebut sistem pemusnah.
Bila tuan tidak melakukan misi yang tertera dalam sistem dan menerapkannya, maka otomatis sistem akan hilang oleh sistem pemusnah.
"Wah kalau kamu musnah, sayang dong!"
Sistem:
Bukan cuma sayang tuan,sebahagiam besar yang anda peroleh dari sistem mungkin akan ikut dihancurkan oleh sistem pemusnah juga tuan.
"Kalau aku gagal dalam misi bagaimana?
anda hanya tidak akan mendapat point dan bisa mencoba pada misi lainnya tuan, tetapi kalau menolak misi maka sama artinya merusak sistem sehingga akan musnah."
"Berarti kita saat ini saling tergantung ya sistem?"
Sistem:
"Benar tuan, bila tuan menolak misi, saya akan musnah dan sebahagian besar yang anda capai dari sistem, mungkin akan ikut musnah atau dimusnahkan oleh sistem pemusnah tuan, jadi kita harus saling menjaga tuan."
"Jadi untuk saat ini apa misiku sistem?"
"Saat ini belum ada tuan, ketika misi masuk kedalam data misi, maka sistem akan mengabarkannya tuan."
"Terakhir kamu pernah sebut kalau aku punya bonus awal sistem bukan, apa maksudnya?"
Sistem :
"Itu bonus awal tuan sebagai tuan dari sistem, bahasa sederhananya perkenalanlah tuan dan itu akan hilang jika tidak di belanjakan selama tiga hari ini tuan"
"Wah berarti tersisa hari ini sampai besok ya?"
Sistem :
"Benar tuan."
"Apa benar uangnya bisa hilang sistem?"
Sistem :
"Coba saja tuan."
"Ah sayang sekali, tiga ratus juta lho sistem."
Sistem :
"Uang tuan lebih banyak dari itu tidak terbatas junlahnya,selama tuan ikuti aturan yang di tetapkan pada sistem."
"Tetap saja itu banyak, saya mau bangun rumah dulu sistem kalau dalam tugas nanti aku gugur istriku sudah punya rumah sistem"
Sistem :
"Terserah tuan saja tapi sistem tidak akan biarkan tuan mati dengan mudah, sebab itu juga hari dimana sistem akan musnah tuan, sistem tidak ingin mati muda tuan.".
"Elleh ada saja kamu mati muda segala ekekekekekekeek, ngak sekalian kamu bilang belum menikah juga?
Jadi aku ngak boleh menyisakan uang ini 100 juta buat jaga jaga kantong ya sistem?"
Sistem :
"Tidak tuan, kalau tuan tidak mau hilang harus di belanjakan tuan, setelah itu habis maka akan ada uang baru lagi tuan."
"Baru kali ini aku rasakan, dipaksa menghabiskan uang.. hadeeuuuhhhh terserahlah bakal mandi duitlah hidupku sekarang... ha ha hahahhh
Haris sebenarnya sangat merasa sayang bila menghabiskan uang tesebut begitu saja, seolah dia masih khawatir ada saat dimana dia perlu duit tetapi dia tidak punya harta seperti yang selama ini dia jalani
Dia tidak faham bahwa saat dia butuh duit maka itu hanya akan memicu sistem untuk memberikan misi yang menghasilkan duit.
Selwin itu PS ( Poin sistem ) juga berarti duit
Tadinya Haris akan pulang tetapi dia tidak akan tenang kalau uang ini tidak habis.
"Ah bang Tono ...!"
"Ada apa Ris?"
Yang dipanggil menyahut sambil jalan terus
"Takut kali abang aku minjam uang bang ha..ha..hah..."
"Ngaklah Ris, abang lagi buru buru ni Ris, memangnya ada apa Ris.?"
"Aku mau nanya bang, siapa tukang yang kerjanya rapi di desa kita ini bang."
"Oh si Dame kan mantap kerjanya Ris,."
" Oh gitu ya bang?"
"Iya Ris, tapi kau jumpailah dia Ris, mana tahu dia laii ada job di tempat lain."
"Okelah bang Tono, makasih ya, aku mau kerumahnyalah kalau gitu."
"Oke Ris, jadi abang cabut dulu ya Ris."
"Iya bang."
Haris lalu berjalan menuju rumah tukang yang dimaksud.
Ternyata tukang yang di maksud berkebetulan juga baru datang dari suatu tempat dan dia bertemu dengan Haris di depan rumahnya.
"Eh Ris, tumben kau datang siang siang begini, ada apa Ris....?"
"Eh bang Dame, ini bang mau nanya apa abang lagi ada kerjaan..?"
"Inilah Ris, tadi abang baru dari rumah si Marwan katanya kemaren lagi di warung dia berencana mau buat rumah, makanya karena memang pas lagi kosong jadi abang tadi ke rumahnya, nanya kapan jadinya, eh ngak jelas juga rupanya Ris he he he heheh."
"Wah pas kalilah bang, aku rencana mau buat rumah ini bang, makanya datang kemari."
"Nah.... cocoklah langkah kau ni Ris,màu rumah yang model gimana Ris."
"Itulah aku yang ngak faham itu bang, makanya kudatangi abang, ya pokoknya yang model model sekaranglah bang, kata adek abang yang pakai keramik katanya bang."
"Wah.... banyaklah duitnya itu Ris, jangan nanti setengah jalan habis duit terbengkalai bangunan malu kita, kau malu abangpun malu disangka orang pulak abang tukang yang ngak profesional, ngak tahu menghitung biaya.
Abang pikir tadi kau mau bangun rumah kecil aja, rumah rumah papan gitu."
"Ngak bang, rumah betonlah bang yang model sekarang, kira kira berapa duit itu bang.?"
"Kalau ukurannya ngak terlalu besar dua ratus jutaan kalau ngak nimbun lagi sudah jadi tuh Ris, kira kira 10 x 15 lah ukurannya Ris, sudah pakai keramik itu, Bahan agak mahal sekarang Ris."
"Oh gitu ya bang? jadi kapan abang bisa mulai bang?"
"Kalau ada uangnya besokpun bisa Ris, kau pesanlah bahannya, biasanya kalau abang membangun itu dikasih panjar tukang dulu Ris, biar abangpun bisa nyari anggota, kita sistemnya borongan sajalah Ris ngak usah harian nanti kau rugi tempat kitakan sering hujan."
"Oh gitupun jadi bang, ini uangnya dari saudara aku bang dia besok mau berangkat, kalau bisa semua maslah pembiayaan harus sudah selesai katanya sekarang, gimana menurut abang?"
"Oh kalau uang bahan, kau sendirilah yang nangani Ris, abangkan cuma ambil upah tukang aja."
"Aku belum tahu pulak ini bang."
"Ya udah gini aja, kita makan siang aja dulu bentar Ris, abang udah lapar kali ini ha ha ha hahhh .. habis itu baru kita ke panglong belanja sekalian totalkan biayanya, biaya yang sama abang mau dibayar sekarang juga Ris?"
"Iyalah bang, Harus selesaikan hari ini juga, selagi saudara saya ada disini, nanti tanda terima uangnya mau dia yang pegang."
"Wuiiihhhhh mantap kalilah itu Ris, pucuk dicinta ulampun tiba, anggota abang lasak kali asik nanya kerjaaaan aja, kalau sudah ginikan amanlah kita ini."
"Iya bang akupun asal kerumah, rumah keramik ya bang, gitu aja adek abang hahahhahahhhh."
"Okelah Ris ayo masuk..! makan kita dulu, sudah merepet pulak ini perur hehehe."
Hari itu sebanyak empat ratus juta rupiah sudah Haris keluarkan dan dia lega dengan Nasib hidupnya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Tyas
bahasanya ketahuan ini.... othornya orang medan kah?? aksen dialognya itu lhoo... kental bgt
2025-03-15
1
Laura Aqila
Lanjutttt
2023-11-07
1
Harman LokeST
up up up up up up up up up ⭐⭐⭐⭐⭐
2023-05-01
0