"Kamu jangan ngawur, kerajaan ini bukan kerajaan gaib, kamu jangan mikir macem-macem, ini minumlah" pangeran William memberikan minuman yang berwarna hijau pada Viera.
"Minuman apa ini, kok baunya kayak gini?"
"Udah minum aja, cepat habiskan!"
Dengan terpaksa Viera meminum minuman yang baunya sangat tak sedap itu, ketika minuman itu masuk ke tenggorokannya rasanya benar-benar pahit, seperti jamu.
"Gak enak" keluh Viera, walaupun baunya tidak sedap Viera berhasil menghabiskan minuman itu meskipun rasanya sangat tidak enak.
Pangeran William tersenyum melihat Viera yang begitu menggemaskan di matanya, walaupun ia tau kalau mereka berdua adalah dua orang yang berbeda alam.
Pangeran William menarik tubuh Viera dan membuat keduanya jatuh ke kasur yang empuk.
"Kau!" Viera terkejut bukan main mendapatkan perlakuan yang tidak terduga dari pria dingin itu.
"Sstt diamlah, jangan banyak bicara" pangeran William memeluk tubuh Viera yang ramping.
Viera tidak memberontak, percuma ia memberontak karena tenaganya jelas kalah dengan tenaga pangeran William.
"Pangeran aku bosan di sini, bisakah kau mengajak ku ke tempat yang lain, aku tidak betah berada di dalam istana ini"
"Tidak ada tempat yang indah di sini, semuanya di sini hanya ada hutan, apa kamu mau ku ajak ke dalam hutan?"
"Emang di hutan ada apa saja?"
"Gak ada apa-apa"
"Terus kenapa kamu sering ada di sana kalau di sana gak ada apa-apa?"
"Kamu tau dari mana kalau aku sering berada di sana?"
"Dari putri Thalita, dia bilang kalau kamu sering berada di dalam hutan ke timbang di dalam istana"
Pangeran William diam, ia tidak bertanya apa-apa lagi, ia hanya terus memeluk tubuh Viera yang berhasil membuat dirinya terasa tenang.
"Woy, kenapa diam!"
Mata pangeran William pelan-pelan tertutup, ia masuk ke dalam alam mimpi sementara Viera hanya bisa menghela nafas melihat pangeran William yang ternyata sudah tidur.
"Dasar pangeran kodok, dia malah ninggalin aku, dia itu benar-benar gak tau, apa pura-pura gak tau, jelas-jelas sedari tadi aku ingin keluar dari sini, mengapa dia tidak peka sama sekali" kesal Viera, berada di tempat yang mewah seperti istana ini tidak membuatnya merasa nyaman.
"Aku ingin ke rumah ku, aku ingin pulang" lirih Viera.
Viera mulai menutup matanya, percuma dia berusaha untuk keluar dari istana ini, ia tidak akan bisa keluar karena pangeran William tidak akan mengizinkannya.
...•••...
Ketika Viera membuka matanya Viera tidak menemukan siapapun, suaminya tidak ada di dekatnya, dia menghilang entah kemana.
"Kemana pangeran, kenapa dia sudah gak ada di sini?"
Viera mencari pangeran William namun tetap saja tidak ketemu, Viera menatap ke arah jendela yang sudah gelap tanda malam mulai datang.
Viera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah ia memakai pakaian, ia mencoba keluar dari dalam kamar itu untuk mencari pangeran William.
"Kok sepi ya, kemana semua orang, kok pada gak ada?"
Di istana ini tidak ada satu orang pun yang Viera lihat, dayang-dayang dan prajurit-prajurit yang biasanya berlalu lalang di dalam istana ini hari ini tidak terlihat di mata Viera.
"Kemana semua orang, kenapa pada gak ada di sini, apa mereka semua lagi ada di luar?"
"Coba deh aku cek keluar"
Viera berjalan keluar dari istana, satupun orang tidak Viera temukan, mereka semua mendadak hilang dan tersisa dia seorang di dalam istana ini.
Belum sempat Viera melangkah keluar dari dalam istana, tiba-tiba Viera menangkap semua pangeran, prajurit dan anggota kerajaan lainnya yang tengah berada di luar istana dengan tatapan serius.
Viera bingung mengapa mereka semua menjadi seserius itu, ia lalu melihat ke seberang yang ternyata ada kawanan musuh sehingga mereka semua keluar untuk menghadapinya.
Viera tidak mendekati mereka, ia hanya berdiri di ambang pintu istana.
Tiba-tiba wajahnya langsung tercekat saat melihat semua orang yang ada di sana berubah menjadi makhluk halus yang begitu mengerikan.
Viera menutup mulutnya tak percaya melihat mereka semua yang berubah menjadi makhluk halus.
"J-jadi mereka semua makhluk halus!"
"Tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi, tidak mungkin aku menikah dengan makhluk halus"Viera benar-benar terkesiap saat tau siapa mereka semuanya.
Mereka semua tidak ada yang sadar kalau Viera sudah melihat mereka dengan wujud aslinya, mereka masih terus fokus pada musuh yang ada di depan.
"Dari awal aku sudah curiga kalau tempat ini aneh, aku harus pergi dari sini, aku tidak mau ada di sini"
Viera berlari masuk ke dalam istana, ia mencari pintu belakang untuk keluar dari dalam tempat ini, ia tidak mungkin lewat pintu depan karena mereka semua akan tau kalau ia sudah melihat mereka dengan wujud aslinya.
Sepanjang berlari Viera merasa tegang, ia sangat takut mereka masuk ke dalam dan menangkapnya, ia ingin pergi secepatnya dari tempat ini.
"Di mana pintu belakangnya, ada di mana dia, aku ingin pergi dari sini, ku mohon datanglah" panik Viera dengan terus mencari pintu belakang.
Viera yang masih asing di sana hanya terus berlari, ia panik takut mereka semua curiga kalau ia sudah melihat mereka yang berubah menjadi makhluk halus dengan mata kepalanya sendiri.
Setelah muter-muter akhirnya Viera menemukan pintu keluar dari dalam istana ini, ia dengan terburu-buru keluar dari sana.
Setelah keluar Viera bertemu dengan suasana hutan yang gelap dan mencekam.
Viera tampak ragu untuk meninggalkan istana saat melihat hutan yang seram itu.
"Viera kamu harus pergi dari sini, di sini bukan tempat mu, ayo kamu harus berani, kamu tidak boleh berada di tempat mereka"
Viera membulatkan tekad, ia dengan sangat yakin berlari masuk ke dalam hutan yang gelap, Viera terus berlari tak mempedulikan sama sekali banyaknya tanaman-tanaman liar yang ia lewati.
Viera terus berlari, ia tidak mundur sedikitpun meskipun banyak suara-suara aneh yang mengerikan dari dalam hutan ini.
"Aku harus pergi sini, aku tidak mau tinggal di kerajaan hantu, apalagi menjadi seperti mereka, aku tidak mau, aku mau pulang, aku tidak mau di sana"
Sepanjang perjalanan Viera terus teringat pada wajah pangeran William yang berubah menjadi genderuwo yang seram, sesekali air mata mengalir saat teringat kejadian singkat yang ia lalu bersama pangeran William.
Viera menyesali semuanya, apa yang terjadi padanya baru-baru ini sangat ia sesali, ia benar-benar menyesal mau menikah dengan pangeran gaib seperti pangeran William.
Bugh!
"Aaaaaaahhh!" pekik Viera saat dirinya jatuh dari tebing dan terguling-guling ke bawah.
Batu-batu besar dan kecil menghantam kepala Viera, darah segar mengalir dengan sendirinya, tubuh Viera yang berlumuran darah jatuh ke bawah dan berakhir dengan tidak sadarkan diri.
Viera tidak tau apalagi yang terjadi padanya setelah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments