Viera membuka matanya, ia langsung memegangi kepalanya yang terasa sakit akibat di jatuhi ranting kayu.
Sesaat Viera terdiam, ia melihat penjuru ruangan yang sangat asing di matanya.
"Ini di mana, kenapa aku berada di sini?" heran Viera kala bangun dari tidur ia berada di tempat yang berbeda, bukan hutan seram tadi yang terdapat genderuwo mengerikan.
"Kamu di kamar ku, kamu tidak usah takut lagi, tidak akan ada yang mengganggu mu"
Viera menangkap pangeran yang tengah duduk di kursi dengan wajah dinginnya.
"Kamu, kenapa kamu bawa aku ke sini lagi!"
Pangeran langsung tersenyum mengejek."Sudah ku bilang, kamu tidak akan bisa pergi dari sini, kamu jangan ngeyel, di luaran sana itu bahaya, kamu jangan ke sana, lebih baik kamu di sini saja, istana ini aman untuk mu"
"Tidak, aku tidak mau di sini, di sini bukan tempat ku, aku ingin pergi dari sini, tolong bawa aku pulang ke desa ku, aku gak mau di sini lagi!"
Pangeran bangkit dari duduk dan mendekati Viera.
"Nona di sini aman, dari pada desa mu tempat ini jauh lebih aman, kamu tidak akan dalam bahaya kalau ada di sini" dengan lemah lembut pangeran mengatakan itu semua.
Sedikit hati Viera tersentuh dengan kelembutannya, namun Viera masih tidak mau menunjukkannya, ia masih berusaha untuk tetap dengan pendiriannya.
"Nona di luar sana itu berbahaya, percaya saja pada ku, di sini itu aman, aku akan menjaga mu, aku tidak akan membiarkan mu terluka, aku janji"
Viera masih ragu, ia masih tidak mau tinggal di dalam istana ini walaupun janji pangeran begitu menyakinkan.
"Tapi aku tidak mau menikah dengan mu" lirih Viera dengan menatap ke arah lain.
Ekspresi wajah pangeran langsung berubah, ia kecewa dengan jawaban Viera.
"Apa yang membuat mu tidak mau menikah dengan ku, adakah yang salah dari ku sehingga kamu segitunya tidak mau dengan ku"
"Kamu tidak salah apapun, hanya saja aku tidak punya rasa untuk mu"
"Rasa itu bisa tumbuh dengan seiring berjalannya waktu, kamu hanya tinggal hidup bersama ku di sini, aku jamin kamu bahagia, kamu akan menjadi ratu yang akan aku puja, tidak akan aku biarkan kamu sengsara walau sedikitpun"
Viera diam, ia menatap ke arah lain, ia tidak mau melihat wajah pangeran karena akan membuatnya terhipnotis.
"Aku mau aja nikah sama kamu, tapi bagaimana dengan bapak dan ibu ku yang ada di desa, mereka tidak ada di sini, aku tidak mungkin menikah tanpa restu dari mereka"
"Mereka ada di depan, mereka sudah ada di sini, kamu tidak perlu khawatir lagi mereka tidak hadir di pernikahan mu"
Viera terkejut bukan main."Ibu sama bapak ada di depan?"
"Iya, mereka ada di depan, pakailah ini, upacara pernikahan kita akan di mulai beberapa jam lagi" pangeran memberikan kebaya putih lengkap dengan kain jarit pada Viera.
"Kamu serius mau nikahin aku malam ini juga?" Viera masih tidak percaya ia akan menikah malam ini juga.
"Serius, aku tidak bohong, kita akan nikah malam ini juga, sekarang kamu siap-siap karena di depan ada orang tua kamu, kamu mau kan ketemu sama mereka?"
Viera mengangguk cepat."Iya aku mau ketemu sama mereka, kamu keluar sana, aku mau siap-siap"
Viera mendorong tubuh pangeran untuk membawanya keluar dari dalam kamar ini, pangeran menurut, ia keluar dan membiarkan Viera bersiap-siap.
Viera dengan senang mengenakan pakaian yang sudah di berikan oleh pangeran, ia sudah tidak sabar berjumpa dengan bapak dan ibunya, walaupun baru beberapa jam Viera tak bertatap muka dengan bapak dan ibunya, entah kenapa Viera merasakan rindu yang mendalam seperti orang yang tidak berjumpa berpuluh-puluh tahun lamanya.
Setelah Viera mengenakan pakaian itu, Viera menatap dirinya di cermin.
Krieet
Tiba-tiba pintu terbuka dengan lebarnya, Viera menatap siapa yang masuk ke dalam kamar itu.
"Siapa kalian?"
"Kami adalah perias istana yang sudah di perintahkan oleh raja untuk merias tuan putri" kedua perias itu menundukkan tubuhnya untuk menghormati Viera.
Viera mengerutkan alis saat mereka menghormatinya sampai seperti itu.
"Kenapa makin lama aku makin berubah menjadi tuan putri sungguhan, masa iya ada putri dadakan kayak aku, terus istana ini kenapa bisa ada, padahal sebelumnya gak ada dongeng atau berita apapun tentang istana di tengah hutan yang ada di desa ku" batin Viera yang merasa kalau semua yang terjadi padanya saat ini ngawur.
"Kami mohon izin untuk merias tuan putri"
"Silahkan"
Kedua perias itu mulai merias wajah Viera dengan secantik mungkin, Viera hanya diam, ia masih tidak menyangka ini semua akan terjadi padanya.
Viera terus memikirkan perihal keanehan yang ia alami saat ini.
"Apa benar ada kerajaan di dalam hutan angker itu hanya saja orang-orang pada gak tau, tapi itu gak masuk akal namun mengapa benar-benar terjadi, apa ini semua sekedar mimpi?" batin Viera yang masih meragukan segalanya.
Viera mencubit tangannya untuk memastikan apakah saat ini ia berada di dalam mimpi atau bukan.
"Sakit, jadi apa yang aku alami saat ini bukan mimpi, tapi masa iya aku akan nikah sama seorang pangeran di istana?" batin Viera.
"Dulu aku memang ingin menikah dengan seorang pangeran, tapi kenapa sekarang aku malah terjebak di dalam istana yang megah dan mewah ini" batin Viera yang masih heran.
"Apa sudah selesai?" lamunan Viera menjadi buyar saat mendengar suara pangeran.
Mereka bertiga menoleh ke arah pangeran.
"Sudah pangeran, tuan putri sudah selesai di rias" jawab perias itu dengan hormat.
Pangeran menatap wajah Viera dengan takjub, ia menyunggingkan sedikit senyuman di wajahnya saat menatap wajah Viera yang cantik bagaikan bidadari.
"Ayo keluar, semua orang sedang menunggu kita"
Viera mengangguk, ia keluar bersama pangeran.
Kedua calon mempelai pria dan wanita itu berjalan bersama, semua orang yang ada di kerjaan itu berdiri saat mereka akan melintas.
Viera terus menundukkan pandangannya, ia masih malu di hormati hingga seperti itu oleh penghuni istana ini.
Pangeran membawa Viera ke tempat yang sudah di siapkan, Viera duduk di samping pangeran.
Banyak sekali pangeran dan putri yang hadir di acara pernikahan mereka berdua yang di langsungkan secara dadakan itu.
Viera menatap ke arah kedua orang tuanya yang wajahnya pucat, mereka juga tiba-tiba menjadi pendiam, tidak menanyakan ini itu terkait pernikahannya dengan pangeran William.
Viera tidak menyadari adanya keanehan di sana, ia hanya diam dengan terus gemetaran karena hari ini ia akan menikah dengan seseorang yang tidak ia kenali sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments