Ketidaksopanan juragan Doni

Viera mengipasi dirinya dengan tangannya, ia merasa gerah berada di sana yang tengah di sorot oleh cahaya matahari yang terik.

"Juragan apa bapak masih lama?"

"Sebentar lagi juga sampai, emangnya kamu ada perlu apa sama bapak kamu?"

"Viera cuman mau ngasih makanan ini pada bapak, Viera titip ke juragan saja, kalau ada bapak tolong kasihkan makanan ini" Viera memberikan rantang tiga tingkat itu pada juragan Doni.

"Oh baik saya yang akan berikan makanan ini pada bapak kamu saat dia sudah kembali" juragan Doni memegang datang lembut Viera, ia sedikit mengelusnya dengan tatapan mata mesumnya.

Viera merasa risih, ia langsung menarik tangannya yang tak sengaja bersentuhan dengan tangan juragan Doni.

"Viera permisi dulu juragan, soalnya mau bantuin ibu"

Tanpa menunggu jawaban juragan Doni Viera langsung berlari menuju rumahnya, ia sepanjang jalan merasa jijik karena tangannya sudah di sentuh oleh si tua bangka itu.

"Iiih kenapa si tua bangka itu pake pegang-pegang tangan aku segala, dia itu sudah tua, kenapa matanya masih jelalatan aja, iih gak ngaca apa dia" omel Viera yang benar-benar bergidik ngeri saat teringat pada kejadian yang baru saja menimpanya.

"Iih aku gak mau lagi datang ke sana, aku gak mau ketemu sama si tua bangka itu!"

Viera benar-benar ngeri pada juragan Doni, dia memang terkenal sering tidak sopan pada perempuan, jadi tak heran kalau pada Viera ia berlaku tidak sopan.

Viera mempercepat langkahnya menuju rumah, sepanjang perjalanan ia menggerutu karena kejadian tadi.

Viera juga mengelap tangannya yang tadi sempat di pegang oleh juragan Doni.

"Viera bagaimana, apa kamu sudah berikan makanan itu pada bapak mu?" Romlah yang lagi menjemur pakaian melihat Viera yang kembali dengan wajah kesal.

"Sudah, ibu tau gak, juragan tua bangka itu benar-benar gak sopan sama Viera, dia pegang-pegang tangan Viera bu, Viera gak terima dia main pegang tangan Viera, walaupun dia juragan, dia gak bisa kayak gini juga, masa dia tidak bisa menghormati seorang perempuan!" kesal Viera yang ia lampiaskan pada ibunya.

"Udah, kamu jangan marah-marah, yang penting juragan Doni itu gak ngapa-ngapain kamu, itu mah hal yang wajar" Romlah tampak tenang ketika mendengar keluh kesah anaknya.

"WAJAR IBU BILANG!" tak percaya Viera saat mendengar tanggapan ibunya tentang apa yang barusan ia alami.

"Bu dia itu sudah keterlaluan, dia gak bisa hormati perempuan, Viera tau dia orang kaya, tapi gak kayak gini juga, masa karena dia orang kaya dia bisa semena-mena sama orang-orang rendah seperti kita!" tak terima Viera.

"Sstt kamu jangan berisik!" perintah Romlah.

Viera mengembuskan nafas kasar, ia benar-benar kesal karena ibunya tidak berpihak sama sekali dengannya.

"Kamu cuman di pegang saja sama juragan Doni, itu masih wajar, asalkan kamu tau dulu ada orang yang sudah hamil anak juragan Doni" Romlah menceritakan hal itu dengan

volume yang sangat pelan karena takut ada netizen yang meliputnya.

Wajah Viera langsung terkejut, ia ternganga ketika mendengar cerita itu.

"Siapa orang yang sudah di hamili sama juragan Doni bu?"

"Sstt, jangan keras-keras, nanti ada orang yang dengar!"

Viera mengangguk, ia melihat ke kanan dan kirinya yang sepi, ia bernafas lega karena tidak ada satupun orang yang berada di sekitar rumahnya.

"Siapa orang yang sudah di hamili sama juragan Doni bu?" Viera kembali mengulangi ucapannya, ia penasaran sekali pada orang yang naas itu.

"Namanya Sekar, dia itu dulu buruh tani di sana, dia sempat hamil anaknya juragan Doni, tapi setelah istrinya juragan Doni tau, dia langsung membunuh Sekar dengan cara di cemplungkan ke dalam sumur yang ada di belakang rumah Sekar"

"Terus-terus gimana bu dengan nasib mbk Sekar setelah itu?"

"Meninggal, apalagi yang akan terjadi padanya, kamu tau tidak sumur itu sekarang menjadi sumur yang angker karena di dalamnya terdapat jenazah Sekar yang masih belum di kuburkan karena bu Jamilah melarang keras siapapun mengubur jenazah Sekar"

Viera merinding, ia sangat-sangat terkejut saat tau berita miring itu tentang keluarga juragan Doni yang kaya raya.

"Segitunya bu Jamilah menghukum mbk Sekar" tak menyangka Viera ketika mendengar cerita miris itu.

"Iya, kamu jangan sampai bernasib sama seperti dia, kamu tidak mau kan mati dengan cara yang sesadis itu?"

Viera langsung menggeleng, mendengar ceritanya saja Viera ketakutan apalagi mengalaminya, sungguh ia akan mati kutu kalau merasakan itu semua.

"Viera gak mau bu, mana mau Viera bernasib sama seperti dia, amit-amit Viera hamil anaknya juragan Doni yang tua bangka itu, udah tua masih aja suka jelalatan, Viera gak mau ke sana lagi, ibu jangan nyuruh-nyuruh Viera lagi, Viera gak sudi datang ke sana!"

Viera langsung meninggalkan ibunya yang masih berada di jemuran.

"Viera, Vieraaa!"

Tak ada jawaban, Viera tak menghiraukan sama sekali ucapan ibunya dan terus melangkah masuk ke dalam rumah.

"Dasar anak itu" tak habis pikir Romlah pada anaknya sendiri.

Viera masuk ke dalam kamarnya, ia mengunci pintu kamarnya, lalu merebahkan tubuh di kasur kembali dan kembali melanjutkan tidurnya yang tertunda.

"Vieraaa!"

Baru memejamkan mata sebentar Viera sudah kembali mendengar teriakan ibunya yang memanggilnya.

Dengan wajah yang kesal Viera membuka pintu kamarnya.

"Apalagiiii!"

"Sapu halaman sana, jangan molor di jam segini!"

Viera geram sekali, entah kenapa hari ini ia tidak bisa tidur dengan tenang, ibunya selalu saja menyuruh-nyuruh dia.

Viera hendak bicara."APA, masih mau nolak!"

Seketika Viera langsung diam, ia tidak bisa menolak perintah ibunya karena ibunya lebih garang dari pada kuntilanak, siluman dan kawan-kawannya.

"Iya, Viera berangkat!"

Dengan kesalnya Viera mengambil sapu, ia menyapu halaman rumahnya dengan terus mengomel.

"Kenapa ibu selalu nyuruh-nyuruh aku terus, aku juga ingin istirahat, tidur dengan tenang dan nyaman, kapan aku bisa tidur dengan tenang tanpa ada yang nyuruh-nyuruh aku!" omel Viera sambil menyapu halaman rumahnya yang lumayan besar.

"Kamu itu anak tunggal, ibu mau nyuruh siapa lagi kalau bukan nyuruh kamu!" jawab Romlah yang mendengar setiap kata yang keluar dari mulut putrinya.

"Nasib jadi anak tunggal, kapan aku bisa jadi nyonya yang bisa nyuruh-nyuruh orang, bukan malah di suruh-suruh seperti ini!"

"Udah, jangan kebayangkan halu, cepat bersihkan, setelah itu ambil pucuk daun singkong di belakang rumah!"

Viera menghembusakan nafas kasar.

"Iyaaa!"

Viera dengan tak sabaran menyapu halaman rumahnya, hari ini moodnya benar-benar kacau, harinya di mulai dengan penuh rasa kesal.

Episodes
1 Ke ladang juragan Doni
2 Ketidaksopanan juragan Doni
3 Di terima kerja
4 Di patuk ular
5 Munculnya genderuwo di kamar Viera
6 Menemaninya tidur
7 Penampakan genderuwo di dalam kamar
8 Patah hati
9 Kehancuran Munaroh
10 Terjebak di dalam hutan
11 Istana di tengah hutan
12 Pergi dari istana
13 Pernikahan dadakan
14 Resmi menikah dengan pangeran William
15 Mencoba mengusirnya
16 Penyesalan yang mendalam
17 Menjadi pusat perhatian
18 Di hamili genderuwo
19 Panik
20 Bersyukur karena berhasil keluar dari alam gaib
21 Mencari Munaroh
22 Penemuan mayat yang sudah membusuk
23 Kepergian Munaroh
24 Kuntilanak penunggu pohon
25 Akan berusaha untuk menjaga diri
26 Garis 2
27 Asap hitam misterius
28 Terguncang
29 Kemarahan pangeran William
30 Dendam yang berkobar
31 Mencari bukti
32 Datang ke ladang malam-malam
33 Tertangkap basah
34 Berkerja sama
35 Mencari kunci lemari hitam misterius
36 Bertemu dengan kuntilanak
37 Takut kehilangan dia
38 Kotak misterius
39 Isi kotak misterius
40 Mencari rahasia terbesarnya
41 Orang-orang suruhan juragan Doni
42 Bahaya mengancam
43 Penampakan genderuwo seram di dekat pohon beringin
44 Dendam yang berkobar
45 Penemuan kalung misterius
46 Bukti yang tertinggal
47 Bahaya semakin mengintai
48 Markas besar geng monster
49 Fakta tentang geng monster
50 Mengumpulkan bukti sedikit demi sedikit
51 Baru permulaan
52 Pulang secara dadakan
53 Kedatangan ratu kegelapan
54 Melihatnya kembali
55 Berita orang hilang
56 Pencarian pak Mamad
57 Mulai ketakutan
58 Akan membinasakannya
59 Terbongkarnya penyamaran
60 Mendapatkan bukti tentang kematian Sekar
61 Tunggu pembalasan ku
62 Misteri suara tangisan di tengah hutan yang gelap
63 Bau amis darah
64 Surat ancaman
65 Kedatangan pria bertubuh kekar
66 Di panggil ke kantor
67 Ketahuan membeli susu hamil
68 Akan memanfaatkan keadaan
69 Kegelisahan Viera
70 Selamatkan diri mu
71 Menyaksikan kematian kedua orangtuanya
72 Gosib yang menyakitkan
73 Mencari jasad korban yang tersisa
74 Masih tetap mengabaikannya
75 Merasa bersalah
76 Ingatan masa lalu
77 Perubahan kecil dari diri pak Anton
78 Curiga pada lemari hitam
79 Bukti yang tersembunyi
80 Informasi dari ustadz Hafidz
81 Akhir perjuangan
82 Akhir perjalanan juragan Doni dan bu Jamilah
83 Perjalanan yang telah usai
84 Pergi untuk selamanya
85 Pergi meninggalkan desa anggrek
86 Merindukan kehadirannya
87 Memulai kehidupan baru
88 Menemaninya semalaman
89 Kontraksi
90 Melahirkannya dengan penuh perjuangan
91 Berita buruk
92 Akhir hidup Viera
93 Akan membesarkannya
94 Mata batin Alica (season 2)
95 12 tahun kemudian
96 Tatapan maut Bu Mesi
97 Bruukkkk
98 Dia bernama Anna
99 Berterus terang
100 Penampakan makhluk halus dirumah Anna
101 Kejanggalan Nofan
102 Misteri wanita pucat pasi
103 Ragu untuk mempercayainya
104 Penemuan benda misterius
105 Tak bisa di ajak kompromi
106 Sedikit merasa aneh
107 Dering telpon di tengah malam
108 Pergi ke desa Anna
109 Fakta baru yang begitu mengejutkan
110 Jalanan aneh
111 Nenek-nenek misterius
112 Desa di tengah hutan
113 Keanehan di desa nenek
114 Sikap buruk Bilqis
115 Hajatan di tengah gelapnya malam
116 Kabur dari desa gaib
117 Senasib seperjuangan
118 Penampakan di tengah jalanan sepi
119 Tak dapat di ajak kompromi
120 Hantu keras kepala
121 Keegoisan hantu korban tabrak lari
122 Keegoisan hantu korban tabrak lari 2
123 Isu yang berkembang di sekolahan
124 Kemarahan Nofan
125 Menyimpan dendam kesumat pada Anna dan keluarganya
126 Tindakan kejam penuh dendam Nofan
127 Membuat mengaku
128 Hukuman setimpal bagi Anna dan 6 orang pembully
129 Camping dadakan
130 Informasi miring prihal hutan Pinus
131 Pengelihatan menyeramkan Alica
132 Misteri gadis pucat pasi
133 Misteri penemuan mayat di air terjun
134 Dugaan misteri kematian gadis pucat
135 Kronologi kematian gadis yang tewas di air terjun
136 Jurit malam
137 Pemenang lomba
138 Misteri penampakan di layar hp Alica
139 Di datangi gadis misterius
140 Mencari gadis pucat
141 Mencari Alica
142 Tak butuh bantuan mu lagi
143 Siap mencekiknya
144 Risau sendiri
145 Di hampiri sosok anak kecil misterius
146 Gagalnya acara
147 Terjaga di tengah malam
148 Pemintaan yang tak patut di turuti
149 Senyum penuh kemenangan
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Ke ladang juragan Doni
2
Ketidaksopanan juragan Doni
3
Di terima kerja
4
Di patuk ular
5
Munculnya genderuwo di kamar Viera
6
Menemaninya tidur
7
Penampakan genderuwo di dalam kamar
8
Patah hati
9
Kehancuran Munaroh
10
Terjebak di dalam hutan
11
Istana di tengah hutan
12
Pergi dari istana
13
Pernikahan dadakan
14
Resmi menikah dengan pangeran William
15
Mencoba mengusirnya
16
Penyesalan yang mendalam
17
Menjadi pusat perhatian
18
Di hamili genderuwo
19
Panik
20
Bersyukur karena berhasil keluar dari alam gaib
21
Mencari Munaroh
22
Penemuan mayat yang sudah membusuk
23
Kepergian Munaroh
24
Kuntilanak penunggu pohon
25
Akan berusaha untuk menjaga diri
26
Garis 2
27
Asap hitam misterius
28
Terguncang
29
Kemarahan pangeran William
30
Dendam yang berkobar
31
Mencari bukti
32
Datang ke ladang malam-malam
33
Tertangkap basah
34
Berkerja sama
35
Mencari kunci lemari hitam misterius
36
Bertemu dengan kuntilanak
37
Takut kehilangan dia
38
Kotak misterius
39
Isi kotak misterius
40
Mencari rahasia terbesarnya
41
Orang-orang suruhan juragan Doni
42
Bahaya mengancam
43
Penampakan genderuwo seram di dekat pohon beringin
44
Dendam yang berkobar
45
Penemuan kalung misterius
46
Bukti yang tertinggal
47
Bahaya semakin mengintai
48
Markas besar geng monster
49
Fakta tentang geng monster
50
Mengumpulkan bukti sedikit demi sedikit
51
Baru permulaan
52
Pulang secara dadakan
53
Kedatangan ratu kegelapan
54
Melihatnya kembali
55
Berita orang hilang
56
Pencarian pak Mamad
57
Mulai ketakutan
58
Akan membinasakannya
59
Terbongkarnya penyamaran
60
Mendapatkan bukti tentang kematian Sekar
61
Tunggu pembalasan ku
62
Misteri suara tangisan di tengah hutan yang gelap
63
Bau amis darah
64
Surat ancaman
65
Kedatangan pria bertubuh kekar
66
Di panggil ke kantor
67
Ketahuan membeli susu hamil
68
Akan memanfaatkan keadaan
69
Kegelisahan Viera
70
Selamatkan diri mu
71
Menyaksikan kematian kedua orangtuanya
72
Gosib yang menyakitkan
73
Mencari jasad korban yang tersisa
74
Masih tetap mengabaikannya
75
Merasa bersalah
76
Ingatan masa lalu
77
Perubahan kecil dari diri pak Anton
78
Curiga pada lemari hitam
79
Bukti yang tersembunyi
80
Informasi dari ustadz Hafidz
81
Akhir perjuangan
82
Akhir perjalanan juragan Doni dan bu Jamilah
83
Perjalanan yang telah usai
84
Pergi untuk selamanya
85
Pergi meninggalkan desa anggrek
86
Merindukan kehadirannya
87
Memulai kehidupan baru
88
Menemaninya semalaman
89
Kontraksi
90
Melahirkannya dengan penuh perjuangan
91
Berita buruk
92
Akhir hidup Viera
93
Akan membesarkannya
94
Mata batin Alica (season 2)
95
12 tahun kemudian
96
Tatapan maut Bu Mesi
97
Bruukkkk
98
Dia bernama Anna
99
Berterus terang
100
Penampakan makhluk halus dirumah Anna
101
Kejanggalan Nofan
102
Misteri wanita pucat pasi
103
Ragu untuk mempercayainya
104
Penemuan benda misterius
105
Tak bisa di ajak kompromi
106
Sedikit merasa aneh
107
Dering telpon di tengah malam
108
Pergi ke desa Anna
109
Fakta baru yang begitu mengejutkan
110
Jalanan aneh
111
Nenek-nenek misterius
112
Desa di tengah hutan
113
Keanehan di desa nenek
114
Sikap buruk Bilqis
115
Hajatan di tengah gelapnya malam
116
Kabur dari desa gaib
117
Senasib seperjuangan
118
Penampakan di tengah jalanan sepi
119
Tak dapat di ajak kompromi
120
Hantu keras kepala
121
Keegoisan hantu korban tabrak lari
122
Keegoisan hantu korban tabrak lari 2
123
Isu yang berkembang di sekolahan
124
Kemarahan Nofan
125
Menyimpan dendam kesumat pada Anna dan keluarganya
126
Tindakan kejam penuh dendam Nofan
127
Membuat mengaku
128
Hukuman setimpal bagi Anna dan 6 orang pembully
129
Camping dadakan
130
Informasi miring prihal hutan Pinus
131
Pengelihatan menyeramkan Alica
132
Misteri gadis pucat pasi
133
Misteri penemuan mayat di air terjun
134
Dugaan misteri kematian gadis pucat
135
Kronologi kematian gadis yang tewas di air terjun
136
Jurit malam
137
Pemenang lomba
138
Misteri penampakan di layar hp Alica
139
Di datangi gadis misterius
140
Mencari gadis pucat
141
Mencari Alica
142
Tak butuh bantuan mu lagi
143
Siap mencekiknya
144
Risau sendiri
145
Di hampiri sosok anak kecil misterius
146
Gagalnya acara
147
Terjaga di tengah malam
148
Pemintaan yang tak patut di turuti
149
Senyum penuh kemenangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!