Suasana hutan semakin lama semakin mencekam, banyak sekali hawa tak nyaman yang di rasakan Viera.
Viera tidak mau mengangkat wajahnya sama sekali, ia terus memeluk tubuhnya sendiri dalam ketakutan yang terhakiki.
"Ibu tolong Viera, Viera gak mau ada di sini, Viera takut, Viera mohon ibu hiks hiks hiks" tangis Viera yang benar-benar ketakutan.
Berada di dalam hutan sendirian adalah hal yang paling menyeramkan bagi Viera, ia tidak pernah berpikir kalau terjebak di dalam hutan seperti saat ini.
"Ibu tolong Viera hiks hiks hiks"
Viera yang ketakutan menangis, ia ingin keluar dari dalam hutan itu namun tidak bisa.
"Hiks hiks hiks"
Suara tangisan Viera terdengar jelas di dalam hutan yang sepi dan gelap.
Matahari kini sudah terbenam dengan sempurna, tidak ada cahaya lagi yang menerangi Viera, gelapnya malam membuat hutan ini semakin bertambah gelap dan mencekam.
Viera semakin ketakutan berada di dalam hutan sendirian.
Tiba-tiba ada suara langkah kaki seseorang yang terdengar di telinga Viera.
Viera semakin ketakutan, ia takut pemilik suara langkah kaki itu bukan dari kalangan sebangsanya.
Viera mengeraskan tangisannya saat merasakan ada orang yang berhenti tepat di depannya.
"Pergi, jangan ganggu aku, aku ingin hidup!" usir Viera tanpa melihat siapa yang ada di depannya.
Orang misterius itu tidak bergerak, dia masih diam di tempat tanpa melakukan apapun.
Viera terus mengeraskan tangisannya, ia benar-benar takut berada di titik ini.
"Ibu tolong Viera, Viera takut huhu"
"Jangan takut, aku akan menolong mu"
Seketika Viera langsung menghentikan tangisnya kala mendengar suara laki-laki yang begitu lembut masuk ke gendang telinganya.
"Siapa sebenarnya yang ada di depan ku, manusia atau hantu" batin Viera yang masih tidak mau mendongakkan kepalanya.
Viera ketar-ketir, ia takut pada orang misterius yang ada di depannya, namun ia penasaran siapa dia sebenarnya.
"Apa dia hantu, atau mungkin orang desa yang nyariin aku, aku harus lihat dia" batin Viera.
Pelan-pelan Viera mendongakkan kepalanya menatap siapa yang berdiri di depannya sejak tadi.
Manik coklat itu menangkap seorang laki-laki yang tampan dengan mengenakan pakaian seperti pangeran di istana.
Viera tertegun melihat laki-laki yang setampan itu sebab ia tidak pernah melihatnya di desa sebelumnya.
"Ayo ikut bersama ku" ajak laki-laki itu pada Viera.
"K-kemana?"
"Ke rumah ku, aku akan bawa kamu ke sana"
Viera diam, ia bingung harus ikut dengannya atau tidak.
"Bagaimana ini, apa aku ikut dia saja, tapi aku takut dia orang jahat yang akan bunuh aku, aku gak mau mati, aku masih mau hidup" batin Viera yang ketakutan duluan.
"Aku tidak akan menyakiti mu, kamu tidak usah takut pada ku"
Viera menatap wajah laki-laki itu dengan takjub, dia seakan tau apa yang Viera takutkan.
"Ayo ikut bersama aku, kalau tidak mau ya sudah"
Viera langsung panik saat laki-laki itu berjalan meninggalkan Viera.
"Tunggu aku"
"Ayo cepetan!"
Viera bangkit dari duduk dan mengejar laki-laki asing itu, ia berjalan di belakangnya, ia masih bingung laki-laki itu akan membawanya kemana.
"Dia akan bawa aku kemana, kenapa ke arah sana, ada apa di sana" batin Viera yang bimbang, ia masih ragu ikut bersama pria asing itu.
Tanaman-tanaman yang tubuh liar di hutan ini mereka berdua lewati, pria asing itu tidak mengatakan sepatah katapun, ia terus berjalan dengan Viera yang mengikutinya dari belakang.
"Kamu akan bawa aku kemana?"
"Udah ikut aja!"
Pria asing itu begitu dingin, ia terus membawa Viera ke tempat yang tidak Viera ketahui sama sekali.
Viera terus diam dan berjalan mengikuti pria asing itu yang tidak tau akan membawa Viera kemana.
Tanaman-tanaman liar terus mereka lewati, mereka semakin masuk ke dalam hutan, semakin lama mereka berjalan semakin dalam hutan mereka masuki.
Viera terus memperhatikan sekitarnya yang aneh, tak sekalipun ia pernah masuk dan berjalan di tempat itu.
"Aku di mana ini, dia akan bawa aku kemana, ini sebenarnya tempat apa, kenapa aku tidak pernah melihatnya sebelumnya" batin Viera yang mulai cemas.
"Di mana semua orang, kenapa tidak ada satupun orang yang ada di sini" batin Viera yang keheranan.
Viera terus berjalan mengikutinya, tiba-tiba telinga Viera mendengar suara-suara orang yang sedang berbincang-bincang.
Viera semakin penasaran pada orang yang suaranya terdengar di telinganya, ia terus berjalan, semakin ia berjalan semakin jelas suara itu.
Pria asing itu membawa Viera masuk ke dalam semak-semak, ketika semak-semak itu usai Viera tertegun, ia menatap sebuah istana yang megah dan bersinar-sinar di depannya.
Istana itu terbuat dari emas, bangunannya sangat megah, pagarnya amat tinggi dan berkilau-kilau.
Para prajurit yang bertugas menjaga istana itu sangat banyak, Viera ternganga melihat istana yang semegah dan sebesar ini di sini.
"Istana, kok bisa di dalam hutan ini ada istana" takjub Viera, ia tak pernah menyangka di dalam hutan besar dan angker itu terdapat istana yang megah dan mewah.
Pria asing itu diam, ia tau kalau Viera takjub melihat istana itu.
Pria asing itu terus berjalan, Viera langsung mengejarnya yang mulai menjauh.
Pagar besar itu terbuka saat pria asing itu akan masuk ke dalam, para prajurit menundukkan kepalanya saat pria siang itu lewat tepat di depannya.
Viera merasa kebingungan di tengah keramaian, ia masih tidak mengerti siapa orang yang ada di depannya, sehingga para prajurit itu menghormatinya hingga seperti ini.
Viera menundukkan kepalanya, ia terus berjalan mengikuti pria asing itu.
Pria asing itu berhenti di depan persada yang banyak sekali anggota kerajaan yang ada di sana.
"Pangeran siapa yang kau bawa?" raja menatap ke arah Viera, orang asing yang sebelumnya tak pernah ia lihat.
"Dia orang yang sudah aku temui di dalam hutan ayah" jawab pangeran.
"Lalu mengapa kau membawanya kemari!" pangeran diam, ia tidak tau harus menjawab apa lagi.
"Suruh dia keluar!" pertegas raja.
"Tapi ayah-
"Gak ada tapi-tapian, suruh dia pergi, dia bukan anggota kerajaan ini!" usir raja.
Pangeran menatap ke arah Viera yang terus menunduk takut dengan terus mendengarkan suara raja yang membuatnya semakin ketakutan.
"Aku tidak mau ayah, aku mau dia di sini" jawab pangeran.
"Tapi pangeran di sini itu bukan al-
"Ayah tidak perlu khawatir, dia tidak akan tau"
Raja berhenti, ia tidak akan bisa menghentikan putranya itu.
"Mulai saat ini dia akan tinggal di kerajaan ini!" pertegas pangeran.
Semua orang yang ada di sana bungkam, mereka tidak mengeluarkan sepatah katapun untuk membantah ucapan pangeran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments