Viera merasa merinding di kamarnya sendiri, ia dengan terburu-buru keluar dari kamarnya karena sudah tidak tahan berada di sana.
Brukkk
"Kalau jalan itu lihat-lihat!" omel Romlah karena Viera menabraknya.
"Maaf bu, Viera gak sengaja"
Romlah melihat gelagat aneh dari wajah Viera, tak biasanya anaknya seperti ini.
"Kamu kenapa vir, kenapa kayak orang di kejar setan?"
"Ibu tadi di kamar Viera, Viera gak sengaja lihat ada makhluk halus yang tubuhnya berwarna hitam, dia seram banget bu, Viera takut bu, mangkanya Viera keluar dari kamar" jelas Viera dengan wajah yang masih di selimuti rasa takut.
"Mangkanya kamu jangan asik molor aja jam segini, biar kamar kamu gak di tempati makhluk halus, mereka itu pada bersarang di kamar kamu karena pemilik kamarnya suka sekali molor dan malas-malasan, lama-lama kamar kamu itu akan menjadi kamar hantu yang seram dan angker!" omel Romlah dengan setengah menakut-nakuti anaknya.
"Gak ada hubungannya dengan itu bu, kamar Viera itu gak ada makhluk halusnya, palingan makhluk halus itu dari kamar ibu, gak mungkin dari kamar Viera!" bantah Viera.
"Jelas ada, mangkanya kamu jangan keseringan tidur, sana bantuin ibu beres-beres rumah, jangan molor jam segini!"
Viera menghembuskan nafas kasar, ia dengan berat hati membantu pekerjaan rumah.
Setelah selesai Viera kembali ke kamarnya, ia memang masih merasa ngeri dengan kamarnya sendiri, namun ia berusaha menepis apa yang ibunya katakan itu karena ia yakin makhluk halus tidak akan bersarang di kamarnya.
"Enggak mungkin makhluk halus tadi itu suka sama kamar aku karena aku sering tidur, ibu pasti bohong, dia pasti giniin aku agar aku ketakutan, untung aku gak percaya sama apa yang dia katakan"
Viera melirik ke arah jam."Masih jam 10, lebih baik aku tidur aja, gak ada kerjaan juga, gak akan ada bahaya kok"
Viera merebahkan tubuhnya di kasur, ia memejamkan matanya yang sudah mulai lelah, tak butuh waktu lama Viera langsung masuk ke dalam alam mimpi.
Di dalam mimpinya Viera berada di tempat yang indah, tempat itu benar-benar indah, banyak sekali daun-daun yang berjatuhan yang membuat suasana menjadi semakin aesthetic.
Seluruh tanah yang Viera injak penuh dengan daun, tidak ada sedikitpun tanah yang terlihat di mata Viera.
Viera melihat sekeliling, tempat itu benar-benar sepi, seorang pun tak terlihat di matanya.
Tiba-tiba pandangan Viera jatuh pada seseorang yang berdiri tak jauh darinya, ia mengenali orang itu, kemudian dengan hati yang gembira Viera berlari mendekatinya.
"Aku akan segera menikah"
Sontak Viera pun terkejut, ia menatap tak percaya pada pria yang sangat ia idam-idamkan itu dan selalu ia harapkan agar bisa hadir di kehidupan nyatanya.
"Menikah? kamu akan menikah dengan siapa"
"Dengan wanita yang sudah di pilihkan oleh ayahanda dan juga ibunda ku" pangeran menatap ke depan, ia tak sedikitpun melihat ke arah Viera yang ada di belakangnya.
Wajah Viera langsung masam, hatinya hancur saat pemuda itu mengatakan ini semua.
Viera perlahan-lahan memundurkan tubuhnya, ia kecewa pada pria tampan itu, ia tak mau berdekatan lagi dengannya karena hal itu akan membuatnya semakin hancur, apalagi hari ini dia bilang kalau dia akan segera menikah, itu semua semakin membuat hati Viera hancur tak tersisa.
"Viera kemarilah, jangan ke sana" titah pangeran yang melihat Viera terus memundurkan tubuhnya untuk menjauhinya.
Viera menggeleng, ia terus memundurkan tubuhnya, Viera menjerit saat tubuhnya masuk ke dalam tempat yang gelap dan sangat dalam.
"Aaaaaaahhh!" teriak Viera histeris.
Dengan keringat yang bercucuran Viera membuka matanya, ia menyentuh wajah dan kedua tangannya yang baik-baik saja, tidak ada luka sedikitpun yang tertempel di tubuhnya.
"Syukurlah aku baik-baik saja, aku kira aku pasti akan mati setelah masuk ke dalam juragan yang dalam itu" lega Viera yang nafasnya ngos-ngosan walaupun ia tidak lari maraton.
"Tunggu-tunggu pangeran bilang dia akan menikah, kenapa dia tega sekali, aku kan ingin dia hidup bersama ku, kenapa dia malah ingin pergi dari hidup aku, aaaaaahh!" pekik Viera yang kesal kala teringat pada mimpi yang barusan ia alami.
Genderuwo yang selalu mengikuti Viera tersenyum saat melihat gadis itu frustasi.
"Benci, aku benci padanya, aku tidak mau ketemu lagi sama dia, dia jahat, dia tega, aku benci padanya, aku benci!" Viera yang patah hati memukul bantalnya dengan sekuat tenaga, ia kesal benar-benar kesal.
Drrt
Drrt
Drrt
Tiba-tiba hp Viera berdering, ia menghentikan ulah konyolnya itu dan dengan terburu-buru mengambil hpnya yang terus berbunyi.
"Munaroh, ngapain dia nelpon aku?" heran Viera saat melihat nama Munaroh yang keluar.
Viera mengangkat panggilan itu."Ada apa, kok tumben kamu nelpon aku?"
"Aku dengar-dengar kamu kerja di ladangnya juragan Doni, kok kamu mau sih kerja di sana, kemarin kan kamu bilang gak mau kerja di sana, kenapa sekarang berubah pikiran" tak habis pikir Munaroh.
"Bagaimana lagi mun, bapak aku lagi sakit, dia gak bisa kerja, ibu juga gak bisa kerja karena faktor usia, terpaksa aku yang harus kerja walaupun di tempatnya juragan Doni, jika ada kerjaan di tempat lain aku pasti gak akan mau kerja di sana, tetapi untuk sementara aku akan kerja di sana, sambil lalu nanti aku akan cari kerja di tempat lain"
"Vir apa aku kerja aja ya di ladangnya juragan Doni sama kamu?"
"Terserah kamu, mau kerja di sana juga boleh, mau cari kerja di tempat lain ya silahkan, gak ada yang ngelarang kok"
"Di tempat lain gak ada lowongan sama sekali vir, mau gak mau aku harus kerja cari uang, aku ini harapan satu-satunya keluarga ku saat ini, kakak-kakak perempuan ku semuanya sudah hilang jejak, mereka sudah tidak ada kabar lagi setelah berangkat ke Malaysia untuk jadi TKW, sampai sekarang mereka gak ada yang balik-balik ke kampung jenguk bapak sama ibu, aku gak bisa diam aja, aku harus kerja"
"Ya sudah kamu kerja aja di tempat aku, kita akan kerja bersama kok di ladangnya juragan Doni"
"Tapi masalahnya masih ada lowongan gak, aku takut gak ada lowongan lagi"
"Pasti ada kok, besok kamu ikut aja ke ladang bersama ku, nanti aku akan tanyain pada juragan Doni apakah masih ada lowongan atau tidak"
"Iya, besok aku akan datang ke rumah kamu"
"Aku akan tunggu kamu, udah dulu ya mun, kita ketemu besok aja"
"Iya"
Viera mematikan sambungan telpon setelah urusan mereka selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments