Blood Of Platinum
Di suatu kota yang tertutup oleh kegelapan malam dan diselimuti oleh kabut tebal,semakin terdengar langkah seseorang yang berlari melewati kota sepi yang tertutup oleh kabut dan malam.
"Aku harus mencari tempat yang aman...."
Sosok berjubah yang menutupi kepalanya berlari dengan kencang. Sambil terus berlari, dia menengok ke belakang dan melihat makhluk yang mengejarnya.
Makhluk-makhluk aneh yang masih belum dapat terlihat sosoknya karena malam.
Namun suara keras dan seakan sedang menarik benda berat itu menjelaskan bahwa orang tersebut sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Tepat di depannya, dia berbelok ke kiri ke dalam gang sempit dan berhasil kabur dari ketakutan yang mengejarnya.
".........."
Sambil menengok sedikit untuk memastikan bahwa dia seorang diri dan tidak ada siapapun yang mengejarnya.
"Haah..."sambil menghela napas perlahan dan mulai bergumam dalam hati
"Akhirnya aku berhasil lolos dari mereka"
Dia berjalan memasuki gang itu lebih dalam tanpa menurunkan tingkat kewaspadaannya untuk menghindari kejaran dari makhluk yang belum jelas apa itu.
Dari caranya berlari yang tidak menurunkan kecepatannya ditambah suara benda berat yang diseret dan langkah kaki yang terdengar sangat berat hingga terdapat jejak jalan yang sedikit hancur, bisa dikatakan bahwa bukan sosok manusia yang mengejarnya melainkan 'makhluk lain' yang cukup mengerikan, lebih besar darinya dan yang pasti sangat berbahaya.
"Aku tidak mengerti. 'Dunia' yang kudatangi sebelumnya tidak seperti ini. Siapa yang menyangka akan bertemu dengan sekawanan troll di kota yang seperti hantu ini"
Itulah yang dikatakan oleh orang tersebut. Sambil mengeluarkan sesuatu seperti jam dari saku di dadanya dan melihat arah jarum jam, raut wajahnya nampak berubah menjadi semakin pucat seperti orang yang akan menemui kematiannya sebentar lagi.
"Tersisa 6 jam..... haaah....jangan bercanda..."menghela napas dan terjatuh karena kakinya yang lemas
"Berlari menghindari mereka saja sudah cukup sulit untukku. Harus bisa bertahan 6 jam dari kejaran mereka yang telah mengepung hampir semua sudut itu rasanya seperti sedang menunggu kematianku"
Terlihat lemah dan putus asa, akhirnya dia memutuskan untuk berusaha berdiri dan berjalan menusuri gang. Walau begitu, dia tidak berjalan perlahan karena situasi yang buruk tidak akan membiarkannya tenang.
Namun tiba-tiba dari arah belakang........
-CRAAAASH
"........!!"
Dengan cepat dan refleks yang bagus dia berhasil menghindari serangan dari belakangnya. Bersamaan dengan serangan kejutan itu, dia pun menyadari bahwa kedamaian yang baru dirasakan kurang dari satu menit yang lalu itu telah menghilang.
"Sial! Kenapa bisa secepat ini mereka menemukanku?!"
Mata merah kawanan troll dengan bersenjatakan kapak besar dan tongkat kayu besar siap untuk menyerangnya.
Dengan sigap dia melompat dan berlari. Hanya setelah dia berhasil menjaga jaraknya yang semakin jauh dengan para troll itu, dia mengeluarkan sesuatu seperti pedang yang disembunyikan di dalam jubahnya.
"Kalau sudah seperti ini, mau tidak mau harus melawan. Jika dalam waktu 6 jam ini aku tidak bisa menemukan 'benda itu' dan mati ditangan mereka, semua usahaku akan sia-sia"
Berlari dengan kecepatan penuh dan bersiap menyerang, sambil melompat dia berada di atas para troll yang semakin brutal dan mulai mengayunkan senjatanya.
-GROOOAAAAAAARRRR
Suara para troll itu menggema di tengah kegelapan dan seketika tembok-tembok disekitar itu hancur dan tempat itu sudah tidak seperti gang sempit lagi karena teriakan mereka.
-CRAAAAAAASH
******
Tokyo, Jepang tahun 2023.
Kediaman Keluarga Yuki.
Pagi hari di kediaman Yuki, hari yang cukup cerah untuk memulai segalanya termasuk memulai keributan. Dimulai dari kamar di lantai dua.
“Ryou!!!! Sudah jam berapa ini?! Bangun sekarang atau kau akan terlambat”
“……Mmm…..05.30 pagi? Masih 5 menit lagi sampai alarm ku bunyi. Iya kan?….Ba, bangunkan aku 5 menit lagi Kino……mmm” bergumam tanpa membuka matanya dan kembali menutupi tubuhnya dengan selimut.
“Ini sudah bukan lagi jam 05.30!!” Mencoba menarik selimut namun gagal. Setelah usaha panjang akhirnya kepompong besar itu bergerak dan bangun perlahan. Sambil menggaruk kepala dan mencoba duduk dengan santai bertanya
“……Jam berapa ini?”
“Jam 07.00”
“05.00? Ok. Tidur lagi…….”
Pluk. Terjatuh lagi dan tidur lagi. Akhirnya wajah wanita yang membangunkannya berubah merah dan berteriak
“Ini sudah jam 07.00 pagi dan aku ini ibumu!. Sekarang bangun atau tidur selamanya!!!”
“Aaaaaah!!!” setelah teriak dan melihat sosok dihadapannya
“07.00! Kenapa tidak bilang dari tadi kalau sudah jam tujuh ibu?” dengan panik langsung melompat dari tempat tidur, berlari ke arah toilet dan mencuci muka, setelah keluar dari toilet dan selesai memakai baju seragam langsung berlari menuruni tangga menuju ruang makan di lantai satu.
“Selamat pagi Ryou. Akhirnya sudah bangun. Sarapannya sudah di meja. Cepat dimakan agar kita tidak terlambat” seorang pemuda tampak dengan tenang menyantap sarapan di sana bersama sosok pria yang merupakan ayah mereka.
“Ooi….Kenapa kau tidak membangunkanku Kino?”
“Aku sudah melakukannya tiga kali pagi ini. Tapi kamu tidak bergerak sama sekali”
Dengan nada tidak percaya dan sedikit kesal “Itu tidak mungkin. Alarmku sudah ada di sampingku sejak semalam. Tidak mungkin aku tidak mendengarnya”.
“Oh…. Soal jam alarm milikmu itu… saat dia berbunyi kamu langsung melemparnya ke dinding dan sekarang dia rusak. Karena menyerah membangunkanmu akhirnya aku minta tolong ibu yang melakukannya. Ternyata berhasil kan”
“Ru….sak. Tapi… itu satu-satunya yang ku…punya” wajah Ryou dengan wajah syok seperti terkena bencana di pagi hari. Disaat itu,suara tawa dari ayah mereka cukup membuat Ryou kembali normal.
“Ahahaha… pagi ini kalian semangat sekali Ryou-kun, Kino-kun. Itu bagus. Hari ini pasti cerah karena kalian semangat seperti itu”
“Hal terbaik yang terjadi di pagi ini adalah ibu berhasil membuatnya bangun. Kurasa besok aku akan meminta ibu menggantikanku membangunkanmu lagi Ryou. Biar aku yang menyiapkan sarapan” sambil tersenyum dan melihat kearah Ryou yang sepertinya tidak senang dengan ucapan Kino
“Jangan coba-coba kau menyarankan hal itu pada ibu, Kino. Serius, nyawaku mungkin akan dalam bahaya kalau setiap pagi selalu be…Hiiiiiiiiii!!!”
“Nyawamu kenapa Ryou-chan……”
Tatapan menakutkan yang mengintimidasi tiba-tiba ada di belakang Ryou dan seketika membuatnya ingin berteriak dan menangis di saat bersamaan.
Sosok itu adalah sang ibu yang muncul di belakang Ryou. Setelah beberapa saat, akhirnya ibu duduk dengan mereka bertiga dan sarapan bersama.
“Yang seharusnya bicara begitu adalah Kino-chan. Sekarang ibu tau kenapa Kino-chan selalu lama ketika membangunkanmu. Ternyata memang karena Ryou-chan sulit dibangunkan. Bahkan pagi ini ibu melihat ‘korban tewas’ hancur berantakan di dekat dinding.”
Dengan raut wajah sedih Ryou berkata “itu…. Alarmku satu-satunya….”
“Tepat sekali” Kino menjawab sambil meminum sup miso di tangannya.
“Kurasa kau harus mulai terbiasa untuk tidur lebih cepat Ryou-chan atau akan terus seperti ini mulai besok”
“Tidak!! Besok tidak perlu ada yang membangunkanku. Aku akan pasang alarm ponselku nanti malam. Aku tidak akan mungkin melemparkan ponsel satu-satunya ke dinding kamar iya, kan?"
Melihat wajah Ryou yang serius dan takut membuat Kino tersenyum dan tertawa kecil.
Ibu dan ayah mereka juga hanya mendengarkan tanpa mengatakan apapun, menandakan bahwa mereka senang meskipun pagi hari itu cukup panjang untuk kedua anaknya.
Melihat jam di tangannya, ayah mulai berkata “sudah waktunya kalian berangkat. Ayah akan mengantar kalian”
“Iya. Aku sudah selesai makan. Terima kasih makanannya. Ibu, kami berangkat ya” Kino berdiri dan mengambil tasnya.
“Aku juga. Terima kasih makanannya. Ayo Kino…..” dengan sedikit terburu-buru Ryou menghabiskan makanannya dengan cepat.
“Kalian hati-hati ya. Ibu sudah memasukkan bento kalian di tas. Jangan pulang terlambat ya. Ayah juga ya”
“Iya. Kami berangkat”
Ketiga ayah dan anak itu pergi. Dengan mengendarai mobil keluarga, sang ayah mengantarkan kedua anaknya bersekolah.
Yuki Kino merupakan putra pertama keluarga Yuki hanya berbeda satu tahun dari adik laki-lakinya Ryou.
Memiliki wajah mempesona dan pembawaan yang tenang, cukup mengagumkan untuk pemuda berusia 16 tahun yang memiliki kelebihan dalam menangani sifat terlalu bersemangat milik adiknya yang tidak kalah mempesona pula.
Kakak beradik keluarga Yuki bersekolah di sekolah swasta bernama Hoshigaoka Elite High School dengan kurikulum berbasis internasional.
Jarak dari rumah mereka ke sekolah cukup jauh namun bisa ditempuh dengan kereta atau kendaraan pribadi seperti mobil.
“Sudah sampai” sang ayah memberhentikan mobilnya tidak jauh dari gerbang sekolah
“Ayah tidak bisa menjemput kalian hari ini karena kemungkinan akan pulang sedikit larut. Maafkan ayah ya”
“Tidak masalah. Kino dan aku bukan anak kecil lagi. Lagipula ayah tidak perlu mengantarkan kami setiap pagi kan? Jangan khawatir” Ryou menjawab dengan sikap terlalu percaya diri padahal dialah alasan utama kenapa sang ayah selalu mengantar mereka ke sekolah di pagi hari setiap harinya. Dibuktikan dengan drama yang terjadi pagi ini.
Kino hanya menghela napas dan berkata pada ayahnya dengan senyuman
“Terima kasih karena sudah mengantarkan kami. Berjuanglah di kantor nanti ya. Kami akan menghubungi ke rumah jika memang pulang terlambat”
“Baiklah. Semoga hari kalian menyenangkan anak-anak”
Turun dari mobil, kedua saudara itu berjalan menuju gerbang sekolah sambil melihat kearah mobil ayah mereka yang semakin jauh dari sekolah.
Hal terbaik yang terjadi pagi ini untuk mereka berdua adalah mereka sampai lebih cepat dari jam masuk sekolah mereka. Waktu menunjukkan pukul 07.45 pagi.
“Besok aku akan bangun pagi sendiri” mengambil sepatu dari loker sepatu, Ryou terus mengulangi kalimatnya itu
“Aku sudah dengar itu”
“Dan kalau aku tidak bangun, kau harus membangunkanku Kino”
“Aku akan minta ibu melakukannya lagi. Aku menyerah membangunkanmu”
“Ooi….. jangan mengkhianati persaudaraan kita!”
“Membangunkan orang tidur tidak ada hubungannya dengan persaudaraan. Kalau itu berpengaruh maka aku dan kamu tidak akan jadi kakak adik lagi sejak masuk sekolah pertama kali”
“Ukh…..”
Gedung sekolah tersebut dibagi menjadi beberapa bagian dikarenakan murid di Hoshigaoka dibagi menjadi beberapa kriteria dan merupakan siswa siswi yang memiliki potensi serta berasal dari kalangan yang cukup elite. Hal lainnya yang membedakan adalah meskipun masuk kedalam sekolah elite namun Hoshigaoka memiliki program full scholarship untuk murid dengan nilai akademik tertinggi.
Sebagai contohnya adalah Yuki Kino yang mendapatkan program tersebut sejak awal menempuh pendidikan di sana dan adanya kelas escalate, sebuah sistem penyesuaian kelas untuk murid dengan kriteria sangat khusus, kreativitas dan bakat lain yang memungkinkan mereka lompat kelas.
Yuki Ryou merupakan sekian banyak murid yang berhasil menjadi murid escalate karena prestasinya untuk sekolah di bidang olahraga setahun lalu. Cukup seimbang dengan sifat uniknya ternyata dia termasuk murid berprestasi. Ini membuat kakak beradik Yuki berada di kelas yang sama.
**
Kelas 3-A
-Braak!
Terdengar suara pintu terbuka
“Selamat pagi semua. Lihat siapa yang datang…” sambil membuka pintu Ryou tersenyum dan menyapa semua orang di kelas dengan semangat. Di belakangnya, sang kakak yang hanya bisa menghela napas
“Ryou… jangan memulai”
Teman-temannya tersenyum menyambut mereka sambil berkata
“Yoo… Double Yuki datang”
“Pagi Kino, pagi Ryou”
“Woo hoo…. Kalian save hari ini. Padahal kemarin nyaris 5 menit lagi kalian terlambat”
“Rekor baru untuk Double. Kau tidak lelah menangani adikmu itu Kino? Hahaha..”
“Hari ini malaikat penolong membantuku jadi energiku pagi ini masih utuh” dengan nada tenang, Kino duduk di tempatnya yang berada tiga baris dari belakang dekat dengan jendela.
“Apanya yang malaikat. Nyaris membuat jantungku berhenti. Bahkan korban jiwa berjatuhan lagi pagi ini” Ryou yang bergumam dengan raut wajah sedikit cemberut membalas omongan Kino sambil menuju tempatnya yang tepat berada di belakang tempat duduk Kino.
Salah satu temannya seakan bisa menebak apa yang dimaksud.
“Korban jiwa? Jangan bilang…..”
“Jangan katakan. Kumohon. Aku tidak ingin membahasnya”
“Ahahahahahaa…” teman-temannya hanya bisa tertawa mendengar ucapan Ryou. Kino hanya tersenyum.
Bel sekolah berbunyi dan pelajaran di mulai. Kehidupan normal seperti biasa tanpa ada hal aneh. Drama di pagi hari dan aktifitas yang dilakukan oleh kedua kakak beradik itu selalu sama. Satu lagi hari menyenangkan dilalui. Setidaknya untuk saat ini.
******
Di kegelapan malam, di sebuah bangunan tua yang seperti sebuah altar, terdapat jejak darah segar berceceran di lantai. Suara terengah-engah sambil menahan rasa sakit namun tidak terlihat tanda-tanda penurunan sikap kewaspadaannya.
“Hah….haah…ukh” sambil mencoba mengatur napasnya dan menahan rasa sakit di lengan kirinya, orang tersebut mencoba berjalan perlahan ke sudut tembok dekat jendela yang telah rusak.
Bisa dikatakan bahwa orang itu telah berhasil keluar dari gang sempit tempat dia diserang oleh kelompok troll sebelumnya. Luka yang berada di tangannya adalah hasil dari pertarungan yang telah dia lakukan. Selain luka, pakaian yang kotor dan jubahnya yang mulai robek memperlihatkan bahwa pelarian yang dilakukannya benar-benar dilakukan dengan penuh perjuangan.
“Seharusnya… aku sudah aman atau…..” melihat ke bawah dan menyadari darahnya jatuh sepanjang jalan seakan membuat jejak dimana dia berada membuatnya sadar bahwa keadaannya mungkin akan menjadi jauh lebih buruk. Ditambah dengan lukanya yang belum ditutupi membuat tubuhnya semakin lemas dan lelah.
“Atau mungkin aku sedang tidak aman sama sekali….”
Sambil mengeluarkan jam saku di tangannya. Wajahnya menjadi semakin pucat.
“Masih 4 jam lagi? Jangan bercanda. Aku hanya berhasil membunuh 5 troll dan baru 2 jam berlalu? Saat mereka semua menemukanku, aku mungkin sudah mati”
Wajahnya yang nampak putus asa semakin putus asa saat dia mendengar suara hentakan kaki yang keras berasal dari luar. Hentakan kaki itu seperti langkah kaki yang sedang berlari namun getarannya yang bisa terasa sampai di tempat dia berada menandakan bahwa kawanan troll itu mulai berlari menuju tempatnya.
“Sudah kuduga jejak darahku kemungkinan yang membawa mereka sampai di sini. Aku butuh rencana untuk lolos dari kejaran mereka”
Dengan merobek sedikit jubahnya dan mengikat luka miliknya dengan robekan tersebut, dia mulai berfikir kembali.
Lelah dan tubuhnya yang terluka sudah menurunkan tingkat keberuntungannya. Setidaknya itulah yang dipikirkannya.
Namun, bukan berarti sorot matanya berubah menjadi putus asa. Dia melihat ke arah pedang yang masih digenggamnya dan mulai menunjukkan tatapan semangat.
“Mari bertaruh, apakah aku yang akan berhasil menemukan ‘serpihan’ itu dahulu atau aku yang akan mati di ‘dunia’ ini lebih dulu”
Selang beberapa lama, sebuah hantaman benda besar menghancurkan bangunan altar tua tersebut. Seketika semua bagian dinding hancur dan muncul kawanan troll besar kembali.
Pemandangan yang tidak asing dilihatnya. Namun kali ini sedikit berbeda. Sebuah serangan kejutan dilakukan olehnya ke arah dua troll yang berada di bagian depan.
Serangan yang dilancarkannya tepat mengenai kedua mata mereka. Dengan melompat ke arah kepala troll yang berada di depan, dia berhasil membuat mereka buta dan kehilangan keseimbangan.
-SLAAASH
Darah mengalir dari arah mata troll tersebut. Kecepatan dalam mengayunkan pedang yang mengagumkan dibuktikan dengan teriakan kedua troll yang menahan sakit karena luka di mata mereka. Tapi tidak hanya sampai di situ. Kesempatan itu tidak disia-siakannya.
Serangan keduanya pun tidak kalah kuat dari yang pertama. Yang diincarnya adalah kepala. Dengan kecepatan dan kekuatan kaki yang dimilikinya, membuatnya berhasil melakukan lompatan yang tinggi, memanfaatkan tubuh troll yang sedang tidak stabil sebagai pijakannya dan menusukkan pedangnya ke kepala troll tersebut sebanyak dua kali.
Saat troll pertama terjatuh dan mati, lompatan selanjutnya dilakukan untuk membunuh troll kedua yang terluka. Namun ternyata tidak sepenuhnya berhasil.
Sebelum dia melakukannya, troll lain yang berada di belakang mengayunkan kapak besarnya dan menghalau serangan itu. Hal itu membuatnya terlempar jauh namun tidak sampai membuat luka yang parah karena dia sempat melihat serangan itu sebelum.
“Kurasa teman besar ini menjadi cukup pintar setelah ada yang mati” sambil bergumam dia dapat melihat bahwa peluang untuk melakukan serangan yang sama mungkin tidak akan berhasil. Dan kali ini harus ada rencana lain atau semua akan sia-sia.
Setelah melihat jam saku yang dikeluarkan kembali dari kantong jubah ke tangannya, senyuman mulai muncul di wajahnya.
Seakan semangat baru mulai bangkit bersamaan dengan tatapan matanya yang melihat ke arah mata merah para troll yang sudah siap menyerang, sebuah kalimat keluar dari mulutnya.
“Masih ada 3 jam 45 menit lagi sebelum matahari terbit”
-GROOOAAAAAAARRRR
-CRAAAAAASH
Hantaman kapak besar dan serangan tongkat besar mulai dilancarkan para troll kepadanya.
Sambil berlari menghindari serangan tersebut dia menahan serangan dan batu kerikil yang ikut terlempar ke arahnya.
Mulai melakukan serangan, sayatan pedangnya cukup dalam untuk melukai lengan dan kaki troll. Meskipun belum cukup membuat mereka tumbang, tidak ada gerakan yang sia-sia darinya.
Tidak terlihat seperti orang yang sedang terluka di lengan kiri, serangannya semakin cepat dan akurat.
-GROOOAAAAAAARRRR
Teriakan troll yang kesakitan bergema. Satu suara dari mereka saja sudah cukup membuat dinding dan jalan berbatu disana retak, kali ini lebih dari satu suara tercipta karena serangannya.
Sayangnya hal tersebut tidak membuatnya takut dan bahkan semakin cepat dan cepat ayunan pedang itu menyayat tubuh para troll.
“Sedikit lagi. Aku harus bertahan……” keringat yang membasahi wajah dan tubuhnya tidak bisa menyembunyikan rasa lelahnya. Namun dialah yang paling tau bahwa sedikit saja kecepatan serangan itu melambat maka tamatlah riwayatnya.
“Aku harus mengincar titik kelemahan mereka lagi atau semua energiku akan habis….. “
Berpikir cepat, melancarkan serangan sambil menghindari serangan yang datang ke arahnya membuat otak dan tubuhnya bekerja lebih keras.
Saat itulah ada satu titik buta yang terbuka dari arah troll. Ketika troll kedua yang dilukainya mulai mencoba menerobos untuk menyerang, di situlah dia mulai melihat kesempatan.
Dengan cepat dia memanfaatkan kesempatan untuk berlari kearah troll itu dan memanfaatkan tubuh troll yang terhuyung-huyung itu.
Berhasil menghindari serangan dari troll lain yang telah dilukainya, sekarang dia berada di posisi yang tepat. Tepat setelah melompat ke tubuh troll itu sebuah serangan berhasil mengenai bagian yang diincarnya, yaitu kepala troll.
Kali ini bukan hanya tusukkan tapi dia mencoba memenggal lehernya. Memerlukan usaha untuk membuat sebuat sayatan di leher troll yang tebal.
“Hiiiyaaaa……………….”
Kaito berteriak sambil menusukkan pedangnya dan mulai membuat sebuah sayatan panjang
-CRAAAAAAAT
Meskipun tidak sampai benar-benar terpisah dari posisinya, namun sayatan yang cukup lebar membuat hujan darah keluar sesaat. Dilihat dari keadaannya, serangan itu berhasil merubah rasio keberuntungannya.
“Sisa 3 jam 20 menit. Waktunya membalikkan keadaan”
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 589 Episodes
Comments
Loly 💃
Bento 🙄🙄🙄🙄
2024-10-18
1
Loly 💃
jurus 2jari
ala foto copy
2024-10-18
1
Loly 💃
wihh jauh sama di jepang
akhirnya aku bisa jepang kakcan 🤭🤭🤭🤭🤭@🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
2024-10-18
1