Akar yang telah menyerap racun langsung telihat aneh. Kaito memotong akar-akar yang membentuk jaring, namun dia melihat ada beberapa akar yang tidak kembali seperti normal dan tetap terpotong. Bagian akar dalam tanah yang menyebar itupun langsung berubah coklat dan layu, tidak hanya satu tapi sekitar lima akar yang berada tepat di bagian sampingnya.
Kaito dengan senyum senang dan tatapan tajamnya langsung berlari menerobos sambil memotong akar-akar tersebut. bagian jaring yang tidak tertutup oleh akar-akar itu menciptakan lubang yang akhirnya membuat celah begitu besar. Lagi-lagi Kaito mengeluarkan satu botol kecil racun lagi dan memecahkannya langsung sehingga cairannya jatuh ke tanah. Pada dasarnya, akar-akar itu muncul di sekitaran kolam air mancur yang ditumbuhi rerumputan hijau jadi kemungkinan pasti bagian tanah pada rumput itu juga menyerap racunnya. Cairan racun yang menyebar di atar rumput sedikit demi sedikit mulai berubah layu. Itu membuktikan teori Kaito saat itu benar.
Meskipun bisa menghambat akar-akar merepotkan itu dengan racun, tetap saja jumlah botol racun itu terbatas. Hanya tersisa empat botol lagi dan dia berpikir untuk menerobos langsung.
Kaito memotong akar-akar itu lagi dan lagi. Beberapa akar lain mulai tidak tumbuh dan layu sehingga dalam waktu singkat dia berhasil mendekati air mancur itu. Dia menggunakan semua tenaga yang tersisa untuk berlari demi cepat sampai ke kolam tersebut.
“Hampir sampai. Aku tidak akan membiarkannya menghilang!!”
Kaito hampir sampai ke tepi kolam kembali dan ‘dunia malam’ benar-benar senang membuatnya susah. Hanya tinggal beberapa meter lagi dan tiba-tiba muncul hal menyebalkan lain selain akar dari tanah.
“……!!!”
-CRAAAASH
Kolam air mancur itu hancur dan menumpahkan semua air yang ada di dalamnya. Tiba-tiba terasa sebuah getaran dari dalam tanah dan kali ini seperti ada sesuatu yang mencoba untuk keluar dari dalam tanah.
Dari dalam tanah muncul sebuah pohon besar yang tumbuh tinggi, semakin tinggi dan tinggi hingga menjadi satu-satunya pohon paling tinggi di seluruh hutan itu. Pohon itu sangat rindang dengan banyak dedaunan. Bangunan di sekitarnya langsung hancur tak tersisa oleh akarnya yang tumbuh sampai menembus permukaan, termasuk bangunan altar di sampingnya. Pohon di sekeliling Kaito juga banyak yang hancur dan tertindih akar-akar itu. Kaito
melihat permata ungu itu ada di bagian tengah pohon dan bersinar lebih terang dari saat di dalam kolam.
“Jangan main-main!! Itu adalah milikku, jangan seenaknya saja mencoba menjadikannya hak milik!!”
Kali ini Kaito tidak terkejut dengan perubahan tempat itu. Tidak peduli seberapa rusak jalanan dan bangunan di area tersebut, fokusnya hanya tertuju pada permata ungu itu. Hanya itu yang penting, semua di depannya adalah penghalang. Kaito sulit mengendalikan emosinya dan hanya maju tanpa pikir panjang.
Akar-akar besar di depannya ditebas sekali tebasan, kecepatan lari Kaito tidak berkurang meskipun banyak bebatuan besar dan akar-akar yang menghalangi. Dalam pikirannya hanyalah bagaimana bisa mendapatkan permata ungu itu. Sampai-sampai dia tidak sadar ada sesuatu yang menyerangnya secara tiba-tiba dan membuatnya melompat mundur.
******
Kino yang telah menemukan mayat goblin dengan anak panah di jalan sebelumnya berjalan mengikuti arah sumber akar lunak tadi.
“Aku harap di depan sana benar-benar toko senjata yang sebelumnya. Aku mohon semoga benar”
Kino lari secepat yang dia bisa. Sampai akhirnya dia melihat di sebelah kirinya benar-benar toko senjata yang dia datangi saat sore hari. Dengan napas terengah-engah dia berjalan perlahan mendekati bangunan tersebut sampai akhirnya dia terkejut hingga membuatnya berteriak sangat keras.
“Ryou!!!”
Kino berlari dan mendekati sang adik yang sedang pingsan. Tidak hanya terlihat khawatir, melihat tubuhnya yang penuh luka gores serta wajah dan pipinya penuh dengan darah membuatnya tidak bisa menahan air matanya. Kino menangis sambil memeluknya.
“Tidak!! Ryou bangunlah! Aku mohon buka matamu, Ryou!! Aku...aku sudah mencarimu...Hiks. Nee… kumohon buka matamu…Hiks, hiks…”
Kino terus memeluk erat sang adik dan terus menangis. Dia terus mengulangi kata-katanya itu tanpa henti dan melihat wajah Ryou sambil mengusap kedua pipinya. Tidak lama setelah itu, matanya sedikit bergerak dan Ryou mulai membuka mulutnya.
“…..Mmm…”
“Ryou?!”
Kino yang masih menangis terkejut melihatnya. Tapi dia tidak bisa menyembunyikan perasaan senang saat melihat sang adik mulai membuka matanya perlahan.
“…Ah...Ki...no… Benar-benar…Kino..”
“Ryou!!” Kino langsung reflek memeluk sang adik tanpa pikir panjang
“Auch… Jangan memelukku…terlalu keras. Kau menyakitiku”
“Ma–maafkan aku. Aku hanya sangat khawatir. Maafkan aku”
Mendengar itu, Kino melepaskan pelukannya dan menghapus air mata dari wajahnya. Ryou langsung segar kembali begitu tangannya yang patah dipeluk dengan terlalu erat oleh Kino. Ryou melihat wajah sang kakak yang masih tampak cemas dan memberikannya senyuman sambil sedikit mengejek.
“Dasar cengeng. Kalau aku tidak ada, kau pasti akan jadi anak yang cengeng meskipun satu tahun lebih tua dariku”
“Jangan bicara seperti itu. Aku benar-benar khawatir, Ryou. Siapapun pasti akan syok melihat saudaranya tiba-tiba ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri dan bersimbah darah begitu. Awalnya kupikir aku akan pingsan melihatmu seperti ini tadi”
“Tapi, tidak jadi pingsan kan?”
“Um… Tidak jadi pingsan tapi–”
“Sebagai gantinya malah berteriak sambil menangis. Heh, cengeng” Ryou terus memberikan senyuman sambil menggoda sang kakak
Ryou masih sempat-sempatnya menggoda sang kakak tanpa melihat kondisinya sendiri. Meskipun begitu Kino tetap tersenyum saat mendengar Ryou bicara begitu. Dengan mulutnya yang masih bisa menggodanya dengan kata-kata pedas itu artinya dia baik-baik saja dan Kino menyadarinya. Dia bernapas lega dan membersihkan darah di wajah sang adik.
Saat membersihkan darah di wajah Ryou, Kino baru menyadari ada botol kosong di sebelahnya.
“Aku baru sadar ada banyak botol kecil disini. Apa botol-botol ini milikmu, Ryou?”
“Aa… obat yang ada di botol. Aku meminum semuanya saat terluka dan … hmm?”
“Ada apa?”
Ryou mulai berusaha duduk tegak dan menyadari semua rasa sakitnya hilang. Luka yang diterimanya juga sudah menutup termasuk luka yang ada di kepalanya. Bagian tubuhnya yang sakit seakan remuk juga sudah tidak masalah. Dia terus mengecek semua tubuhnya tapi tidak ada lagi yang sakit kecuali bagian tangan kirinya yang patah masih sedikit nyeri dan agak sulit untuk bergerak bebas tapi tidak sesakit sebelumnya. Kino yang mendengar itu terlihat kaget dan mengambil botol obat di kantong kain yang dimilikinya.
“Aku tidak tau kalau obat-obatan ini memiliki efek sampai bisa menutup luka dan memperbaiki tulang yang patah. Tapi, apakah semua obat di ‘dunia’ ini memiliki efek secepat dan se-instan itu?” Kino memberikan satu botol kepada Ryou
“Aku juga tidak tau. Saat aku mengeluarkannya, aku bahkan tidak tau apakah obat ini dioles atau diminum. Tapi karena tubuhku sudah tidak bisa bergerak jadi aku langsung meminumnya semua. Aku berharap ini mirip seperti obat potion dalam game atau paling tidak memberikan efek mengurangi sakit pada luka. Siapa yang menyangka bisa benar-benar seperti obat di dunia game”
“Bukankah itu bagus. Ryou tidak mau meminumnya lagi? Coba saja kamu minum lagi, mungkin saja tangan kirimu bisa sembuh”
“Akan kuminum”
Ryou meminumnya sekali teguk. Mereka menunggu efeknya namun ternyata memang tidak langsung dirasakan.
“Kurasa memang tidak langsung bereaksi. Bicara soal itu, bagaimana kau bisa menemukanku di sini Kino?”
“Itu karena aku mengikuti dari mana datangnya akar lunak itu berasal”
Kino menceritakan semua yang dilaluinya sejak kota berubah menjadi hutan, mulai dari berkhir di tempat yang aneh sampai tiba-tiba ada akar yang datang dari arah depannya. Mendengar hal itu, Ryou membuka matanya lebar-lebar dan mencoba menyembunyikan wajah terkejutnya. Itu mirip dengan yang dialaminya tapi tidak seperti itu. Ada yang berbeda dengan yang dialaminya.
Akhirnya setelah Kino selesai dengan cerita versi dirinya, Ryou menceritakan yang dia alami mulai dari melihat mayat giant orc sampai tiba-tiba menerima serangan dari arah kiri hingga tidak sempat menghindar.
“Kupikir Ryou juga berjalan mundur ke tempat sebelumnya sepertiku”
“Kurasa hutan ini membuat kita pergi ke tempat lain dengan cara yang berbeda untuk setiap orang. Bahkan aku yakin Kaito juga mengalaminya. Hutan ini sepertinya memiliki semacam kekuatan magis yang mampu memisahkan kita. Kalau kau mau tau, dari awal kota berubah jadi hutan aneh ini, aku berpikir hutan ini bergerak walaupun aku tidak bisa memikirkan alasannya”
Ryou mencoba untuk menggerakan tangan kirinya yang terluka. Hasilnya diluar dugaan. Obat itu memang tidak memberikan hasil secepat seperti di game fantasi, tapi itu benar-benar bisa memperbaiki tulang yang patah. Keduanya hanya bisa memasang wajah heran sekaligus cemas.
“Jika obat ini bisa sampai seperti ini, penduduk di ‘dunia siang’ pasti tidak perlu dokter. Aku masih tidak percaya dan cemas akan efek sampingnya” Ryou mulai terlihat agak khawatir
“Ini bukti kita benar-benar berada di dunia lain berbasis fantasi”
Kino melihat jam sakunya. Waktu menunjukkan pukul 02.50, tersisa 3 jam 10 menit lagi sebelum pukul 06.00. Kino membantu Ryou berdiri dan mereka memutuskan untuk pergi menuju sumber akar lunak itu berasal.
“Aku berharap di ujung jalan itu, kita bisa bertemu dengan Kaito-san”
“Kau benar. Semakin lama disini, aku semakin bisa merasakan firasat buruk”
Demi agar bisa sampai lebih cepat, mereka memutuskan untuk lari secepat yang mereka bisa. Saat Ryou berlari, dia sangat terkejut dan tersenyum dengan wajah senang saat tau tubuhnya benar-benar dalam keadaan normal seperti tidak terjadi apapun. Kino pun ikut senang melihat kondisi Ryou yang membaik. Namun, itu hanya sebentar.
Saat mereka masih terus berlari, tiba-tiba mereka berhenti karena sebuah getaran dari bawah tanah.
“Gempa lagi?!”
“Yang benar saja. Aku baru selamat dari takdir menuju akhirat di dunia lain, apa tempat ini mau berubah lagi menjadi hutan yang lebih liar dari ini” Ryou mengungkapkan kekesalannya
Kino melihat tanah di depannya mulai terbelah dan itu mulai mendekati tempat mereka berada.
“Ryou, menyingkir ke samping sekarang!!!”
“……!!!”
Dengan cepat mereka melompat ke samping dan benar saja. Jika mereka terlambat melompat, mereka berdua mungkin terbelah sampai mati. Tidak lama setelah itu dari dalam tanah muncul kembali akar pohon besar dan dilihat dari jauh sesuatu tumbuh sangat tinggi, tinggi dan lebih tinggi lagi.
“Apa lagi sekarang!! Kenapa tempat ini menjadi semakin aneh setelah para goblin itu dimusnahkan!! Kino, kau baik-baik saja kan?”
“Aku baik-baik saja. Hanya tergores sedikit, bukan masalah. Tapi–” Kino melihat dari kejauhan
Pohon besar itu tumbuh hingga menjadi yang paling tinggi di semua tempat di kota yang telah berubah menjadi hutan itu. Selain itu, akar lunak yang menjadi petunjuk arah mereka juga terputus akibat kemunculan akar besar yang tiba-tiba membelah jalan itu. Kino terlihat panik melihatnya dan mencoba melihat akar itu lagi untuk memastikan sesuatu.
“Ryou, pohon besar yang tumbuh di depan kita itu berada di arah sumber akar ini. Biarpun terputus tapi kita masih bisa mengikuti sisanya. Selain itu, entah kenapa aku merasakan perasaan buruk saat melihat pohon itu”
“Kau benar. Tidak mungkin tiba-tiba saja ada pohon tumbuh setinggi itu jika tidak ada pemicunya. Aku jadi berpikir bahwa ada kemungkinan Kaito juga ada di ujung jalan itu. Kita tidak bisa membuang banyak waktu. Kino, kita lari sekarang!!”
Mereka bergegas pergi ke arah pohon itu dan mengikuti sisa akar yang terputus. Setelah akhirnya mereka memiliki kesempatan untuk bertemu lagi dengan Kaito, mereka mungkin tidak akan menyangka bahwa pertemuan yang mereka harapkan mungkin akan sangat jauh dari kenyataan.
******
Kaito melompat untuk menghindari sesuatu yang menyerangnya secara tiba-tiba. Serangan itu berupa cambuk akar yang menyerang dari arah depan. Setelah berhasil menghindar, dari bawah akar pohon besar itu muncul sesuatu.
Itu adalah sekelompok pasukan manusia pohon berjumlah sekitar sebelas sampai lima belas ekor dengan tinggi seukuran manusia dewasa bersenjatakan pedang yang terbuat dari akar pohon. Mereka muncul tiba-tiba entah dari mana dan sudah jelas tujuan mereka adalah untuk menghalangi Kaito mendapatkan permata ungu itu.
“Jadi sekarang [Arbre Soldat] ya. Jangan seenaknya saja kalian mencoba memonopoli apa yang bukan milik kalian!!”
Wajah geram Kaito tidak bisa menyembunyikan emosinya. Dia terlihat semakin marah dan semakin menggila saat melakukan serangan.
“Jangan menggangguku!! Aku tidak akan pernah memaafkan ‘dunia’ ini!! Terus menghalangiku mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milikku, sebenarnya apa yang kalian inginkan sampai melakukan hal sejauh ini!!! Menyingkir kalian semua dari hadapanku!!!”
Pasukan arbre soldat itu mulai berlari menyerang. Mereka berlari dengan mengangkat dan menghunuskan pedangnya ke arah Kaito. Kaito tidak menganggap itu sebagai masalah karena emosi yang menguasainya membuatnya bisa membunuh satu persatu pasukan pohon itu. Walau begitu, tidak mungkin semudah yang dipikirkan. Tentu saja pasukan arbre soldat itu memiliki senjata lain selain pedang.
Dari tangan kiri mereka keluar cambuk akar yang bisa memanjang dan memendek sesuai keinginan mereka dan benda itu cukup merepotkan bagi Kaito.
Berbeda dengan pedang mereka yang mudah sekali ditangkis, cambuk akar itu tidak semudah itu. Mereka dengan mudah tumbuh kembali setelah dipotong, serangan yang dilancarkan juga sangat cepat dan dengan ditahan menggunakan pedang, cambuk akar tersebut masih bisa mendorong tubuhnya cukup jauh. Jika tidak ditahan dengan pedangnya, cambuk itu bisa menembus perut Kaito dan menyebabkan luka serius untuknya.
“Kgh…!!!” Kaito menahan cabuk itu dengan pedangnya
Tapi serangan cambuk lainnya datang dan kali ini cambuk itu mengenainya betis kanannya. Wajah Kaito penuh dengan keringat dan menahan sakit dari damage yang diterimanya. Tidak sampai disitu. Melihat gerakan lawannya terhenti, pasukan arbre soldat itu mulai secara bersamaan maju untuk menyerangnya.
Jumlah yang tersisa dari pasukan pohon arbre soldat itu hanya sepuluh sejak Kaito berhasil membunuh sebagian dari mereka. Namun, jumlah mereka tidak berubah sejak terakhir Kaito melakukannya. Jumlahnya masih sama ditambah dengan intensitas serangan mereka semakin kuat dan kecepatan yang dihasilkan juga semakin cepat.
“Kalau tidak cepat aku hanya akan menghabiskan waktu”
Pandangan Kaito selama bertarung terus melihat ke tempat dimana permata ungu berada. Dia terus berusaha untuk menahan serangan dari pasukan pohon itu tapi semakin dia mencoba menerobos, posisinya akan semakin terdorong ke belakang. Itu artinya dia semakin jauh dari tempat permata itu berada. Sampai hal yang tidak diinginkan terjadi.
Kaito mulai merasa kelelahan akibat menahan serangan bertubi-tubi dari cambuk akar arbre soldat. Selain itu, luka di tubuh Kaito semakin banyak. Tidak hanya betisnya yang terluka sekarang namun tangan, wajah dan bagian pinggangnya sudah mulai banyak mengeluarkan darah dan darah itu terus mengalir seiring pergerakannya untuk menyerang sambil menghindari pedang dan cambuk akar mereka.
Napasnya mulai terengah-engah dan mungkin hanya masalah waktu sampai dia benar-benar kehabisan cara untuk menghindar. Kaito bermaksud untuk mengambil racun dari kantong kain dan menggunakan cara yang sama seperti saat dia membuat akar-akar di dekat kolam air mancur menjadi layu. Tapi, makhluk yang muncul di sana ternyata lebih cepat beradaptasi dengan baik dari yang dipikirkan.
Cambuk akar itu memotong kantong kain miliknya dan tentu saja semua botol obat termasuk racun dan penawarnya pecah tak tersisa.
“Sial!!”
Kaito tidak memiliki rencana lain dan sekarang dia hanya bisa maju menyerang dengan memotong cambuk akar yang datang. Seekor arbre soldat melompat ke arahnya dan mencoba menyerang Kaito dengan pedang akarnya
tetapi serangan itu bisa ditepis dan Kaito menyerang balik dengan memotong arbre soldat itu menjadi dua bagian. Siapa yang mengira bahwa itu hanyalah pengalihan. Selang beberapa detik setelahnya, sebuah cambuk akar dengan cepat menyerang dari arah depan.
-CRAAAT
Kali ini, darah berjatuhan ke bawah dengan jumlah banyak. Kaito menerima luka cukup serius yang membuatnya tidak bisa bergerak. Cambuk itu menembus dada kanannya hingga pedangnya terjatuh dan kakinya tidak bisa
mempertahankan keseimbangannya lagi. Satu serangan lagi datang namun Kaito tidak bisa berdiri untuk menahannya karena pandangannya yang mulai gelap dengan keringat yang sangat banyak.
Di saat semua yang dilakukannya sia-sia, dari arah belakang ada sebuah benda tajam yang menangkis akar tersebut.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 671 Episodes
Comments
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
datang pertolongan
2024-04-07
2
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
eelaaah.. sial bener 😅
2024-04-07
2
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
knp gak diracun lagi? 😁
2024-04-07
2