Suara langkah kaki terdengar di kesunyian kota di ‘dunia malam’. Langkah kaki itu berasal dari kelompok goblin yang tersisa dari kawanan yang sebelumnya.
Pada saat itu, mereka terpencar ke beberapa tempat untuk mencari makhluk lain selain mereka. Tentu saja yang dimaksud adalah manusia yang mereka temui sebelum ini.
Naluri makhluk buas yang haus akan pertarungan dan membunuh membuat mereka berlari menelusuri kota yang sepi itu untuk mencari mangsanya.
Hampir setiap jalan ditelusuri, termasuk ke sebuah jembatan yang menghubungkan dua buah jalan.
Setelah menyeberangi jembatan itu, mereka mulai berjalan dengan hati-hati.
Beberapa saat sebelum ini mereka hanya mengabaikan setiap bangunan di kota dan berjalan di dekat pemimpin mereka, giant orc. Tetapi setelah pemimpin mereka mati, mereka hanya memiliki satu tujuan yaitu menemukan mangsa mereka dan membunuhnya.
Satu per satu dari mereka memasuki setiap bangunan yang ada di sana. Tidak ada bangunan yang terlewatkan oleh mereka untuk dimasuki.
Mereka mencari dari setiap sudut, lorong, anak tangga hingga ke tiap lantai yang ada di setiap bangunan. Siapa yang tau ternyata goblin itu makhluk yang cukup teliti dan begitu berhati-hati. Mungkin ini adalah kelebihan lain dari ‘dunia malam’.
Tidak menemukan apapun pada bangunan yang mereka masuki bukan berarti mereka berhenti mencari. Dan ternyata itu membuahkan hasil bagi mereka. Mereka melihat bangunan lantai tiga dengan sebuah pintu tertutup di depan mereka.
Sebodoh-bodohnya para goblin itu, tidak mungkin mereka tidak menyadari perbedaan sangat mencolok dari bangunan di depan mereka. Mereka menghancurkan pintu itu dengan pedangnya hingga menimbulkan suara keras.
******
Di lantai dua, di dalam ruang kamar itu Kino dan Ryou menjadi panik dan segera bersiap dengan senjata yang mereka miliki. Mereka mendengar suara keras dari bawah.
-BRAAAAK
-KHAAAAAK…. KIIIIIIK…
Suara pintu yang hancur terdengar bersamaan dengan suara para goblin yang masuk. Sekarang mereka sudah tepat di lantai bawah dan hanya masalah waktu sampai mereka masuk ke ruangan.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Ryou yang sudah siap dengan pedang dan dagger miliknya berdiri tepat di depan pintu masuk ruangan
“Kita butuh rencana. Tapi, aku belum bisa memikirkan rencana seperti apa yang sebaiknya dilakukan”
Kino mencoba untuk membuat suatu rencana menghadapi para goblin di bawah, namun dia terlalu panik sehingga terlalu sulit untuk berpikir.
“Kau harus tenang, Kino!! Jika memang kau tidak bisa memikirkan rencana apapun, kita terobos saja secara langsung!”
“Itu terlalu gegabah!! Meskipun Ryou yang sudah pernah bertarung melawan mereka sekali, tapi itu juga bukan hal yang mudah untukmu. Selain itu, Kaito-san mengatakan jika menghadapi mereka saat berkelompok, pemula seperti kita hanya memiliki peluang tipis untuk menang bahkan akan dengan mudah dikalahkan oleh mereka jika membuat sedikit kesalahan”
“Kalau terus begini, hanya tinggal masalah waktu sampai mereka menemukan kita”
Di lantai bawah, para goblin itu menghancurkan meja dan benda-benda di lantai. Setelah mereka menghancurkan semua barang-barang, mereka melihat tangga menuju ke lantai atas dan berjalan mendekatinya.
Kino benar-benar harus berpikir cepat. Sambil melihat ke arah Kaito yang sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri, sorot mata Kino menjadi yakin bahwa dia memang harus melakukan yang terbaik.
‘Kaito-san sudah berjuang sejauh ini demi kami berdua. Aku juga harus melakukan semua yang aku bisa untuk keluar dari situasi buruk ini’
Kino melihat kantong kain yang terikat di sabuk pengikatnya dan karena itu juga, dia mulai memikirkan sebuah kemungkinan untuk bisa melawan para goblin itu dengan resiko lebih kecil.
“Ryou, serangan jarak jauh bisa dilakukan dengan pisau dagger ini hanya dengan melemparnya, bukan? Tetapi tidakkah kamu pikir itu sangat disayangkan, jika harus melempar pisau-pisau ini demi membunuh goblin-goblin itu?”
“Apa yang kau bicarakan sekarang, Hah?! Ini bukan waktunya untuk itu kan?”
Ryou melihat Kino dengan wajahnya yang panik. Dia tidak paham apa yang dikatakan oleh kakaknya di saat seperti ini.
“Ini bukan waktunya bicara omong kosong tidak jelas Kino!!”
Kino mengambil sesuatu di sakunya yang lain. Itu adalah pecahan cermin yang mereka ambil sore ini sebelum meninggalkan ruangan.
“Ryou, apa kamu masih menyimpan pecahan cermin yang disimpan di sakumu? Jika ada, berikan semuanya padaku. Aku memiliki rencana”
“Ada. Aku mengambilnya satu. Akan kuberikan padamu”
Ryou mengambil pecahan cermin itu dan memberikannya kepada sang kakak.
“Aku memang menyimpan ini karena Kaito yang mengatakan ini untuk keadaan darurat tapi apa yang mau kau lakukan dengan benda itu?”
Kino mengambil tiga botol kecil berisi cairan racun yang berwarna merah dari kantong kain yang dimilikinya. Jumlah pecahan cermin yang ada di tangannya sekarang ada tiga buah.
Setelah itu, dia melumuri bagian pinggir pecahan cermin itu dengan racun. Dia juga tidak lupa melumuri semua pisau dagger yang dia bawa.
Kino memberikan botol racun lainnya kepada Ryou dan memintanya untuk melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan tadi.
“Ryou, lumuri juga pedang dan pisaumu dengan racun ini. Pastikan kamu melumuri racunnya sangat banyak pada bagian ujung luar pedang dan pisaumu. Ini akan membuat kemungkinan menang kita semakin besar”
Ryou menerima botol kecil itu dan mengikuti arahannya.
“Kau mau menggunakan senjata beracun ini untuk membunuh mereka, tapi kenapa pecahan cermin itu juga ikut kau lumuri racun?”
“Pecahan-pecahan cermin ini hanya untuk pengalihan saja. Kaito-san bilang ini adalah racun yang sangat kuat untuk membunuh hewan buruan. Jadi, aku merasa dengan luka yang dibuat oleh sayatan dari pecahan yang dilumuri racun ini akan bisa berhasil”
“Tapi itu terlalu memaksa untuk disebut sebagai rencana. Lagipula mustahil pecahan cermin ini bisa menembus kulit mereka”
Tidak seperti Kaito, kemampuan bertarung mereka masih belum terasah. Tidak mungkin mereka bisa melakukan lemparan tajam akurat dengan memanfaatkan benda kecil seperti pecahan cermin itu untuk melukai lawan. Tentu saja Ryou tau itu. Karena itu dia mengatakan rencana Kino ini terlalu dipaksakan dan beresiko.
“Jangan khawatir, Ryou. Bukankah kita memiliki senjata di tangan? Kita tetap akan membunuh mereka dengan senjata utama kita. Hanya saja dalam pertarungan, kedua belah pihak memiliki tingkat keberuntungan dan kesialan yang berbeda. Karena itu, hal kecil ini pun akan sangat berguna untuk keberuntungan kita nanti. Aku akan buktikan padamu kalau rencanaku yang terlalu dipaksakan ini akan berguna”
“……”
Ryou masih tidak bisa membaca jalur pikir kakaknya yang senang bertaruh dengan resiko. Tapi, dia sangat mempercayai Kino dan akhirnya menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti.
“Dan satu lagi, Ryou…tolong buka sedikit pintu itu sekarang”
“Apa!!! Kau gila ya!!”
“Kumohon tolong lakukan yang kukatakan. Tidak ada waktu!!”
Dan satu permintaan gila dari sang kakak diturutinya meskipun dia sangat terpaksa.
‘Ini sama saja dengan sengaja memancing mereka kemari, kan?’
**
Para goblin itu sampai di lantai dua. Jumlah goblin yang sampai dan berjalan di lantai itu ada empat ekor sedangkan sisanya masih di bawah.
Keempat goblin itu berpencar ke tiap sisi dan ruangan di lantai itu sampai ada seekor goblin melihat sebuah ruangan dengan pintu yang terbuka.
Goblin itu berhenti di depannya dan tepat saat hendak menyentuh pintu, pintu itu terbuka dan seketika sebuah perisai mendorong nya ke dinding.
-BAAAAAM
Kino mendorong goblin itu dengan perisai dan menancapkan tiga buah pecahan cermin yang ada di tangannya sekaligus ke kaki kanan goblin.
Ryou kemudian langsung keluar setelah Kino berhasil mendorong goblin itu ke dinding tapi tujuannya bukan untuk menolong Kino. Dia berbelok ke kanan menuju ke arah tiga goblin lainnya yang berlari ke arahnya sambil menghunuskan senjatanya.
-KAAAAAAKH
Goblin itu berteriak menahan rasa sakit dan mendorong Kino dengan kuat. Kino nyaris terjatuh, tapi dia berhasil mempertahankan kakinya untuk berdiri.
Goblin itu mencabut pecahan cermin itu dan membuangnya. Dia terlihat sangat marah dan bersiap menyerangnya. Tapi, gerakan goblin itu tiba-tiba terhenti.
Goblin itu tidak bisa bergerak dan mulai mengeluarkan busa di mulutnya. Makhluk itu juga terlihat begitu kesakitan hingga membuat senjata dan perisainya terjatuh.
Sepertinya efek racunnya itu sangat cepat menyebar.
Melihat goblin itu mulai jatuh dan kesakitan, Kino langsung mengeluarkan dagger yang disimpan di belakang perisai di tangan kirinya dan menusuk dada makhluk itu. Dua tusukkan di dada dilakukannya dengan cepat.
-KAAAAAKH…. KAAAHKK
Goblin itu berteriak dan tidak bergerak. Dia mati. Napas Kino terengah-engah dan berjalan ke arah pintu ruangan yang terbuka.
Sebelum menutup pintu kembali, dia melihat Kaito yang masih tertidur bahkan dengan suara sekeras itu tepat di depan pintu masuk. Sedikit senyuman tipis menghiasi bibirnya dan menutup pintu kamar itu.
Tidak membuang waktu, Kino kemudian berlari untuk membantu Ryou yang sedang bertarung dengan para goblin.
Sebelum berlanjut ke pertarungan mereka berdua, mari mundur beberapa menit sebelum para goblin sampai di atas.
**
Kino meminta Ryou untuk membuka pintu ruangnya sedikit dan permintaan gila itu dilakukan olehnya dengan sangat terpaksa. Ryou bahkan berpikir dalam hatinya bahwa rencana sang kakak itu cukup gila.
‘Ini sama saja dengan sengaja memancing mereka kemarin kan?’
Kino membuka mulutnya sambil memegang tiga buah pecahan cermin di tangannya.
“Aku akan menyembunyikan pisau dagger milikku di belakang perisai ini dan pecahan cermin ini akan kupakai untuk serangan pembuka. Ryou juga sebaiknya langsung menyerang dengan kedua senjata di tanganmu tanpa perlu memikirkan apapun. Jangan ragu saat menyerang mereka”
“Aku sudah tau itu. Lalu, bagaimana isi rencananya?”
“Dengarkan aku baik-baik, alasan aku memintamu untuk membuka pintu itu sedikit adalah untuk memancing mereka membuka pintunya”
“Memancing mereka?”
“Mereka kemungkinan masuk ke sini dengan menghancurkan pintu yang tertutup di bawah. Karena itu, ada 50% kemungkinan mereka tidak akan langsung menghancurkan pintu ini ketika mereka melihat pintu terbuka dan memilih mencoba membukanya untuk melihat isi ruangannya”
Ryou kaget dengan rencana pembuka yang dijelaskan Kino. Tidak mungkin Kino tidak menyadarinya. Tapi, ada kemungkinan 50:50 untuk berhasil dan dia bertaruh dengan rasio itu.
“Itu terlalu beresiko!! Selain itu, kita akan membahayakan Kaito yang sedang tidak sadarkan diri di sana!!”
“Itu tidak akan terjadi. Aku akan mendorong goblin yang datang dengan perisai dan saat itu, Ryou harus mendukungku dengan langsung keluar tidak lama setelah aku berhasil mendorongnya ke dinding”
Wajah Ryou semakin terlihat syok sampai-sampai dia mungkin akan berteriak sangat keras.
Ternyata satu-satunya kakak yang sangat dia lindungi itu memiliki bakat terpendam untuk menciptakan rencana penuh resiko.
Seandainya Kino itu senang bermain game, dia membayangkan hanya satu game yang akan dimainkan olehnya yaitu judi. Dengan nyawa yang akan dia pertaruhkan sejak awal permainan.
“Kau gila ya!! Aku tidak setuju!! Sudah kubilang aku memberimu perisai ini agar kau tidak bertindak penuh resiko, bukan malah meletakkan hidupmu di ujung tanduk begitu!! Lagipula kita tidak tau berapa banyak goblin yang akan datang setelah melihat pintu ini terbuka!!”
“Tidak peduli berapa goblin yang ada di depan pintu, selama aku bisa mendesak satu dari mereka ke dinding dan menusukkan pecahan ini, gerakan goblin itu akan melemah karena racun yang cepat menyebar. Lalu yang lainnya, aku akan mempercayakannya padamu. Aku juga akan menyusulmu setelah membunuh goblin yang melemah itu”
“Kino…!!” Ryou melihat kakaknya dengan tatapan marah
Meskipun terlihat dan terdengar sangat tidak setuju, tidak ada rencana lain. Mau tidak mau dia mengikuti apa yang dikatakan Kino.
“Hanya ini cara yang terpikirkan olehku, Ryou. Tempat ini membatasi kita untuk bergerak. Jika membuat kesalahan maka semua akan berakhir. Selain itu, waktu kita sedikit. Aku yakin sebentar lagi mereka akan datang dan kita kehabisan waktu”
“…Aku marah padamu…” Ryou merasa jengkel pada sang kakak. Tetapi, Kino hanya tersenyum dengan tatapan sendu sambil menjawab, “ketika ini berhasil, Ryou boleh memarahiku sepuasmu”. Dan akhirnya rencana yang terlalu dipaksakan dan beresiko itu pun dieksekusi dengan baik oleh mereka.
**
Kembali ke pertarungan Ryou tidak lama setelah berlari ke arah tiga ekor goblin yang menyerang.
Para goblin itu menyerang secara bersamaan. Gerakan cepat Ryou berhasil menghindar dan menangkis serangannya tapi serangan yang dilancarkan mereka cukup berat sehingga Ryou kesulitan untuk memukul mereka mundur dan melakukan serangan balik.
“Khh…!!! Jangan bercanda!! Aku tidak mau jadi bulan-bulanan makhluk No.2 terlemah dalam game!!”
Ryou berteriak dan menendang tubuh mereka untuk memukul mundur mereka. Setelah berhasil, dia langsung menebas mereka.
Hasil tebasannya itu tidak begitu dalam, tapi mata pedangnya sudah dilumuri banyak sekali racun sehingga tidak lama setelahnya, tubuh makhluk itu terjatuh dan dia seperti menahan sakit.
“Ryou!!! Menyingkir dari sana!!” dari belakang, Kino berteriak
Ryou secara reflek menyingkir dan tepat dari arah belakang sebuah benda melayang ke arah dua goblin yang mengepung Ryou.
Itu adalah perisai dengan permata ungu milik Kino. Dia sengaja melemparkan benda itu untuk membuat dua goblin lain tidak bisa menyerang Ryou secara bersamaan.
Ryou langsung menggunakan kesempatan ini untuk menyerang. Kino yang sudah berada di samping adiknya menyerang satu dari dua goblin yang tersisa dengan menggunakan pisau dagger di tangannya.
-CRAAAT…
Darah keluar akibat sayatan yang dilakukan oleh Kino. Kali ini, dia bisa melakukan sayatan yang cukup lebar, namun tidak membuat goblin itu langsung mati.
Makhluk itu menahan rasa sakit sambil mengeluarkan darah dan busa dari mulutnya. Sedangkan Ryou tidak mau menunjukkan rasa kasihan dengan langsung menebasnya sampai mati.
Kegaduhan di atas membuat sisa goblin lain datang dari bawah menuju lantai 2. Sambutan sangat hangat langsung dilakukan Ryou dengan melempar pisau dagger di tangannya dan mengenai kaki seekor goblin di depan.
Sementara yang satu sedang sibuk menyingkirkan pisau tu dari kakinya, tiga ekor yang tersisa langsung lari menyerang dan dengan cepat ada tiga pisau lain yang mengenai kaki dan bagian perut makhluk itu.
“Kena? Aku berhasil mengenai mereka semua?” Kino yang melemparkan ketiga dagger dari sabuk pengikatnya
Kino tidak begitu memiliki kemampuan bela diri, meskipun di sekolahnya diajarkan seni bela diri.
Kemampuan fisiknya termasuk dalam kategori rata-rata sehingga saat terjebak di ‘dunia malam’ pertama kali, dia sendiri tidak begitu yakin jika dia bisa bertarung melawan monster seperti itu.
Tetapi ternyata kenyataan berkata lain. Sepertinya pepatah yang mengatakan manusia bisa membangkitkan potensi luar biasa saat kondisi terdesak itu benar adanya.
Siapa yang mengira lemparan pisau Kino bisa mengenai makhluk itu. Memang lemparannya tidak mengenai bagian yang fatal,namun cukup untuk membuat racun pada senjatanya masuk melalui luka tersebut.
-KHAAAH….GAAAAH
Teriakan kesakitan seakan tercekik membuat para goblin itu terjatuh dan keduanya langsung menusuk mereka semua sampai para goblin itu mati.
“Haaaa….haaaaa….haaaaa” keduanya berusaha mengatur napas mereka yang terengah-engah
Setelah beberapa saat, Kino dan Ryou mengambil kembali senjata mereka dan membersihkan cairan ungu yang merupakan darah para goblin itu dari senjata mereka. Ryou yang masih tidak yakin kalau mereka sudah mati menggunakan pedangnya untuk memenggal kepala para goblin itu.
“Bukankah itu terlalu berlebihan? Pakaianmu jadi kotor, Ryou” Kino terlihat mengkhawatirkan Ryou
“Tidak apa-apa. Hanya untuk berjaga-jaga. Bisa saja mereka memiliki unique skill: poison resistance seperti di game. Selain itu, mereka yang menyerangku sekaligus bertiga tadi itu membuatku kesal!” Aku senang kita bisa mengalahkan mereka. Aku benci wajah jelek mereka!! Semakin dilihat semakin jelek”
“……”
Kino tidak mau berkomentar tentang semua kata-kata pedas Ryou. Dia memilih untuk diam dan kembali menuju ruangan.
Di depan pintu masuk, masih ada mayat seekor goblin yang terkapar. Mayat itu juga tidak luput dari pedang Ryou. Tentu saja kepalanya langsung dipisahkan dari lehernya meskipun mereka tau makhluk itu sudah mati.
“… Ryou… itu yang pertama kubunuh, kan? Kenapa dipenggal juga? Itu jelas sudah mati”
“Hanya untuk pelampiasan pribadi. Jangan dipikirkan”
“……”
Mereka membuka pintu dan masuk. Akhirnya mereka tersungkur ke lantai dan menghela napas panjang.
“Haaa……”
Tentu saja keringat mengalir deras dari tubuh mereka. Rencana Kino berhasil tanpa masalah meskipun kalau salah sedikit saja mereka akan langsung berpindah alam.
“Cukup berhasil, iya kan?” Kino tersenyum ke arah Ryou yang memasang wajah cemberut
“Aku masih marah padamu. Ingat itu!”
“Tapi, bukankah aku juga sebelumnya marah pada Ryou karena menampar Kaito-san tadi? Ryou tidak lupa juga, kan?”
“Aa….”
Mereka saling memandang beberapa detik lalu tertawa. Hubungan persaudaraan mereka benar-benar sangat dekat dan satu sama lain saling memahami sifat masing-masing. Tapi, mereka tidak langsung bernapas lega.
Ryou berdiri lebih dulu dan melihat dari jendela, memastikan apakah ada kelompok lainnya yang datang menuju kemari.
“Bagaimana, Ryou?”
“Aman. Sepertinya tidak ada lagi yang melewati jembatan. Kurasa kita bisa aman sekarang”
“Syukurlah kalau begitu. Selain itu, aku bersyukur Kaito-san masih tidur. Kita harus menjaganya kembali”
Mereka kembali duduk di tempat tidur untuk melihat keadaan Kaito. Kino mengambil jam saku di kantongnya dan melihat waktu sudah menunjukkan pukul 01.25.
“Cukup bagus untuk rekor pertama. 25 menit menghabisi mereka ya? Kaito akan terkejut jika tau” Ryou terlihat senang sekali
“Kurasa itu tidak perlu. Mayat mereka masih di luar ruangan ini. Sudah pasti Kaito akan menyadarinya”
“Kau benar”
Kedua kakak beradik itu memperhatikan wajah Kaito yang sedang tidur. Ryou juga memegang tangannya sebentar.
“Telapak tangannya sudah tidak dingin. Kurasa dia sudah lebih baik”
“Kaito-san benar-benar pandai menyembunyikan kondisinya. Aku mengerti seberapa kuat fisiknya itu. Tapi sepertinya saat ini mentalnya benar-benar membutuhkan istirahat. Aku harap sekarang dia tidak bermimpi buruk seperti yang dikatakannya”
“Wajahnya tidak telihat sedang mengalami mimpi buruk jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan”
Setelah terdiam beberapa lama, Kino mulai membahas sesuatu lagi tentang Kaito.
“Ryou, aku yakin Ryou juga menyadarinya. Saat kamu menampar Kaito-san”
“Bagaimana mungkin aku tidak sadar. Orang yang bisa menghentikan serangan mendadak dan nyaris membuat tangan kita lepas dari engselnya tidak mungkin tidak bisa menghindari tamparanku. Dia sengaja menerimanya. Aku tau itu”
“Seakan-akan, Kaito-san memang ingin menerimanya. Dia bahkan tersenyum dan tertawa setelah ditampar olehmu”
“Itu karena ada yang salah dengannya”
“……”
Keadaan menjadi sunyi kembali. Kino mengingat semua kata-kata yang diucapkan Kaito tanpa ia sadari.
[Aku yang bahkan tidak tau siapa sebenarnya diriku ini seperti cangkang yang kosong. Begitu tidak berarti dan rapuh]
[Aku merasa seperti aku bukanlah manusia. Cangkang kosong tak berarti ini… mendapatkan sebuah nama ‘Kaito’ sebagai tanda]
[Siapa aku, aku tidak tau. Darimana aku berasal, aku tidak tau. Dimana aku sekarang, aku tidak tau. Apa yang kulakukan sekarang, aku tidak tau]
Tiba-tiba Kino seakan ingin menangis meskipun dia berhasil menahan air matanya. Ryou melihat wajah Kino yang sedih tidak bisa mengabaikannya.
Meskipun sudah ditanya apakah ada yang sakit atau alasan kenapa dia sedih, Kino hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
‘Apakah semua itu yang dipikirkan oleh Kaito-san selama ini?’
Kino hanya bisa bertanya tentang semua kata-kata itu dipikirannya tapi tidak bisa berbuat banyak. Mereka memiliki masalahnya sendiri. Dan dia juga menyadari sebenarnya Kaito tidak pernah ingin membuat mereka terlibat.
“Nee… Ryou…”
“Hmm… apa?”
“Jika Kaito-san menemukan kepingan ingatannya itu berarti dia akan meninggalkan ‘kedua dunia’ ini. Aku berpikir apa yang akan terjadi pada kita nanti?”
“Kurasa diantara akan terjebak di sini atau langsung kembali ke Jepang. Itu pun kalau memang benar seperti itu. Kemungkinan terburuk mungkin kita tidak akan ada dimanapun”
Ini mengejutkan. Percakapan itu termasuk topik yang ‘berat’ mengingat mereka masih terjebak di ‘dunia malam’ dan belum menemukan petunjuk untuk kembali, tapi respon mereka lebih tenang dari yang diduga.
“Begitu. Tapi, Ryou…aku merasa kita akan baik-baik saja selama bersama”
“Aku tau. Aku akan melindungimu. Jangan khawatir, Kino”
Seperti tidak pernah terjadi apapun, kedua orang itu dengan santainya terus mengobrol. Tidak ada topik berat lagi yang dibahas. Ini adalah cara terbaik untuk membuat diri mereka tenang meskipun sebenarnya mereka sudah sebaik mungkin menyimpan rasa khawatir mereka dalam-dalam.
“……Mmm…”
“……!!!”
Kaito mulai bangun dari tidurnya. Perlahan-lahan dia membuka matanya dan duduk. Dia melihat kedua orang di sebelahnya dan merasa sangat canggung.
“Apa aku tadi tertidur?” Kaito bertanya tanpa ekspresi kepada kedua remaja itu
“Heh!! Lucu sekali. Kau tidak ingat kau tertidur saat menjaga kami? Padahal kau sendiri yang bilang akan membangunkan kami”
Lagi-lagi mulut pedas Ryou mulai memprovokasi. Kali ini, Kino tidak menggunakan kata-kata untuk menegurnya. Dia langsung menginjak kaki Ryou dengan keras.
“Akh!!!! Sakit!! Apa yang kau lakukan, hah!!!”
“Itu hukuman untuk Ryou” Kino dengan tenang menunjukkan ekspresi datarnya pada Ryou
Kaito hanya tersenyum melihat itu dan melihat mereka dengan wajah menyesal.
“Maafkan aku. Sebenarnya aku tidak ingat kapan aku tertidur. Hanya saja, aku ingat setelah beberapa jam berlalu tiba-tiba aku merasa semuanya gelap dan aku tidak ingat apapun setelahnya”
Kedua orang itu memasang wajah serius mendengar ucapan Kaito. Ini seperti Kaito memang tidak ingat semua yang dia katakan dan hanya bisa memasang wajah tenang. Tetapi mereka memilih diam tanpa memberikan komentar.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 671 Episodes
Comments
Loly 💃
semangat terus 💪💪💪💪💪💪
sehat selalu buat author dan para reader gratisan 🤣
2024-10-20
1
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
Kaito san tidur apa pengsoy? 😅😅
2024-04-03
2
Kav
Percaya deh. Feelingku bilang mereka gak akan se-OP itu. Goblin di sana gak jago jago banget pasti
2023-12-06
4