Ryou berlari dengan menggendong Kino di punggungnya. Darah dari kepala Kino mulai mengenai pakaian Ryou. Terus berlari lurus sejauh yang dia bisa, dia bahkan tidak tau lagi jalan mana saja yang dia lewati.
“Kino bertahanlah, aku akan menolongmu. Kumohon bertahanlah. Kumohon…aku mohon” Ryou berlari dengan wajah pucat dan suara gemetar
Karena kelelahan dan luka ringan dari pertarungan melawan mantis, Ryou terpaksa berhenti di jalan besar dan pergi ke tepi jalan. Dia membenci dirinya sendiri karena harus merasa kelelahan di saat penting seperti ini tapi dia tidak bisa melangkahkan kakinya lagi dan memilih untuk menyandarkan tubuh Kino di sana. Dengan hati-hati dia menidurkan tubuh sang kakak di tepi jalan di sana. Tangannya gemetar dan dingin saat ingin menyentuh sang kakak.
“Kino…Kino!!” Ryou menepuk pipi kakaknya
Bibirnya yang mengeluarkan darah menjadi sedikit biru dan wajah putih pucat tidak bisa disembunyikan.
‘Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Kenapa aku tidak pernah bisa melindungimu di saat yang tepat? Kenapa kau selalu terluka di saat aku tidak berada di dekatmu? Kenapa!!’
Tanpa sadar, air mata keluar dari sebelah matanya. Dia teringat sesuatu yang baru terjadi seakan-akan sudah sangat lama. Beberapa saat sebelum ini, Kino baru saja memeluknya dengan tangisan hebat karena melihat dirinya terluka. Lalu, tidak lama setelah itu dia harus melihat sang kakak terluka akibat diserang monster serangga saat bertarung dan hanya berselang beberapa menit setelah itu dia harus melihat kakaknya nyaris mati di depannya.
Ryou hanya bisa membiarkan air mata yang keluar dari sebelah matanya terus mengalir. Pikirannya dipenuhi rasa bersalah.
‘Apa yang harus aku lakukan sekarang?’
Itu bukanlah hal maksimal yang bisa dilakukan Ryou dan dia menyadarinya. Dia melihat kantong kain di sabuk pengikatnya dan mengambil apa yang ada di dalamnya.
“Ada!! Meskipun hanya satu, ini lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Kino, kau akan baik-baik saja” Ryou mulai berhenti untuk menyalahkan dirinya sendiri
Di dalam sana masih tersisa satu botol kecil berisi obat. Kino mengatakan sebelumnya bahwa dia sekarang hanya memiliki sebuah botol kecil obat saja untuk mengobati luka.
“Obat ukuran kecil itu mungkin tidak akan bisa mengobati seluruh luka dan tulang tangan yang patah. Tapi, setidaknya tetap akan ada luka yang bisa menutup. Aku akan bertaruh untuk kesadaran Kino”
Ryou memegang botol kecil yang diambilnya. Setelah tutupnya terbuka, dia memegang bagian dagu bawah Kino dan membuka mulutnya dengan sedikit paksaan. Obat itu berhasil diminumkan ke dalam mulutnya. Setidaknya dengan ini dia bisa menghilangkan sedikit rasa cemas dari wajahnya.
“Aku masih belum memarahimu untuk rencana beresikomu yang tadi jadi kau harus baik-baik saja Kino. Kalau begini aku tidak akan jadi memarahimu lagi”
Ryou menyobek pakaian bagian bawahnya sedikit lebih panjang dan menggunakannya untuk menghapus darah dari kepala, wajah dan bibirnya.
‘Aku yakin saat semua akan baik-baik saja’
Di saat Ryou sedang membersihkan noda darah dari wajah Kino, tidak disadari dari arah samping kanannya, terdengar langkah kaki berjalan. Ryou langsung memasang wajah cemas dan segera menengok. Dia melihat seekor makhluk datang yang berjalan mendekatinya dan menatapnya dengan mata merah menyalah.
Ryou dengan reflek berdiri dan langsung mengeluarkan pedangnya. Dia seperti tidak percaya dengan apa yang dia lihat dengan matanya itu.
“Itu…Makhluk itu…Satyr!! Bagaimana mungkin dia bisa muncul di sini?! Bukankah Kaito sedang melawannya tadi!!” Ryou tidak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya
‘Tidak mungkin Kaito dikalahkan oleh makhluk ini dengan begitu cepat. Selain itu, yang ini datang dari arah berlawanan dan sudah ada di hadapanku sekarang. Hal yang masuk akal untuk semua ini adalah ada lebih dari satu ekor yang muncul. Dan mereka bisa muncul di tempat yang berbeda. Ini benar-benar gawat!!’ Ryou menyimpulkan hal itu di hatinya
Kabar baiknya, hal yang dipikirkan oleh Ryou itu benar. Saat ini, Kaito masih berusaha mati-matian untuk menahan serangan Satyr yang menyerang Kino beberapa waktu lalu dan sekarang Ryou harus merasakan pengalaman yang sedang dialami Kaito. Ditambah lagi posisinya benar-benar sulit karena harus melindungi Kino yang masih dalam
keadaan pingsan tanpa perlindungan senjata apapun.
‘Aku melihat Kaito menendangnya dengan keras dan hanya membuatnya terdorong sedikit tanpa goresan luka. Selain itu tendangannya bisa membuat luka serius seperti yang dialami Kino’
Ryou tau keadaan ini tidak seperti yang sebelumnya, terlebih lagi bola mata merah pada makhluk itu menujukkan perbedaan besar antara kekuatan makhluk itu dengan makhluk-makhluk lain yang sudah pernah dihadapinya.
Menyadari hal itu, tidak mungkin dia tidak gemetar dan takut. Dia seperti sedang menghadapi ketakutan terbesarnya bernama kematian. Dia bahkan menyadari kesempatannya menang dari makhluk itu hampir tidak ada. Tapi, dia melirik ke arah Kino. Keselamatannya harus yang paling utama.
Jika dia nekad melawan makhluk itu lalu kalah, dia tidak akan bisa melindungi kakaknya.
“Aku sudah berjanji untuk melindungimu dan aku gagal menepatinya dua kali. Tidak akan kubiarkan aku mengingkari hal yang kukatakan untuk ketiga kalinya!!”
Saat makhluk itu mulai berlari kencang ke arah mereka, Ryou menyimpan pedangnya dan dengan cepat dia langsung menggendong Kino di punggungnya lagi. Dia memutuskan untuk tidak bertarung dan lari menghindari
serangan makhluk itu.
‘Aku tidak peduli dengan prinsip seorang ksatria, persetan dengan semua itu sekarang! Jika aku kalah, Kino juga akan mati. Aku tidak akan bertarung dengan mempertaruhkan keselamatannya!!. Jika tidak bisa menang, kabur dan mencari tempat sembunyi adalah hal terbaik”
Satyr itu berlari mengejar Ryou.
Ryou nyaris tidak memiliki tenaga yang tersisa untuk berlari lagi beberapa waktu lalu, tapi sekarang dia seperti sedang dalam kondisi manusia akan mengeluarkan potensi luar biasa saat terdesak, mirip seperti Kino saat melawan goblin sebelumnya.
Dengan taruhan nyawa dia berusaha lolos dari kejaran satyr itu. Baik satyr yang dilawan Kaito saat ini maupun yang mengejarnya itu sama sekali tidak memiliki senjata apapun di tubuhnya. Tapi,
mustahil jika makhluk itu akan senang bermain kejar-kejaran dengan Ryou terus menerus dan itu dibuktikan langsung kepada Ryou.
Jarak Ryou sudah cukup jauh dengan makhluk itu tapi dari belakang, sebuah bongkahan batu besar yang terbang ke arahnya. Ryou dengan cepat menghindar ke sisi samping tapi karena tersandung akar di bawahnya dia sempat kehilangan keseimbangan dan nyaris jatuh bersamaan dengan tubuh Kino yang digendongnya.
-BAAAANG
Batu besar itu jatuh menghancurkan tanah dan bisa dilihat jalanan yang tertimpa bongkahan batu itu langsung hancur.
“Oi, Kambing!! Kau mau membuat tubuhku hancur ya!! Aku bisa mati jika kau melakukan itu, dasar kambing sial!!” Ryou masih bisa melakukan ejekan kepada makhluk itu
Seandainya makhluk itu bisa bicara bahasa manusia, dia pasti akan menjawab iya. Karena dia tidak akan menyerang Ryou jika tidak bermaksud membunuhnya. Tentu saja makhluk itu tidak mengerti apa yang diucapkannya dan tidak mau tau tentang semua itu. Sasarannya adalah kedua orang di hadapannya dan dia tidak bermaksud membuat mereka lolos.
“Cih! Otak kambing memang merepotkan. Aku tau dia tidak akan membiarkanku lolos. Aku harus pergi ke tempat lain sebelum dia melempar batu besar lagi untuk membunuhku” Ryou melihat satyr itu dengan tatapan tajam.
Makhluk itu berlari lagi ke arahnya dengan cepat. Jarak mereka semakin dekat. Ryou berusaha bangkit dan mengangkat tubuh Kino ke punggungnya lagi sambil berbisik pelan.
“Kino, bertahanlah sedikit lagi ya. Aku akan melindungimu apapun yang terjadi. Bersabarlah sedikit lagi dan tidurlah”
Ryou langsung berlari lagi menggunakan semua kekuatan yang ada.
Di ujung jalan besar tempat dia dikejar oleh satyr, ada sebuah belokan ke kiri menuju gang kecil. Dia memutuskan untuk berlari menuju belokan itu. Seperti melihat mangsanya yang mencoba kabur, satyr itu mengambil sebuah batu besar lainnya dan dilemparkan lagi dari belakang ke arah Ryou. Tidak sampai di situ, dia juga langsung mengambil potongan akar kayu besar dan langsung melemparkannya lagi hanya berjeda lima sampai sepuluh detik.
Ryou tidak menengok ke belakang tapi dia yakin bahwa hal yang sama akan dilakukan oleh makhluk itu. Segera setelah hampir sampai di belokan gang, dia langsung masuk ke dalam gang dan berlari dengan menambah sedikit kecepatannya. Benar saja, dia mendengar suara yang keras seperti benda besar yang jatuh ke jalan dari arah belakang. Dia juga mendengar suara bangunan yang hancur akibat terkena lemparan benda besar lain.
‘Meski tanpa senjata, dia memiliki kekuatan fisik yang mampu mengangkat benda keras. Jika tadi aku memutuskan untuk bertarung melawannya, aku yakin meskipun dengan tangan kosong dia pasti akan bisa membunuhku. Aku harus memikirkan cara untuk bisa bersembunyi darinya. Berpikirlah Ryou!. Berpikirlah sebelum kau tidak bisa lagi menggerakan kakimu untuk berlari!!’
Ryou berpikir dengan sangat keras sambil berlari. Gang sempit itu hanya mengarah lurus ke depan. Satyr itu pun telah masuk dan berlari dalam gang sempit itu. Karena kesal dengan buruannya yang terus mencoba lolos, saat melihat ujung jalan dari gang itu, satyr itu melompat untuk menghadangnya.
“Apa?! Dia bisa melompat sejauh ini!!” Ryou terkejut melihat makhluk itu sudah berdiri di depannya.
Sekarang dia benar-benar dalam masalah.
Di sisi lain, di waktu saat Ryou mencoba meloloskan diri dari satyr yang mengejarnya, Kaito sedang sibuk menangkis serangan dari satyr yang dilawannya.
-BAAANG
Suara keras dari jalan yang hancur sedikit menciptakan gema di daerah tersebut. satyr yang dilawan oleh Kaito menyerangnya dengan tinju dari tangan kosong. Tinju tersebut bisa dengan mudah membuat lubang di jalan batu itu. Sebelum mengenai tubuhnya, Kaito melompat ke belakang dan menjaga jarak dengannya.
“Serangannya begitu berat dan kuat”
Kaito melirik ke arah perisai di samping kanannya dia melihat perisai itu penyok.
“Material kuat seperti graphene yang dikatakan paling keras oleh pemilik toko itu pun sepertinya tidak mampu menahan tendangannya. Tidak heran Kino bisa terhempas hanya dengan sekali serang”
Satyr itu mulai berlari dan bersiap meninjunya. Sesaat sebelum tinjunya itu mengenai tubuhnya, Kaito berguling ke samping kanan dan mengambil perisai itu dengan cepat. Tapi, satyr itu cukup pintar dan lincah. Tau bahwa lawannya segera berpindah arah, dia langsung dengan cepat memutar tubuhnya dan menendangnya dengan keras.
Kaito dengan reflek cepat langsung menggunakan perisai itu untuk menahan tendangannya. Ternyata tendangan itu tidak begitu berhasil ditahan oleh perisainya karena titik tendangan yang dilakukan makhluk itu mengenai bagian penyok di tengah yang merupakan hasil dari tendangan pertama sebelum ini.
“Kagh!!!” Kaito terlempar dan darah keluar dari mulutnya
Beruntung perisai itu melindunginya jadi dia tidak langsung menerima tendangan sekeras itu. Tetapi, akibat tendangan itu perisainya menjadi berlubang pada bagian tengahnya dan tidak akan bisa menahan serangan dalam skala besar kembali. Sambil membersihkan darah dari mulutnya, Kaito memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi situasi saat ini.
‘Hanya ada dua pilihan, lari atau aku harus melawannya dengan rencana matang penuh resiko. Tapi, cara seperti itu hanya bisa dilakukan oleh Kino. Sepertinya pilihan pertama adalah yang terbaik’
Satyr itu berlari dan bersiap melakukan pukulan tinjunya kembali sambil berteriak. Kaito yang siap berdiri melempar perisai yang sudah berlubang itu dan segera membalikkan tubuhnya untuk lari. Perisai itu dipukulnya hingga menciptakan bagian penyok lain di sisi bawahnya. Kaito mungkin terluka akibat menerima serangan saat melawan mantis dan menahan serangan satyr itu, tapi kalau hanya lari dengan cepat masih bisa dia lakukan dengan baik.
Kaito berlari dengan cepat meninggalkan tempat itu sambil berpikir bagaimana cara untuk melawan balik.
‘Kekuatan pukulan dan tinju serta tendangannya begitu kuat dan terasa berat setiap kali aku mencoba menahannya. Jika pedangku terbuat dari material biasa, mungkin akan langsung patah saat menahan pukulannya tadi. Lukaku juga masih terasa sakit. Melawannya terus sambil menunggu matahari terbit hanya akan membuatku semakin terpojok, apalagi aku tidak memiliki rencana lain selain kabur darinya’
Kaito melihat ke belakang untuk memastikan jarak antara dirinya dan satyr itu. Namun saat dia menengok ke belakang dia terkejut karena makhluk itu tidak ada.
“Apa maksudnya ini? Kenapa dia tidak ada? Apakah dia bersembunyi atau ini adalah jebakan?”
Kaito terkejut dengan tatapan mata yang melebar. Seperti pikiran kosong, dia tidak habis pikir kenapa satyr itu tidak mengejarnya sama sekali.
‘Semua makhluk di ‘dunia malam’ ini hampir tidak memiliki kecerdasan berpikir kecuali dark wolf kemarin, yang dapat memikirkan strategi pengepungan. Tapi sejak aku dan Ryou melihat makhluk ini, dia tidak memberikan respon akan menyerang kami dan justru ingin menyerang Kino yang saat itu sudah tidak berdaya. Pandangan mata merah itu juga aneh. Apakah aku sudah melewatkan sesuatu?’
Dia berpikir keras dan melihat apa yang ada di depannya. Itu adalah jalan terbuka dan bila terus lurus mengambil belokan ke arah kiri, itu searah dengan arah Ryou saat lari. Jika menelisik kejadian sebelumnya, dia jelas meminta Ryou untuk membawa Kino bersamanya menjauh dari tempat ini karena dia yang akan melawan satyr itu. Dan sekarang dia hanya berdiri sendirian tanpa melihat sosok monster yang dilawannya.
“Aku yakin aku melewatkan sesuatu di sini. Tidak mungkin makhluk itu akan membiarkanku lolos. Sama seperti para scyther mantis yang menyerangku ketika aku mencoba mendekati pohon untuk mengambil… Jangan bilang
itu yang diincarnya!!!”
Kaito langsung berlari secepat yang dia bisa. Wajahnya kali ini benar-benar serius seakan keadaan benar-benar menjadi lebih buruk dari itu.
Dia mulai menyadari hal yang terlewatkan olehnya. Scyther mantis itu menyerang Kaito dan mengabaikan Ryou saat di pohon itu karena dia berada dekat dengan pohon besar itu dan berusaha mengambil permatanya. Saat mereka datang dan melihat satyr itu, dia benar-benar mengabaikan mereka berdua dan hanya melihat Kino yang sudah tidak berdaya. Apa yang dibawa oleh Kino adalah permatanya dan itulah alasan makhluk itu menyerangnya.
“Mereka berdua dalam bahaya!!!” Kaito berteriak menyadari hipotesanya
Dan semua itu benar.
******
Ryou dihadang oleh satyr yang melompat dan sekarang berada tepat di depannya. Ryou mundur perlahan dengan wajah panik.
“Tidak bisa lewat sini. Terpaksa harus berbalik” Ryou berbalik dan kembali ke jalan yang dia lewati lagi untuk keluar dari gang sempit itu
Satyr itu berlari kembali dan mencoba untuk melompat ke depan Ryou dengan cara yang sama sekali lagi. Tetapi kali ini, Ryou tidak membiarkan hal itu terjadi untuk kedua kalinya. Dia mulai menambah kecepatannya dan melompat keluar gang sempit saat satyr itu melompat dan nyaris mendarat di hadapannya. Tubuhnya jatuh terguling sedangkan Kino terguling ke sisi kiri Ryou, terlepas dari genggamannya. Ryou yang saat itu melihat tubuh Kino di sebelahnya, segera berusaha berdiri. Satyr itu berjalan mendekat tapi dia tidak menuju ke arahnya melainkan ke sisi kiri tempat Kino terbaring.
‘Kino!!’ Ryou berteriak dalam hati
Hanya tinggal beberapa langkah lagi sampai dia berada di dekat tubuh Kino dan bersiap menginjak tubuhnya, Ryou langsung menangkap tubuh kakaknya dan terguling ke depan. Tubuh Kino sekarang ada dalam pelukkannya dan Ryou segera bangun sambil menggendong Kino di depan dengan tangannya ala bridal style.
“Kambing itu benar-benar mengincar Kino! Tapi, kenapa hanya Kino saja?”
Ryou merasa heran tapi keheranan itu hanya bertahan sebentar.
Saat itu, Ryou masih belum mengetahui alasan kenapa Kino yang diincar. Dia hanya bisa berlari sekuatnya demi menjauhkan diri dari satyr di belakangnya. Setelah memperluas jaraknya beberapa langkah dari makhluk yang mengejarnya, tidak jauh dari arah depan, Ryou melihat seekor satyr lainnya berlari.
“Apa?! Masih ada lagi?” Ryou semakin terpojok
Dari belakang, dia sudah berlari mati-matian untuk dapat lolos dari satyr yang mengejarnya, tapi ketika berlari ke arah depan dia juga melihat sudah ada seekor lagi yang siap menyambutnya. Sekarang, di tempat itu keadaanya semakin terpojok. Dia benar-benar terkepung di saat dia sedang tidak bisa menggunakan senjata apapun. Ryou terpaksa berhenti berlari dengan ekspresi panik di wajahnya.
Di jalan tempat dia berhenti tidak ada jalanan bercabang lain. Jalanan itu hanya satu arah dengan tingkat kerusakan parah akibat perubahan kota yang menjadi hutan tiba-tiba. Selain itu, ada juga bangunan rusak karena akar. Jelas jika dia masuk ke sana hanya akan menjadi dead end untuknya. Artinya, dia tidak punya tempat lain untuk sembunyi kali ini.
Dia menggenggam tubuh sang kakak sambil memanggil nama “Kino” dengan gemetar.
Sorot mata tajam Ryou masih belum meredup. Dia masih belum menyerah untuk melindungi Kino yang masih belum sadarkan diri. Walaupun begitu, dia sedang bukan di dunia fantasi game. Jika kedua satyr itu melakukan serangan yang sama seperti yang diterima Kino, sudah bisa diketahui hasilnya, Ryou akan mati dan Kino akan menyusul setelahnya.
‘Tidak adakah harapan bagiku untuk selamat?’ Ryou jadi berdoa dalam hati
Dan sepertinya keberuntungan Ryou tidaklah cukup buruk di saat terakhir.
Satyr di depannya mencoba menengok ke belakang dan…
-SLAAAASH
Ryou melihat kepala satyr itu melayang, terpisah dari tubuhnya. Mendadak satyr lain di belakang Ryou ikut berhenti mengejar.
“…Apa yang…” Ryou terdiam karena terlalu terkejut hingga mulutnya terbuka
Setelah tubuh satyr yang terpenggal itu jatuh, Ryou melihat Kaito langsung berlari dan dengan cepat, Kaito sudah berada dalam posisi saling berhadapan dengan satyr yang seekor lagi.
“Kaito!! Kau masih hidup!” Ryou terlihat senang melihat Kaito berada di dekatnya
Kaito melirik Ryou yang menggendong Kino di depan dengan pakaian yang semakin banyak sobekan kecil dan luka goresan dimana-mana.
“Kau berhasil bertahan sampai sejauh ini sambil melindungi Kino. Saat dia bangun nanti, aku akan menceritakan semua perjuangan heroik-mu itu pada kakakmu. Dia pasti akan memelukmu sambil menangis karena bangga”
“Heh, Sudah jelas kan! Aku tidak akan mengulangi kesalahanku untuk ketiga kalinya”
“Butuh banyak usaha untuk mengejarnya jadi dengarkan aku baik-baik, yang mati itu adalah satyr yang menyerang Kino” Kaito menunjuk ke mayat satyr di belakang
“Apa? Itu makhluk yang pertama kita lihat? Kenapa kau membiarkan kambing sial itu kabur?!” Ryou berteriak sambil berwajah emosi
“Aku tidak membiarkannya kabur tapi dia yang meloloskan diri saat ada kesempatan. Dengarkan aku Ryou, yang diincar mereka hanya Kino. Karena itu mereka akan mengabaikan siapapun selain Kino. Bukankah harusnya kau
mengalaminya juga?”
Ryou ingat kejadian yang baru saja terjadi. Satyr itu mengabaikannya saat dia melompat terguling keluar gang dan menuju ke arah tubuh Kino yang terbaring di samping kirinya. Ryou mengingat hal itu.
Kaito melanjutkan kalimatnya.
“Alasan mereka mengincar Kino karena dia membawa permatanya. Ini sama seperti saat di pohon besar itu, mantis hanya menyerangku karena aku berada di tempat paling dekat dengan permatanya. Dan setelah permata itu diambil oleh Kino, mereka hanya menargetkan dia sebagai target utama untuk dibunuh”
“Jangan bercanda! Mereka mencoba membunuh Kino sekali serangan hanya untuk mengambil permata itu?! Yang benar saja!!” Ryou menjadi sangat marah
Dia terlihat sangat kesal sampai berteriak ke arah satyr yang berada di depannya.
“Jangan seenaknya saja mencoba membunuh anggota keluarga orang lain, dasar kambing sialan?! Aku tidak akan pernah memaafkan kalian?! Otak kambing!. Kau dengar itu tidak?!”
Kata-kata cacian dari mulut Ryou dan Kaito yang mendengarnya ingin sekali tertawa tapi situasinya tidak tepat jadi dia mengurungkan niatnya itu. Ryou membaringkan Kino di tanah dan menarik pedangnya.
“Jadi, kau yang sudah berhasil membunuh satu, tidak mungkin tidak tau cara mengalahkannya kan, Kaito?”
“Mengalahkan mereka dari depan dan samping memang tidak bisa sejak gerakan kita masih terlihat olehnya. Aku sudah mengalaminya sendiri. Tapi menyerang dari titik yang tidak telihat olehnya akan berhasil. Seperti yang kulakukan tadi”
“Menyerang tiba-tiba dari arah belakang maksudmu?”
“Tepat sekali. Sekuat apapun mereka, kalau mereka tidak bisa melihat serangannya itu akan percuma. Mereka akan tetap mati. Selain itu, satyr pada dasarnya bukanlah monster petarung yang kuat, jadi aku berpikir bahwa mereka menjadi lebih agresif demi mendapatkan permata itu”
“Bagus kalau begitu. Setelah tau makhluk itu hanya mengincar kakakku, aku tidak akan tinggal diam”
Kaito melihat jam sakunya dan waktu menunjukkan pukul 05.10. Waktu yang tersisa sampai matahari terbit tinggal 50 menit.
“Apapun yang terjadi, kita harus mengulur waktu agar bisa bertahan sampai matahari terbit”
“Jangan khawatir. Aku menolak untuk membunuhnya meskipun aku ingin. Jika kambing itu mati, kita tidak tau makhluk jelek apalagi yang muncul dan jujur saja aku merasa akan mati jika harus bertarung lagi” Ryou mengatakannya dengan tatapan tajam mengarah ke satyr di depannya
Ryou menggenggam pedangnya dengan kuat dan bersiap untuk menyerang. Serangan di mulai saat Kaito yang berlari dahulu menghunuskan pedangnya.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 671 Episodes
Comments
Loly 💃
lanjut lagi
semangat terus 💪💪💪💪💪💪
2024-10-20
1
Loly 💃
emang ryou bisa berfikir 😭😭😭😭
2024-10-20
1
Loly 💃
langkah seribu juga termasuk jurus ksatria 🤣🤣🤣🤣🤣
2024-10-20
1