Kedua kakak beradik itu cukup tenang saat mendengarkan semua penjelasan Kaito. Walau telihat begitu tenang, namun wajah tegang tetap terlihat meskipun mereka berusaha menutupinya. Keringat mulai mengalir dari kepala mereka. Hal itu menunjukkan betapa terkejutnya mereka. Tetapi, mereka sudah memutuskan untuk percaya dengan semua yang mereka dengar. Karena itu, mereka berusaha untuk tenang dan mendengarkannya.
Kaito mulai membahas hal lain yang tidak kalah pentingnya yaitu mengenai luka yang tiba-tiba menghilang. Sebenarnya, ini juga bukanlah hal yang Kaito ketahui secara detail. Setiap kali dia terluka di antara kedua ‘dunia’ itu, luka itu akan langsung menghilang begitu ‘dunia’ berganti.
“Seperti yang kalian ketahui, aku terluka parah karena pertarunganku dan hampir mati semalam. Tapi, begitu matahari terbit semua luka akan menghilang. Bahkan, pakaianku pun kembali seperti semula. Hal itupun berlaku apabila aku terluka pagi ini. Saat matahari terbenam nanti, seluruh lukaku akan menghilang”
“Jadi, jika malam datang apakah luka pada tubuh Kaito-san dan Ryou akan muncul kembali?” Kino bertanya dengan wajah pucat.
Dia tau seberapa parah luka yang dimiliki oleh Kaito semalam. Kondisi itu juga semakin buruk karena tubuhnya terus bergerak untuk bertarung dan hal inilah membuatnya begitu takut. Apalagi malam itu, Ryou juga terluka akibat pertarungan melawan dark wolf. Ryou pun melihat tangan kanannya dengan cemas. Namun, jawaban Kaito mengejutkan mereka.
“Tidak. Luka itu benar-benar sudah lenyap dan tidak akan muncul sekalipun malam yang lain datang. Sungguh aneh memang, tapi selama aku ‘terjebak’ di sini hal itu selalu terjadi. Luka semalam seakan lenyap dan tidak pernah muncul. Begitupun jika aku terluka siang ini, semua luka itu akan hilang meskipun siang hari yang lainnya datang”
Dalam game yang sering dimainkan oleh Ryou, karakter game bisa di-reset oleh pemain yang mengendalikannya. Saat karakter game yang dimainkan kalah, pemain bisa mengulang kembali seperti tidak terjadi apapun atau menyimpan datanya dalam file untuk melanjutkan permainan.
Kejadian dimana luka Kaito semua lenyap seakan tidak pernah terjadi mirip dengan konsep perulangan dalam game. Kaito seperti ter-reset setiap memasuki waktu siang atau malam.
Kaito menambahkan hal penting terkait semua penjelasannya, “Satu hal penting lain yang harus kalian ingat bahwa luka yang kalian alami bisa kembali seperti semula jika waktu menunjukkan pukul enam hanya dengan satu syarat”
“Syarat?”
“Syarat apa yang dimaksud, Kaito-san?”
“Selama luka tersebut tidak fatal dan kalian tidak mati. Kalian tidak boleh terkena luka di jantung, terkena senjata sampai kepala kalian lepas dari tempatnya atau terbelah. Juga tidak boleh sampai mati secara instan setelah terkena racun atau serangan lain. Kalau sampai terjadi maka kalian 100% dinyatakan mati”
‘Tidak masuk akal. Sekilas mirip konsep perulangan dalam game… tapi ternyata tidak seperti itu. Dalam game kau tidak bisa mati karena pemain bisa menekan tombol reset sehingga bisa mengulang permainan kembali. Tapi ini bukan game, ini nyata. Jika kau mati di tempat ini artinya kau benar mati’
Itulah yang dipikirkan oleh Ryou saat itu. Tidak ada satupun hal di dunia nyata yang bisa me-reset sesuatu seperti itu. Memikirkan hal itu, keringat pada keningnya keluar dan tubuhnya sedikit gemetar. Tapi meskipun tidak masuk akal, jawaban Kaito sudah membuat mereka lega. Setidaknya mereka tau bahwa luka Kaito sudah tidak ada lagi.
“Sebentar, Kaito….tadi kau bilang ‘selama terjebak di sini’, apa maksudnya itu?”
“Itu benar. Kaito-san sebelumnya juga mengatakan bahwa kamu sudah berada di ‘kedua dunia’ ini untuk waktu yang lama. Memang, berapa lama itu?”
“……”
Kaito terdiam sejenak dan menarik napas panjang sekali lagi. Sorot matanya berubah menjadi tatapan yang dalam dan serius, seakan mengatakan bahwa hal yang akan keluar dari mulutnya setelah ini adalah inti dari masalah yang dihadapi mereka. Kaito mengeluarkan jam saku miliknya dan menunjukkannya pada mereka.
“Jam saku….keluarkan juga jam saku kalian dan perlihatkan padaku”
Tanpa banyak bertanya, Kino mengambil jam saku yang ada di kantong celananya dan menujukkannya pada Kaito. Kedua jam saku itu dibuka bersamaan dan mereka melihat waktu yang ditunjukkan kedua benda itu adalah pukul 06.20.
“Enam….dua puluh? Jam ini menunjukkan pukul 06.20? Padahal, bagian detik pada jam tidak berubah dari awal. Hanya jarum jam untuk menit dan jam saja yang berubah” Kino menunjuk ke jam saku yang dipegangnya
“Tapi, milik Kaito bergerak. Berarti, memang benar kalau jam ini adalah sumber keanehannya”
“Kurasa tidak juga. Kalian mungkin sudah menyadarinya, tapi biar kuperjelas lagi. Kalian terperangkap dalam aliran ‘kedua dunia’ ini”
Kaito mengatakan hal di luar dugaan dan mendengar itu tentu menyulut emosi Ryou yang menolak percaya dengan kata-kata Kaito. Hanya kata-kata barusan yang tidak bisa dipercayai olehnya. Ryou berdiri dengan tatapan penuh emosi, memegang kerah pakaian Kaito dan menatapnya dengan tatapan penuh amarah sambil bicara dengan nada tinggi.
“Terperangkap katamu!! Yang benar saja!! Kau pikir aku akan percaya pada kata-katamu barusan itu, hah! Apa kau mau bilang kalau kita akan bertemu dengan makhluk berbahaya seperti tadi lagi? Jangan bercanda!”
“……”
Kino berusaha melerainya namun cengkraman tangan Ryou begitu kuat. Kaito hanya diam meski diperlakukan seperti itu.
“Ryou!! Lepaskan Kaito-san sekarang! Kamu harus tenang, Ryou. Bukankah kita sudah memutuskan untuk percaya pada Kaito-san. Ryou juga tau itu, iya kan? Kumohon tenangkan dirimu sekarang!”
“Kh……!” masih melihat Kaito dengan tatapan emosi, Ryou menolak melepaskannya
“Ryou, kumohon lihat aku”
“……” Cengkraman tangan Ryou sedikit demi sedikit melemah. Hal itu karena Ryou melihat wajah kakaknya yang menunjukkan sorot mata sedih padanya
“Lepaskan Kaito-san, Ryou. Aku tau kamu masih percaya pada kata-kata Kaito-san. Kita tidak bisa keluar dari keadaan berbahaya jika Kaito-san tidak menyelamatkan kita, ingat?”
“……Aku…aku mengerti. Aku minta maaf, Kino”
“Katakan itu juga pada Kaito-san”
Ryou kembali duduk dan menundukkan wajahnya sambil berkata “maaf” pada Kaito. Kaito tidak mengatakan apapun karena dia tau siapapun pasti akan syok mendengar ucapannya.
“Kita bisa lanjutkan ini setelah makan kalau kalian mau. Lagipula aku tau perut kalian pasti…”
Ryou memotong kata-kata Kaito.
“Tidak perlu. Lanjutkan sekarang. Tidak ada gunanya menunda. Hal itu hanya akan membuang-buang waktu. Kau juga berpikir begitu kan, Kaito?”
“Baiklah kalau begitu. Kali ini jika kau tidak bisa mengontrol emosimu, kita bisa melanjutkan pembicaraan ini saat matahari terbenam nanti. Itupun kalau kalian bisa selamat”
“……”
Ryou nampak masih sedikit kesal tapi berkat tangan Kino yang terus menggenggamnya, yang bisa dilakukannya hanya menurut dan tidak bicara.
Sekali lagi Kaito mengulangi kata-katanya bahwa mereka terjebak dalam aliran waktu disana. Bukan tanpa alasan Kaito mengatakan semua itu.
“Aku tidak yakin dengan kondisi kalian. Tapi, kondisiku saat ini adalah seperti yang kukatakan pada kalian. Aku bahkan tidak tau sudah berapa kali terus berputar di tempat ini. Satu hal yang aku tau bahwa semua perubahan di ‘dunia’ ini memang mengikuti waktu yang ditunjukkan jam saku yang kupunya”
“Jadi itu yang kau maksud dengan ‘kunci’ milikmu”
“Benar. Kalian sudah membuktikan itu juga tadi malam. Saat jam saku ini menunjukkan pukul 06.00 maka kota ini akan berubah dan memasuki satu diantara ‘kedua dunia’. Dan itu terus terulang”
Melihat detail jam saku yang berada di tangannya, Kino masih bertanya-tanya. Selama berada di altar semalam, saat Kaito menunjukkan jam saku milikinya bisa dilihat semuanya sangat mirip. Bahkan huruf yang terukir pada bagian dalam tutupnya juga mirip. ini lebih seperti memang benda yang sama. Timbul banyak pertanyaan di dalam hati Kino saat itu namun dia tidak tau harus dimulai dari mana. Hingga akhirnya dia berani menanyakan semua pertanyaan yang mengganjal di hatinya.
“Kaito-san, tolong jawab aku. Kaito-san mengetahui apa sebenarnya jam saku ini kan?”
“……”
“Kaito-san juga terkejut saat aku mengeluarkan jam saku ini dan bertanya kenapa kami memiliki benda ini”
“……”
“Kaito-san juga mengatakan bahwa ini pertama kalinya melihat manusia selain dirimu di malam hari saat itu. Itu artinya Kaito-san sudah mengetahui kemungkinan jam saku inilah penyebab kami datang ke tempat ini”
“……”
Kaito terdiam tanpa ekspresi. Hal yang dipikirkannya adalah bagaimana cara menjelaskan situasi rumit yang sedang dihadapinya. Kaito tidak bermaksud memberitau keadaan dirinya kepada kedua remaja yang baru dia temui. Tapi, dia sendiri tidak memiliki penjelasan logis yang bisa diberikan kepada mereka. Mau tak mau, dia harus jujur walaupun tidak sepenuhnya dikatakan, setidaknya semua yang dikatakannya dari awal bukanlah kebohongan.
“Aku berpikir bahwa jam saku milik kalian ada hubungannya denganku. Aku tidak yakin sepenuhnya tapi pikiran itu tidak bisa lepas sampai saat ini. Jam saku yang kumiliki adalah petunjuk untuk menemukan bagian dari ingatanku”
“Ingatan milik Kaito-san?”
“Aku kehilangan ingatanku. Aku tidak ingat siapa aku sebenarnya, darimana asalku, apa aku ini. Tidak ada yang kuingat”
“Kaito-san…”
Ekspresi kedua kakak beradik itu langsung berubah kembali, terlihat begitu kaget mendengar ucapan Kaito.
“Namaku ini pemberian seseorang yang ku tau. Dia menolongku dan memberikan jam saku ini padaku. Katanya, jam ini bisa membantuku menemukan semua kepingan ingatanku yang tersebar di seluruh aliran waktu”
“Seluruh aliran waktu katamu. Kaito, jangan katakan kalau kau ini penjelajah waktu?”
Ryou bertanya dengan mata bersinar. Benar-benar sikap yang berbeda 180⁰ dari sebelumnya.
“Aku tidak mengatakan aku penjelajah waktu. Tapi, memang benar bahwa aku bisa berpindah ke ‘dunia’ atau tempat lain yang ditunjukkan oleh jam saku ini setelah kepingan ingatanku berhasil kudapatkan. Itu telah aku lakukan sebelumnya sama seperti sekarang”
Kaito menjelaskan bahwa orang yang menolongnya memiliki kekuatan misterius yang aneh. Entah sihir atau semacamnya, namun dia memberikan sebuah matra pada jam saku ini agar bisa pergi ke tempat dimana kepingan ingatan Kaito berada. Petunjuk yang diberikan orang tersebut kepada Kaito sebelum memulai perjalanannya adalah kepingan ingatannya merupakan sebuah batu permata berbentuk lingkaran berwarna ungu, yang saat disentuh oleh pemiliknya maka permata itu akan masuk ke dalam tubuh sang pemilik.
“Itu artinya kemungkinan besar ingatan Kaito-san ada di tempat ini?”
“Benar. Aku merasa bahwa jika aku belum bisa menemukan kepingan ingatan itu, aku tidak akan bisa keluar dari tempat ini”
Kalimat menimbul berbagai pertanyaan di hati kedua kakak beradik itu.
‘Tidak bisa keluar sebelum kepingannya ditemukan? Sudah berapa lama dia berada ditempat berbahaya ini?’
‘Membayangkan bertemu dengan kawanan serigala semalam saja sudah membuatku melihat mimpi buruk’
Wajah mereka berubah menjadi sedikit pucat. Bagaimana tidak, mengira-ngira berapa lama pemuda di hadapan mereka terjebak dalam waktu yang bisa berubah bak langit dan bumi sudah sangat mengerikan. Jelas dikatakan olehnya bahwa saat malam datang, dia harus mulai bertaruh nyawa untuk bertahan sambil mencari benda yang berharga baginya.
“Sejauh ini, aku berhasil menemukan tiga kepingan ingatanku. Kepingan pertama berisi ingatanku yang dapat menggunakan senjata dan memiliki keahlian dalam bertarung, karena itu tubuhku bisa bertahan. Yang kedua berisi tentang pengetahuan” Kaito melanjutkan penjelasannnya
“Pengetahuan apa yang dimaksud?” Kino bertanya pada Kaito
“Aku tidak yakin. Tapi, entah kenapa aku seperti mengingat informasi yang cukup untuk menghadapi makhluk berbahaya, cara membuat obat, juga hal-hal terkait komunikasi atau menggali informasi”
“Seperti troll dan dark wolf itu?”
“Benar. Kurang lebih informasi seperti itu”
“Pantas saja kau bisa bertarung dengan hebat meskipun babak belur dan hampir mati”
“Tapi saat itu aku tidak memiliki persiapan yang cukup sehingga aku hampir mati. Aku tidak menyangka aku bisa seceroboh itu. Berikutnya tidak akan terjadi lagi”
Kaito tidak perlu lagi mendeskripsikan wajah aneh yang dibuat oleh kedua remaja di hadapannya. Tentu bisa dibayangkan seperti apa wajah yang dibuat mereka mendengar kalimat yang diucapkan Kaito beberapa saat lalu.
“Aku sudah memberikan informasi yang kutau pada kalian. Semua kondisi yang ada di tempat ini, tentang jam saku milikku dan tentang ‘kedua dunia’ tempat kita berada sekarang dan alasan aku masih terjebak di sini. Kali ini, giliran kalian yang menjelaskan situasi kalian padaku. Kenapa kalian memiliki jam saku yang sama sepertiku dan bagaimana bisa kalian berakhir di tempat ini juga?”
Kino dan Ryou saling melihat satu sama lain. Ryou pun memilih untuk memulai pembicaraan. Dia tau bahwa itu harus dilakukannya karena awal dari semua kejadian yang menimpahnya bersama sang kakak adalah karena kesalahannya.
Penjelasan yang diberikan begitu detail. Kaito mendengarkan semua yang dikatakan Ryou dengan tenang. Fokusnya benar-benar tertuju pada semua penjelasan yang dia dengar dan Kaito sama sekali tidak memotong pembicaraannya dari awal. Setelah selesai mendengarkan, Kaito baru mulai memberikan tanggapan.
“Jadi, intinya karena kalian menemukan buku tua di perpustakaan rumah kalian yang di dalamnya terdapat jam saku itu, membuat kalian penasaran dan menjadi penyebab kalian datang kesini. Yang tidak biasa adalah alasan kalian bisa datang ke tempat ini yaitu karena jam saku itu tidak sengaja terkena setitik darah hingga muncul cahaya dan sampai ke tempat ini. Menarik”
“Tidak bisakah kau memberikan respon terkejut? Kau sepertinya tidak begitu terkejut dengan penjelasan yang kuberikan, Kaito”
“Aku harus bilang apa? Situasiku sama rumitnya dengan kalian berdua. Bedanya aku sudah memiliki pengalaman untuk menghadapinya sedangkan kalian tidak. Ini mungkin kali pertama kalian berada dalam situasi buruk seperti ini”
“Tepat sekali. Selama ini hal seperti fantasi begini tidak pernah terpikirkan olehku. Tapi, saat aku dan Kino membuka mata kami, hal pertama yang kami lihat adalah kota yang hancur dengan mayat makhluk besar dan darah dimana-mana. Kau kira orang normal tidak akan syok melihat itu? Orang biasa mungkin akan langsung terkena sakit jantung dan mati di tempat”
“Kalau begitu kalian beruntung karena kalian tidak masuk dalam kategori orang biasa. Kurasa kalian masuk dalam kategori orang tidak biasa” Kaito menunjukkan senyum meledek untuk pertama kalinya
“Ooii…..!!!”
Ryou yang menjadi jengkel untuk kesekian kalinya. Dan tugas sang kakak untuk mencoba membuat sang adik tenang. Kino sungguh contoh kakak yang penyabar dan baik.
Waktu berjalan begitu cepat. Semua pembicaraan tadi sudah memakan cukup banyak waktu. Mereka melihat jam saku dan waktu menunjukkan pukul 07.25 saat ini
-Kruuuuuuk
Semua terdiam saat mendengar suara perut yang lapar. Tidak disangka, perut Kaito juga mengeluarkan suara ‘nyanyian’ yang sama seperti kakak beradik itu.
“Kurasa kita bisa turun untuk sarapan. Setelah makan, masih banyak hal yang harus dibicarakan. Kita harus membicarakan tentang suara dentangan jam aneh yang terdengar juga rencana untuk menghadapi ‘dunia malam’. Bagaimanapun, selama kepingan ingatanku belum ditemukan maka hal ini belum berakhir”
“Kami mengerti. Berkat Kaito-san, kami sudah mulai memahami situasi kami sekarang. Meskipun aku dan Ryou belum bisa menerima sepenuhnya keadaan ini tapi kami percaya pada semua kata-katamu”
“……”
Mereka bertiga berdiri dan berjalan ke pintu untuk keluar turun. Sesaat setelah Kaito membuka pintu yang dikuncinya, dia bicara dengan nada sangat pelan.
“……Aku pun tidak bisa menjamin keselamatan kalian berdua…. Tapi aku akan mencoba yang terbaik untuk tidak melibatkan kalian dalam masalahku ini…..”
Kedua di belakangnya tiba-tiba ikut berhenti dan bingung.
“Kaito-san? Apa ada sesuatu?”
“Oi, kau baik-baik saja Kaito? Jangan suka tiba-tiba berhenti begitu”
Sepertinya semua kata-katanya tidak terdengar oleh mereka. Dia memutuskan untuk tidak mengatakan apapun lagi dan langsung membuka pintu untuk turun. Kedua kakak beradik itu pun mengikutinya tanpa bertanya kembali.
******
Di lantai satu kedai makan, suasana di lantai dasar kedai itu mulai ramai. Sedikit lebih ramai dari saat pertama mereka datang, namun masih dalam suasana yang nyaman. Pelayan yang mengantarkan mereka ke kamar menghampiri Kaito dan menunjukkan meja untuk mereka tempati. Di saat mereka melihat daftar menu yang diberikan pelayan, mereka terkejut dengan apa yang tertulis di dalamnya.
“Oi, Kino……bahasa ini……tidakkah kau berpikir ini terlihat begitu familiar?”
“Um…Bahasa Prancis”
“Kalo dipikir-pikir, nama kedai makanan ini juga menggunakan bahasa Prancis. Tidak heran kalau menunya juga”
“Kamu benar, Ryou”
Kino melirik ke arah Kaito yang memilih menu dengan santai, “Kaito-san, apa kamu bisa berbahasa Prancis juga?”
“Prancis? Apa Prancis itu? Tidak ada nama Prancis dalam menu makanan ini”
“Eh? Tapi, ini bahasa yang berasal dari dunia kami. Aku terkejut Kaito-san mengerti bahasa Prancis”
“Aku tidak tau tentang itu, tapi awalnya aku memang merasa sedikit aneh. Aku tidak menyangka kalau kota ini menggunakan bahasa Franka untuk bahasa sehari-hari. Bukankah kalian juga menggunakan bahasa itu saat kita bicara?”
“……”
Menjadi patung untuk sesaat, kedua remaja itu menatap Kaito dengan wajah bingung. Satu lagi kenyataan yang mengejutkan bagi Yuki bersaudara. Percakapan yang mereka lakukan dengan Kaito menggunakan bahasa Jepang ternyata tidak terdengar seperti itu di telinga Kaito. Tidak ada yang mengira hal ini akan terungkap saat mereka hendak makan.
“Kalian berdua kenapa melihatku dengan tatapan konyol begitu? Apa kalian tidak jadi memesan makanannya? Tidak perlu khawatir tentang uang, aku yang mengurusnya”
“Bukan… bukan masalah uang. Kami akan pesan. Naa, Ryou?” Kino menengok ke arah Ryou dengan canggung
“O–oh tentu… hahaha” dan Ryou tampak berwajah aneh mencoba menutupi reaksi kagetnya
Setelah memesan, pelayan datang untuk mengurus pesanan mereka.
“Saya ulangi pesanan anda, tuan. Dua porsi Bouef Bourguignon, satu porsi Coq au vin, dua porsi Ratatouille, tiga
gelas Chocolat L'ancienne dibuat Chaud ukuran medium. Mohon ditunggu”
“Terima kasih banyak”
Setelah pelayan pergi, mereka kembali membahas topik berat sebelum makan.
“Kau tidak menjelaskan tentang hal ini tadi kan,Kaito?”
“Menjelaskan tentang apa?”
“Kenapa kau bisa mengatakan bahasa Franka dan lainnya itu? Asal kau tau, aku dan Kino bicara denganmu menggunakan bahasa kami, bahasa Jepang. Dan di telingaku ini, kami bisa mendengar kau bicara menggunakan bahasa kami juga”
“Jepang?”
“Kaito-san, Jepang adalah Negara asal kami. Bahasa yang dipakai oleh kami berdua sejak datang ke tempat ini adalah bahasa Jepang. Sejak bertemu denganmu dan bicara banyak hal sampai saat ini, kita semua menggunakan satu bahasa. Setidaknya itulah yang aku dan Ryou pikirkan sampai kami melihat tulisan di menu tadi”
“Itu bahasa Prancis. Salah satu bahasa dari dunia kami. Memang tidak kami pakai sebagai bahasa keseharian tapi sekolahku dan Kino adalah sekolah elite jadi kami menguasai beberapa bahasa asing termasuk Prancis”
“……”
Kaito mengerti arah pembicaraan ini. Ternyata benar dugaannya sejak awal. Dari situasi yang dihadapinya ini, ada ketidakcocokan antara dia dan mereka berdua. Selama ini hanya dia yang terjebak di ‘dunia’ itu sendirian jadi dia tidak memperhatikan apapun. Namun, untuk pertama kalinya dia bertemu dengan orang lain yang memiliki situasi serumit dirinya. Dan akhirnya terlihat jelas perbedaan mencolok sekarang. Semua informasi dan pengetahuan yang ada di ingatannya tidak sama dengan milik mereka. Kesimpulannya, dia dan mereka berasal dari ‘tempat’ yang berbeda.
“Aku mengerti. Sepertinya memang banyak perbedaan antara kalian dan aku. Setelah makan kita akan membahas lebih banyak lagi informasi. Kalian dan aku bisa saling menguntungkan”
“Kurasa begitu. Baiklah, simpan dulu topik bahasan tadi”
Setelah menunggu cukup lama akhirnya makanan mereka datang. Kedua remaja itu melihat makanan yang datang dan ternyata benar-benar masakan Prancis yang pernah mereka makan dan bentuknya persis dengan yang ada di tempat asal mereka. Menakjubkan sekali mereka bisa memakan masakan kelas mewah di kedai makanan sederhana dengan harga yang mungkin saja murah. Keduanya itu sudah makan terlebih dahulu.
Kaito mengambil jam saku miliknya dan melihatnya. Wajahnya tidak berubah, tetapi matanya sedikit menyipit dan tajam. Kino sempat meliriknya namun tidak mengatakan apapun. Hanya ditengah waktu makan itu, dia tau itu bukanlah pertanda baik.
Suasana santai di dalam kedai tersebut telah berhasil menghipnotis seluruh keadaan pelanggan yang datang termasuk mereka bertiga. Mereka makan dengan tenang atau lebih tepatnya mencoba untuk bersikap normal.
Waktu makan adalah waktu bagi mereka untuk mengisi energi dan perbaikan mental setelah menghadapi kejadian mengerikan semalam. Hanya saja semakin lama mereka duduk bersantai seperti itu, waktu yang berlalu semakin banyak dan kesempatan mereka untuk bernapas lega semakin sedikit. Sadar akan hal itu, mereka langsung kembali ke ruangan lagi dengan cepat setelah selesai makan.
Di dalam ruangan yang sudah dikunci, Kaito melihat jam saku miliknya.
“Jam 08.35. Lebih lama dari yang kukira”
“Kita sudah menghabiskan banyak waktu untuk menunggu pesanan datang. Sulit dipercaya” Ryou melihat jam saku yang dikeluarkan Kino
Kedua jam saku itu menunjukkan waktu yang sama seakan mereka memang saling berhubungan. Hal itu belum sempat dibahas sepenuhnya tapi topik pembicaraan mereka sudah mengarah tentang kejadian saat makan. Ryou melihat ke arah Kaito yang duduk di kursi kayu dan mulai bicara dengan posisi berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya ke dada. Mengintimidasi sekali.
“Katakan, kau tau sesuatu soal itu juga, iya kan Kaito? Siapa yang tau ternyata selama ini kita bicara dengan bahasa yang berbeda”
“Maaf mengecewakan ekspetasi kalian tentangku tapi aku sama sekali tidak tau”
“Kau yakin kau benar-benar tidak tau? Setelah semua penjelasan detail yang kau berikan pada kami?” Ryou masih mempertahankan posisi mengintimidasinya itu sambil memasang wajah tidak percaya
“Hanya bisa menebak kalau kemungkinan karena tempat ini atau karena jam saku yang kita miliki. Sudah kukatakan kalau jam saku milikku ini memiliki mantra aneh, kan? Mungkin saja mantra itu juga yang membantuku bisa berkomunikasi dengan manusia lain”
“Benarkah seperti itu?”
“Sudah kubilang mungkin saja,kan. Lagipula itu hanya jawaban mengira-ngira yang kupunya. Aku juga baru tau soal itu. Jika tidak bertemu dengan kalian berdua mungkin hal itu tidak akan terpikirkan juga olehku”
“Yah, masuk akal juga. Tapi tetap saja aneh. Bagaimana pendapatmu, Kino?” Ryou melirik ke arah Kino yang duduk di kasur
“Aku tidak tau….tapi Ryou, semua informasi yang kita punya berasal dari Kaito-san. Karena Kaito-san sendiri yang mengatakan tidak pernah bertemu dengan orang lain selain kita jadi kupikir itu benar. Kurasa ada hal lebih penting yang harus kita bahas, jadi bisakah kita tinggalkan pembicaraan ini?”
Kaito mengangguk tanda setuju dengan perkataan Kino. Ryou hanya bisa menghela napas dan duduk di samping kakaknya. Dia juga sadar bahwa itu bukanlah masalah besar. Disini, dia hanya bisa mengalah pada ucapan kakaknya yang bersikap lebih tenang darinya. Kaito menyimpan kembali jam saku miliknya dan bermaksud memulai pembahasan penting lainnya.
“Karena waktu kita terbatas sampai jam enam sore nanti, biar kupersingkat”
“……” wajah tegang mulai menghiasi Yuki bersaudara
“Tentang suara dentangan jam aneh yang terdengar itu kemungkinan besar adalah tanda perubahan kota ini dari ‘dunia siang’ ke ‘dunia malam’. Ini adalah tempat dimana kepingan ingatanku berada jadi aku tidak akan heran jika banyak sekali hal tidak masuk akal yang terjadi”
‘Sepertinya itu lebih dari sekedar tidak masuk akal’
Sebuah kalimat yang terlintas dipikiran Ryou. Selain itu, waktu semakin siang dan mereka belum memiliki persiapan apapun saat ini. Ini akan jadi masalah besar.
“Kaito-san…” Kino mengangkat tangannya “apakah ada cara agar aku dan adikku memiliki senjata untuk bertarung?”
Kaito memasang wajah terkejut. Tidak disangka olehnya bahwa ternyata Kino yang terlihat memiliki pribadi tenang justru berinisiatif bertanya tentang hal itu. Padahal Kaito sangat percaya diri dan menduga bahwa adiknya yang bermulut cerewet dengan tingkat emosi yang kurang stabil itu yang akan bersemangat bertanya soal cara melawan balik.
“Kurasa kau memiliki tingkat pemikiran yang cepat, Kino. Waktu di altar kau juga bisa mengambil resiko dan melakukan tindakan dengan cepat. Sepertinya kau punya bakat menganalisa dan membaca situasi dengan baik”
“Aku hanya merasa bahwa kami tidak mungkin terus bergantung padamu. Kami juga harus menemukan cara agar bisa kembali ke tempat asal kami”
“……”
Raut wajah Ryou entah kenapa berubah menjadi sedikit muram. Kaito mengerti situasi itu. Karakter Kaito yang bisa dengan mudah mengetahui apa yang lawan bicaranya pikirkan membuatnya bisa memberikan respon yang diharapkan mereka.
“Aku bisa mengusahakannya. Aku akan mempersiapkan beberapa benda untuk menghadapi ‘dunia malam’ nanti. Tentu saja aku juga akan memikirkan bagian kalian berdua. Sementara itu, kalian istirahatlah dulu disini”
“Tidak bisakah kami ikut denganmu, Kaito-san?”
“Tidak perlu. Tunggulah di sini dan istirahatlah. Kau harus melihat wajah adikmu sekarang” sambil melirik ke arah Ryou, Kaito berdiri dan mengambil pedangnya di atas kasur. Dia meninggalkan kunci ruangan di atas meja dan berpesan pada mereka untuk menunggu di ruangan.
Kino hanya bisa melihat Kaito pergi dan setelahnya, dia mulai menyadari bahwa Ryou hanya duduk diam tidak mengatakan apapun.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 671 Episodes
Comments
Loly 💃
oiiiii
2024-10-19
2
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
apa dunia malam yang akan mereka hadapi akan berbeda dengan yang sebelum nya?
2024-04-02
2
Kav
Intinya mereka terjebak di sana dan ketemu orang ilang ingatan.
Kayaknya bakal berat perjuangannya
2023-10-12
1