Rumah sakit hari ini sangat ramai. Ada kecelakaan beruntun di jalan raya yang mengakibatkan lima buah mobil bertabrakan dan membuat jalanan macet parah. Dokter Wolsen berlarian karena tamu VIP mereka menolak untuk di obati.
"Tuan, anda harus berbaring di tempat tidur" ujar seorang dokter gugup.
Pasal nya orang yang tengah di obati nya sekarang adalah putra tunggal keluarga Salazar grup. Siapa lagi kalau bukan Damian Carl Salazar.
"Menyingkir lah bodoh" Sarkas Damian.
Dokter Wolsen masuk. Ia terkejut ketika melihat lengan Damian yang berlumuran darah.
"Astaga... apa yang terjadi?" Tanya dokter Wolsen panik.
"Dimana Viollet?" Damian balik bertanya.
"Dia dalam perjalanan. Tapi bagaimana kau bisa terluka seperti ini?"
Damian hanya diam. Ia melirik dokter dan beberapa perawat di dalam ruangan itu. Mengerti maksud dari tatapan Damian, Dokter Wolsen segera memerintahkan kepada anggotanya untuk keluar dari sana. Meninggal Damian dan Dokter Wolsen berdua.
Brak!!!!
"Apa yang terjadi?" Viollet bertanya dengan nada khawatir yang kentara.
"Kau terlambat nona" Ujar Damian tersenyum miring.
"Maaf kan aku, jalanan sangat macet. Aku akan bertanggung jawab atas keadaan mu" Viollet segera mempersiapkan alat jahit.
"Kau bisa keluar sekarang dokter Wolsen" usir Damian.
"Oh-baiklah"
Setelah dokter Wolsen keluar, Damian segera memeluk Viollet dari belakang. Membuat wanita muda itu tersentak.
"Hei, ada apa dengan mu hm?" Tanya Viollet. Dokter muda itu membiarkan Damian memeluknya erat.
"Para bajing*n itu mempermainkan ku! mereka membuat ku mengalami kecelakaan beruntun ini" Rengek Damian.
Viollet tersenyum geli. Ia baru kali ini melihat sisi lain dari Mafia beringas itu. Damian seolah mengadu pada Viollet seperti seorang bocah kecil yang di ganggu oleh teman main nya. Sangat menggemaskan.
Viollet membalikkan tubuhnya, menghadap Damian lalu menangkup pipi pria tampan itu.
"Mereka mengganggu mu? siapa yang berani mengganggu Damian hah!?" Omel Viollet.
Damian hanya diam sambil cemberut.
"Oh astaga... Kau sangat menggemaskan" Viollet tidak tahan untuk tidak mencium bibir Damian.
"Apa kau menyukai ku?" Tanya Damian tiba-tiba.
"Kenapa kau bertanya?" Viollet menjawab dengan pertanyaan pula.
"Aku hanya ingin memastikan bahwa diriku tidak di campak kan" Damian mendelikan bahu nya.
"Hahaha... Kepala ku akan terpenggal jika aku berani mencampakkan mu Damian" Ujar Viollet merasa lucu. Pria tampan itu terlihat aneh hati ini.
"Jadi? apa kau menyukai ku?" Tanya Damian lagi.
Viollet tidak menjawab. Ia menyibukkan dirinya dengan alat jahit untuk mengobati luka pada lengan Damian.
"Kau tidak ingin menjawab ku?" Damian mendesak.
"Pertanyaan itu, kau sudah tau jawabannya" Kata Viollet sambil mengobati luka Damian.
"Aku ingin mendengar nya dari mulut manis mu"
"Jawaban nya iya. Aku memang menyukai mu. Siapa yang tidak suka pada seorang Damian Carl Salazar" Jawab Viollet
"Bagaimana dengan perasaan yang lain? apa kau punya perasaan lain terhadap ku?" Tanya Damian lagi. Entah kenapa napas nya menjadi sangat sesak. Ia sangat penasaran dengan perasaan wanita di hadapan nya ini. Ketika hatinya sudah bertaut pada sesuatu, maka Damian harus mendapatkan nya.
"Aku menyukai mu seperti wanita pada umum nya, kau tampan, cerdas, kaya dan juga berwibawa. Tapi untuk menjalin hubungan, sepertinya aku akan berfikir seribu kali" Viollet menatap dalam mata abu-abu Damian.
"Kenapa?" Damian ikut membalas tatapan Viollet.
"Karena dunia kita berbeda"
Kedua manusia itu akhirnya terdiam. Viollet membereskan alat kedokteran nya. Sedangkan Damian diam dalam pikiran kelut yang menggumpal di otaknya seperti sebuah benang kusut. Viollet benar! Dunia mereka sangat bertolak belakang. Dan fakta menyakitkan itu tidak bisa Damian hindari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments