Arnold dan Lee saling bertatapan. Beberapa menit yang lalu, Damian, tuan mereka mengatakan hal yang tidak pernah di bayangkan oleh kedua manusia yang bertolak belakang itu.
"Aku ingin kau mengajari Lee menggunakan senjata! Buat dia menjadi duplikat dirimu Arnold!"
Arnold menghela napas. Ia harus patuh pada tuannya bukan? Tidak ada pilihan lain selain mengajari Lee menggunakan senjata.
"Ku harap kau cepat belajar Lee" kata Arnold sambil membereskan beberapa pistol yang akan di gunakan mereka nanti.
"Bisa kau tunda latihannya? Dadaku masih sakit dan itu membuatku tidak nyaman bergerak" keluh Lee.
"Jangan bercanda bodoh! Kau akan mendapat banyak luka yang lebih parah lagi selama latihan nanti" jawab Arnold datar.
"Akan ku buat kau menjadi monster tuan Lee gimhoon yang terhormat."
⚖️⚖️⚖️
Setelah menyelesaikan tugas nya tadi, Viollet kembali diantar oleh bawahan Damian untuk kerumah utama. Viollet melihat Luis sedang berbincang dengan seorang wanita muda di ruang tamu.
"Vio apa urusan mu dengan Damian sudah selesai?" Tanya Luis menyuruh Viollet mendekat. Wanita itu menurut.
"Tentu tante" jawab Viollet lega. Luis terkekeh pelan. Damian kecil nya memang menyeramkan.
"Mau ikut minum teh dengan kami nona dokter?" Tawar Luis ramah.
Viollet melirik wanita yang duduk anggun di sofa. Tatapan nya tajam, dengan garis rahang yang tegas. Seperti yang Viollet harapkan. Ia harus bisa bergaul dengan keluarga mafia ini.
"Jika kau memaksa, apa boleh buat" sahut Viollet girang.
Jadilah ketiga wanita berbeda umur itu duduk satu ruangan. Luis sangat ramah. Senyum nya juga mempesona. Postur tubuhnya seperti putri dalam dongeng. Maka dari itu lah ia menjadi model terkenal.
"Kapan aku bisa bertemu Damian tante? Aku harus segera menggodanya" rengek Athie.
Yaaa...
Dia adalah Athie, Atanasia sang penembak jarak jauh, bawahan Lou xing. Luis mengundang nya ke rumah untuk membahas masalah pendekatannya dengan Damian.
"Kau harus bersabar! Damian pasti sangat sibuk sekarang. Sejak tadi pagi dia terus berada di basement nya itu" jawab Luis
Viollet mengerutkan dahi. Apa Damian akan menikah? Tapi dari obrolan mereka tadi sepertinya Damian belum tau. Sayang sekali kalau Damian sudah punya calon. Padahal Viollet baru saja ingin mencari tau tentang Damian. Ia tertarik pada pria iblis itu.
Tapi tunggu...
Hey kenapa dia tertarik pada Damian? Bukan kah dia takut pada pria itu? Yaaa... Pikiran orang bisa berubah kapan saja kan.
"Tapi aku sudah tidak sabar. Akan ku buat dia jatuh dalam pelukan ku" ujar Athie berambisi. Ia sudah lama menyukai Damian. Dan bom!!! Ibunya menawari Athie untuk menggoda Damian. Bukankah itu sebuah keberuntungan besar untuk nya.
"Apa yang di kerjakan Damian sekarang?" Tanya Luis beralih ke Viollet.
"Oh aku tidak yakin tapi sepertinya dia sedang mengajari bawahan nya menggunakan senjata" jawab Viollet canggung.
"Benarkah?" Tanya Luis terdiam. "Apa Damian ingin berperang?" Pikir nya.
"Sepertinya akan asik! Boleh aku ikut?" Seru Athie senang. Bekerja dengan Damian seperti nya menyenangkan.
"Hm sepertinya tidak berperang, karena Damian hanya melatih dua orang saja" sahut Viollet tidak tahan mendengar obrolan mereka.
"Hahaha kau sangat lucu sayang. Dua orang saja cukup untuk berperang" Luis tertawa geli.
Hilang sudah roh dalam tubuh Viollet. Luis tertawa kencang melihat ekpresi wanita itu.
"Tapi... Kau siapa?" Tanya Athie tiba-tiba.
"Oh Aku Viollet, aku dokter pribadi Damian" jawab Viollet tersenyum.
"Apa? Damian tidak mungkin mempekerjakan wanita sebagai bawahan nya!" Kata Athie meninggikan suaranya. Ia menatap Luis bingung. Sejak kapan Damian begitu?
"Tenang lah Athie, Viollet ini dokter hebat yang di pilih langsung oleh dokter Wolsen untuk Damian. Dan Viollet tidak mungkin menyukai Damian, dunia mereka berbeda" jelas Luis menenangkan Athie.
Di rumah ini hanya ada pekerja lelaki. Luis adalah satu-satunya wanita di rumah ini. Selain itu, tuan Lou dan Damian tidak suka ada wanita lain berkeliaran di dalam rumah.
Viollet tersenyum dalam hati. Sepertinya ia sudah resmi membuat Athie merasa tersaingi. Ia baru pertama kali ke kediaman keluarga Salazar, tapi Ia sudah mendapat satu kebencian lagi.
"Kau terlambat tante, aku sudah menyukai Damian sekarang. Dan aku tidak suka kekalahan" gumam Viollet.
Sama seperti Keyra, Athie akan menjadi musuh nya di rumah ini untuk menarik perhatian Damian. Kedua wanita itu saling melempar pandang.
⚖️⚖️⚖️
Salazar grup.
Siapa yang tidak kenal miliader hebat itu. Namanya nya menggema di seluruh penjuru barat. Bisnis nya yang berkembang pesat membuat nya menjadi kaca perbandingan perusahaan lain.
Damian memakai baju anti peluru lengkap di badannya. Seperti sesuai rencana, Damian akan pergi ke markas musuh. Ia di dampingi oleh 30 bawahannya dan seorang pemimpin pasukan.
"Anda bisa menunggu di mobil tuan, saya akan membereskan mereka" ujar Koji, pemimpin pasukan nya dengan sopan.
"Berdiri lah di belakang ku Koji, mereka harus tau dengan siapa mereka berhadapan" Damian merapi kan kerah jas nya. Lalu berjalan di depan dengan aura gelap nya yang mendominasi.
Suasana mencekam.
Dengan di saksikan oleh matahari terbenam, Salazar grup akan memberi peringatan pada grup musuh bahwa mereka tidak bisa menandingi kekuatan Salazar.
Para bawahan Damian sibuk menembak dan menebas tubuh penjaga yang menghadang. Sedikitpun mereka tidak mengenai Damian yang berjalan santai.
"Bunuh semua mahkluk hina itu! Jangan sampai mereka mengenai tuan Damian!" Seru Koji pada para anggota. Membangkitkan semangat mereka.
"Ada sekitar 200 orang di dalam markas tuan" Koji memberitahu Damian.
"Hanya 200?" Damian menyalahkan api rokok nya. "Lebih sedikit dari yang bayangkan" sambung nya.
Braaakkk!!!
Pintu di buka dan pembantaian pun di mulai.
Pertumpahan darah tidak bisa di elakkan. Dengan lihai Damian membidik titik vital musuh, membuat mereka mati seketika. Tidak ada yang berbicara, hanya suara teriakan kesakitan dan tembakan yang memenuhi ruangan besar dan indah ini.
Lantai yang tadinya bersih, kini sudah berubah karena di genangi darah segar. Bau amis menusuk hidung Damian. Membuat nya tenang dan nyaman.
Koji menebas satu kali lawan. Membuat kaki itu terpelanting ke atas. Tubuh lawan pun ambruk karena kehilangan satu penopang nya.
"Membusuk lah di neraka Damian!!!" Maki orang itu.
"Katakan di mana tuan mu bersembunyi!?" Tanya Koji sambil mengarahkan pistol ke kepala orang itu.
"Aku tidak akan memberitahu mu" bentak orang itu menangis histeris. Darah semakin banyak keluar dari kaki nya yang terpotong.
"Dasar sampah, tubuh mu harus hancur agar kau tidak tenang di dalam kubur"
Doorrr!!!
Koji menarik pelatuk dan peluruh pun menembus kepala orang itu hingga tembus. Koji berjongkok dan mencongkel mata nya.
"Apa kita juga harus menguliti mereka tuan?" Tanya seorang bawahan sambil membawa kepala seorang musuh di tangan nya.
"Benar tuan! Lumayan untuk stok alat vital kita di pasar gelap" sahut temannya yang lain.
Krakkk!!!
Damian mematahkan rahang seseorang dengan sekali tarikan. Lalu melempar orang yang sudah mati di tangan nya itu ke tembok. Kepalanya pecah detik itu juga.
"Lakukan apa pun" Damian menatap 3 orang yang masih hidup dengan luka tembak di lengan dan kaki nya. Damian meniup anak rambut nya. Lalu tersenyum.
"Bawa 3 makhluk hina itu pada ku! Aku ingin bermain sebentar" tatap Damian penuh nafsu. Darah pembunuh nya mengalir deras setelah ia terpikir sesuatu. Ia memikirkan jika membuat karya seni di markas musuh sepertinya sesuatu yang menarik.
Ketiga orang itu meraung-raung ketakutan. Mereka sudah bisa memastikan apa yang akan terjadi pada mereka ketika melihat mata abu-abu Damian.
Lebih baik mati dari pada di siksa oleh iblis kejam itu. Beberapa orang langsung membawa ketika orang itu untuk di ikat di kursi kayu dengan kasar.
"Selamat datang di pameran karya seni Damian tuan-tuan" Damian menjilat pisau panjang nya dengan lidah.
Melihat lidah tuannya mengeluarkan darah, Koji dan bawahan lainnya seketika kaget.
"Tuan anda berdarah" ujar Regan maju.
"Jangan mendekat Regan, kau lihat dari sana saja" tegur Damian.
Bawahan nya tak berani mendekat. Mereka hanya memperhatikan sambil berjaga-jaga.
Damian mengukir namanya di perut salah satu orang itu. Membuatnya berteriak kesakitan. Lalu memotong tiga jari nya dan memasukkan nya ke dalam mulut orang itu.
"Diam lah sialan, akan kau buat kau tertawa bahagia" Damian menancapkan pisau panjang nya ke mata orang itu. Membuat nya menggelepar heboh. Lalu Damian memotong kedua tangan nya hingga buntung. Nyawa nya terlepas dari jasatnya.
Kedua orang yang tersisa, pucat pasi. Mereka menangis meminta ampun. Tapi Damian tidak sebaik itu.
"Akan ku buat kalian menjadi karya yang lebih bagus dari dia" Damian membela dada satu orang lainnya hingga ke perut nya. Tanpa aba-aba, Damian mengeluarkan isi perut nya dengan paksa. Mebeberkan usus dan lambung nya pada bawahan nya dan satu musuh yang tersisa.
Damian mengorek organ tubuh orang itu lalu memotong nya menjadi bagian yang kecil. Jantung orang itu ia paksa masuk ke mulut orang itu hingga jantung nya hancur. Damian tertawa senang. Ini kesukaan nya. Darah.
Alat pendengar Koji berbunyi. Tanda bahwa tuan Lou memanggil. Koji tidak berani menghentikan pekerjaan tuannya itu yang sedang asik menguliti orang terakhir. Ia menunggu dengan perasaan mual. Koji dan Regan saling tatap. Tuan nya memang penyuka darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments