Mafia bertangan ringan

Damian mengenakan setelan jas yang di berikan oleh pelayanan nya. Sepertinya memang pertemuan penting. Lelaki dewasa itu menuruni tangga dengan wajah datar. Luis dan Lou sudah menunggu nya di ruang tamu.

"Putra kecil ku sangat tampan" ujar Mommy Damian sambil memperbaiki kerah baju nya.

"Berhentilah memperlakukan Damian seperti itu Luis! Dia sudah sangat dewasa. Walau belum menikah" Lou memperingati istrinya itu. Walau di akhir kalimat dia memperkecil suaranya.

"Ck Aku bahkan bisa menikah dengan 100 orang jika Aku mau" kata Damian kesal.

Mereka bertiga berjalan beriringan memasuki limusin pribadi keluarga Salazar. Damian fokus pada handphone genggam nya. Baru saja Arnold mengabarinya bahwa ada tikus kecil yang mengganggu jalan bisnisnya.

Luis dan Lou sibuk dengan pembicaraan mereka berdua tanpa memperdulikan Damian.

"Sialan" maki Damian ketika salah satu bawahan Arnold terbunuh.

Makian Damian barusan menarik perhatian Daddy nya. Sedangkan Luis tengah menelpon.

"Mulut busuk mu itu sudah sering mengumpat nak" sinis Lou.

"Sepertinya Aku harus pergi" Damian hendak membuka pintu limusin yang tengah melaju. Tangan nya di tahan oleh Lou.

"Kau tidak bisa pergi begitu saja Damian. Bagaimana dengan sahabat ku itu" Lou tidak habis pikir tentang kerja otak anak Satu-satunya itu.

"Persetan dengan sahabat mu itu dad, bawahan ku lebih penting" Damian menepis kasar tangan Lou.

"Selesai kan urusan mu dengan cepat, Aku akan menunggu. Jangan coba-coba tidak datang Damian atau Daddy akan membunuh Lee" ancam Lou serius. Ia tau bahwa Damian menghargai semua bawahan.

Mendengar perkataan ayah nya itu membuat napas Damian menggebu. Mengapa Daddy nya ini selalu memaksa kehendak? Tangan Damian meraih knop limusin lalu melompat keluar.

"Astaga" seru Luis ketika Damian melompat. Kepala wanita itu menyembul keluar melihat Damian yang tengah membersihkan jas nya yang sedikit kotor lalu berlari berlawanan arah. "Anak nakal"

"Kenapa kau biarkan dia melompat? Bagaimana kalau dia mati!?" Teriak Luis.

"Dia monster dan monster tidak akan mudah mati" Jawab Lou santai.

⚖️⚖️⚖️

Arnold menoleh ketika sebuah langkah kaki mendekat. Aura gelap dan dingin seketika menyelimuti tempat itu. Damian datang dengan tatapan tajam nya. Itu tuan nya.

Arnold dan para bawahan lainnya membungkuk. Damian melihat sebuah tubuh yang di tutupi oleh kain putih.

"Maaf kan saya tuan, saya lengah menjaga bawahan saya" Arnold berkata dengan pelan.

Damian mengambil sebuah celurit dari dalam saku bajunya. Lalu menusukkan pada bahu Arnold. Pemuda itu hanya diam. Darah segar mengalir dari tusukan Damian.

"Manusia bodoh! Bisa-bisa nya kau lengah dan membiarkan anggota mu mati sia-sia" Damian memperdalam tusukan celurit nya.

Arnold meringis pelan. Namun ia tetap berdiri tegak. Sampai ketika Damian mencabut celurit itu dari lengan nya. Dan membuang nya asal.

"Obati dia" perintah Damian.

Beberapa orang langsung membawa Arnold pergi. Bersamaan dengan itu Damian memerintahkan agar segera membawa mayat itu untuk di kremasi.

"Maaf tuan saya ingin menjelaskan" ucap seorang berpakaian serba hitam.

"Katakan philips!"

"Mereka musuh anda tuan, thunder grup. Mereka sengaja mengirim seorang bawahan untuk di jadikan umpan dan hal itu berhasil. Setelah kita lengah dengan umpan mereka, tuan Ricard langsung menyerang bawahan kita yang sedang membawa pasokan jantung." Jelas philips dengan nada tenang.

Ia tidak boleh bercerita dengan amarah, jika itu terjadi maka tuan nya, Damian akan mengibarkan perang malam ini juga.

Damian menggepalkan tangan nya. Lalu Damian membuka jas nya dan pergi ke sebuah tempat. Melihat hal itu para bawahan yang lain pun mengikuti Damian dari belakang.

Brakkk!!!

Sebuah pintu kayu hancur berkeping-keping. Ricard, kepala bawahan grup thunder berlonjak kaget. Mereka semua yang ada di ruangan itu berdiri seketika.

"Siapa yang berani datang ke markas rahasia Thunder grup!?" Teriak Ricard marah.

"M-maaf tuan... Musuh kita tuan D-D-Damian datang dengan menghancurkan pintu markas." Ujar seorang penjaga pintu gemetaran.

Dengan amarah, Ricard menebas batang leher penjaga pintu tersebut. Ketika ia hendak menuju pintu masuk, Damian mendekat.

Semua orang di sana seperti terhipnotis dengan mata abu-abu Damian yang menusuk. Dominan nya sangat terasa di sini. Dengan sebuah pedang panjang di tangan nya, Damian langsung membelah kepala Ricard dengan sekali ayunan pedang.

"Sampah tetaplah sampah" ucap Damian datar. Darah kental menyembur dari kepala Ricard yang terbela menjadi dua.

Setelah berkata begitu, anggota Damian pun langsung menyerbu dan membantai habis anggota perampok dari Thunder grup. Damian hanya duduk tenang di kursi. Ia masih ingat ancaman Daddy nya.

Damian sangat tergoda dengan darah merah itu. Namun ia harus menahan diri agar pakaiannya tetap bersih. Ia tidak sebodoh itu meremehkan ancaman Daddy nya.

Pas sekali!!!

Handphone Damian berdering. Nama ayahnya tertera di sana. Ketika mengangkat nya, Damian memejamkan mata. Tua bangka itu mengomelinya.

"Philips bereskan dan dapatkan kembali stok jantung kita!" Damian memasang kembali jas nya.

"Baik tuan akan saya laksanakan" philips menunduk hormat.

⚖️⚖️⚖️

Pukul 08:42...

     Damian sampai di Salazar Resto. Setelah merapikan bajunya, Damian keluar dari mobil pribadi dan memasuki tempat itu. Ini ia lakukan demi nyawa Lee. Sampai di depan pintu lift Damian menekan lantai nomor 13 untuk menuju ruangan pribadi keluarga.

Ketika pintu lift itu hendak menutup, sebuah tangan mungil menahan nya. Alis Damian naik sebelah. Siapa dia? Berani nya menggunakan lift khusus milik keluarga nya.

Dengan ngos-ngosan, seorang wanita masuk dengan gaun hitam pekat dengan glitter emas yang indah. Sangat cocok dengan tubuh ramping nya yang kecil.

Tangan wanita itu menekan tombol 13 lalu lift tertutup. Entah menyadari nya atau tidak, wanita itu bersikap seolah hanya di dalam lift ini.

Hening melanda. Tiba-tiba handphone genggam wanita di depan nya itu berdering nyaring. Damian masih memperhatikan wanita itu.

"Berhenti menghubungi ku Leo!" Bentak wanita itu setelah mengangkat telepon.

"Ohh jadi kau tidak takut dengan kuku panjang ku ini? Baiklah ternyata ancaman ku tidak mempan... Ahhh Aku tau! Berhenti menghubungi ku pria mesum atau ku potong ***** kecil berkedut mu yang bau itu. Dasar sialan" wanita itu berteriak nyaring. Lalu memasukan handphone ke dalam tas tangan.

Damian terkekeh geli mendengar ucapan terakhir wanita itu. Apa tadi katanya? ***** kecil berkedut yang bau?

Oh astaga... Damian tertawa sekarang. Wanita itu menoleh dengan tatapan aneh pada pria tua di belakang nya. Ada apa dengan paman ini? Pikir wanita itu.

Ting!!!!

Lift telah sampai di lantai 13. Wanita itu berjalan mendahului Damian dengan langkah cepat. Mata nya melirik Damian yang mengikuti nya.

"Apa dia pedofil?" Seru wanita itu mulai resah. Ia mempercepat langkah kakinya. Namun sejauh mana kaki nya melangkah, pemuda itu masih mengikutinya.

Alis Damian menyatu. Ada apa dengan wanita di depannya ini? Tingkah nya aneh dengan melirik Damian dalam diam. Dan kenapa pula wanita ini bisa sampai di lantai khusus keluarga nya.

"Apa dia penguntit cantik?" Pikir Damian.

Langkah wanita itu berhenti di sebuah pintu bertuliskan "Salazar' room". Pupil mata Damian melebar. Benar dugaan nya, wanita ini penguntit. Dengan gerakan kilat, Damian menarik kasar lengan wanita itu.

"Kyaaaaa!!!" Teriak wanita itu panik.

Pintu ruangan terbuka. Luis kaget ketika wanita itu berteriak di depan wajahnya. Damian menutup telinga. Suara cempreng itu sungguh mengganggu nya.

"Damian! Viollet!" Seru Luis.

Kedua orang itu menoleh secara bersamaan.

Terpopuler

Comments

zcxnnlyn

zcxnnlyn

makasih udah mampir kak, btw semangat ya kak

2023-05-15

1

in_JUMI

in_JUMI

Serem campur deg2an
di tunggu mampirannya ke cerita aku

2023-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!