Nyeri, ngilu di pinggang sungguh luar biasa sakitnya, tetapi Laras menahan semua itu, di antara tetesan air mata dan rasa perih di hati.
Tangan wanita itu bergerak cepat berpacu dengan waktu untuk memasak nasi goreng yang baru, untuk si tuan kaya, yang harus selesai dalam waktu Sepuluh menit.
Dengan susah payah, dengan sisa tenaga yang ada, akhirnya nasi goreng telah terhidang di meja.
Arga sempat memperhatikan bagaimana wanita itu meringis berusaha menahan sakit dan tertatih sambil memegangi pinggang, membawa nasi goreng ke atas meja.
Namun pria kejam itu tidak peduli dengan segala kesakitan yang dirasakan istrinya, karena baginya itu tidak penting.
Jika Laras merasa tidak kuat, silakan pergi, itu yang memang diinginkan Arga.
Laras kembali duduk di lantai, wajahnya meringis menahan sakit, sedangkan tangannya tak lepas memegangi pinggang yang teramat sakit karena membentur meja jati yang kokoh itu.
Dapat dibayangkan, tubuh seorang wanita yang lembut membentur benda keras, pasti rasa sakitnya luar biasa.
Beberapa menit kemudian, pria arogan itu telah menyelesaikan sarapan paginya dan memakan nasi goreng nya sampai habis tak tersisa.
Arga menyeruput teh sampai tak tersisa, kemudian berjalan menuju mobil yang terparkir di halaman.
"Heh wanita kotor! cepat buka pagar!!," perintahnya menjentikkan telunjuk ke arah muka Laras.
Laras masih dengan rasa sakit, sakit di tubuh serta sakit di hati, mencoba bangkit dari duduk.
Laras terlihat sangat kesulitan untuk beranjak dari duduknya karena sakit di pinggang teramat nyeri, tetapi dia tetap berusaha berdiri, lalu perlahan berjalan menuju pagar.
Jarak dari teras ke pagar cukup jauh, sekitar Tiga puluh meter, Laras merasa tak sanggup berjalan sampai ke pagar, dengan kondisinya yang sekarang benar-benar kesakitan.
Tetapi wanita itu tak ingin menyerah, dia takut Arga akan melakukan hal yang lebih kejam jika dia tidak cepat membukakan pagar.
"Sreeeeeeettttt,"
Derit pagar didorong wanita malang itu.
Mobil Mercedes Benz berwarna putih mengkilap, keluaran terbaru, bergerak kencang menuju pagar, tetapi belum sempat kepala mobil keluar pagar, tiba-tiba mobil berhenti mendadak.
"Ciiiiitttt"
Arga menginjak rem.
Laras terkejut. Dia masih berdiri di ujung tiang pagar, dimana tangan kiri memegangi pinggang, tangan kanan memegang pagar, wanita itu bertahan agar tubuhnya tidak jatuh, karena dia merasa tubuhnya semakin limbung menahan sakit di pinggang.
"Heh janda kotor! ini uang 1 juta untuk 1 minggu. Belanjakan untuk keperluan dapur. Beli secukupnya saja. Tapi ingat, uang ini cuma untuk beli keperluan makanku bukan untuk makanmu! kamu bisa makan sisaku, setelah aku makan. Tiap Satu minggu aku akan memberikanmu lagi 1 juta," Tegas Arga.
Laras mengangguk pelan.
"Dan ingat satu lagi! Setiap hari harus ada salah satu menu minimal udang, cumi, bebek, daging, kepiting, kambing. Dan juga harus ada buah-buahan segar. Anggur buah kesukaanku, jadi harus tersedia setiap hari. Boleh pakai buah yang lain, tapi itu sebagai buah pelengkap saja. Jangan coba-coba di atas meja tidak tersedia buah-buahan atau lauk yang kukatakan tadi, aku habisi kamu!! faham?!," Tukas Arga mengingatkan lagi.
"Faham tuan...," jawab Laras tertunduk.
''Tuan.., bagaimana kalau terigu, gula, telor, detergent, minyak, apakah pakai uang 1 juta itu juga? takutnya kurang tuan..," suara Laras serak memberanikan diri bertanya.
"Aku tidak peduli! Kalau memang kurang, kamu cari kekurangannya, jadi pengemis di luar sana! atau sekalian kamu jual diri saja! tubuh kamu juga sudah kotor kan?! Jadi kamu bebas melayani laki-laki di luar sana!," tukas Arga tersenyum sinis penuh penghinaan.
Perih sekali hati Laras mendengar ucapan suaminya, air mata tak terasa menetes di wajahnya yang terlihat semakin pucat.
Arga melemparkan uang satu juta itu ke wajah Laras, uang itu pun berhamburan di udara.
Laras hanya tertunduk bisu, menerima perlakuan tak manusiawi dari suaminya, lelehan air mata tak henti menetes di wajah putih namun pucat itu.
Setelah melempar uang itu, tanpa rasa berdosa sedikit pun Arga segera pergi meninggalkan wanita yang masih berdiri dan menangis.
Dengan buliran air mata, Laras berjongkok dan memunguti uang yang berserakan di tanah. Mengumpulkannya satu persatu seraya menggigit bibir berusaha menahan rasa ngilu yang menyayat hatinya.
...*******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Risa Oktaviani
minta cerai aja ras
2023-12-22
2
Afika Dury
mendingan cerai aja mbak.biarkan dia dikeluarin dari kk
2023-11-03
1
nenk 'yLa
lbh baik kmbali k khidupan mu yg dlu ras biarin jd kuli panggul hidup d miskin d kontrakn kcil yg pnting tdk d hina d siksa batin n fisik
2023-08-23
1