"Sekarang makan! Ambil nasi! Tapi ingat kau hanya boleh makan di lantai. Kau juga hanya boleh makan makanan dari sisaku. Kalau tidak ada sisa makananku maka kau cukup makan nasi putih saja!," perintah Arga tegas.
"Ba-baik tuan," hanya kata itu yang sanggup diucapkan Laras, itu pun hampir tidak terdengar.
Laras menuruti perintah tuannya. Dia berdiri dan mengambil nasi, lauk dan segelas air putih.
Kemudian kembali ke tempat duduknya semula. Duduk di lantai kotor yang masih berserakan bekas nasi serta pecahan piring.
Arga masih duduk dengan angkuhnya di kursi kerajaannya sembari mengawasi Laras yang sekarang telah duduk di lantai memulai memasukkan satu suapan ke mulutnya.
Muka wanita itu tertunduk mengunyah makanannya lambat, tidak bersemangat.
Arga terus mengamati Laras. Dia bisa menangkap mata wanita itu sembab. Ada segores luka di kening Laras, yang masih belum kering, sedikit tertutupi oleh anak rambutnya.
Pandangan Arga berpindah ke telapak tangan Laras yang di sana juga tampak bercak darah.
Ada rasa iba menyeruak di relung hati Arga melihat itu. Perasaannya sedikit terenyuh melihat keadaan Laras.
Arga mengusap kasar mukanya berulang kali. Menarik nafas.
Pandangannya masih tetap tertuju ke wanita yang masih memakan makanannya sambil tertunduk lemah.
Sebenarnya Arga adalah pria yang baik, meskipun sikapnya dingin, cuek dan terlihat kasar. Namun dia memiliki sifat hampir sama dengan mamanya.
Dikarenakan, merasa kesal dan marah harus menikahi Laras, janda yang tidak tahu asal usulnya, membuat sikapnya jadi berubah dan sangat brutal terhadap Laras. Seakan-akan ingin membunuh wanita itu hidup-hidup.
"Mulai sekarang tugasmu menyiapkan makan, membersihkan seluruh rumah dan kolam renang, menyiram dan mengurus taman, membuka pagar tiap aku berangkat dan pulang kerja," ujar Arga dengan suara sedikit menurun.
Tidak ada jawaban dari Laras. Wanita itu tetap diam seribu kata.
Arga beranjak dari kursi, hendak melangkah masuk ke kamar, tetapi langkahnya terhenti dan menoleh ke Laras yang belum juga menghabiskan nasinya.
"Dan satu lagi! Jangan gunakan mesin cuci untuk mencuci pakaian. Kau punya tangan kan? Jadi semua pakaian, gorden, seprei dan semuanya harus kau cuci pakai tanganmu! Aku tidak mau memanjakanmu dengan bersantai-santai memakai perabotan canggih di rumah ini," tukas Arga.
Laras masih diam saja. Menundukkan muka dalam-dalam, tetapi telinganya tetap menyimak semua yang diucapkan Arga.
"Heh! Apa kau bisu? Atau tuli! Mengapa kau diam saja? Kau tidak mendengar apa yang aku perintahkan?! Apa perlu aku membuka mulutmu dengan garpu!," teriak Arga membuat Laras terperanjat.
"Baa-baik tuan.., Aku akan menuruti perintah tuan..," terbata Laras menjawab tanpa berani mengangkat kepala untuk menatap ke arah pria itu.
Mendengar jawaban Laras, Arga pun segera berlalu meninggalkan wanita yang masih terduduk lemas di lantai dengan perasaan tanpa bersalah.
Arga menyuruh Laras melakukan pekerjaan rumah yang berat bahkan melarang Laras menggunakan mesin cuci bukan tidak memiliki tujuan. Dia sengaja menyuruh Laras mencuci pakaian dengan tangan agar wanita itu merasa tersiksa tinggal di rumahnya.
Pria itu berharap Laras tidak akan lama bertahan tinggal di rumah ini dan memilih menggugat cerai dirinya.
Dengan begitu sang mama tidak akan menyalahkannya karena yang meminta cerai bukanlah dirinya melainkan menantu kesayangannya, Laras. Itu artinya Laras lah yang tidak bisa bertahan hidup bersamanya.
"Tuan, mengapa kau sangat kejam padaku? Apa salahku tuan? Apa karena aku janda dan tidak memiliki apa-apa?..," bisik Laras di antara isakan seraya memegangi tangannya yang terluka. Perih rasa semua di dirinya. Tubuh serta hatinya.
...*******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
Aku bukan Laras Tpi Aku merasakan sakitnya Thor 😭😭
2025-02-12
1
Nita
beginilah kalau jadi orang kaya raya sikapnya kadang terlalu menghina orang kecil😭
2024-05-31
1
Inooy
😭😭😭
2024-05-27
1