Dengan gerakan lemah Laras turun dari mobil dan berjalan pelan menuju pagar besi bercat hitam yang tingginya mencapai 2,5 meter. Bisa terbayangkan betapa berat mendorong pagar besi itu. Apalagi dengan kebaya yang menempel serta heels yang dipakainya semakin mempersulit keadaannya.
Laras tidak mengeluh, dengan sekuat tenaga mendorong pagar besi itu. Dia merasa kerongkongannya sudah mulai terasa kering, merasa haus.
Sebenarnya saat Arga membeli air di mini market, dia juga telah merasakan haus tetapi karena Arga tidak membelikan minuman untuknya bahkan dengan sikap yang ditunjukkan Arga, membuatnya terpaksa berbohong, mengatakan kepada Rico bahwa dia belum haus.
Di saat Laras mendorong pagar, tak sengaja sandal heels nya yang tinggi sekitar 7 centi menginjak rel pagar dan akhirnya Laras terpeleset jatuh terduduk.
Rico yang melihat itu seketika panik dan hendak keluar dari mobil bermaksud menolong wanita malang itu.
Tangannya begitu cekatan sudah memegang handle pintu mobil tetapi dengan cekatan pula Arga menahan tubuh Rico agar tidak keluar.
"Ingat dia istriku bukan istrimu! Jadi kau tidak memiliki hak untuk membantu dan menyentuhnya tanpa seizinku! Biarkan saja dia berdiri sendiri. Dia hanya jatuh sedikit, dia tidak lumpuh. Pasti sebentar lagi dia akan bangun. Jangan pernah memanjakan wanita seperti itu!," sergah Arga yang disusul anggukan terpaksa dari sang asisten.
Terbersit sebuah senyuman puas dari bibir Arga melihat Laras meringis kesakitan. Rasanya sangat puas melihat itu. Di dalam hati, dia bertekad akan memberi kesakitan yang lebih sakit dari pada ini.
Sebenarnya sang asisten sangat menentang perlakuan sang boss sekaligus sahabatnya kepada wanita tidak berdosa itu. Tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa selain diam.
Laras merasakan sakit di bagian pantat dan kaki. Sejenak dia meraba pantat lalu memijit kaki kanan untuk menghilangkan rasa sakit.
Dia sedikit meringis, karena kakinya terasa sedikit sakit jika digerakkan. Tetapi dia tidak boleh lemah. Harus bangkit. Tidak ada yang dapat dia andalkan untuk membantunya berdiri kalau bukan dirinya sendiri. Dengan susah payah dia berdiri sambil tangannya merayap berpegangan pada teralis kokoh itu.
Setelah berdiri, dia kembali mendorong pagar sampai mentok ke ujung. Tidak berapa lama mobil pun masuk tanpa menunggu Laras.
Laras menarik nafas kemudian mendorong kembali pagar teralis itu lalu menutupnya dengan rapat.
Laras mematung berdiri tanpa tahu apa yang harus dia lakukan. Pandangannya lurus ke depan rumah yang tampak dari kejauhan Rico tengah membuka bagasi mobil mengeluarkan koper miliknya
Tetapi dari tempatnya berdiri Laras bisa melihat tangan Arga menahan tangan Rico, untuk tidak mengeluarkan koper Laras. Laras yakin, Arga pasti melarang Rico mengeluarkan koper miliknya.
Satu menit kemudian tampak dari kejauhan, terlihat Rico melambaikan tangan ke arah Laras.
"Laras ayo ke sini! Mengapa kau hanya berdiri di situ?," panggil Rico.
Laras pun mengangguk dan sedikit berjalan cepat. Dia melangkah mendekati Rico.
Tetapi dia merasakan kakinya sedikit sakit dibawa berjalan dengan langkah cepat. Terpaksa dia pun mengurangi kecepatan langkah dan berjalan pelan menuju tempat Rico berdiri.
"Maaf ya, si boss tidak mengizinkanku membawakan kopermu. Kau bisa kan membawanya sendiri? Tidak berat kan?," tanya Rico tidak enak hati karena harus menyuruh wanita lemah itu yang membawa sendiri barang-barangnya.
"Tidak apa-apa Co. Aku bisa membawa barangku. Isinya hanya baju saja dan foto keluargaku," jawab Laras masih berusaha menyunggingkan senyum di bibir yang sudah mulai kering itu karena menahan haus.
"Baiklah kalau begitu, mari kita masuk," ajak Rico berjalan beriringan bersama istri boss nya itu.
Jauh di dalam lubuk hati, Rico menaruh iba kepada Laras. Dia begitu yakin, Laras adalah wanita yang baik tidak pantas Arga memperlakukannya dengan buruk dan kasar.
Tetapi apalah Rico? Dia hanya sekedar bawahan Arga dan sedikit beruntung bisa menjadi sahabat Arga.
Rico menjadi khawatir dengan keadaan Laras jika terus tinggal bersama Arga, namun dia juga sadar diri, tidak sepantasnya jika dia terlalu memperhatikan istri bossnya itu.
Jika diperhatikan dengan saksama, Laras sangatlah cantik, meskipun dia menyandang status janda namun kecantikan wajahnya tidak kalah cantik bahkan jauh lebih cantik dari gadis-gadis pada umumnya.
Dan Rico yakin, kalau pun suatu hari nanti Arga menceraikannya, pasti masih banyak laki-laki yang menginginkan wanita secantik Laras.
...*******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Nita
wajahnya cantik nggak secantik takdir
2024-05-31
0
Inooy
bener2 y mas arga pengen ta getok 😠
2024-05-26
1
John Renggo
lanjut baca dlu
2024-01-08
0