"Menjauh kau dari sini! Aku mau makan!," perintah Arga dengan suara keras.
"Ba-baik tuan," jawab Laras tergagap dan terburu-buru menjauhkan dirinya berjalan menuju ke dapur.
"Hei janda kotor! Siapa yang menyuruhmu ke dapur! Mulai sekarang, setiap aku sarapan dan makan kau harus menemaniku!," perintah Arga penuh tekanan yang membuat langkah Laras terhenti.
Arga berjalan menuju meja makan dan duduk di kursi dengan gerakan yang begitu angkuh.
Laras kebingungan, tadi dia diusir menjauh dari sini, sekarang malah disuruh menemani makan.
Masih dalam perasaan bingung, Laras berjalan ke meja makan dan ikut duduk di kursi, di depan Arga.
Mereka kini duduk berhadapan. Laras langsung menyiapkan piring, menambahkan nasi satu centong dan beberapa lauk ke dalam piring Arga.
Arga sengaja diam tidak melarang. Setelah itu Arga menggerakkan ekor matanya mengawasi gerak gerik Laras.
Kini, Laras mengambil nasi dan lauk untuk dirinya sendiri.
Baru saja Laras mengisi nasi dan lauk ke dalam piringnya, secepat kilat Arga merampas piring itu kemudian membanting keras ke lantai.
Praaang!!!
Dalam sekejap nasi dan lauk tumpah berserakan bercampur dengan serpihan pecahan piring.
Arga seketika berdiri lalu menjambak rambut Laras, menyeretnya mendekati tumpahan nasi yang ada di lantai. Pria arogan itu mendorong tubuh Laras tepat di dekat tumpahan nasi itu.
"Bruugkhh"
Arga tanpa rasa kasihan sedikit pun sengaja mendorong istrinya hingga terjerembab di atas pecahan piring.
"Aaww...,"
Jerit Laras tertahan menahan sakit di bagian tangan yang membentur ke lantai dan menekan serpihan beling. Tangannya terluka dan tampak mulai mengeluarkan darah.
Laras mendongak menatap Arga penuh rasa takut. Dahinya kini mulai mengeluarkan keringat karena merasa begitu tegang dan ketakutan mendapati perilaku kejam suaminya.
"Aku menyuruhmu menemaniku makan, bukan berarti kau duduk satu meja denganku! Kau fikir aku sudi duduk berdekatan dengan wanita kotor sepertimu! Yang ada selera makanku akan hilang kalau kau duduk di dekatku! Bau busuk akan mengganggu penciumanku!," teriak Arga masih dalam posisi berdiri membelalakkan mata ke arah Laras.
Laras diam menunduk, menahan air mata yang hampir tumpah. Belum satu hari Laras tinggal satu atap bersama Arga tetapi tubuh dan hatinya sudah begitu sakit dan terluka.
"Ya Allah, mengapa Engkau berikan cobaan seberat ini kepada hamba? Apa salah hamba? Sakit sekali hati hamba diperlakukan seperti ini oleh suami hamba sendiri," bisik Laras seraya mengusap air mata yang sekarang telah tumpah di pipi.
"Ingat! Tiap hari kau harus menemaniku makan. Tapi kau harus duduk di lantai! Dan jangan pernah mencoba duduk di kursi! Karena lantai adalah tempat yang cocok untuk wanita sampah sepertimu!," hardik Arga menghina Laras lalu berjalan ke meja dan kembali duduk.
Laras menangis tertahan mendengar hinaan Arga. Hatinya rasa dicabik-cabik dengan belati. Luka yang teramat dalam telah tergores di hati wanita yang tidak bersalah itu.
Entah, masih adakah obat untuk menyembuhkannya.
Namun apalah daya, tidak ada yang bisa dia lakukan selain menerima semua perlakuan buruk sang suami.
Arga mulai mencicipi makanan yang tersuguh di meja. Satu persatu melahap dan menikmatinya. Terasa enak dan bumbunya pun sangat nikmat.
Beberapa tulang ayam bekas gigitannya sengaja dilempar ke arah Laras. Laras hanya diam menerima semua bekas makanan yang telah digigit Arga dan sengaja dibuang ke pangkuannya.
Setelah dua puluh menit, Arga pun telah selesai makan.
Selanjutnya dia menyeruput teh satu tegukan. Kemudian dia menyeruputnya lagi dan menyeruputnya lagi hingga tak tersisa. Nikmat. Kembali lidahnya mengecap cita rasa teh buatan Laras.
Jujur, harus diakuinya, teh buatan Laras sangat cocok dan nikmat di lidahnya. Gulanya pas, tidak terlalu manis tidak terlalu hambar. Arga menyukai teh itu.
Sesekali dia melirik pada wanita yang masih duduk di lantai.
Mata Arga menangkap ada bercak darah di telapak tangan Laras. Bukannya merasa bersalah dan prihatin, dia malah menyunggingkan senyum, puas melihat penderitaan sang istri.
Laras masih di tempatnya semula. Duduk lemas di lantai sementara pahanya telah berserakan sayuran dan tulang-tulang, sampah makanan, bekas gigitan Arga.
Miris sekali nasib wanita itu. Belum sehari tinggal di rumah Arga, tetapi dirinya sudah tersiksa lahir dan juga batin karena perbuatan pria berhati iblis itu.
...*******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
Laras😭😭
2025-02-12
1
Nita
memang kelewatan laki macam ini harus dibinasakan dari dunia biar mati🥺
2024-05-31
1
Inooy
klo lantai tempat yg cocok bwt sampah, trus kamu berdiri d atas sampah dooong
2024-05-26
1