Keesokan pagi.
Laras dari pukul 04:00 subuh sudah terjaga dari tidur.
Tidak membuang waktu lama, dia langsung shalat subuh, mandi dan menuju ke dapur untuk memasak sarapan.
Pagi ini Laras memakai baju seadanya, meski terkesan bukan baju mahal tetapi blouse dan celana yang melekat di tubuhnya tidak dapat memungkiri jika wajah dan tubuh Laras memang terlahir cantik dan menarik.
Dia memeriksa isi kulkas, masih ada beberapa sayuran dan telor tersisa di sana. Sejenak Laras berfikir dalam lamunannya. Dari mana telor dan sayuran itu? Tidak mungkin Arga memasak? Ataukah ada pelayan yang dipekerjakan Arga di rumah ini? Tetapi kemana pelayannya? Sejak kemarin dia tidak melihat siapa pun di rumah ini selain dia dan Arga.
Laras mengakhiri lamunan. Dia tidak ingin memikirkan sesuatu yang tidak mungkin ada jawabannya.
Laras dengan cekatan memotong sayur kecil-kecil dan menyiapkan cabe, bawang dan telor.
Dalam beberapa menit, nasi goreng telor mata sapi, air putih serta teh hangat telah terhidang di meja.
Keluarlah pria tampan berpostur tubuh tinggi dan gagah dari pintu kamar, memakai jas abu, dasi putih bergaris serong. Rambutnya begitu rapi, kelimis. Tangan kiri menjinjing tas laptop, wangi parfum nya semerbak sampai tercium ke hidung Laras.
Laras berdiri dua meter dari meja makan, sedikit menunduk dia melirik kepada pria yang kini telah duduk di kursi makan.
Melihat Arga telah duduk di kursi. Laras melangkah cepat, mengambilkan piring yang sudah tersedia di meja. Mengisi dengan nasi goreng tak lupa menaruh telor mata sapi di atasnya.
Wanita itu juga ingat pesan Arga kemarin, jika dia harus menemani pria itu di saat sarapan dan makan tetapi tidak boleh duduk satu meja dengannya melainkan harus duduk di lantai.
Bergegas Laras berjalan dan duduk bersimpuh di lantai, tepat di tempat duduknya kemarin.
Arga melirik sekilas ke wanita yang duduk di lantai.
"Wanita ini penurut dan patuh juga," bisik hatinya sambil mulai mencicipi nasi goreng itu satu sendok.
"Enak sekali nasi goreng ini. Bumbunya terasa nikmat, manis, asin, pedas, pas sekali di lidahku. Berbeda dengan nasi goreng yang sering kumakan di restoran, bumbunya sering tidak sesuai seleraku," batin Arga lagi.
Tetapi dia kembali tersadar. Misi awalnya adalah membuat wanita janda ini tidak betah di rumah, hingga pada akhirnya akan menyerah lalu pergi meninggalkan rumah dan menggugat cerai dirinya.
Dengan Laras menggugat cerai dirinya, sudah barang tentu Mayang pasti akan membenci Laras dan akan merestui hubungannya dengan Amellya.
"Praaanggg...!!!"
Piring nasi goreng itu sengaja dilempar tepat di depan wanita yang duduk di lantai.
Piring itu pecah berkeping-keping bersama makanan yang telah dimasak Laras dengan tulus dan ikhlas.
Laras terhenyak dari duduknya. Kegugupan seketika menyerangnya. Spontan mendongak memandang ke arah tuannya dengan raut muka penuh ketakutan.
''Heh! Janda kotor! Apa yang kau masak ini?! Mengapa rasanya asin sekali! Kau mau meracuni aku! Hah?! Biar aku darah tinggi, stooke dan cepat mati?!," teriak Arga berang mendekati Laras yang terduduk dengan tangan gemetar.
"Maafkan aku tuan.., Taa..tapi aku cuma memberikan garam sedikit..," terbata-bata Laras jujur menjelaskan.
"Persetan dengan alasanmu!, Sekarang buatkan lagi nasi goreng yang baru!," perintah Arga menarik rambut Laras dan memaksanya berdiri dari lantai.
"Tolong lepaskan rambutku tuan.., Sakit..," ringis Laras menggigit bibirnya.
"Cepat masak sekarang! Kalau dalam sepuluh menit belum selesai, kau akan tahu akibatnya!," Arga mendorong tubuh wanita itu sangat keras.
Lagi dan lagi tubuh lemah Laras terlempar dua meter dan pinggangnya membentur sudut meja jati yang keras dan kokoh.
Laras terpekik, merasakan benturan keras di pinggang. Sakitnya tidak bisa dibayangkan. Air mata Laras seketika luruh, tak kuasa lagi menahan segala siksaan dalam hidupnya.
"Cepat masak! Sebelum kesabaranku hilang!," bentak Arga menggunakan telunjuk dan mengarahkannya ke dapur. Sorot mata tajam seakan hendak menguliti Laras.
"Ba.., baik tuan..," hanya kata itu yang selalu diucapkan Laras setiap kali berhadapan dengan Arga.
Laras dengan sekuat tenaga menahan rasa sakit yang luar biasa di pinggangnya. Menguatkan diri. Berusaha bangkit dan tertatih menuju dapur sementara air mata telah berderai di wajah yang semakin pucat.
...*******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
😭😭😭
2025-02-12
1
Yuly Andreas
orang gila...kok gitu sih dibuat ķarakternya
2023-12-25
3
Risa Oktaviani
matiii ajalah suami Dajjal itu!
2023-12-22
1