Para tamu sudah tak tampak lagi di ruangan tempat Arga dan Laras melakukan prosesi akad nikah.
Sengaja pernikahan ini hanya dilakukan proses akad nikah saja tanpa resepsi. Ini sesuai permintaan Arga kepada Mayang, dia mau menikah dengan Laras asal tidak ada resepsi, cukup akad saja.
Di fikiran Arga, hanya akan membuang waktu dan uang jika harus melakukan resepsi sedangkan di hatinya tidak pernah menginginkan pernikahan ini.
Baginya, pernikahan ini sebagai bukti kepatuhannya kepada sang mama. Walau dengan terpaksa, dia tetap memenuhi keinginan mamanya, mau menikahi seorang wanita yang menurut pemikirannya hanyalah sampah kotor bekas laki-laki lain.
Kini, Mayang, Arga dan Laras masih di tempat itu. Mereka berdiri berhadapan.
Dari kejauhan tampak dua orang pria sedang menunggu majikan mereka. Sopir Mayang dan asisten pribadi Arga, berdiri di dekat 2 mobil yang terparkir.
Satu di antara mobil itu sebuah mobil pengantin yang telah dihiasi dengan bunga dan segala pernak pernik yang menghiasi mobil itu sehingga terlihat sangat cantik secantik mempelai wanita, Laras.
Tetapi tidak bagi Arga. Sejak beberapa jam proses akad nikah, satu kali pun Arga tidak melirik kecantikan wanita yang saat ini telah sah menjadi istrinya. Di benaknya, wanita itu tetaplah wanita sampah yang mengincar harta kekayaan keluarganya.
"Sayang, mama pulang dulu. Kau segera bawa pulang Laras ke rumahmu. Mama lihat Laras sepertinya sudah sangat lelah," perintah Mayang sambil menatap Arga sekilas kemudian mengalihkan pandangannya kepada Laras.
Laras hanya diam sambil menunduk tanpa melihat ke arah mertuanya.
Melihat menantunya hanya tertunduk diam, Mayang mendekat ke arah Laras lalu mengelus pipi menantunya dan memeluknya sambil mengusap punggung Laras dengan penuh kasih sayang.
Laras yang mendapat pelukan dan sentuhan lembut dari wanita paruh baya itu langsung berderai air mata. Dia merasakan betapa teduhnya berada di pelukan mama mertuanya.
Laras memejamkan matanya sambil terisak. Begitu sedih hatinya mengingat mending ayah, ibu dan neneknya tidak berada bersamanya di saat hari pernikahannya ini. Namun berada di pelukan Mayang membuat Laras merasakan seolah-olah berada di pelukan mendiang ibunya yang membuatnya semakin terisak.
Arga yang menyaksikan itu bukannya terenyuh justru merasa kesal, yang ada di benaknya air mata Laras adalah air mata buaya yang penuh sandiwara untuk menarik perhatian mamanya.
"Kau boleh menangis tapi tidak boleh kebanyakan. Memang tidak lelah nangis terus?," canda Mayang melepaskan pelukan sambil tersenyum menepuk pelan pipi Laras.
Laras pun ikut tersenyum tipis.
"Maaf ma. Laras terbawa perasaan. Laras merasa seolah-olah di sini ada ibunya Laras," sahut Laras sambil mencium punggung tangan kanan mertuanya.
Inilah salah satu yang sangat disukai Mayang dari menantunya. Sikapnya yang santun, tulus, baik, lemah lembut dan juga cantik, yang tidak semua wanita bisa memiliki apa yang dimiliki Laras, termasuk Amellya, kekasih Arga yang saat ini berada di luar negeri.
Meskipun Mayang sadar, Laras hanyalah seorang janda tetapi bagi Mayang, janda inilah yang terbaik untuk putranya. Karena di luaran, semua wanita yang mengejar dan menginginkan Arga adalah wanita yang haus dengan harta kekayaan, tanpa ketulusan hati dan Mayang tidak menyukai itu.
"Sayang, mama titip pesan padamu. Jaga Laras baik-baik. Jika terjadi sesuatu padanya, mama yakin kau pasti akan menyesal..!," bisik Mayang di telinga Arga sambil memeluk putranya.
Di tempat Laras berdiri, yang berjarak satu meter dari Mayang dan Arga, Laras tidak dapat mendengar Mayang membisikkan apa kepada putranya.
Mendengar peringatan mamanya, Arga hanya diam tidak membantah tidak juga meng "iya" kan.
"Sekarang naiklah ke mobil. Ajak istrimu pulang. Dia butuh istirahat di rumah," Mayang kembali memberi perintah kepada sang anak.
Tanpa basa basi Arga berjalan ke arah mobil dan meninggalkan Laras yang masih berdiri mematung.
"Ikuti suamimu," perintah Mayang pula kepada Laras.
Laras pun mengangguk, tetapi sebelum masuk ke mobil, dia mendekati Mayang lalu memeluknya dengan erat sambil terisak.
"Terima kasih banyak ma.., Laras akan berusaha menjadi istri yang baik untuk mas Arga sesuai keinginan mama, doakan Laras ma..,"
"Mama akan selalu mendukung dan mendoakanmu sayang. Mama percaya kau akan menjadi istri terbaik untuk Arga. Sudah sana! Suamimu sudah menunggu," Perintah Mayang lagi.
Laras melepaskan pelukannya dan dengan sedikit terburu-buru berjalan menyusul Arga dan masuk ke mobil.
Mayang melambaikan tangan saat mobil pengantin itu melaju dengan kecepatan pelan meninggalkan pelataran parkir.
...*******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
reza indrayana
Baper niichh..., sedih kadibya...😥😥
2024-06-18
1
Nita
lanjuttt seru kayaknya
2024-05-31
0
manda antafarrel
masih bingung kl otor bilang mayang, padahal itu mama.. d kira temennya arga hehehe.. tp nama2 yg d pake bagus2.. sy suka.. 🥰
2023-08-30
3