"Aku.. aku akan menikahimu." Rafa mengulangi ucapan nya.
Elsa kembali berjalan ke arah Rafa dan berdiri tepat di depan nya.
"Tapi.."
"Tapi apa?"Tanya Elsa tak sabaran.
"Jangan pernah mengungkit 'malam itu' ke depan nya terutama kepada ibuku." Jawab Rafa.
"Tenang saja, aku pastikan Ibumu tidak akan pernah tau."
Rafa mengangguk.
"Jadi kapan kau akan membawa ku ke depan orang tuamu?" Tanya Elsa to the point.
"Setelah mereka pulang dari Kairo." Jawab Rafa masih dengan ekspresi datar nya, sedangkan Elsa terus tersenyum setelah mendengar persetujuan Rafa untuk menikahi nya.
"Kapan?" Tanya Elsa
"Aku tidak tau, tunggu saja."Jawab Rafa asal, lagi pula dia juga tidak tau kan kapan orang tua nya akan pulang? jadi tunggu sajalah.
"Baiklah aku akan menunggu."
"Apa kau sibuk?" Tanya Elsa lagi.
Rafa menatap nya sebentar sebelum menjawab nya.
"Kenapa?" Bertanya balik tanpa menjawab pertanyaan Elsa.
"Bisa kau antarkan aku ke apartemen? aku tadi tidak membawa mobil, mobilku sedang di bengkel?"
Rafa tidak menjawab namun dia mengangguk pertanda mau.
Elsa tersenyum senang kemudian dengan semangat dia mengikuti langkah Rafa menuju mobil lelaki itu.
Elsa Oktavian, gadis berusia 27 tahun, berperawakan putih, tinggi, berambut hitam panjang, seorang model yang Identitas nya tidak dan belum di ketahui sangat terobsesi dengan Rafa sejak masih kuliah di fakultas universitas Jakarta yang notaben nya adalah pria cuek yang tidak pernah mau memandang siapa pun terkecuali keluarga nya.
_________
"Kau tidak ingin mampir dulu?" tatnya Elsa saat mereka telah sampai di depan apartemen tempat Elsa tinggal.
"Tidak." Tolak Rafa cepat, yang benar saja dia ingin mampir ke apartemen Elsa hanya untuk minum-minum sambil mengobrol begitu? oh ayolah Rafa tak punya waktu untuk melakukan hal yang menurut nya tidak ada guna nya begitu, dengan mengantarkan Elsa ke apartemen nya saja itu sudah membuang buang waktu nya yang berharga.
"Oh,, yasudah kalau begitu aku pamit keluar, terimakasih sudah mau mengantar ku..." Ucap Elsa kemudian membuka pintu mobil.
Rafa hanya mengganguk malas.
Setelah dirasa Elsa turun dari mobil, Rafa langsung tancap gas tanpa memperdulikan Elsa yang menatap nanar dengan kepergian nya. Setelah dirasa mobil Rafa sudah tidak terlihat lagi, dia melangkahkan kaki nya masuk ke apartemen nya.
*****
Rafa melajukan mobil nya ke kantor karna masih banyak pekerjaan yang harus di kerjakan nya. Sepanjang perjalanan dia terus memikirkan keputusan nya untuk menikahi Elsa, dia benar- benar tidak mencintai wanita itu karna tipe nya tidak seperti Elsa itu bahkan jauh namun apa daya dia sudah tidak punya pilihan lain lagi, dia juga sempat berfikir apakah orang tua nya mau menerima Elsa, huhh entahlah dia benar-benar lelah dilemah pusing frustasi semua nya bercampur aduk menjadi satu.
Dia sampai di parkiran kantor bertepatan dengan terdengar nya dering ponsel nya, dia sejenak mengambil ponsel nya dan terlihat oleh nya pesan dari Ayah nya yang mengabarkan bahwa mereka telah lepas landas menuju Kairo, serta mengingatkan diri nya agar tidak melupakan makan nya.
Dia menghela nafas berat nya kemudian membuka pintu mobil ingin segera menuju ruangan nya dimana masih banyak pekerjaan yang menunggu nya tanpa berniat membalas pesan Ayah nya.
*****
Pukul 6 sore, Rafa baru menyelesaikan pekerjaan nya dan juga pekerjaan Ayah nya, dia segera beranjak pulang karna waktu maghrib yang sebentar lagi akan tiba.
Pada saat azan maghrib bertepatan dengan Rafa sampai di sebuah mesjid yang kerap kali ia gunakan untuk sholat saat ketika dia pulang dari kantor dan beberapa hari yang lalu dia juga baru mendengar suara merdu seseorang yang tidak di ketahui nya pemilik nya.
Semua orang telah membubarkan diri dari mesjid namun Rafa masih setia melantunkan beberapa zikir agar dapat menenangkan hati nya yang sedang kacau. Setelah beberapa menit berzikir dia berdoa kepada sang kuasa.
"*Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,, yang menciptakan alam semesta beserta isinya termasuk hamba dan seluruh umat manusia,, Ampunkanlah segala dosa dosa hamba baik yang di sengaja maupun yang tidak hamba sengaja,, hamba hanyalah manusia biasa yang tak luput dari dosa dan karna hanya engkaulah yang maha berhak menghapus dosa seseorang..
Ya Allah hamba tau setiap yang terjadi pada hamba adalah rencanamu,, hamba tidak tau apa engkau rencanakan kepada hamba namun hamba hanya akan mengikuti kata hati hamba untuk menjalani hidup yang penuh cobaan ini..
Ya Allah hamba hanya meminta satu permintaan kepadamu,, tolong jaga umi, abi dan adik hamba,, jauhkan mereka dari kesengsaraan serta selalu jauhkan adik hamba yang sedang di luar negeri menimba ilmunya dari orang orang yang berniat akan mendzolimi nya.. Robbana atina fiddun'ya hasanah wafil akhiroti wakina adjabannar,, Amin amin ya robbal alamin**."
Rafa mengusapkan kedua tangan nya ke wajah nya tanda dia baru mengakhiri doanya, doa yang selalu dia tambatkan ketika selesai sholat.
Rafa melangkahkan kaki nya keluar mesjid, dia berencana akan makan diluar karna di rumah nya juga tidak ada orang kenapa juga dia mengurung diri di rumah, pikir nya. Namun baru akan memasang kaos kaki nya dia kembali mendengar suara merdu yang beberapa hari yang lalu di dengar nya itu, dia tidak jadi memakai kaos kakinya dan malah melangkahkan kaki nya menuju ke shaf wanita, di sana dia bisa melihat seorang wanita sedang membaca Al-Quran dengan merdu nya.
Lama Rafa berdiri sambil mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran itu sampai akhirnya dia tersadar saat wanita itu telah selesai mengaji, dia buru buru kembali ke tepi teras mesjid dan memakai kaos serta sepatunya dengan cepat.
Tepat saat dia selesai memakai sepatunya wanita itu juga keluar dari mesjid, namun Rafa mengernyit kan kening nya merasa tidak asing dengan wajah wanita itu.
Wanita itu, tidak melihat Rafa karna dia berjalan sambil menundukkan kepala nya, wanita itu memakai sandal jepitnya kemudian hendak melangkah namun terhenti tatkala Rafa memanggil nya.
"Iya mas, ada yang bisa saya bantu?" Tanya nya dengan suaranya yang lembut namun dengan menundukkan kepala nya.
"Apa kamu yang kemarin yang saya tabrak?" Tanya Rafa ragu.
"Hah?" Wanita itu mendongak menatap Rafa yang juga menatap nya.
"Iya, apa itu kamu?" Tanya Rafa lagi.
Wanita itu kembali menunduk dan mengangguk mengiyakan pertanyaan Rafa.
"Syukurlah, saya pikir tadi salah orang." Ucap Rafa.
Wanita itu tidak menjawab.
"Apa masih terasa sakit?" Tanya Rafa lagi.
"Tidak, itu hanya luka kecil mas." Jawabnya.
"Hem.. baiklah.." Rafa manggut-manggut.
"Boleh saya tau nama kamu?.." Tanya Rafa ragu ragu.
"SYIFA!!" Reflek Rafa dan wanita itu melihat ke asal suara yang mana seorang gadis yang sedang berada di seberang jalan tampak berteriak memanggil wanita yang sedang bersama Rafa.
"Syifa?" Tanya Rafa membuat pandangan wanita itu mengarah padanya.
Wanita itu mengangguk.
"Asyifa Putri Abraham, Maaf mas saya harus segera pergi teman saya sudah menunggu,, Assalamualaikum." Ucap wanita itu kemudian beranjak pergi meninggalkan Rafa yang menatap kecewa dengan kepergian nya.
"Waalaikumsalam.." Jawab nya lirih.
"Asyifa.." Ucap nya pelan sambil menarik kedua sudut bibir nya membentuk sebuah lengkungan.
Asyifa Putri Abraham, gadis berusia 20 tahun yang terpaksa meninggalkan pendidikannya di Kairo karna Ibunya yang sedang sakit, dan setelah Ibunya sembuh,
dia malah memutuskan untuk melanjutkan pendidikan nya di Jakarta dengan alasan tidak ingin meninggalkan Ibunya sendirian lagi.
_
_
**Seperti biasa jangan lupa like, komen, vote kalau suka ya😁
Happy reading💗**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Miss Logophile
Jangan lupa mampir di lapakku juga. Ditunggu feedbacknya.
"SAAT MALAM BULAN PURNAMA"
Ditunggu, ya. 😉😉😉
2020-07-20
1