Aku tidak melakukan apapun!

Mereka sama-sama mengangguk seolah itu adalah kode. Kai pun langsung bergerak membuka seluruh pakaian Rafa hingga tak tersisa sehelai benang pun, setelah selesai dia menyelimuti tubuh polos tersebut.

Sedangkan Elsa saat Kai melakukan kegiatannya dia membalikkan badan tak ingin melihat kegiatan Kai.

"Udah beres El." Ucap Kai, Elsa pun membalikkan badan nya lalu mengibaskan tangannya menyuruh Kai untuk keluar.

"Selamat menikmati." Ucap Kai sebelum benar-benar hilang dari hadapan Elsa.

****

Sementara di kediaman Sinta, semenjak Rafa berpamitan pada nya beberapa jam yang lalu perasaan nya sudah tidak enak.

Sekarang jam telah menunjukkan pukul 11 malam, dan dia masih setia menunggu kedatangan Rafa.

Sejak tadi dia hanya mondar mandir di ruang tamu sambil melihat ke arah jarum jam yang terus bergerak. Entah mengapa dia sangat cemas. Mungkin karna Rafa tidak pernah seperti ini sebelumnya pikir nya.

Boy sudah tidur pukul 9 tadi karena merasa sangat lelah sepulang kerja, sedangkan Sinta, ia tidak bisa memejamkan matanya, pikiran nya masih mengarah ke Putra sulungnya yang tak kunjung pulang.

Kini telah pukul 12 malam namun Rafa tak juga pulang, Sinta merasa ini sudah terlalu larut, dia berusaha menelpon ke ponsel Rafa namun nihil ponsel nya tersambung namun tidak di jawab, Sinta terus menghubungi nya berulang kali namun hasil nya tetap sama. Dia semakin cemas takut terjadi sesuatu dengan Putra sulung nya.

Hingga waktu shubuh pun Sinta tetap menunggu kepulangan Putra nya di ruang tamu sambil terus berusaha menghubungi nya semalaman tanpa lelah dan sekarang dia semakin cemas saat nomor Rafa tidak aktif.

"Sayang sedang apa disini?" Tanya Boy yang tiba-tiba muncul di belakang nya membuat nya terkejut.

"Abi.. mengagetkan saja." Ucap nya seraya mengelus dada nya.

"Kenapa sih?" Tanya Boy yang heran melihat tingkah Istri nya.

Sinta tidak menjawab, dia terus melirik ke arah ponsel dan pintu utama secara bergantian.

"Apa Umi tidak tidur semalaman? mata umi terlihat lesu." Ucap nya seraya mendekati Istri nya yang berdiri tak jauh dari nya.

"Umi tidak bisa tidur." Ucap nya menunduk.

"Kenapa? apa terjadi sesuatu?" Sinta mendongak menatap Suami nya kemudian mengangguk.

"Rafa tidak pulang semalaman." Ucap nya kemudian, entah mengapa sebulir air terjun bebas dari mata indah nya membuat Boy panik.

"Sayang kenapa menangis? Rafa pasti baik baik saja, tenang kan dirimu." seraya memasukkan istri nya ke dalam dekapan nya.

"Tapi Rafa tidak biasanya seperti ini bi." Ucap Sinta yang kini telah terisak di dekapan suami nya.

"Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan nya? atau.." Sinta tak berani melanjutkan kalimat nya, dia malah menangis sejadi-jadi nya.

"Ssstt... tenanglah sayang, Rafa pasti baik-baik saja, dia itu sudah dewasa dia pasti bisa menjaga diri nya, jadi jangan terlalu mengkhawatirkan nya." Boy berusaha menenangkan Istri nya, walau dia pun sebenarnya cemas dengan Putra sulung nya.

Sinta tak menjawab, dia masih terisak di dekapan Suami nya.

Setelah dirasa Sinta membaik, Boy mengajak nya untuk sholat Shubuh berjamaah sambil mendoakan kebaikan untuk Putra nya. Sinta pun menyetujui nya, karna yang hanya bisa dia lakukan sekarang hanyalah berdoa agar Putra nya saat ini baik baik saja.

________________________________

Rafa mengerjapkan matanya berusaha untuk menyadarkan diri karna suara isakan yang mengganggu tidur nya. Mencoba bersandar ke sandaran kasur sambil memijat pelipis nya yang terasa berdenyut, namun belum hilang rasa berdenyut itu dia di kagetkan dengan ada nya seorang wanita yang tidur di sebelah nya dengan posisi membelakangi nya.

"Hey siapa kau?!" Pekik nya spontan karna merasa terkejut.

Elsa yang sedari tadi berpura-pura nangis pun perlahan membalikkan badan menghadap Rafa.

"Elsa?!" Pekik nya semakin terkejut. pikiran-pikiran aneh kini memenuhi otak nya, dengan penuh keberanian dia mengintip ke dalam selimut dan ya praduga nya benar.

Bagikan tersambar petir di pagi hari tubuh nya terasa kaku seolah darah nya berhenti mengalir, dan ia juga baru menyadari jika saat ini dia tidak berada di kamar nya melainkan di sebuah kamar hotel.

"Ap-apa yang terjadi?" Tanya nya sambil memijat pelipis nya berusaha mengingat kejadian tadi malam, namun nihil yang diingat nya terakhir kali adalah dia sedang duduk di satu meja dengan Elsa, Kai dan kekasih nya lalu mereka minum wine dan Rafa tidak bisa mengingat apa yang terjadi setelah nya.

"Rafa kau harus tanggung jawab." Ucap Elsa disela isakan nya tanpa memandang ke arah Rafa.

"Apa? apa yang harus ku pertanggung jawabkan jika aku tidak melakukan apapun." Serkah Rafa dengan emosi.

Belum hilang denyut di kepala nya belum lagi keadaan nya saat ini yang tidak memakai sehelai benang pun ditambah lagi Elsa yang menyuruh nya tanggung jawab, Rasanya kepala nya serasa ingin pecah saja.

Elsa yang Mendengar nya pun langsung mendongak menatap Rafa yang terlihat mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Kau bilang tidak melakukan apapun? kau meniduri ku Rafa! kau meniduriku." Ucap nya yang semakin lama semakin lirih membuat Rafa semakin frustasi.

"Aku tidak melakukan nya! aku tidak mengingat apapun!" Rafa berteriak seakan meluapkan emosi nya.

"Kau sedang mabuk tadi malam." Ucap Elsa lirih sambil terus menangis.

Rafa melirik nya tajam.

"Kau membawaku paksa kesini lalu–"

"Lalu kenapa kau tidak menolak!" Sanggah Rafa cepat sebelum Elsa menyelesaikan ucapan nya.

"Kau menyeret ku paksa! kau juga mengunci pintu nya!" Pekik Elsa seolah apa yang dikatakan nya adalah sebuah kebenaran.

"Tidak! aku tidak mungkin, aku tidak tau apa yang sedang kau bicarakan."

Rafa kemudian bangkit dari tempat tidur lalu memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai kemudian memakai nya cepat, karna tiba-tiba teringat dengan orang tua nya yang pasti saat ini sedang mencemaskan dirinya.

Elsa hanya diam memperhatikan nya.

Setelah selesai berpakaian, dia kembali menatap Elsa yang juga Menatap nya.

"Aku akan membayar berapa pun yang kau minta." Ucap nya santai.

"Aku tidak butuh bayaranmu!" Sentak Elsa.

"Lalu kau mau apa?" Tanya Rafa masih berusaha sesantai mungkin.

"Aku mau kau bertanggung jawab." Ucap nya lirih.

"Kau mau aku menikahimu begitu?" Tebak Rafa tak percaya.

Elsa mengangguk pelan membuat Rafa berdecak.

"Maaf, tapi aku tidak bisa menikahimu." Jawab nya.

"Kenapa? setelah apa yang kau lakukan–"

"Aku tidak melakukan apapun!" Sanggah nya tak terima, lagi pula dia tidak mengingat apapun lantas apa yang harus dia lakukan? Rafa benar benar frustrasi.

"Lagi pula dari mana pula aku mendapatkan kamar ini? atau jangan-jangan..." Rafa memicingkan mata nya menatap curiga Elsa.

Elsa pun mulai panik dia bersusah payah menelan Saliva nya.

"K-kau meminta nya pada Kai, kalau kau tidak percaya tanyakan saja pada nya." Jawaban Elsa membuat Rafa mengernyitkan dahi nya semakin curiga.

"Bukan kalian bersekongkol?" tanya Rafa membuat Elsa gelagapan.

"Kenapa kau diam? berarti benar kan kalau kalian menjebakku?" Tanya Rafa.

"Brengsek! kau pikir aku wanita apa? aku tidak mau tau pokok nya kau harus bertanggung jawab!" Elsa berusaha terlihat teraniaya.

"Jika aku tidak mau?" Tanya Rafa.

"Aku akan melaporkanmu ke polisi dengan begitu namamu akan tercoreng termasuk nama keluargamu." Ancam Elsa membuat Rafa terdiam. Elsa tersenyum tipis.

"Coba saja kalau kau berani." Ucap nya sesantai mungkin kemudian beranjak keluar kamar meninggalkan Elsa yang masih terbalut selimut.

"Brengsek! kau lihat saja nanti!" Teriak nya namun tak di hiraukan oleh Rafa.

________________________________

**Sorry ya guys kalo cerita nya ngebosenin😌

Happy reading😔❤**

Terpopuler

Comments

ayyona

ayyona

mampir kk 😍

2020-09-04

0

🕯️

🕯️

lanjutt kak 💃
aku mampirr
salam dari SAPTA CENTER
DIPAKSA ARUS KEHIDUPAN

2020-08-31

0

R Ni

R Ni

hadeeeh

2020-07-18

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!