Rafa sampai di kamarnya, dia langsung mengempaskan tubuhnya ke kasur empuk milik nya dengan terlentang, kakinya di biarkan menggantung dan tangan nya di buat di bawah kepala sebagai bantalan. Dia menatap langit langit kamarnya sambil mangingat kejadian tadi pagi antara dia dan Elsa.
Sekarang dia jadi bingung sendiri, di sisi lain dia mau menikah karna umur nya yang tidak muda lagi tapi tidak dengan Elsa dia tidak mencintai nya tapi di sisi lain nya dia juga takut Elsa datang dan memberitahu keluarga nya. Membayangkan wajah kecewa Umi nya saja dia takut apalagi langsung melihat dengan mata kepala nya sendiri.
Kejadian Tadi pagi saja sudah membuat nya frustasi apalagi jika seandainya Keluarga nya mengetahui perbuatan nya yang brengsek itu.
Tapi Rafa juga ragu apakah dia benar melakukan nya pada Elsa saat mabuk? di sisi lain dia juga curiga dan merasa tidak mungkin, tapi dia juga tidak bisa lari dari kenyataan bahwa banyak pria yang meniduri wanita saat mabuk. Tapi yang mengganjal apakah setelah melakukan nya seorang pria akan lupa dan tidak mengingat nya? entah lah Rafa jadi pusing sendiri dengan masalah yang di hadapin nya.
Rafa terus memikirkan masalah nya dengan Elsa sampai akhirnya dia terlelap dengan tetap pada posisi nya.
*****
Rafa mengernyitkan dahinya saat tiba di meja makan dia melihat Ayah nya yang sedang sarapan dengan masih mengenakan piyama tidur nya.
"Abi gak ke kantor?" Tanya nya saat telah berhasil menduduki kursi makan di sebelah kiri Ayah nya serta di depan Ibu nya.
"Nggak," Jawab Boy singkat sambil terus memakan nasi goreng buatan Istri nya tanpa menatap Rafa karna jika dia menatap Rafa ada harapan kalau pagi yang cerah ini menjadi berubah menjadi hari yang gelap.
"Kenapa?" Tanya Rafa sambil menerima piring berisi nasi goreng yang sudah di pindahkan Sinta.
"Abi sama umi mau pergi jengukin Adikmu." Jawab Boy tanpa dosa.
"Uhuk.. uhuk.." Rafa Yang tadinya baru menyendokkan sendokan pertama nya langsung tersedak nasi yang baru masuk ke mulut nya kini kembali keluar lagi buru buru dia membasahi tenggorokan nya yang terasa panas. Bagaimana dia tidak tersedak? Ayahnya bilang akan pergi menjenguk Adiknya yang berada di Kairo itu, berarti tadi malam Ayah nya serius ingin ke Kairo, dan itu tanda nya Ayahnya akan cuti selama berada di sana dan pekerjaan Ayahnya tentu saja akan menjadi tanggung jawab nya.
"Hati hati dong sayang habisin dulu Makan nya abis itu baru ngomong." Tegur Sinta pada Rafa.
"Jorok ih kamu." Cibir Boy.
"Jadi Abi sama Umi jadi berangkat ke Kairo nya?" Tanya nya memastikan sambil melirik Abi Umi nya secara bergantian.
Abi Umi nya tidak menjawab tetapi sama sama mengangguk.
"Hari ini?" Tanya nya lagi.
Abi Umi nya kembali mengangguk.
"Ssshhh.. jadi kerjaan abi semua dilimpahi ke aku gitu?" Tanya nya lagi.
Abi nya kembali mengangguk sambil terus memakan nasi goreng nya.
"Emang kenapa sih sayang?" Tanya Sinta.
"Yang bener aja Mi kerjaan Abi itu numpuk banget belum lagi kerjaan aku, mana tiga hari kedepan kita lagi ngadain meeting dengan para pemegang saham, gimana jadi nya kalo Abi pergi." cerocos Rafa berusaha membatalkan rencana orang tua nya.
"Ya kan ada kamu yang hendle, kamu kan bisa mimpin rapat." Ucap Boy sambil meminum air pitih setelah selesai menghabiskan nasi goreng nya. Sedangkan Rafa hanya memakan lima sendok setelahnya dia berhenti karna tidak berselera lagi.
"Ya iya bisa tapi gimana bagi waktu nya coba? gimana kalo jadwal Abi bentrok sama jadwal nya Rafa?" Tanya Rafa mulai kesal.
"Kamu tenang aja, selama Abi pergi kamu punya dua sekertaris yang bakal bantuin kamu nanti nya." Jawab Boy santai.
Rafa berdecak kesal, Abi nya itu selalu saja melimpahkan pekerjaan kepada diri nya, belum jadi CEO uda pusing apalagi jika sudah, bisa mati muda gue, pikir nya.
"Terserah lah terserah." Jawab nya akhirnya pasrah saja, menolak pun tidak akan ada guna nya.
"Emang nya Abi sama umi disana berapa lama sih?" Tanya Rafa.
"Seminggu." Jawab Boy santai.
"Ha? enggak-enggak! kelamaan itu, 2 hari aja habis itu langsung pulang!" Sergah Rafa tidak setuju, yang benar saja seminggu? benar benar bisa mati muda dia gara-gara pekerjaan.
"Kok malah kamu yang ngatur?" Protes Boy.
"Yaiyalah yang ngerjain kerjaan Abi kan Rafa." Jawab Rafa.
Sinta yang sudah tau akan kemana lari nya percakapan antara Ayah dan Anak itu hanya menghela nafas pasrah. Perdebatan tiada aakhir itulah akhir dari percakapan mereka yang dimulai biasa biasa saja.
"Trus?" Tanya Boy
"Gak ada terusan nya Bi, pokok nya Abi sama Umi cuman dua hari disana." Telak Rafa tak membuat Ayah nya mengiyakan malah semakin ingin memperpanjang perdebatan.
"Gak bisa gitu lah, Abi uda mutusin buat seminggu disana." Balas Boy tak mau kalah.
"3 hari deh 3 hari gapapa." Rafa berusaha menawar.
"Gak bisa!" Protes Boy.
"Yauda 4 hari!" Tawar Rafa.
"5 hari!" telak Boy.
"Tapi Bi.."
"Udah udah udah.. Umi pusing tau gak dengerin kalian ribut terus lama lama bisa pecah ini kepala Umi." Lerai Sinta yang sudah tidak kuat mendengar perdebatan Suami dan Anak nya itu.
"Rafa.. Abi sama Umi bakal usahain buat pulang cepet, jadi untuk sementara waktu kamu yang ngehndle kerjaan Abi ya, Umi janji gak bakal lama kok." Bujuk Sinta pada Rafa. Yah.. kalau sudah Umi nya yang bicara dia mana bisa membantah yang ada malah dia langsung mengangguk walau hati tak rela rasanya.
"Yauda kalau gitu Rafa pamit." Seraya berdiri.
"Oh iya tadi pas Umi mau bangunin kamu pas kamu lagi mandi terus ponsel kamu dering Umi lihat nomor nya gak di simpen Umi coba angkat tapi si penelpon itu malah diem aja trus di matiin" Ucap Sinta saat Rafa telah selesai mencium tangan Ayah nya dan sekarang beralih ke dia.
"Paling juga fans nya Rafa Mi." Jawab Rafa asal.
"Emang sampe sekarang fans kamu masih ada yang ganggu kayak gitu?" Tanya Sinta.
"Emm.. kayak nya sih uda enggak malahan ini yang pertama kali nya." Jawab Rafa santai.
"Terus yang suka ngirim bunga sama barang barang buat kamu masih?" Tanya Sinta lagi.
"Masih, bahkan hampir tiap hari selalu ada kiriman bunga ke kantor." Jawab Rafa.
"Diantara semuanya itu memang nya gak ada yang ser sama kamu?" Kali ini Boy yang bertanya.
"Nggak." Jawab Rafa malas.
"Yauda Rafa berangkat Bi Mi Assalamualaikum.." pamit nya setelah mencium pipi Umi nya tak ingin memperpanjang masalah wanita.
"Waalaikumsalam." Jawab Sinta dan Boy serentak.
"Oh iya nanti Abi sama Umi berangkat nya jam berapa biar Rafa yang nganterin ke bandara?" Tanya Rafa kembali berbalik menatap kedua orang tua nya, Walaupun dia tidak suka Abi dan Umi nya pergi tapi tetap saja dia peduli pada orang tuanya.
"Gak usah, Abi sama Umi dianter Kang Diman aja, kamu tetap di kantor aja." Jawab Boy
Rafa mengangguk kemudian kembali berbalik dan melangkahkan kakinya.
*****
Rafa sampai di kantor, dia langsung menaiki lift khusus pejabat tinggi dan segera menuju ruangan nya. Dari kejauhan dia bisa melihat di depan ruangan nya sudah ada dua wanita yang satu nya sekertaris nya dan satu nya lagi sekertaris Ayah nya.
_
_
_
_
_
_
_
**Habis baca jangan lupa like nya ya kakak-kakak😀
Komen kalau ada kata-kata nya yang gak sesuai biar aku revisi😉
Vote kalau suka ceritanya👌
Happy reading💝**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Ig & fb : Karlina_Sulaiman
GIBRAN CEO.. hadir kak..
semangat ya.. jan lupa tengok
2020-08-23
0
Widihun02
Semangat kak
2020-08-14
1
Yenii Rohaenii
makasih atas feedbacknya😙 sekarang aku balik lagi ckck
btw "dua fatamorgana" udah di up ya hehe🍁
2020-06-23
1