Rafa langsung masuk ke ruangan nya tanpa menghiraukan dua sekertaris yang sedang membungkuk hormat pada nya.
Saat dia ingin meletakkan tas kerja nya di atas meja, tak sengaja mata nya menangkap bunga mawar merah, tanpa pikir panjang dia mengambil bunga itu ingin membuang nya namun sebuah kartu ucapan berwarna merah muda tak sengaja jatuh persis di depan kaki nya.
Rafa mengambil kartu ucapan tersebut dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri nya masih menggenggam bunga mawar.
Entah pikiran dari mana tiba-tiba dia ingin membuka kartu ucapan tersebut.
"*Aku tunggu di taman dekat kantor kamu jam makan siang!
Oh iya bunga nya jangan di buang ya sayang soal nya dibeli pake uang*"
Begitulah isi dari kartu ucapan tersebut membuat Rafa mengernyit, karna biasanya fans nya yang mengirim barang ucapan nya tidak pernah seperti itu. Paling juga nyatain perasaan nya, puisi cinta, gombalan gombalan receh, kadang juga nomor ponsel yang sama sekali tidak pernah di hiraukannya dan yang aneh nya ucapan nya yang kali ini seolah olah dia terpaksa gitu beli bunga nya, yaudah salah sendiri kenapa repot-repot dibeli kalau sudah tidak punya uang, batin Rafa sambil berjalan ke arah pintu ingin membuang bunga tersebut, namun belum sempat dia mendorong pintu, terdengar dering ponsel nya membuat nya mengurungkan niat nya mendorong pintu.
Rafa merogoh saku celana nya kemudian mengernyit saat melihat nomor tak dikenal di layar ponsel nya, memasukkan kembali ponsel nya ke dalam saku masih dengan berdering, entar juga mati sendiri, begitulah di pikir nya.
Dia kembali menaeik handle pintu dan mendapati dua sekertaris nya yang sibuk bekerja, namun mendengar suara pintu ruangan bos terbuka, mereka langsung berdiri.
Rafa menghampiri mereka dan berdiri tepat di depan mereka yang hanya dibatasi oleh meja persegi panjang.
"Luna siapa yang mengirim bunga ini untuk saya?" Tanya Rafa pada sekertaris nya.
"Kurir pak, tadi pagi saya mendapat..."
"Bukan, tapi nama orang yang mengirim bunga ini." Potong Rafa sebelum Luna menyelesaikan kalimat nya.
gak sabaran banget sih bos. Laras sekertaris ayah nya membatin, merasa tidak suka dengan sifat anak dari boss nya itu. Sifat Boy dan Rafa memang sama sama dingin namun Boy jauh lebih ramah di bandingkan Rafa yang bisa di katakan jarang ada senyum di wajah tampan nya.
Tring...
Ponsel Rafa kembali berdering tapi kali ini pertanda pesan masuk membuat kedua orang di depan nya menatap ponsel nya yang tercetak jelas di saku celana nya. Namun Rafa hanya diam saja tanpa mau melihat ponselnya.
"Luna?" Tegur Rafa karna sekertaris nya malah diam saja.
"Itu pak ponsel bapak.." Luna tak jadi melanjutkan ucapan nya karna tatapan Rafa seolah berkata itu bukan urusan kamu.
"Eh iya pak, maksud saya tadi kata kurir nya kalau tidak salah nama pengirim nya Elsa Okta.. Okta apa ya tadi? ma.."
"Elsa?!" Tanya Rafa dengan nada tinggi membuat kedua wanita yang terlihat seumuran itu terkejut.
"I..iya pak, apa ada yang salah pak?" Tanya Luna gagap.
"Tidak!" Jawab nya kemudian meletakkan bunga mawar merah itu di atas meja sekertaris nya dan berbalik beranjak masuk ke ruangan nya.
Rafa masuk ke ruangan nya meninggalkan kedua gadis yang akhirnya bernafas lega saat di tibggalkan oleh nya.
Rafa langsung duduk di sofa yang ada di ruangan nya bukan di kursi kerja nya, dia mengeluarkan ponsel nya yang beberapa saat tadi ada pesan masuk. Satu pesan masuk dari nomor yang sempat menghubungi nya tadi.
"Bunga nya uda sampai ke kamu kan?"
Begitulah isi pesan tersebut yang di yakini Rafa adalah dari Elsa.
Rafa tak berselera untuk membalas pesan tersebut, dia malah berjalan ke meja Kerja nya. Rafa menghubungi sekertaris nya melalui telpon genggam yang terletak di Meja kerjanya.
"Kalian ke ruangan saya sekarang."
Setelah memberikan perintah Rafa langsung memutuskan sambungannya. Tak lama masuklah dua orang wanita muda seumuran ke dalam ruangan Rafa yang tak lain dan tak bukan adalah sekertaris nya dan sekertaris Ayah nya.
"Jadwal saya hari ini apa saja Luna?" Tanya Rafa sambil membuka laptop kerja nya.
"Jadwal bapak hari ini, jam setengah 10 nanti rapat dengan para pemegang saham, di lanjut jam makan siang dengan Alpa group sekaligus membahas pembangunan hotel baru di Jakarta utara, dan terakhir dokumen ini yang harus bapak pelajari dan tanda tangani." Sambil menunjuk tumpukan dokumen diatas meja Rafa.
"Dan kamu.."
"Laras pak." Ucap sekertaris bernama Laras itu Cepat saat mengerti gelagat Rafa.
"Baik Laras, apa saja jadwal Abi ah maksud saya jadwal Presdir hari ini?" Tanya Rafa.
"Hanya ada rapat dengan para pemegang saham saja pak" Jawab Laras.
"Baiklah, kalian boleh keluar." Ucap Rafa yang langsung diangguki kedua sekertaris tersebut.
Seperginya kedua sekertaris nya, Rafa melihat jam di pergelangan tangan nya, masih ada waktu setengah jam lagi sebelum rapat dimulai, dia langsung membuka satu persatu tumpukan dokumen yang tidak terlalu banyak dari kemarin.
****
Saat akan membuka dokumen terakhir, Ponsel Rafa kembali berdering pertanda ada pesan masuk, Rafa melihat pesan masuk yang ternyata dari Elsa lagi.
"Jangan lupa jam makan siang ke taman."
Mendesah berat kemudian mematikan ponselnya tanpa berniat membalas pesan tersebut. Dia kembali membuka dokumen terakhir, membaca nya kemudian menandatangani nya.
Bernafas lega, kemudian beralih membuka laptop, namun tiba-tiba telpon genggam yang berada di atas meja nya berdering, tanpa basa basi dia langsung mengangkat telpon tersebut.
"Iya Luna?" Tanya Rafa langsung to the point.
"Sudah waktu nya rapat pak, semua sudah menunggu bapak di ruang meeting."
"Saya segera kesana."
Rafa memutuskan sambungan nya kemudian beralih menutup laptop yang sempat dibukanya tadi, kemudian hendak beranjak keluar ruangan namun lagi lagi ponsel nya berdering pertanda pesan masuk. Dengan kesal dia melihat ponsel nya yang sudah ada pesan dari Elsa.
"Kalau kamu gak dateng, aku yang bakalan dateng ke kantor kamu"
Rafa berdecak membaca ancaman dari Elsa, kemudian dengan malas mulai mengetik balasan untuk nya.
"Tunggu disana!"
Singkat dan padat, itulah Rafa yang sangat tidak suka berbasa basi.
Rafa mensilent ponsel nya karna akan ada rapat, kemudian beranjak keluar. Rafa menghampiri meja sekertaris nya yang disana dua orang wanita sedang berdiri melihat kedatangan nya.
"Luna.. Batalkan janji dengan Alpa group siang ini, atur ulang jadwal pertemuan nya." Ucap Rafa.
"Baik pak, saya akan segera menghubungi pihak Alpa Group." Jawab Luna, walaupun dia juga masih bertanya tanya tidak biasanya bos nya membatalkan janji secara tiba-tiba membatalkan janji dengan klien.
Tanpa membalas ucapan Luna, Rafa langsung beranjak ke ruang meeting yang masih satu lantai dengan ruangan nya hanya melewati beberapa ruangan agar sampai di ruang meeting dan
_
_
_
_
_
_
_
_
**Jangan lupa tinggalin jejak guys😁
Happy reading💟**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Zaniar Niar
jgn sama elsa thor...awal nta aja udah jelek karakter nya
2020-10-11
0
Rusni Rose
ah thoòr masak si rafa harus nikah ama elsa itu di carikgitukebenarannya dulu ama rafa udah tau si elsa perjuangan bener klw prempuan baik 2 gak mungkin jebak laki 2 demi drinya sendiri.ah jd males baca cerita klw si rafa nikah ama elsa.
2020-10-10
0
Elisabeth Ratna Susanti
kudaratkan 10 like sampai sini👍
2020-08-30
0