"Abi tau kau minum alkohol." Bisik nya tepat di Telinga Rafa, Rafa terdiam ntah apa. yang harus dia katakan dia bingung.
Namun saat Boy berbalik ingin pergi, Rafa menahan pergelangan tangan nya. Boy membalikkan badan nya sambil mengangkat kedua alisnya seakan bertanya 'ada apa?'.
"Rafa mohon jangan kasih tau umi kalo Rafa minum minuman alkohol." Pinta nya dengan tatapan memohon. Boy menatap nya sebentar kemudian Mengangguk. Rafa pun lega dan melepaskan pegangan tangan nya.
Bukan. bukan karna Rafa, Boy mau menyetujui permintaan Putra nya melainkan dia tidak ingin menambah beban Istri nya.
****
"Kenapa tidak pulang semalaman?" Tanya Sinta dingin ketika Rafa baru saja mendudukkan pantat nya di sofa yang bersebrangan dengan orang tuanya.
Sebelumnya Rafa sudah ke kamar terlebih dahulu untuk membersihkan diri nya, itupun dengan gaya bebek, dia tau orang tua nya sudah menunggu nya, menunggu penjelasan nya. Rasanya memang agak berlebihan jika seorang Ibu mengkhawatirkan Putra nya yang sudah dewasa tidak pulang semalaman.
Namun berbeda dengan Sinta, dia memang tidak pernah memantau apa yang dilakukan Putra- putra nya tapi dia hanya ingin mengetahui kabar Putra-putra nya dari mulut mereka bahwa mereka baik baik saja itu sudah cukup bagi nya.
Terlebih, ini adalah kali pertama nya Rafa tidak pulang semalaman, sesekali Rafa memang pulang larut tapi itu hanya sampai jam 11 malam itupun karna urusan pekerjaan atau undangan dari rekan bisnis nya. Dia memang baru 2 tahun memegang jabatan nya namun kecerdasan nya dalam dunia bisnis menarik perhatian perusahaan lain ingin bekerja sama dengan nya terlebih dia juga masih terbilang cukup muda.
"Tadi malam Rafa tidur di hotel tempat dimana acara nya Kai umi." Jawab nya sambil menunduk, dia tidak berani menatap mata Ibu nya yang selalu memandang nya lembut kini berganti dengan tatapan tajam.
"Kenapa tidak mengabari Umi? kamu juga tidak mengangkat telpon Umi?"
"Em.. Ponsel Rafa tinggal di mobil Mi, maaf."
"Kamu bisa mengambil nya ke mobilmu jika memang berniat mengabari Umi." Ucap Sinta berusaha santai.
"Kenapa diam?" Tanyanya karena tak mendapat jawaban.
"Karna kamu mabuk terlalu banyak minum alkohol." Karna Rafa tak menjawab dia berinisiatif menjawab nya.
"Umi.." Rafa menatap Umi nya yang benar saja sedang menatap tajam dirinya.
"Benar begitu Rafa?" Tanya nya lagi.
Rafa tak langsung menjawab, dia menatap Abi nya yang duduk di sebelah Umi nya dengan tatapan seolah tatapan itu berkata 'Kenapa mengatakan nya pada Umi? Abi tadi sudah berjanji tidak mengatakan nya pada Umi' sementara yang ditatap menggeleng dan mengangkat bahu nya seolah paham maksud tatapan Putra nya.
"Jangan menatap Abimu seperti itu, bukan dia yang memberitahu Umi." Ucap Sinta yang sedari tadi memperhatikan kegiatan kedua nya.
"Umi bisa mencium bau nya yang sangat menyengat darimu tadi." Seakan mengerti apa yang dibicarakan kedua nya dengan gerakan kodean, dia menjawab pertanyaan Rafa.
"Maaf Umi." Ucap nya kemudian kembali menunduk.
"Umi tidak butuh maaf darimu, Umi hanya butuh penjelasan." Ucap nya dengan tekanan disetiap kata nya.
Rafa pun mulai menceritakan dari awal dia datang ke acara Kai hingga dia terbangun pagi tadi. Tentu nya dengan cerita yang di karang nya sedemikian rupa agar Umi nya percaya, dia juga menghilangkan kejadian antara diri nya tadi pagi dengan Elsa.
"Umi.. maafin Rafa, Rafa janji gak bakal buat Umi cemas lagi." Pinta nya setelah selesai menceritakan kejadian tadi malam atas karangannya tentunya.
"Umi uda maafin kamu, tapi lain kali tolong kabarin Umi kalau seandai nya kamu ada apa-apa."
"Iya Umi Rafa janji."
"Kamu uda sarapan?" Tanya Sinta,
Rafa menggeleng.
"Astaga ini uda mau dapet jam makan siang dan kamu belum sarapan?" Tanya Sinta histeris.
Rafa mengangguk.
"Benar-benar ya.. gimana kalo kamu sakit? Umi kan uda pernah bilang jangan pernah tinggalin waktu makan, mau itu sarapan, makan siang, makan malam gak baik buat kesehatan kamu..." Sambil berjalan ke dapur Sinta terus saja mengoceh. Dia paling tidak suka Putra-putra nya meninggalkan makan nya.
Rafa dan Boy saling pandang kemudian sama sama terkekeh geli. Lucu melihat Sinta yang awalnya marah tiba-tiba mengoceh hanya karna telat makan. Umi nya itu sangat menggemaskan sekali kalau sudah mengoceh.
Tak lama kemudian, Sinta datang dengan membawa nampan berisi satu mangkuk sup dan satu piring kecil berisi nasi serta satu gelas berisi air putih.
"Nih makan dulu, umi gak mau ya kalau kamu sampe sakit." Ucap nya sembari memberikan nampan berisi makanan itu kepada Rafa.
"Iya Umi bawel." Ucap nya kemudian memakan sup itu dengan lahap lantaran dia memang sangat lapar, dia melupakan makan nya karna masalah..
Yah.. Rafa jadi tak berselara karna tiba-tiba mengingat wanita itu.
"Kenapa? apa sup nya keasinan atau.."
Rafa cepat-cepat menggeleng kemudian kembali memakan sup itu walaupun pikiran nya masih melayang layang.
"Oh ya Rafa.. setelah ini kamu ke kantor ya." Ucap Boy tiba-tiba.
"Uhuk..uhuk.." Rafa jadi tersedak kan. Yang benar saja Abi nya menyuruh nya ke kantor, bahkan baru beberapa menit dia tenang dan kini ditambah lagi dengan urusan pekerjaan yang selalu menunggu setiap saat.
"Hati-hati dong sayang." Sinta dengan segera memberikan gelas berisi air minum kepada Rafa. Setelah dirasa tenggorokan nya mereda, dia meletakkan gelas itu kembali ke atas meja.
"Emang nya harus ya Bi? apa tidak bisa besok saja?" Tanya Rafa mencoba bernego.
"Tidak! pokok nya sekarang kamu harus ke kantor, kerjaan numpuk disana."
Rafa menghela nafas berat kemudian mengangguk pasrah.
"Yaudah Rafa mau siap siap dulu." Ucap nya kemudian beranjak dari duduk nya.
"Loh ini sup nya gak dihabisin?" Tanya Sinta.
"Nggak Mi, Rafa uda kenyang." Jawab nya tanpa membalikkan badan, dia terus lanjut berjalan menaiki tangga menuju kamar nya.
_
_
_
_
**Monggo di like, komen, vote juga yo😁
Happy reading❤**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Hana Me
triple like
2020-07-22
2
IG : Chocollacious
aku sudah like semua bab yg kubaca, semangat kak
2020-07-17
2