Cinta Untuk Ayunda (20)
Semua orang tahu, Mommy Mona bukanlah perempuan yang suka ikut geng sosialita. Karena itu, jika bisa mengajaknya masuk geng sosialita mereka, tentu akan bisa mendongkrak kepopuleran geng mereka.
Bu Mawar yang di tanya hanya diam karena ia tak mendengarkan pertanyaan dari Monica.
" Jeng Mawar!!, Hei!! Jeng Mawar!!,"
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Ayu terbangun saat hari mulai gelap.
" Astaghfirullah, waktu Maghrib hampir habis!", seru Ayu segera bangun dari tidurnya.
Ia menuju sebuah pintu yang sepertinya adalah pintu kamar mandi. Setelah selesai mengambil air wudhu, Ayu segera mengambil mukena di dalam koper yang tergeletak di samping tempat tidurnya.
Setelah menunaikan shalat, Ayu segera keluar dari kamar. Ia mencari keberadaan suaminya. Hingga hidungnya mencium harum makanan.
Dengan perlahan, Ayu mengikuti baunya sampai akhirnya ia sampai di dapur. Ia melihat suaminya sedang berjibaku dengan peralatan masak.
Mendengar ada langkah kaki yang mendekatinya, Arkana menoleh ke belakang.
" Sayang, kamu sudah bangun?," tanya Arkana dengan senyumannya yang menawan.
Deg!
Ayu sejenak terpana akan senyuman itu.
"Kenapa hanya berdiri disana?, kemarilah! makanannya hampir selesai ", ajak Arkana karena melihat Ayu yang hanya mematung di tempatnya.
" Ah,, maaf", ucap Ayu sambil kembali melanjutkan langkahnya menuju meja makan.
" Apa yang bisa aku bantu?," tanya Ayu kemudian.
" Semuanya sudah selesai. Tinggal menunggu masakan ini saja", jawab Arkana. "Duduklah ! ", perintah Arkana.
Ayu menurut. Ia pun duduk.
" Maaf, seharusnya aku yang melayani mu", Ayu tak enak hati karena malah di layani oleh suaminya.
Arkana tersenyum.
" Tidak apa-apa. Kamu terlihat lelah ", jawab Arkana sambil membuka celemek nya dan berjalan ke arah meja makan dengan membawa masakan yang baru ia masak.
" Kamu memasak semua ini?," tanya Ayu takjub. Arkana hanya mengangguk.
Ayu tidak menyangka bisa melihat sosok lain seorang Arkana.
" Cobalah! Semoga istriku ini menyukainya", Arkana meminta Ayu mencoba masakannya.
Ayu tidak langsung mencobanya. Ia melayani Arkana terlebih dahulu. Mengisi piringnya dengan nasi dan aneka lauk pauk yang tersedia disana.
Setelah piringnya terisi, Ayu dan Arkana berdo'a terlebih dahulu.
" Bagaimana?," tanya Arkana harap-harap cemas menunggu respon Ayu.
Arkana bahkan menunggu Ayu saat memasukkan makanan ke mulutnya dan menunggu reaksi sang istri.
" Ini enak, sayang. Suamiku memang pandai memasak", puji Ayu tulus. Bahkan tanpa tanpa sadar ia mengatakan sayang.
Arkana terdiam. Tiba-tiba ia teringat pada seseorang yang selalu memuji masakannya. Orang yang pernah berarti dalam hidup Arkana.
Masakan kamu enak, sayang.
Kamu memang pandai memasak.
Arkana menghela nafas.
Kenapa aku harus mengingatkannya di saat seperti ini? Batin Arkana.
Melihat suaminya menghela nafas, Ayu jadi penasaran.
" Kamu kenapa?",
" Hah? Aku tidak apa-apa", ucap Arkana sedikit tergagap.
Ayu tahu, Arkana menyembunyikan sesuatu. Namun, ia tak mau terlalu banyak bertanya.
" Ayo makan! Kenapa hanya melihatku saja?," tegur Ayu.
Arkana tersenyum, dia pun mulai menikmati makanan yang ia buat sendiri.
" Sejak kapan kamu bisa memasak?," Ayu mencoba untuk bisa lebih dekat dengan Arkana dengan cara mencari tahu semua tentang Arkana.
" Saat kuliah, aku belajar memasak",
" Kenapa? Apa kamu kuliah di luar negeri?," heran Ayu.
Mungkin karena jauh dari keluarga, membuat Arkana harus mandiri. Itu yang ada di pikiran Ayu.
" Tidak. Bahkan aku kuliah di sini. Hanya saja di kota yang berbeda dengan tempat tinggalku sekarang", jelas Arkana.
Ayu mengangguk. " Ceritakan tentang masa-masa kuliah mu!," pinta Ayu.
" Kenapa?", Arkana penasaran.
" Aku hanya penasaran. Jarang laki-laki yang bisa memasak. Apalagi seorang anak dari pengusaha sukses seperti dirimu. Dengan uang, kamu tak perlu repot-repot memasak bukan?," jelas Ayu.
Arkaan tersenyum.
" Kamu benar. Aku memang kuliah dengan tanpa seorang pun yang tahu mengenai identitas asliku", jawab Arkana.
" Benarkah? Kamu menyamar? ," Ayu terkejut. " Tapi, kenapa harus menyembunyikan identitas?,"
" Saat sekolah, banyak yang ingin berteman denganku. Namun, mereka hanya ingin memanfaatkan kesuksesan ayahku. Bukan murni mau berteman denganku. Karena itu, saat masuk bangku kuliah, aku kuliah di kota lain dimana tidak ada seorang pun yang tahu identitas asliku",
" Jadi, kamu menyamar jadi apa?,"
" Anak pemilik bengkel yang tinggal di sebuah ruko kecil",
" Misinya sukses? "
" Sukses, aku menemukan banyak orang yang tulus yang mau berteman denganku",
" Bagaimana soal pacar?," Ayu tiba-tiba penasaran.
" Yakin kamu bertanya soal itu? Biasanya perempuan tidak mau mendengar mantan dari pasangannya ", heran Arkana.
" Tentu. Aku rasa apapun tentangmu, aku harus tahu. Aku menikah denganmu tanpa tahu apapun tentangmu. Bukankah kita bisa memanfaatkan momen ini untuk bisa lebih saling mengenal?", tanya Ayu. " Aku mungkin belum memiliki rasa padamu. Tapi, saat aku menerima ajakanmu untuk menikah, aku serius dengan pernikahan ini. Bagaimana denganmu?," tanya Ayu.
" Aku pun sama. Apalagi alasan kita sama, demi Alif", diam sejenak. " Tentu aku pun tidak pernah berpikir untuk berpisah", tambahnya.
" Lanjutkan ", pinta Ayu.
" Pacar ya? Aku pernah pacaran bahkan hampir dua tahun. Aku pikir dia wanita yang tepat karena mau menerimaku apa adanya. Tapi, saat aku melamarnya, dia justru menolak",
" Kenapa?," Ayu heran. Dua tahun bukan waktu yang sebentar.
" Dia memilih lamaran laki-laki lain yang ternyata anak dari seorang pengusaha," Arkana tersenyum getir. " Seandainya dia tahu kalau aku lebih kaya dari laki-laki itu",
" Kamu pasti akan di pilihnya. Iya kan?,"
" Tapi itu artinya dia menerima ku karena ada apanya, bukan apa adanya ",
" Kalau seandainya dia datang kembali saat ini dengan alasan masih mencintaimu?,"
" Setelah apa yang dia lakukan, mana bisa aku menerimanya"
" Dua tahun bukan waktu yang sebentar. Terkadang, karena saking besarnya cinta yang kita miliki, kita denganudah bisa memaafkan kesalahan orang yang kita cintai. Mungkin ada rasa benci, tapi rasa cinta pasti lebih besar dari itu", Arkana diam.
Jujur, dia pun sampai saat ini tidak benar-benar bisa membenci mantan pacarnya itu. Sekalipun ia pernah membencinya karena lebih memilih pria lain untuk menikahinya.
" Kamu sendiri?", tanya Arkana.
Arkana tidak ingin mengingat lagi tentang Tasya, sang mantan. Sehingga dia mencoba mengalihkan pembicaraan.
" Apa?", tanya Ayu.
" Apa kamu pernah pacaran?," tanya Arkana
" Hah?' Ayu kaget Arkana juga menanyakan hal yang sama.
" Aku juga harus tahu masa lalumu. Bukankah kita ingin hubungan kita lebih dekat? Bagaimana bisa lebih dekat jika hanya kamu seorang yang tahu masa laluku", jelas Arkana.
Ah, benar juga. Dia harus tahu tentang aku. Batin Ayu.
" Soal pacar ya?"
" Iyalah. Jangan sampai ada laki-laki datang dan mengaku sebagai pacarmu", timpal Arkana.
" Soal itu, sebenarnya aku...",
...----------------...
...Jangan lupa tinggalkan jejak like, komentar dan subscribe...
...Terima kasih atas dukungannya...
...🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Sintia Dewi
awas km ya arkana klok lu smpek kasik mantan2mu peluang msuk ke dlm pernikahan kalian...km bakalan gk ba lg ketemu sm istri dan anakmu..udh lah ngapain lu ingat2 lg si mantal
2025-03-19
0
Sintia Dewi
itu bodoh namanya arkana udh jelas dia mau krna uang ketika lu lamar dia nolak lu ngapain msih cinta sm perempuan modelan gitu..bodoh sih klok untk ukuran lu arkana
2025-03-19
0