CUA 3 Pergi dan Kembali

Cinta Untuk Ayunda (3)

" Bu, sudah Dzuhur, sholat dulu", Ayu mengusap-usap lengan Bu Maryam berharap gerakan kecil itu bisa membuatnya bangun.

Namun nihil, Bu Maryam tak bergeming. Adel merasa ada yang aneh.

Deg

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

Ayu menggenggam tangan Bu Maryam, ternyata dingin.

Deg ...Deg... Deg...

Perasaan takut tiba-tiba menghampiri Ayu. Pikiran buruk pun mulai terbayang.

" Semoga ini tidak seperti apa yang aku pikirkan", gumam Ayu dengan perlahan mendekatkan telunjuknya ke hidung Bu Maryam untuk mengetahui apakah masih bernafas atau tidak.

Air mata ayu mulai menetes menyadari Bu Maryam sudah tidak bernafas. Tergesa-gesa Ayu segera berlari ke rumah Bu Nani, adiknya Bu Maryam yang rumahnya tepat di sebelah rumah.

" Assalamu'alaikum. Bi Nani! ", panggil Ayu sambil mengetuk pintu.

Air matanya mengalir deras. Badannya pun terasa lemah, namun Ayu mencoba kuat.

" Bi Nani, ini Ayu, Bi!.", teriak Ayu sambil mengetuk pintu di sela-sela tangisnya.

Bu Nani yang saat itu sedang menunaikannya shalat di kamarnya, segera berlari membukakan pintu.

" Astaghfirullah, Ayu. Kamu kenapa, nak?", tanya Bu Nani panik melihat Ayu yang menangis.

" Sini duduk dulu!", Bu Nani menarik lengan kanan Ayu dan mengajaknya duduk di kursi kayu yang ada di depan rumah.

Ayu menahan tangannya. Ia menggenggam tangan Bu Nani dengan tangan kirinya.

" Bu Maryam, Bi. Bu Maryam", ucap Ayu dengan nada bergetar dan menggelengkan kepalanya.

Melihat Ayu yang demikian, Bu Nani langsung berlari ke arah rumah Bu Maryam dengan masih memakai mukenanya.

Pak Yanto yang baru pulang dari kebun pun ikut menyusul istrinya saat melihat istrinya berlari tergesa-gesa ke rumah Bu Maryam.

Sekalipun ia belum tahu apa yang terjadi, namun melihat bagaimana istrinya berlari ke rumah Bu Maryam dan melihat Ayu yang menangis dan terduduk di lantai selepas istrinya pergi, ia yakin sesuatu yang buruk sedang terjadi.

***

Hari menjelang sore. Rumah Bu Maryam mulai penuh dengan keberadaan para tetangga yang datang untuk berbela sungkawa.

Jasad Bu Maryam sendiri sudah selesai dimandikan dan terbungkus kain kafan.

Bu Nani dan Pak Yanto yang mengecek kondisi Bu Maryam tadi memastikan bahwa Bu Maryam memang telah tiada. Karena itu, Pak Yanto segera membuat laporan ke RT setempat agar segera di umumkan melalui masjid mengenai meninggalnya Bu Maryam.

Sementara Bu Nani mulai membereskan ruang tamu di bantu para tetangga yang mulai berdatangan saat mengetahui info itu dari Pak Yanto yang berpapasan dengan mereka di jalan.

Ayu sendiri menghubungi Roni, suaminya Tika. Ia mengurungkan niatnya menghubungi Tika sekalipun saat itu Tika menelponnya sesuai janjinya yang akan menelpon setelah adzan Dzuhur. Ayu takut dengan kondisi Mbak Tika jika ia memberitahukan kebenarannya.

Ayu pun menjelaskan apa yang terjadi pada Bu Maryam kepada Roni. Roni mendengarkan dan berkata akan segera pulang kampung bersama Tika dan anaknya Zaki yang berumur 7 tahun.

Ayunda duduk di samping jenazah Bu Maryam sambil memangku Alif. Dengan suara lirih ia membaca surat Yasin.

Para pelayat pun ada yang ikut serta membaca surat Yasin juga ada yang melakukan shalat jenazah.

Jenazah Bu Maryam sendiri memang sudah selesai di mandikan dan dikafani. Tentu setelah Mbak Tika selaku anak Bu Maryam memberikan izin.

Mbak Tika sendiri saat melakukan video call terlihat baru menangis. Matanya sembab dan suaranya yang agak serak. Ia hanya meminta agar jenazah sang ibu di kebumikan setelah ia datang.

Jam empat sore barulah keluarga Tika datang. Para tetangga yang melihat langsung menghampiri dan silih berganti memberikan kekuatan dengan kata-kata maupun pelukan seperti yang di lakukan Bu Nani.

Ayu pun bangkit saat saat melihat Tika.

" Mbak, ibu..", Ayu tak mampu meneruskan kata-katanya. Tapi, air matanya sudah mampu mewakili isi hatinya.

" Iya, kita ikhlaskan ya", Tika terlihat tabah. Ia memeluk Ayu dengan erat.

Ayu tak bisa menggambarkan sebesar apa ia merasa kehilangan. Bu Maryam sudah seperti ibunya sendiri. Sangat menyayanginya bahkan orang pertama yang menguatkan hatinya saat Ayu dinyatakan hamil.

Bu Maryam lah garda terdepan yang menjaga Ayu. Ia menghubungi RT dan RW setempat juga para tetangga, lalu menjelaskan bagaimana kondisi Ayu dan meminta izin agar Ayu bisa tetap tinggal disana.

Masyarakat di sana pun dengan tangan terbuka menerima Ayu. Mereka sadar semua bukan keinginan Ayu. Walaupun masih ada yang mencap negatif Ayu, tapi itu tidak jadi masalah. Apalagi selama tinggal bersama Bu Maryam, Ayu bersikap baik. Bahkan cenderung mengurung diri karena meminimalisir bertemu dengan laki-laki.

Trauma membuatnya takut jika berdekatan dengan laki-laki. Awal-awal bahkan sampai pingsan jika ada yang berani untuk memaksa berdekatan dengan Ayu. Apalagi paras ayu yang cantik menarik hati para pemuda di sana. Sekalipun tahu apa yang menimpa Ayu, masih ada yang berusaha mendekatinya.

Kini, setelah lima tahun, akhirnya ia bisa sedikit mengendalikan diri. Walaupun rasa takut itu masih ada terutama jika bertemu orang baru.

***

Seminggu sudah semenjak kepergian Bu Maryam. Rumah sudah tampak kembali seperti semula. Kursi dan meja yang awalnya di rapikan untuk menambah ruang bagi para tetangga yang akan melakukan pengajian, sudah kembali ke posisi semula.

Alif dan Zaki, anaknya Tika sedang bermain bola di halaman. Mereka sudah kembali ceria. Rasa kehilangan juga mereka rasakan apalagi Alif yang terbiasa ada Bu Maryam sesekali masih bertanya tentang Bu Maryam. Namun, kemudian ia ingat bahwa Bu Maryam sudah tiada.

Tika menghampiri Ayu yang sedang duduk di di teras memperhatikan anak-anak bermain.

" Yu, kamu sama Alif ikut Mbak ke kota ya? Tinggal di rumah Mbak", ajak Tika penuh harap.

Ayu diam sejenak, ia menimbang baik buruknya. Jika ia pergi ke kota, cepat atau lambat ia pasti bertemu keluarganya. Bahkan tidak menutup kemungkinan ia akan bertemu ayah dari anaknya.

Kota mengingat luka lama yang sampai saat ini menyisakan trauma.

" Ikut ya!", Tika setengah memaksa. " Sebelum Ibu meninggal , ibu menitipkan kamu ke mbak. Mbak juga gak tega ninggalin kamu sendiri disini", Tika masih mencoba membujuk Ayu.

Mendengar Tika menyebut Ibu, Ayu seketika ingat permintaan Bu Maryam sebelum meninggal.

Nak Ayu, kalau ibu pergi kamu ikut Mbak Tika ya ke kota. Tinggal sama mereka. Bu Maryam

Tika menghela nafas. Dadanya terasa sesak. "Sebenarnya, sebelum Ibu meninggal, kami sempat mengobrol sebentar. Almarhumah minta Ayu untuk ikut Mbak ke kota kalau beliau pergi. Waktu Ayu tanya pergi kemana, beliau hanya tersenyum lalu pergi ke kamar untuk istirahat. Setelah itu Ibu meninggal", diam sejenak. " Ternyata itu permintaan ibu yang terakhir", ucap Ayu sendu.

Tika kembali meneteskan air mata jika mengingat ibunya. "Jadi, bagaimana keputusanmu?".

TBC

...----------------...

Mohon dukungannya. Tinggalkan jejak like, komentar dan subscribe.

Terimakasih 🥰 🥰🥰🥰🥰

Episodes
1 CUA 1 Ayunda Ayuningtyas
2 CUA 2 Rencana
3 CUA 3 Pergi dan Kembali
4 CUA 4 Perpisahan
5 CUA 5 Mengatasi Mantan yang Berulah
6 CUA 6 Sampai di Kota
7 CUA 7 Mendatangi Rumah Tika
8 CUA 8 Gagal Menemui Ayu
9 CUA 9 Menunggu Jawaban
10 CUA 10 Pertemuan Arka dan Ayu
11 CUA 11 Perjanjian
12 CUA 12 Persiapan Pernikahan
13 CUA 13 Pertemuan Kakak Beradik
14 CUA 14 SAH
15 CUA 15 Penyesalan Pak Hendra
16 CUA 16 Trauma
17 CUA 17 Trauma (2)
18 CUA 18 Oleh-oleh Adik Bayi
19 CUA 19 Semua Punya Rencana
20 CUA 20 Masa Lalu
21 CUA 21 Ciuman Pertama
22 CUA 22 Blush on Terlalu Merah
23 CUA 23 Mantan Pacar Istriku
24 CUA 24 Ibadah Malam
25 CUA 25 Lagi-lagi Masalah Adik Bayi
26 CUA 26 Keluarga Kecil Bahagia
27 CUA 27 Keluarga Nomor Satu
28 CUA 28 Rumah Sakit
29 CUA 29 Surat Dari Ayu
30 CUA 30 Mencari Keberadaan Ayu
31 CUA 31 Mengambil Keputusan
32 CUA 32 Menemukan Ayu
33 CUA 33 Kehilangan
34 CUA 34 Membongkar kebohongan Tasya
35 CUA 35 Curahan Hati Ayu
36 CUA 36 Sikap Berani Tasya
37 CUA 37 Memberi Hukuman
38 CUA 38 Pulang Ke Mension
39 CUA 39 Menginap di Villa
40 CUA 40 Tidak Nyaman Di Villa
41 CUA 41 Takut Melakukan Kesalahan
42 CUA 42 Gagal Menggoda
43 CUA 43 Alif Sakit
44 CUA 44 Tamparan Tak Terduga
45 CUA 45 Kepulangan Mendadak
46 CUA 46 Terimakasih Suamiku
47 CUA 47 Bayi Besar
48 CUA 48 Marahnya Orang Pendiam
49 CUA 49 Rindu
50 CUA 50 Kebahagiaan Ayu
51 CUA 51 Permintaan Maaf
52 CUA 52 Tamu Tidak Diundang
53 CUA 53 Perkara Anak Di Luar Nikah
54 CUA 54 Posisi Ratu dan Alif Sama
55 CUA 55 Hadiah
56 CUA 56 Like father like son
57 CUA 57 Liburan Keluarga
58 CUA 58 Hari Terakhir Berlibur
59 CUA 59 Kebahagiaan Di Balik Sakitnya Arkana
60 CUA 60 Couvade Syndrome
61 CUA 61 Bertemu Miss Nela
62 CUA 62 Ayu Cemburu
63 CUA 63 Alif Hilang
64 CUA 64 Memulai Pencarian Alif
65 CUA 65 Pelaku Penculikan
66 CUA 66 Akhirnya Ketemu
67 CUA 67 Penjebakan Para Penculik Alif
68 CUA 68 Markas Rahasia
69 CIA 69 Hukuman
70 CUA 70 Prasangka Ayu
71 CUA 71 Guru Pengganti
72 CUA 72 Persalinan
73 CUA 73 Drama Keluarga
74 CUA 74 Ayu marah?
75 CUA 75 Arkana Tahu Penyebabnya
76 CUA 76 Ketakutan Arkana.
77 CUA 77 Menginap
78 CUA 78 Akhir Cerita
79 Terimakasih
80 Promo Novel Terbaru: Balqis Untuk Baim
81 Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu
Episodes

Updated 81 Episodes

1
CUA 1 Ayunda Ayuningtyas
2
CUA 2 Rencana
3
CUA 3 Pergi dan Kembali
4
CUA 4 Perpisahan
5
CUA 5 Mengatasi Mantan yang Berulah
6
CUA 6 Sampai di Kota
7
CUA 7 Mendatangi Rumah Tika
8
CUA 8 Gagal Menemui Ayu
9
CUA 9 Menunggu Jawaban
10
CUA 10 Pertemuan Arka dan Ayu
11
CUA 11 Perjanjian
12
CUA 12 Persiapan Pernikahan
13
CUA 13 Pertemuan Kakak Beradik
14
CUA 14 SAH
15
CUA 15 Penyesalan Pak Hendra
16
CUA 16 Trauma
17
CUA 17 Trauma (2)
18
CUA 18 Oleh-oleh Adik Bayi
19
CUA 19 Semua Punya Rencana
20
CUA 20 Masa Lalu
21
CUA 21 Ciuman Pertama
22
CUA 22 Blush on Terlalu Merah
23
CUA 23 Mantan Pacar Istriku
24
CUA 24 Ibadah Malam
25
CUA 25 Lagi-lagi Masalah Adik Bayi
26
CUA 26 Keluarga Kecil Bahagia
27
CUA 27 Keluarga Nomor Satu
28
CUA 28 Rumah Sakit
29
CUA 29 Surat Dari Ayu
30
CUA 30 Mencari Keberadaan Ayu
31
CUA 31 Mengambil Keputusan
32
CUA 32 Menemukan Ayu
33
CUA 33 Kehilangan
34
CUA 34 Membongkar kebohongan Tasya
35
CUA 35 Curahan Hati Ayu
36
CUA 36 Sikap Berani Tasya
37
CUA 37 Memberi Hukuman
38
CUA 38 Pulang Ke Mension
39
CUA 39 Menginap di Villa
40
CUA 40 Tidak Nyaman Di Villa
41
CUA 41 Takut Melakukan Kesalahan
42
CUA 42 Gagal Menggoda
43
CUA 43 Alif Sakit
44
CUA 44 Tamparan Tak Terduga
45
CUA 45 Kepulangan Mendadak
46
CUA 46 Terimakasih Suamiku
47
CUA 47 Bayi Besar
48
CUA 48 Marahnya Orang Pendiam
49
CUA 49 Rindu
50
CUA 50 Kebahagiaan Ayu
51
CUA 51 Permintaan Maaf
52
CUA 52 Tamu Tidak Diundang
53
CUA 53 Perkara Anak Di Luar Nikah
54
CUA 54 Posisi Ratu dan Alif Sama
55
CUA 55 Hadiah
56
CUA 56 Like father like son
57
CUA 57 Liburan Keluarga
58
CUA 58 Hari Terakhir Berlibur
59
CUA 59 Kebahagiaan Di Balik Sakitnya Arkana
60
CUA 60 Couvade Syndrome
61
CUA 61 Bertemu Miss Nela
62
CUA 62 Ayu Cemburu
63
CUA 63 Alif Hilang
64
CUA 64 Memulai Pencarian Alif
65
CUA 65 Pelaku Penculikan
66
CUA 66 Akhirnya Ketemu
67
CUA 67 Penjebakan Para Penculik Alif
68
CUA 68 Markas Rahasia
69
CIA 69 Hukuman
70
CUA 70 Prasangka Ayu
71
CUA 71 Guru Pengganti
72
CUA 72 Persalinan
73
CUA 73 Drama Keluarga
74
CUA 74 Ayu marah?
75
CUA 75 Arkana Tahu Penyebabnya
76
CUA 76 Ketakutan Arkana.
77
CUA 77 Menginap
78
CUA 78 Akhir Cerita
79
Terimakasih
80
Promo Novel Terbaru: Balqis Untuk Baim
81
Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!