Cinta Untuk Ayunda (19)
" Alif mau minta oleh-oleh apa?," tanya Arkana.
" Alif mau minta adik bayi,"
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Ayu dan Arkana hanya melongo. Sementara yang lainnya hanya tersenyum.
Hah! Kata-kata adik bayi benar-benar menempel di kepala Alif. Apakah Alif berfikir saat nanti kami pulang kami langsung membawa adik bayi untuknya?. Batin Ayu.
Apa yang harus aku jelaskan nanti jika, kami pulang tidak membawa adik bayi untuknya. Benar-benar PR. Batin Arkana.
" Sudah, sudah. Pikirkan saja nanti jawabannya. Sekarang kalian pergilah", Malika mendorong tubuh kakak dan kakak iparnya ke arah mobil yang akan mereka naiki sambil terkekeh melihat ekspresi keduanya.
" Kami pamit dulu, Assalamu'alaikum" , pamit Ayu masuk dulu ke dalam mobil disusul oleh Arkana.
Mereka pun meninggalkan mension. Ayu hanya melihat ke luar jendela. Pikirannya melayang.
" Jangan terlalu memikirkan apapun. Biarkan mengalir apa adanya. Kita fokus pada usaha saja. Hasil tidak pernah mengkhianati usaha," jelas Arkana melihat ke arah Ayu.
" Maksudnya?," Ayu bingung.
" Itu, yang kamu pikirkan", lagi-lagi mereka kembali kaku dan tanpa sadar mengguanakan kata aku dan kamu.
" Adik bayi?", kening Ayu berkerut.
Ayu memang memikirkan kata-kata Alif. Apa yang harus ia jelaskan nanti. Bahasa seperti apa yang harus ia gunakan agar mudah di pahami Alif.
" Uhuk.. Uhuk..", Arkana tersedak padahal tidak sedang memakan apapun.
Aku kira dia memikirkan masalah traumanya. Batin Arkana.
" Minumlah", Ayu memberikan sebotol air mineral yang sudah ia buka tutupnya.
" Terimakasih", ucap Arkana sambil menenggak air putih itu.
" Sama-sama".
" Soal apa yang aku bilang tadi..",
" Pasti bukan soal adik untuk Alif kan?,"
Arkana tersenyum sambil menggaruk tengkuknya.
Ayu hanya tersenyum melihat ekspresi Arkana.
" Sebenarnya, yang aku maksud itu soal traumamu", jelas Arkana.
" Soal itu ya",
" Aku sudah mencoba untuk menghubungi temanku tapi, dia sedang tidak ada di negara ini. Dia sedang menemani suaminya ke luar negeri ", jelas Arkana.
" Tidak apa-apa. Mungkin bisa lain kali", Ayu kembali melihat ke luar jendela.
" Kita akan menginap di villa. Aku sengaja meminta pada penjaga villa agar tidak menyiapkan pelayan bagi kita. Agar bisa lebih privat dan mudah-mudahan bisa membuatmu lebih nyaman sekalipun hanya berdua saja dengan ku", jelas Arkana.
Arkana ingin mulai untuk menghapus trauma Ayu saat berdua dengannya.
" Iya. Itu sepertinya lebih baik",
" Kamu percaya padaku kan?"
" Kalau aku tidak bisa percaya pada suamiku sendiri, lalu aku harus percaya pada siapa?,"
Arkana mengangguk. Pemikiran yang realistis.
Merekapun sampai di bandara. Karena keberangkatan pesawat mereka sebentar lagi, keduanya segera masuk ke dalam pesawat.
Ayu dan Arkana memang sepakat agar tidak ada yang mengantar ke bandara. Apalagi kalau membawa Alif. Takutnya Alif berubah pikiran dan ingin ikut jika tahu akan naik pesawat.
Setelah lebih dari satu jam mengudara, akhirnya mereka sampai di kota tujuan. Saat turun dari pesawat, sudah ada supir yang menunggu keduanya. Ada juga pengawal yang tak pernah terlihat keberadaannya namun, selalu ada di antara mereka.
Mereka pun kembali melakukan perjalanan menggunakan mobil. Ayu memejamkan matanya tanpa terasa justru tertidur di dalam mobil dengan kepala bersandar ke arah Arkana.
Arkana yang menyadari Ayu tertidur, menahan kepala Ayu dengan tangannya.
Setelah beberapa saat mengendara, akhirnya mobil yang mereka naiki sampai di sebuah villa yang sangat indah. Halamannya luas. Di bagian belakang ada sebuah danau buatan yang masih milik keluarga Adhitama.
Arkana yang tidak ingin mengganggu tidur Ayu, memilih menggendongnya sampai ke dalam kamarnya.
...***...
" Bu, bukankah itu foto Arka?", tanya seorang perempuan saat melihat sosok yang sangat ia kenal terlihat dari ponsel sang ibu.
" Arka mantan pacar mu?", tanya sang ibu. "Benarkah ? Seseorang mengirim foto ini di grup. Ini pernikahan anak seorang pengusaha sukses", jelas sang ibu panjang lebar.
" Iya. Sekalipun penampilan berubah, aku yakin itu Arka", jelas sang anak sambil meminjam ponsel sang ibu.
Perempuan bernama Tasya itu meminjam ponsel sang ibu. Lalu meng-klik web yang tertera sampai akhirnya terhubung ke salah satu portal berita online.
" Anak pertama dari pengusaha sukses Alex Adhitama yaitu Arkana Adhitama akhirnya menikah dengan seorang anak dari seorang pengusaha bernama Ayunda Ayuningtyas Wijaya..." Tasya yang membaca berita itu terkejut.
" Kamu bilang Arka cuma anak seorang pemilik bengkel. Tapi, nyatanya, dia anak pengusaha sukses", Wilona sang ibu sangat terkejut.
" Aku juga enggak tahu, Bu. Dia memperkenalkan dirinya sebagai anak pemilik bengkel. Bahkan ia tinggal di ruko bengkel itu", jelas Tasya.
" Jadi, dia tahun kalian pacaran kamu tidak tahu apa-apa?", heran Wilona.
Tasya menggelengkan kepalanya.
" Apa mungkin dia sedang menyembunyikan identitas aslinya?", gumam Tasya.
" Kalau saja aku tahu dia lebih kaya dari Rey, aku pasti menerima lamarannya saat itu", Tasya merasa menyesal.
Tasya adalah adik tingkat Arkana saat di kampus. Keduanya berpacaran selama dua tahun. Hingga saat Arka melamar Tasya setelah wisuda untuk menikah, Tasya menolaknya. Karena, di saat yang sama Rey Mahadika anak seorang pengusaha melamarnya.
Membandingkan layar belakangnya, tentu saja ia memilih Rey yang lebih menjanjikan.
" Hei, kan sudah berpisah dengan Rey, kenapa tidak mencoba untuk mendekati Arkana lagi?", ide licik muncul di kepala Wilona.
" Bagaimana caranya, Bu?," tanya Tasya penasaran.
Wilona pun membisikkan rencana itu kepada sang anak.
Sementara di tempat lain, berita mengenai pernikahan Arkana pun sampai ke telinga Bu Mawar yang sedang berkumpul dengan geng sosialitanya.
" Jeng Mawar, bukannya ini Ayu anak sambung Jeng Mawy?", tanya Monica perempuan paruh baya yang masih tetap cantik di usianya yang memasuki kepala lima.
" Eh, benar. Sudah jelas di sini tertulis nama lengkapnya, Ayunda Ayuningtyas Wijaya ', timpal Meisya menimpali.
" Wah,, wah,, wah,, yang sudah jadi besan dari keluarga Adhitama!," seru Monica.
Bu Mawar yang mendengarnya hanya diam. Dia tidak tahu apa-apa. Namun, dia pun tidak ingin terlihat bodoh dengan terlihat terkejut.
Bu Mawar mengambil ponsel mahal milik Monica.
Deg!
Arkana sudah menemukan Ayu bahkan sudah menikahinya. Bagaimana bisa aku tidak tahu? Apa jangan-jangan suamiku sudah tahu berita ini?. Batin Bu Mawar bertanya di dalam hati.
Tapi, Suamiku bilang perusahaan baik-baik saja. Apa yang Arkana rencanakan? Apa yang harus aku katakan pada suamiku tentang ini? Aku harus punya jawaban yang bagus. Bu Mawar sibuk dengan pikirannya sendiri.
" Sebagai besannya, kamu bisa dong ajak Jeng Mona untuk ikut geng sosialita kita?," tanya Monica pada Bu Mawar.
Semua orang tahu, Mommy Mona bukanlah perempuan yang suka ikut geng sosialita. Karena itu, jika bisa mengajaknya masuk geng sosialita mereka, tentu akan bisa mendongkrak kepopuleran geng mereka.
Bu Mawar yang di tanya hanya diam karena ia tak mendengarkan pertanyaan dari Monica.
" Jeng Mawar!!, Hei!! Jeng Mawar!!,"
TBC
...----------------...
...Jangan lupa tinggalkan jejak like, komentar dan subscribe...
...Terima kasih atas dukungannya...
...🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments