Cinta Untuk Ayunda (10)
" Halo, Nak Arka ini Pak Hendra, ayahnya Jasmine, kekasihmu", ucap Hendra tanpa basa-basi langsung memperkenalkan diri sebagai ayah dari kekasihnya. Bahkan langsung meminta bantuan.
Jasmine dan Bu Mawar harap-harap cemas menunggumu respon Arkana saat mendengar pengakuan Pak Hendra.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
" Ma, feeling aku gak enak", ucap Jasmine yang terpikirkan terus ayahnya yang akan bertemu Arkana.
"Mama juga",
Keduanya kini sedang di rumah. Mereka baru saja selesai. Tak ada yang bisa di lakukan keduanya karena karena kartu kredit mereka yang masih di blokir.
Mereka harap-harap cemas menunggu kabar yang tak kunjung ada.
Flashback on
" Maaf, ini siapa?", tanya Arkana karena terlalu fokus dengan berkas di hadapannya, ia tidak fokus pada suara orang yang menelponnya.
"IniiPak Hendra, ayahnya Jasmine, kekasihmu", Pak Hendra mengulang perkataannya.
Arka diam sejenak. Ia tak menyangkal dulu, karena ia penasaran apa yang di inginkan Pak Hendra dengan mengaku sebagai ayah dari kekasihnya.
" Begini, kamu kan pacarnya Jasmine, boleh bapak minta tolong, tolong beri suntikan dana untuk perusahaan bapak. Kalau tidak, perusahaan bisa bangkrut. Kamu pasti tidak mau kan kalau Jasmine hidup susah", Pak Hendra mengiba.
Dasar tidak tahu malu. Mengaku-ngaku aku pacarnya. Lihatlah apa yang akan aku lakukan. Batin Arka.
"Saya seorang pembisnis, saya tidak mau mengeluarkan uang cuma-cuma. Kalau anda mau, buat proposal perjanjian dan datang besok siang ke perusahaan ", jawab Arka langsung menutup telponnya.
Pak Hendra sumringah karena akhirnya masalahnya ada jalan keluarnya. Ia tak peduli walaupun telponnya di matikan sepihak.
Flashback off
Di perusahaan Arkana, Pak Hendra sudah siap dengan proposalnya. Ia duduk di ruangan Arka karena ia memang datang 15 menit lebih awal. Sementara Arka masih ada pertemuan di luar.
Ceklek
Arka dan Bara masuk . Pak Hendra langsung berdiri menyambut kedatangannya keduanya.
Arka dan Bara pun duduk. Mereka mulai berbicara serius.
***
Sore hari, Ayu duduk di kursi yang ada di teras memperhatikan Alif yang sedang mewarnai. Ia terus-menerus gelisah. Matanya terus melihat ke arah gerbang menunggu kedatangan seseorang.
Setelah pembicara sore itu dengan Tika, akhirnya ia bersedia bertemu Arkana. Ia ingin mendengar sendiri kejadian sebenarnya dari mulut Arka.
Hingga sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan gerbang. Seorang laki-laki turun dengan membawa mainan.
Deg..Deg..Deg..
Jantung Ayu berdebar kencang. Ia mengamati wajah orang itu.
Ternyata dia memang sangat mirip dengan Alif. Tanpa melakukan tesA DNA saja sudah di pastikan bahwa keduanya adalah ayah dan anak. Batin Ayu
Karena sibuk melamun, ia tak sadar Arka sudah mendekat
"Hai, Alif!", sapa Arka.
Sapaan Rka pada Alif membuyarkan lamunan Ayu.
"Hai, Om. Assalamu'alaikum", Alif mencium tangan Arka.
" Wa'alaikumsalam", jawab Arka merasa sedikit malu. Harusnya ia yang mengucapkan salam terlebih dahulu.
" Ini untuk Alif", Arka memberikan mainan Lego. Alif antusias menerimanya.
"Terimakasih, om"
"Sama-sama".
Alif langsung memainkan lego-lego itu setelah Arka membukanya.
" Boleh duduk?", tanya Arka pada Ayu yang fokus melihat Alif memainkan Lego barunya.
" I-iya, silahkan", jawab Ayu tergagap
Ayu mulai gelisah, kedua tangannya berkeringat dingin, bahkan ia mencengkram ujung kerudungnya.
Arka menyadari itu semua. Ia sudah berusaha duduk di kursi yang paling jauh. Namun, sepertinya tidak berpengaruh apapun.
" Kamu baik-baik saja?", tanya Arka khawatir.
" Iya", jawab Ayu singkat. Sambil menghirup dan menghembuskan nafasnya. Ia berusaha menetralkan kekhawatirannya.
Ia pun selalu mensugesti dirinya sendiri bahwa 'semua akan baik-baik saja ', bahwa 'Arka tidak berniat jahat padanya '. Sedikitnya itu semua berhasil membuatnya sedikit tenang.
Mereka terdiam. Untuk beberapa saat tak ada yang mulai unt berbicara. Hingga akhirnya Ayu memberanikan diri untuk berbicara.
" Kemarin, Mbak Tika bilang kamu mau bertemu denganku", ucapnya tanpa melihat sedikitpun ke arah Arka.
" Iya. Kamu pasti sudah tahu siapa aku dan apa tujuan kedatanganku",jawab Arka sambil sesekali melihat ke arah Ayu.
" Mbak Tika memang menjelaskan semuanya. Tapi, aku ingin tahu sendiri darimu",jawab Ayu sambil matanya hanya fokus pada Alif.
Arka menghirup nafas terlebih dahulu.
" Aku minta maaf untuk malam itu. Seseorang menjebakku dengan memberikan obat p3rangsan9 pada minumanku. Saat obat itu bereak, aku mencoba berendam di bathtub. Namun, saat aku keluar dari kamar mandi, kamu sudah ada di kamar hotel tempat ku menginap bahkan kamu tertidur pulas dengan pakaian yang maaf.. ", ucap Arka tak berani mengatakan kelanjutannya.
Ayu hanya diam. Ia tidak ingat apakah pakaian yang ia pakai saat itu sudah di ganti seseorang atau tidak. Karena, sebelum ia pingsan dan saat ia di temukan oleh Tika, pakaian yang ia pakai masih sama.
" Karena melihatmu seperti itu, aku yang masih terpengaruh obat mulai bereaksi dan terjadilah hal itu. Aku benar-benar minta maaf, awalnya aku akan meminta dokter pribadiku untuk datang tapi, aku sudah tidak bisa menahan keinginanku",
Arka melihat ke arah Ayu yang hanya menunduk.
" Lalu, benarkah orang yang menjebakku dan menjebak mu adalah Jasmine?", tanya Ayu memastikan.
" Iya. Aku menyelidikinya dan itu semua memang ulahnya", jawab Arka singkat. " Awalnya aku pikir kamu adalah orang suruhannya, makanya aku tidak mencarimu sekalipun aku pernah mengatakan akan bertanggung jawab padamu. Namun, aku selalu di hantui rasa bersalah. Bahkan aku selalu bermimpi di datangi anak laki-laki yang marah padaku karena aku tidak mencarinya. Dan aku baru sadar, anak itu Alif saat melihat fotonya dan kamu ", jelas Arka melihat ke arah Alif.
Ayu masih dengan diamnya.
" Aku ingin bertanggung jawab dengan menikahimu. Apa kamu bersedia?", tanya Arka tidak mau membuang-buang waktu.
Sebenarnya ayu sudah memikirkan untuk mementingkan Alif. Bagaimanapun, ia berhak mendapatkan keluarga yang utuh. Sekuat apapun Ayu berperan ganda menjadi ibu sekaligus ayah, nyatanya itu tetap tak bisa menghapuskan kerinduan Alif pada sosok ayah.
Ia bisa melihat bagaimana Alif saat melihat Zaki bersama ayah dan ibunya. Hingga hal itu pula yang membuat Tika meminta izin pada ayu agar Alif memanggilnya dengan panggilan Ayah dan Ibu seperti Zaki.
" Bagaimana dengan keluargamu? Benarkah mereka juga setuju kamu menikahiku?", tanya Ayu kemudian.
" Iya. Mereka setuju dan bahkan mendukung ku"
" Kamu tidak berbohong?"
" Tentu saja tidak", jawab Arka meyakinkan Ayu. " Jadi, kamu mau menikah denganku?"
" Aku ingin bertemu keluargamu dulu. Aku ingin memastikan sendiri bahwa pernikahan ini mendapat restu keluargamu", jawab Ayu.
Ayu memang ingin memberikan Alif kebahagiaan yang utuh. Namun, ia pun tak ingin pernikahan ini tanpa restu orang tua Arka. Apalagi keluarganya bukan orang sembarangan.
" Baiklah, aku akan membawa keluargaku menemui mu agar kamu percaya ".
" Namun, bolehkah aku meminta Alif memanggilku Daddy, bukan malah Om", pintanya.
TBC
...----------------...
...Mohon dukungannya!!...
...Terimakasih semua...
...🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Hari Saktiawan
👍👍👍👍👍👍👍
2025-03-04
0
Bundanya Pandu Pharamadina
hebat Authornya 👍❤❤❤❤ ceritanya jelas singkat padat dan mengena langsung ke intinya,
2025-01-10
1
sherly
senang baca novelmu ngk ribet
2024-03-10
1